chapter 1 : Perjodohan
Disclaimer : Naruto belong to Masashi Kishimoto
Pair : NaruSaku
Warning : Typos, OOC/Gaje/abal-abal and any mores
don't like don't read
Kapten Pasukan Khusus
Naruto (Fox): seorang tentara dengan pangkat kapten, dan merupakan kapten pasukan khusus terbaik yang dimiliki oleh kemiliteran Konoha
Anggota pasukan khusus
Shikamaru (Deer) : wakil kapten , berotak jenius dan bertampang malas, ahli strategi, kata2 yg sering diucapkan adalah medokusai (mereporkan)
Kiba (leopard): penyuka binatang anjing, dan merupakan penjinak anjing terbaik
Neji (eagle) : pintar, kalem dan mata-mata yang baik dalam pengintaian
Gara (Crow) : si penembak jitu yang tenang dan kalem
Fox : "fox memanggil, over" seorang kapten memanggil anak buahnya
Deer, Leopard, Eagle, Crow : "ready, over" serempak manjawab dan siap untuk menyerang
Fox : "hitungan ketiga bergerak dan lumpuhkan musuh" perintah sang kapten
"siap kapten!" semua anggota bergerak menyusuri semak-semak yang tinggi dalam sebuah hutan savana, mengendap-endap mendekati sebuah gubuk yang dijadikan tempat persembunyian penjual senjata dan merupakan gudang persenjataan ilegal, mereka berlima siap untuk melumpuhkan penjaga gubuk yang berjumlah tujuh orang dengan senjata lengkap dan dua orang didalam yang sedang melaksanakan transaksi jual beli senjata ilegal. Fox berada dibelakang anak buahnya yang siap untuk melumpuhkan para penjaga yang ada diluar sedangkan bersama deer bersiap untuk melumpuhkan dua orang yang ada di dalam gubuk,
Eagle: mendekati dua orang yang sedang berjaga, dengan gerakan cepat langsung memukul tengkuk salah satu penjaga yang seketika tersungkur, kemudian sebelum yang satunya menembakan senjata ke arahnya segera dia memberikan tendangan pada perut orang itu ditambah memberikan tendangan telak ke kepalanya. dua penjaga sudah dilumpuhkan
Crow : menembakan senjantanya langsung kepada dua penjaga yang dihadapannya ke arah jantung mereka, tidak lupa dia memberikan peredam di senjatanya sehingga tidak menimbulkan kecurigaan kepada musuh yang lain, empat penjaga sudah dilumpuhkan
Leopard : tidak jauh berbeda dengan Eagle dia memulainya dengan memukul tengkuk salah seorang yang langsung tersungkur akan tetai dia sedikit lengah karna setelah melumpuhkan satu lawannya, secara tidak sadar sebuah senjata ditodongkan ke kepalanya oleh salah satu lawanya, reflek dia mengangkat kedua tangannya siap menyerang jika lawannya lengah, tidak sesuai dugaannya karna seketika itu juga lawanya terjatuh dan tersungkur, Leopard mendelik ke arah Crow karena telah menghabisi bagiannya namun hanya dibalas dengan mengedikkan kedua bahunya oleh Crow 'huh pengganngu' batin Leopard.
Deer : dengan sigap dan entengnya menembakan amunisinya ke arah satu penjaga yang berdiri persis didepan pintu, semua penjaga telah dilumpuhkan, kemudian Fox dan Deer langsung masuk dengan menendang pintu masuknya, kedua orang di dalamnya tersentak dan langsung menembakan pelurunya secara brutal, Fox dan Deer dengan sigap langsung menghindar ke kanan dan ke kiri, Fox memberikan anggukan kepada deer untuk menghabisi bagiannya masing-masing, Fox yang sudah siap dengan senjatanya mengendap-endap di tumpukan peti kayu dan berjalan ke salah satu lawannya, dia tidak menampakan dirinya seperti deer yang sesekali mencoba menembakan peluru ke arah lawannya. setelah Fox sampai pada tujuannya dia langsung menodongkan senjatanya ke kepala lawannya "menyerah atau ini akan menjadi akhir hidupmu didunia ini" Fox mengucapkan kata tersebut dengan nada mengejek dibuat-buat 'sedikit bermain-main tak apalah' yang sekarang ada di pikirannya, dia tidak langsung menembakan amunisinya karena dia ingin adanya tersangka yang hidup, namun tanpa diduga, lawanya tersebut membalikan badan dan langsung menembak ke arah Fox, Fox dengan refleknya menghindar namun karena sedikit lengah peluru itu menembust bahu kirinya dan karena kesal dia langsung menembakan amunisinya ke tangan lawannya, seketika itu juga pistol pada genggaman musuh terjatuh, musuhnya mengerang kesakitan, karna sudah terpojok dia mencoba melarikan diri, Fox yang tidak ingin melepaskan lawanya itu akhirnya mengarahkan senjatanya ke kedua kaki musuhnya agar tidak bisa melarikan diri lagi.
sedangkan Crow yang mamang sudah sangat malas untuk tugasnya itu langsung membidikan senjatanya kearah musuhnya yang langsung tersungkur, dia tidak ingin merepotkan diri seperti kaptenya yang senang bermain-main dengan lawanya.
Fox yang berdiri dan berjalan memberikan perintah langsung ke anak buahnya
"semuanya beres? over" menayakan tugas anak buahnya
"semua beres kapten" jawaban dari ketiga anak buahnya
"merepotkan" dan satu jawaban malas dari seorang wakil kapten
"good job," balas sang kapten, kemudian menghubungi komandan pusat dan melapor "mission complete komandan"
"kerja bagus dan segera kembali untuk melapor" jawaban seseorang dari seberang
"siap laksanakan!" jawab tegas fox, fox memandang semua anggotanya dengan sekali anggukan mereka segera membereskan semuanya dan kembali
Setibanya di markas besar konoha pasukan tim Fox langsung menghadap ke pimpinan mereka, seorang jendral besar berambut putih dan ada garis merah di bawah kedua matannya dia komandan besar militer di konoha bernama jendral Namikaze Jiraya
lima orang pasukan khusus berdiri tegap salah satu dari mereka memberikan hormat dan melapor
"fox melapor, tugas penggerebekan penjualan senjata ilegal diperbatasan antara konoha dan sinagakure telah selai dilaksanakan, ada 9 tersangka 6 diantarannya dinyatakan tewas sedangkan ada tiga lagi dalam kondisi terluka, laporan selesai"
" kerja bagus, apa ada yang terluka diantara kalian?" tanya komandan dengan pandangan mata yang masih menatap fox curiga
" siap tidak komandan!" jawab kelimanya bersamaan, asisten komandan berambut perak dengan sebagian wajahnya tertutup masker yang berdiri sebelah komandan memandang curiga kepada Fox melangkah maju mendekat ke sisi kiri Fox, kemudian meremas bahu kiri fox dengan sangat keras
" Aaaarrrgghh" sontak Fox mengerang kesakitan karna lukanya telah diremas sangat keras oleh Hatake Kakashi asisten komandanya "apa yang kau lakukan Kakashi?" menggeram kesal dengan orang yang telah meremas bahunya, darah merembes keluar lagi dari baju seragam fox yang sudah kotor oleh darah yang mengering
" oww ternyata kau berbohong mengenai keadaanmu Naruto" Kakashi menjawab dengan enteng dan mendapat deathglare dari Naruto, ya Fox adalah kode nama untuk Namikaze Naruto kapten dari anggota pasukan khusus
" dasar ceroboh, cepat kau ke Tsunade untuk mendapatkan penanganan Gakii bodoh" umpat Jiraya yang sedikit kesal namun tidak bisa dipungkiri terdapat nada khawatir yang terselip dari umatan sang komandan tadi
"ini hanya luka kecil jii-san" keluh Naruto pada kakeknya, dia memang cucu dari Komandan Besar dihadapannya, tapi dia juga tidak suka sikap possessive orang didepannya ini
" kenapa kau begitu ceroboh, selalu saja mendapatkan luka setiap pulang tugas" bentak jiraya ke Naruto, sudah sering sekali Naruto mebuatnya khawatir dengan luka-luka yang sering dia dapatkan dari tugasnya, walaupun hanya luka ringan tapi dia sangat mengkhawatirkan cucunya itu, dia tau sebenarnya Naruto cukup pintar dan kuat menghindari luka-luka itu, tapi dia selalu saja bermain saat tugasnya dan menganggap dirinya tidak akan pernah mati "Shikamaru bawa kapten bodoh ini ke Tsunade agar segera di obati" perintah Jiraya kepada wakil kapten Shikamaru ber-codename Deer "kalian dipersilahkan bubar dan istirahat" memerintah anggota Naruto yang lainnya
"siap komandan" ucap mereka serempak, kemudian Shikamaru menatap Naruto dengan malas "merepotkan" mendengus ke arah Naruto kemudian menyeretnya pergi dari hadapan komandanya, Naruto yang sudah di bentak-bentak komandan hanya bisa melampiaskan kekesalannya dalam hati, jabatan kapten pada dirinya langsung luntur seketika karna dipermalukan komandan besar dihadapan anggotanya 'heh..menyebalkan selalu saja seperti ini, kakashi sialan, awas saja akan akan kubalas dia nanti' Naruto mengikuti Shikamaru menuju rumah sakit militer yang di kepalai oleh Tsunade.
Tinggal beberapa langkah lagi dia sampai di depan sebuah pintu, huh.. dia akan menemui seorang singa lagi. Tsunade adalah kepala rumah sakit militer dan merupakan istri Jiraya sekaligus neneknya 'arghhh dia tidak bisa lari' umpatnya dalam hati. Kemudian dia menghentikan langkahnya berpikir cara yang tepat untuk kabur dari singa betina yang akan atau lebih tepatnya disuruh untuk ditemui itu, Shikamaru melirik kearah kaptennya yang tiba-tiba berhenti segera menyadari apa yang ada dipikiran Naruto, dia berbalik dan langsung menarik lengan kaptennya yang terluka dan tidak peduli dengan teriakan kesakitan serta umpatan kasar yang keluar dari mulut sang kapten
"arggghh, sialan kau Shikamaru berhenti melakukan hal itu, kau melukai kaptenmu bodoh" umpat Naruto
"huh dasar kapten merepotkan" balas Shikamaru yang sebenarnya malas dengan tugas dari komandanya ini, kalau saja tugas ini bukan dari atasannya dia tidak akan menerimanya karena baginya tugas ini benar-benar merepotkan
"anak buah kurang ajar, berhenti atau akan ku hukum kau!" bentak Naruto yang masih tidak terima dengan perlakuan bawahannya itu
Cklekk
"perintah anda tidak akan berlaku kapten karena saya mengemban tugas dari atasan yang lebih tinggi pangkatnya dari anda" jawab enteng Shikamaru dengan seringai mengejek ke arah Naruto
"beraninya kau, awas saja-" ucapan Naruto terputus karena interupsi seseorang, dia juga tidak menyadari bahwa dirinya sudah memasuki ruangan Tsunade karna begitu sibuk mengumpat ke Shikamaru anggotanya yang paling kurang ajar saat ini
" apa yang kalian lakukan disini brisik" teriakan lantang dari orang yang Naruto kenal, mendengar teriakan nya saja Naruto sudah bergidik ngeri dengan gerakan patah-patah Naruto menoleh kearah seorang wanita berambut pirang dan awet muda di usiannya yang sudah menginjak kepala 5, ya dia adalah kepala rumah sakit Senju Tsunade, Shikamaru menyeringai penuh kemenangan
" lapor! Deer ditugaskan komandan untuk membawa kapten bodoh ini agar segera mendapatkan perawatan karena telah mendapatkan luka saat bertugas, laporan selesai" laporan Shikamaru ditanggapi anggukan oleh Tsunade
" baiklah kau boleh pergi" ucap Tsunade kepada Shikamaru ,pandangannya tak lepas dari Naruto yang masih berdiri mematung di depannya, Naruto yang mendegar kata "pergi" pun segera mengikuti Shikamaru yang mulai beranjak pergi namun segera dicegah oleh interupsi dari Tsunade
" kau akan kemana Naruto?" Tsunade bertanya dengan nada yang aneh, walaupun wajahnya masih datar tapi sukses membuat Naruto merinding
" a-aku, b-bukankah a-ku disuruh pergi?" jawab Naruto gagap dengan cengiran lima jarinya dan pura-pura bodoh
BRAKK
" luka apalagi sekarang hah? kenapa kau slalu mendapatkan luka saat bertugas?" teriak Tsunade dengan menggebrak mejanya, dia kesal dan menghampiri cucunya dengan tatapan garangnya, Naruto yang ditatapnya merasa ngeri, dia bahkan lebih memilih untuk ditugaskan ke tempat yang jauh dan diberondongi banya peluru oleh musuhnya daripada harus menghadapi nenek dan juga kakeknya yang lebih mengerikan dari sebuah tugas
"b-baa-san, t-tenanglah i-ni h-hanya luka ringan" Naruto mencoba menenangkannya tetapi tidak ada perubahan diwajah Tsunade, kemudian Tsunade melihat bahu kiri cucunya terlihatlah darah yang mengering dibalik seragam Naruto dan dengan gerakan spontan mencengkram bahu Naruto yang terluka
" arghhh" erang kesakitan dari Naruto, ini sudah ketiga kalinya lukannya dicengkram, yang seharusnya luka ini luka ringan (menurut Naruto sendiri lho ya, bukan menurut author hehee) tapi karena tiga kali cengkraman yang dberikan ini membuatnya menjadi luka yang lumayan parah, karena ada darah segar yang keluar cukup deras dari seragamnya menandakan lukanya bertambah melebar
"luka ringan huh?" tanya Tsunade sarkastik " buka seragammu sekarang!, " titah Tsunade yang langsung membuat Naruto membuka seragamnya dengan pelan2 karena lukanya kini semakin parah dan sedikit ngilu jika bahunya digerakan, dilihatnya luka tembak yang menganga dan masih terdapat peluru bersarang dibahunya ditambah cengkraman kuat dari beberapa orang yang ditemuianya luka tersebut semakin parah. Tsunade mulai memberikan alkohol untuk membersih kan luka Naruto, kemudian menjahit luka Naruto tanpa obat bius
"Aaaghh, sakit Baa-san, apa kau tidak memberiku obat bius?" keluh Naruto kesakitan
"ini untuk pelajaran agar kau tidak lagi ceroboh saat bertugas" jawab Tsunade ketus, dengan telaten Tsunade memberikan antiseptik dan menjahit luka Naruto yang menganga tidak peduli erangan kesakitan dari Naruto, dan Naruto juga tau selalu saja neneknya itu tidak memberinya obat bius jika lukannya masih bisa ditahan oleh Naruto, sebenarnya kasihan tapi dia melampiaskan kekhawatirannya dengan cara seperti itu, agar Naruto tidak ceroboh dalam bertugas apalagi sampai terluka, akan tetapi semua ini tidak pernah membuat jera cucu kesayangannya itu
Di tempat lain seorang dokter cantik tengah menangani pasien di ruang UGD, berkutat dengan alat-alat medis untuk memberikan pertolongan kepada pasiennya yang terluka parah, dia sebenarnya merupakan dokter spesialis bedah serta mengepalai instalasi UGD di rumah sakit Konoha. sudah yang ke berapa kalinya hari ini dia menangani pasien, sampai lupa jam istirahat
"Sakura" panggil seseorang yang mengintrupsinya, ya dokter itu adalah Haruno Sakura, anak dari menteri pertahan di Konoha, dia anak yang mandiri dan pintar, walaupun anak seorang menteri dia tidak segan untuk bekerja keras di rumah sakit, tadinya orang tuanya melarang namun ini merupakan cita-citanya sejak kecil.
"hai Rin" jawab Sakura kepada perawat cantik yang bekerja sama di instalasi UGD
"jangan terlalu memaksakan diri Sakura, ayo kita ke kantin untuk makan dulu" Rin mendekat ke arah Sakura dan langsung menyeretnya menuju kantin
"hei-hei aku bisa berjalan sendiri, hentikan tarikan tanganmu itu Rin?" intrupsi Sakura
"kau tidak akan makan jika aku tidak menarikmu, diamlah dan menurut" titah Rin
"sebenarnya disini siapa dokternya, kenapa seenaknya memerintah?" sungut Sakura kesal
"jabatan dokter tidak berlaku lagi jika ini jam istirahat dokter Sakura" jawab Rin enteng
"kau aka-"umpatan Sakura terpotong karena rin tiba-tiba berdiri didepan meja, 'awas saja kau Rin' batin Sakura
"Hai semua, kalian sudah makan? ah maaf aku terlambat karena dokter keras kepala ini" ucap Rin sambil melirik Sakura yang tanpa dikomando langsung duduk di kursi yang kosong
" kau selalu saja seperti itu Rin, kau tidak tau kalau dia adalah kepala UGD, kau akan kena masalah jika kita kembali ke UGD nanti" saut enteng dan sedikit melirik ke arah Sakura yang masih cemberut, wanita itu bernama Tenten seorang dokter di unit UGD juga
" ouh lihat saja mukanya, dia psti sangat marah besar Rin" Ucap Shion menimpali, ia adalah seorang perawat UGD yang lain
" diam kalian! atau kalian akan benar-benar mendapat masalah nanti" sentak Sakura dibuat-buat agar temannya ini berhenti menggodanya
" Aha, jadi Dokter kepala marah?" goda Temari yang duduk di depan Sakura, dia juga seorang dokter
" kalian awa-" lagi-lagi ucapan Sakura terpotong oleh temannya yang lain
" Hoi kalian berhentilah mengganggunya...sudah-sudah Sakura, kau makanlah aku sudah memesan banyak makanan tadi" ucap dokter berbadan gemuk dan suka sekali makan, dia adalah dokter Chouji
Hening
hening
"hahaha" akhirnya mereka menghentikan drama ini dan tertawa bersama, memulai makan siang bersama diiringi candaan menghibur dari mereka semua, lumayan untuk merilekskan tubuh setelah kerja bebera jam
mereka berlima adalah teman Sakura saat sekolah di fakultas kedokteran dulu, tidak menyangka jika mereka kini akan bekerja di tempat yang sama dan unit yang sama pula sekarang, Sakura sudah terbiasa dengan ejekan temannya ini jika dia selalu saja bekerja keras dan melupakan jam untuk makan, sebenarnya ada satu temannya lagi yang juga seorang dokter, akan tetapi dia merupakan seorang perwira dan dokter di rumah sakit militer konoha dia bernama Ino, sehingga mereka jarang sekali bertemu Ino semenjak kelulusannya dari universitas
drtttt drttt
Sakura mengambil telpon genggam yang ada di saku jas dokternya dan kemudian mengangkat panggilan itu
"moshi-moshi" jawab Sakura
"pulanglah lebih awal kita akan makan malam bersama di luar" ucap dari seseorang yang di kenalnya, dia adalah Mebuki ibu Sakura, Sakura berpikir sejenak merasa ada yang aneh karena tidak biasa orang tuanya akan mengajaknya untuk makan malam bersama mengetahui jika ayahnya sangat sibuk dengan pekerjaannya, akan tetapi dia senang juga bisa berkumpul bersama setelah lama sibuk dengan pekerjaan masing-masing
"tapi ibu ak-"
"apa kau tidak bisa? jangan mengacaukan momen seperti ini Sakura, jarang sekali kita bisa seperti ini dan ayahmu rela meluangkan waktunya untuk bisa makan malam bersama" jelas Mebuki sambil menutup mulutnya agar suara tawanya tidak terdengar oleh Sakura, karena di balik makan malam ini dia merahasiakan sesuatu kepada anaknya
"bukan begitu ibu, aku han-"
"sungguh kau mengecewakan jika tidak bisa" rancau ibu Sakura dibuat-buat
Sakura yang sudah jengah akhirnya mengalah "Ibu dengarkan dulu, aku akan datang makan malam bersama, tapi aku tidak akan pulang ke rumah melainkan langsung menuju ke tempat kita akan makan bersama, karena masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan terlebih dulu" jelas Sakura kepada ibunya
"baiklah jangan sampai terlambat, ibu akan memberi tau tempatnya melalui pesan singkat" jelas ibunnya
"Ha'i, jaa-ne" ucap Sakura menutup telpon dari ibunya
Drtt drtt
From : Ibu
To : Sakura
'Hotel Castle Konoha lantai tiga jam 8 malam, jangan sampai telat!'
Sakura membaca pesan dari ibunya dan langsung menyimpan telpon genggamnya di saku jas dokternya, "baiklah teman-teman, ayo kita segera kembali bekerja, aku harus pulang lebih cepat " suara Sakura langsung mengintrupsi teman- temannya untuk kembali bekerja
"baiklah..."ucap semua temannya
Hotel Castle Konoha, jam 08.00, kedua orang tua Sakura yaitu Mebuki dan Kizaki telah duduk di sebuah meja makan di depannya juga telah duduk tiga orang dua, dua orang menunggu kehadiran seseorang dengan antusias dan seorang lagi menunggu dengan bosan, Mebuki menatap kikuk ketiga orang di depannya, merasa tidak nyaman karena menunggu kedatangan Sakura
"baiklah kita lebih baik memesan makan terlebih dahulu sambil menunggu Sakura" ucap Tsunade memecah keheningan tersebut
alis pemuda jabrik itu naik, ia penasaran dengan nama seseorang yang disebutkan oleh neneknya barusan
"Sakura?" tanya Naruto
"hm, dia seorang dokter bedah dari rumah Sakit Konoha, aku ada urusan dengannya" jawab Tsunade enteng, dia belum juga menceritakan hal yang sebenarnya kepada Naruto apa yang telah direncanakannya ini bersama kedua orang tua Sakura, takut dia akan menolaknya begitu pula dengan Mebuki kepada Sakura
"oh..." jawab singkat Naruto, karena mengetahui orang itu adalah seorang dokter, mungkin memang benar jika dia akan ada urusan dengan neneknya ini, walaupun sebenarnya dia mencium ada sedikit yang mencurugakan disini (nalurinya sebagai mata-mata mebaca sedikit gerak gerik yang aneh dari nenek dan kakeknya). Naruto jengah ingin melarikan diri sekarang namun dia pasti akan dibunuh oleh neneknya ini, sekarang dia sibuk dengan tangannya yang berkutat dengan sendok di tangannya, dia bosan. Tsunade dan Mebuki bercerita tentang kesibukan masing-masing, sedangkan Jiraya dan Kizaki membicarakan tentang pekerjaan mereka yang saling berhubungan
"Maaf Aku terlambat" sebuah suara mengintrupsi mereka berlima, seorang wanita bersurai merah muda sebahu yang masih mengenakan jas dokternya lengkap dengan name tage masih bertengger disana, karena terburu-buru dia sampai melupakan dirinya masih memakai jas dokternya
Sakura Pov
"anda tidak jadi keluar Dokter?" tanya Rin
" jadi, jam berapa ini?" tanya Sakura enteng tanpa memandang siapa yang bertanya
"jam 7.40 menit" jawab rin
"Ya ampun, kenapa kau tidak mengingatkanku Rin, Aish" Sakura langsung menyambar tas dan kunci mobilnya meninggalkan pekerjaannya dan bergegas menuju ketempat makan malam keluarganya "aku pergi dulu Rin" ucap Sakura sambil berlari. sebenarnya tempatnya tidak jauh, namun ini adalah jam pulang kerja yang membuat jalanan macet, butuh waktu lebih untuk mencapai tempat yang dituju. Stelah tiga puluh menit sebuah mobil sedan berwarna silver telah sampai di pelataran hotel Castle Konoha jam 08.00, Sakura keluar dari dalam mobilnya dan langsung memanggil valet untuk memarkirkan mobilnya, dia berlari tunggang langgang sampai tidak memperdulikan penampilannya yang masih menggunakan jas dokter
"maaf aku terlambat" dia meminta maaf atas keterlambatannya, tapi dia merasa aneh dengan makan malam ini, kenapa ada orang asing dihadapan kedua orang tuannya
Sakura End
"ya ampun Sakura, cepatlah duduk, kau terlambat" ucap Mebuki, Sakura berjalan menuju kursi yang kososng di depan seorang pemuda pirang, Sakura heran kenapa mereka memandanginya begitu apalagi si pemuda pirang memandanginya dengan aneh. Mebuki juga melihat ada yang aneh dengan penampilan anaknya ini, stelah ditilik lebih lanjut akhirnya dia tau apa yang membuatnya aneh
"Sakura lepaskan jas doktermu itu" perintah Mebuki
"ah ya ampun," Sakura menepuk jidatnya yang lebar "maaf ibu aku melupakannya" dan berbisik ke ibunya, kemudian melepaskan jasnya dan disampirkan di kursinya
makanan yang di pesan oleh Mebuki dan Tsunade telah datang, kemudian mereka menyantapnya bersama dalam keadaan hening
"ibu, sebenarnya siapa mereka, kenapa kita makan malam bersama mereka?" bisik Sakura ke Ibunya, tapi masih mampu di dengar oleh ketiga orang di depannya
"Oh ibu lupa sayang, kenalkan mereka adalah keluarga Namikaze, beliau adalah Namikaze Jiraya serta Istrinya Namikaze Tsunade, dan yang terakhir Namikaze Naruto, dia cucu Jiraya dan Tsunade" jelas Mebuki memperkenalkan tamunya itu
"Salam kenal" Sakura bangkit dari kursinya dan berojigi
"aa kau sopan sekali Sakura, dan Naruto, mereka adalah keluarga Haruno, kau sudah tau gadis yang di depanmu itu kan karena tadi kita menyebutkan namanya, dan mereka berdua adalah orang tua Sakura Haruno Mebuki dan Haruno Kizaki" Jelas Tsunade kepada Naruto dan Naruto pun berdiri dan berojigi kepada tiga orang di depannya
"ya ampun Tsunade tidak kusangka, cucumu sudah dewasa dan dia juga sangat tampan emm"Mebuki masih terpesona dengan Naruto
" terimaksaih bibi " jawab Naruto dengan cengiran kudanya
'ya ampun ibu, kau menyembunyikan apa dariku kenapa memuji seseorang sampai begitu' Sakura menatap ibunya tajam sambil menyuarakan apa yang ada dihaddapannya
"ehem"...suara Tsunade mengintrupsi mereka semua, "silahkan sambil menikmati makanannya aku akan membahas sesuatu yang penting," Sakura dan Naruto tetap memakan hidangan tidak memperdulikan apa yang dikatakan Tsunade walaupun mereka mendengarnya "berkumpulnya kita disini adalah membahas tentang pertunangan anak dan cucu kita, mungkin jika lebih cepat akan lebih baik"
"Uhuk Uhuk " Sakura tersedak mendengarkan apa yang di katakan oleh wanita yang didepannya itu, Sakura menyambar air yang ada di depannya dan meminumya dia ingin memprotes namun sedetik kemudian pemuda yang ada didepannya berteriak lantang kepada neneknya
" APA?" teriak Naruto lantang, dia berdiri dan berkacak pinggang menghadap ke neneknya "aku sudah curiga sejak awal, ternyata ini yang akan Baa-san rencanakan,"menghela nafas berat masih menahan emosi "tidak! aku tidak menyetujuinya aku akan pergi!," Naruto mulai bersiap untuk pergi namun sejurus kemudian Tsunade berdiri dan mencengkram bahu kirinya yang masih terluka
"Arggghhhh"
Sakura kaget mendengar teriakan dari Naruto, dia masih shock dengan keputusan orang di depannya dan orang tuanya dan sekarang disuguhi pertengkaran dari dua orang asing di depannya
"duduk atau aku akan membiusmu Gaki" ancam Tsunade sambil mencengkram bahu dan mendudukan Naruto kembali ke kursinya dengan kasar, Naruto masih meringis merasakan nyeri di bahu kirinya kemudian dia menatap ke arah Sakura tajam 'kau juga harus menolaknya bodoh' itulah arti tatapannya kepada Sakura
"Ibu, aku juga tidak menyetujui perjodohan sepihak ini, kami bahkan belum saling mengenal dan secara tiba-tiba saja ibu dan teman ibu ini menetapkan tanggal pertunangan" jelas Sakura panjang lebar kepada ibunya masih dengan mode tenang, dia tidak ingin berteriak seperti Naruto, memalukan menurutnya, walaupun innernya sebenarnya berteriak tidak terima dengan semua ini
" aku yakin kalian jodoh, buktinya kalian sama-sama menentang perjodohan ini" balas Mebuki enteng
"dan ibu, itu bukan alasan-"
" kami juga tidak butuh penolakan dari kalian berdua, kami berempat sudah setuju, dan kalian masih punya waktu lima bulan ini untuk saling mengenal" potong Mebuki "dan nak Naruto, bibi titip Sakura nee, dia anak manja yang butuh bimbingan untuk masa depannya" ujar Mebuki kepada Naruto dengan penuh harap tidak memperdulikan deathglare dari Sakura sedangkan Naruto menggangguk ragu
'ini orang plin-plan, tadi teriak-teriak ga setuju, sekarang malah mengiyakan' inner Sakura, argghhh…pengen rasanya nonjok muka poker face di depannya ini
" betul apa yang dikatakan Mebuki, kami akan meninggalkan kalian berdua untuk mengenal lebih jauh, dan silahkan menikmati makan malamnya" Tsunade, jiraya dan kedua orang tua Sakura meninggalkan mereka berdua dalam keadaan cengo
sungguh nafsu makan Sakura sudah menguap sejak pernyataan kedua orang tuannya dan dua orang asing tadi, di tinggal berdua dengan seorang laki-laki yang baru saja di ketahui namanya beberapa menit, hening, tidak ada perbincangan dari keduanya tambah jengah lagi saat Sakura menatap laki-laki di depannya ini, tadi dia berkoar menentang perjodohan dan sekarang dia mendiamkan Sakura dan malah asik makan tidak peduli dengan wanita didepannya. oh come on, tidak kah mencari cara untuk lepas dari perjodohan atau setidaknya buat sebuah kesepakan, tunggu dulu, 'kesepakatan eh' mungkin ini bisa dibicarakan sekarang
"Ano..Namikaze-san" Sakura mencoba membuka pembicaraan
"Hn" jawaban singkat dari Naruto tanpa melihat Sakura dan Sakura gondok dengan jawaban singkat yang dilayangkan pemuda di depannya ini, tapi dia harus tetap tenang, semua harus di selesaikan dengan kepala dingin ujarnya dalam hati
"kau punya cara untuk melepaskan dari perjodohan bodoh ini?" pertanyaan Sakura sukses membuat Naruto memperhatikannya, sekarang Naruto duduk tegak menatap lurus ke arahnya namun masih diam, Sakura yang ditatap langsung salah tingkah, dia sebelumnya tidak tahu jika iris shapire pemuda itu sangat indah dan mampu membiusnya beberapa detik kemudian dia tersadar mencoba tenang dan meneruskan apa yang ingin dikatakan "kau tau, kita sama sekali tidak menyetujui perjodohan ini, sebaiknya kita memikirkan bagaimana caranya agar bisa terlepas dari ini semua" jelas Sakura panjang lebar, Naruto masih diam dan menatapnya lurus, sampai Sakura jengah ditatapi seperti itu menyebalkan
"Hah...bagaimana ini?" entah pernyataan atau pertanyaan Naruto akhirnya membuka suaranya, dengan masih duduk tegap menatap lurus Sakura kemudian kedua tanganya dilipat di depan dadanya, memejamkan mata sejenak dan kemudian membukanya "sepertinya akan sulit untuk itu, aku tidak pernah punya cara bagaimana melepaskan perjodohan ini, selama hidupku selalu kucoba untuk melarikan diri dari rencana busuk apapun kedua orang tua gila itu, tapi tetap saja aku tak pernah bisa meloloskan diri" Naruto menghela nafas berat dan kemudian melanjutkan "tapi mungkin jika kau yang memutuskan perjodohan ini akan ada kemungkinan kita berdua bisa meloloskan dari perjodohan ini" jelas Naruto panjang lebar
" kau benar-benar tidak bias menyelesaikan apapun, aishh...bagaimana mungkin, kau sungguh tidak bisa diandalkan" ujar Sakura meremehkan, perempat siku muncul di kening Naruto, dia mencoba untuk tenang
"hei Nona Pinky, jika kau punya cara beritahu aku dan kita akan mencobanya, walaupun aku tidak pernah yakin rencana bodohmu ini akan sangat membantu" ujar Naruto sarkastik, membuat Sakura merah padam mendengar penuturan pemuda di depannya, dan apa tadi nona Pinky, wah pemuda ini sungguh menjengkelakan, belum juga genap satu hari mengenal pemuda di depannya ini sudah berani memanggilnya dengan sebutan yang aneh. argghhh Sakura mengacak rambutnya frustasi, Naruto yang melihatnya sedikit menyungingkan senyumnya
" baiklah, jika memang tidak ada cara apapun, aku akan bicara kepada orang tuaku, jika kita tidak bisa melanjutkan perjodohan ini karena kita tidak perasaan satu sma lain" Sakura pasrah walalupun sebenarnya alasannya ini sangat klise sekali
" terserah, sepertinya aku tidak bisa mengantarmu karena aku sendiri juga tidak membawa kendaraan, aku pergi" Naruto bangkit dan melenggang pergi meninggalkan Sakura yang masih Cengo
"hei hei mau kemana kau? kita belum selesai bicara, hei!" teriak Sakura namun hanya mendapat lambaian tangan dari Naruto tanpa membalikan badannya "Hah..apa-apaan orang itu," Sakura memijit pangkal hidungnya, semua ini membuatnya sakit kepala, pemuda itu tak ada niatan untuk menyelesaikan masalah ini dan pergi begitu saja meninggalkan permasalahan yang masih menggantung, "benar-benar tidak ada rasa pedulinya sedikitpun terhadap perempuan, brengsek" umpat Sakura. Wah dia beneran ditinggal sendirian pemirsa dan baru kali ini Sakura mendapati pemuda yang meninggalkan seorang wanita sendirian tak peduli wanitannya ini calon tunangannya. Nah lo, apa tadi yang ada di pikirannya 'calon tunangan' duh tidak usah berharap, laki-laki itu begitu angkuh dan menyebalkan dan tidak ada sedikitpun rasa pedulinya apalagi dengan peempuan huh.
TBC
Salam kenal minna...gimana? aneh ya ceritanya? maaf, karena dobe-chan emang gak pinter banget diskripsiin suasana cerita, tapi dobe-chan janji deh akan ada banyak kejutan di chapter-chapter selanjutnya. Coz ini cerita pertama dobe-chan kritik dan saran terbuka bagi para reader sekalian...Terimakasih...sampai jumpa di chap selanjutnya :D
