Chapter 1
'sebagian orang mungkin tidak percaya, tapi sebagian besar yang lain tetap yakin dan percaya bahwa keajaiban itu nyata dan ada didunia ini'
-Karin, 7 years old-
Kapas-kapas putih mulai turun dari langit yang menjingga, tapi anak berambut hitam itu tetap tidak mau beranjak dari tempatnya.
Tempat yang indah baginya,
Tempat dimana dia dapat meraih hangatnya matahari, indahnya bulan, terangnya bintang-bintang dan lembutnya belaian angin laut.
Tepatnya di atas mercusuar di pesisir pantai kota Karakura.
Tempat yang penuh kenangan baginya.
Tik…tok…tik…tok…
Waktu terus berlalu, tubuhnya mulai menggigil kedinginan, bibirnya mulai membiru dan nafasnya mulai terasa memberat, tapi ia tetap tidak memperdulikannya, demi menunggu dia, si aoi tori pembawa keajaiban yang akan membawanya pada seseorang.
Dan akhirnya ia pun terdidur….
Flash Back (1 bulan yang lalu)
~Karin's POV~
Aku terus berlari menyusuri bangunan-bangunan rumah yang terlihat besar bagiku. Hari ini sudah sore, salju pun mulai turun . Tak kusangka teman-teman tak jadi datang ke lapangan untuk bermain sepak bola denganku., mungkin mereka semua sudah tahu bahwa akan turun salju hari ini. Aku saja yang bodoh karena semangatnya sampai lupa akan siaran cuaca.
Salju mulai turun dengan lebat, tubuh kecilku mulai terasa kedinginan, kecepatan lariku pun mulai berkurang sedangkan rumahku masilah jauh.
Aku sudah lelah, dan akhirnya memutuskan untuk berteduh, ya berteduh. Ku arahkan mataku kesegalah arah berusaha untuk mencari tempat berteduh itu , akhirnya ku temukan tempat itu, satu-satunya tempat tertinggi dan terdekat dari posisiku berdiri, di mercusuar pantai Karakura.
Satu demi satu tangga sudah ku naiki, tinggal satu lagi dan aku akan sampai ke atas mercusuar tersebut.
Tiba-tiba sebuah tangan menyambutku dari atas, sontak mataku langsung melihat ke atas. Seorang anak laki-laki yang nampaknya seusia denganku tersenyum lembut padaku.
"ayo, satu tangga lagi kau akan sampai, pegang tanganku, aku akan membantumu menaikinya" serunya.
Reflek aku mengulurkan tanganku, hangat mulai menjalar dari tangan ke tubuhku. Laki-laki itu membantuku menaiki tangga sehingga aku dapat sampai kebagian atas mercusuar tersebut.
"arigatou" ucapku sambil menggigil
"iie" jawabnya riang
Kami terdiam beberapa waktu…..
'sore wa aoi tori…konna ni chikaku hohoe mukaru…itsuka sekaijuu no sora…tabi wo shite otona ni naru….." (that's a blue bird, we're this close because you smilling, someday we will go on a journey to the sky in the world and become adult…)
Laki-laki itu bernyanyi dan aku hanya mendengarnya tanpa banyak bicara, suara itu seperti menghipnotisku, suara yang bagus untuk anak seusianya. Aku hanya memejamkan mata dan mendengarkannya bernyanyi, hingga tiba-tiba dia berhenti bernyanyi dan kemudian mulai bertanya padaku.
" mau melihat aoi tori-kun juga?"
"eh?" aku hanya bisa bingung dengan pertanyaan anak itu
" bukan ya? Hahahaha aku salah ya?" anak itu tertawa kecil padaku
"…."
"aku disini untuk mencari dan melihat aoi tori-kun, ibuku bilang jika bisa melihat dia saat matahari terbenam dan saat hujan salju telah redah, aku bisa minta satu harapan padanya" jelas anak itu tanpa ku minta penjelasan darinya
"hm.., aku disini hanya ingin berteduh" jelasku ragu-ragu padanya
"oh begitu ya"
Tampak laki-laki itu memperhatikanku dari ujung kaki sampai mata kami saling bertemu. Mukaku langsung merah padam, tidak tahu dengan laki-laki itu karena aku berusaha tidak menetapnya lagi setelah mata kami saling bertemu.
"kau basah kuyup oleh salju?"
"em" aku hanya mengangguk
Laki-laki itu kemudian melepas jaket tebal dan syalnya dan memakaikannya padaku, aku hanya bisa kaget dan bengong, baru kali ini ada yang memperhatikanku. Biasanya orang-orang menganggapku kuat karena ketomboyanku, ya aku memang kuat dan berusaha untuk kuat.
" ini kau pakai saja dulu" ucap laki-laki itu, sambil memakaikan jaket dan syalnya padaku
"bagaimana denganmu?" tanyaku
"aku suka salju yang menempel ditubuhku, jadi tidak masalah denganku"
"suka salju?"
"ya"
"kenapa?" tanyaku
"untuk menyukai sesuatu tidak perlu ada alasannya kan?" jawabnya
"saljukan bisa membuat mu kedinginan?"tanyaku lagi
"bukankah sakit karena sesuatu hal yang kita sukai bukanlah dinamakan sakit?" dia tersenyum padaku
"eh?" aku hanya heran
Anak yang kata-katanya sulit di mengerti pikirku
"hari sudah mulai gelap, aku harus segera pulang, nampaknya hari ini aoi tori-kun tidak akan datang, karena salju belum menunjukkan akan berhenti"
"aku juga akan pulang" jawabku
Kami menuruni tangga mercusuar bersamaan, dan dipersimpangan kami berpisah karena rumah kami yang berlawanan arah.
"aku duluan ya?" kata anak itu sambil melangkah pergi dan memunggungiku
"ya,..eh apakah kita bisa bertemu lagi?" tanyaku setengah teriak karena jarak diantara lami hampir jauh
"ya! Aku janji!" sahutnya sambil melambaikan tangan padaku walaupun tetap membelakangiku
Lama-kelamaan sosoknya mulai hilang di telan putihnya salju dan gelapnya langit menjelang malam.
"aduh, bodohnya aku, sampai lupa menanyakan namanya" gumamku sendiri
End Flash Back
Mata Karin mulai terbuka , tapi sayang kesempatannya kali ini terlewat lagi, hari sudah malam, matahari telah pergi dan saljupun telah berhenti.
"ya gagal lagi, apakah aku harus terus mempercayaimu?" keluh Karin sambil memandangi syal biru es berhiaskan salju-salju putih diujungnya yang ada ditangannya.
