vocaloid (c) crypton, yamaha. tidak mengambil keuntungan materiil dari fanfiksi ini.

aplotan dari caption instagram.

peringatan: lowercases (huruf kecil) semua.

.

.

.

momo ingin mewarnai rambut.

keinginan itu terucap di tengah jeritan guntur di kejauhan, dan cipratan-cipratan hujan pada kaca jendela tempatnya menempelkan dahi, berusaha melihat menembus hujan demi memastikan lampu depan tidak mati. dan memang tidak mati. lalu kata-kata itu terucap begitu saja, "dell, warnai rambutku."

dell menurunkan koran hingga kepalanya menyembul dari atas. dia mengamati punggung momo, dan rambut berwarna merah jambu perempuan itu. "kenapa?"

dell bukan keberatan. dia akan senang hati menuruti. tapi jarang-jarang momo sukarela membiarkan rambutnya, yang punya corak warna sangat langka itu, dibiarkan kecipratan warna lain, walau karir sebagai aktris seringkali memaksanya begitu. tuntutan pekerjaan, kata momo dulu. dell tahu ada kontrak-kontrak profesional yang menahan momo menarik kepala dan berseru pada penata rambut agar menjauhkan cat-cat hitam cokelat merah atau hijau itu, dengan keras kepala tidak mengizinkan warna rambutnya diganggu gugat. kontrak dan tanda tangan membuat momo tetap duduk tenang, memejamkan mata, dan mendapati momone momo di pantulan cermin memiliki rambut kecoklatan yang bagus sekali.

karena itu ketika momo menyebut ingin mewarnai rambut, kepala dell langsung disusupi tanda tanya. dia mengulang ketika momo masih menonton lampu depan dari balik kaca jendela. "kenapa tiba-tiba, mo?"

"tetap merah jambu. tapi lebih tua. dan harus kamu yang melakukannya." tukas momo, mengabaikan pertanyaan dell. dia berbalik, menatap kening berkerut dell dengan senyum jenaka. "kamu mau, kan?"

dell janji melakukannya besok pagi.