"…Aku mencintaimu Lu..."
.
.
Title: Broken Angel
Rated: T
Character(s): Xi LuHan, Kim MinSeok a.k.a XiuMin, and 'lil bit Jung EunJi
Pair: Xi LuHan & Kim MinSeok a.k.a XiuMin.
Genre(s): Drama, Hurt/Comfort, Angst, Alternatif Universe [AU].
Disclaimer: SMTown – EXO belongs to God and their family.
Warning: Out Of Character, Typo(s) maybe, Hancur, Judul gak nyambung, OneShot/Drabble.
.
.
Itukah balasanmu kepadaku selama ini?
Tidak bisakah kau melihat ketulusan dalam mataku?
Apa kau yakin dengan keputusanmu? Walaupun itu berarti kau pergi meninggalkanku juga?
Aku.. aku—Tidak!
—Aku akan selalu bersamamu, disini. Di dalam hatiku dan di dalam hatimu.
.
.
Seorang pemuda berpipi chubby hanya merenung di depan kaca rumahnya. Tangannya menyangga dagunya dengan malas. Aroma cappuccino disampingnya, menguar, memenuhi indera penciumannya. Di luar sedang hujan lebat—semakin membuat pemuda ini terkantuk-kantuk menunggu seseorang yang dikasihinya.
Kemana kekasih sehidup sematinya itu? Sudah pukul sembilan malam, dan dia belum juga pulang. Kalau dirinya belum sengantuk ini, mungkin ia akan membunuh lelaki tersebut dengan serentetan omelannya dari smartphonenya. Tapi sayang, batterynya lemah, sehingga mau tak mau ia harus mendesah; menyadari betapa cerobohnya dirinya.
CKLEK!
MinSeok membuka matanya lebar seketika, ia mengusap kedua matanya pelan sebelum pergi melihat seseorang yang membuka pintu utama rumahnya. Sebuah senyum lebar ia sunggingkan. Untunglah dia selamat. Kakinya melangkah mendekati pemuda bersurai caramel itu, namun…
"Honey, siapa dia?"
—MinSeok terhenyak begitu melihat seorang gadis manis berada di pelukannya, dan itu? Orang tua LuHan? Ada apa ini?
LuHan tersenyum masam, terlihat kesedihan dibaliknya, dan MinSeok menyadari itu. Tangan kirinya mencengkram kuat, seolah ada sesuatu yang sangat sulit untuk dilepaskan. Appa LuHan memasuki rumahnya—rumahnya bersama LuHan pasca menikah—dengan angkuh. Dia melipat kedua tangannya di depan dada ketika melihat MinSeok berada di dalam rumahnya; rumah ini diberikan olehnya untuk LuHan—yang dengan beraninya, justru di tempati bersama menantu sejenisnya itu. Menjijikan. Tidak heran, dari dulu Appa LuHan memang tidak merestui hubungannya dengan MinSeok, mereka menikah berkat eommanya.
Sebisa mungkin, MinSeok membuang jauh-jauh pikiran negatif dari kepalanya. Walau itu susah, mengingat Eomma LuHan menutupi wajahnya dengan kedua tangan; menangis, dan gadis yang berada di pelukan LuHan. MinSeok tersenyum tipis, menyambut kedatangan appanya.
"Appa! Ada apa sebenarnya? Apa appa ingin bermalam di rumah ka—"
"—Pergi dari sini!"
Bagaikan terkena ribuan jarum panjang, MinSeok terdiam seketika. Merasakan sakitnya hatinya yang perlahan rapuh. Katakana ini palsu!—ini mimpikan?
"M-maksud appa, apa?"
"Aku bilang enyah dari rumahku! Kau bukan lagi menantuku! Mulai sekarang dan seterusnya, kau adalah orang asing yang akan merusak hubungan anakku dan istrinya!"
"Appa! Hentikan semua itu! MinSeok tetap istriku!" seru LuHan berang. Ia melepaskan pelukan gadis iblis di badannya, dan menghampiri MinSeok yang telah terduduk dilantai dengan pandangan kosong. Tidak ada air mata di kedua mata indahnya, tapi LuHan tahu, MinSeok sangat tersakiti. Appa LuHan mendecih keras, ia meludah tepat di samping MinSeok—membuat MinSeok semakin membola, tidak percaya bahwa sesungguhnya Ayah LuHan adalah monster. LuHan menggeram kesal, ia menarik MinSeok mendekatinya, dan memeluk tubuh itu erat, seakan tidak akan pernah melepasnya—karena memang LuHan tidak akan pernah pergi dari sisinya.
"Apa yang appa lakukan!? MinSeok juga anakmu! Kenapa dengan teganya appa meludahi MinSeok! Kemana rasa kemanusiaan appa!?—cukup sakiti aku, jangan MinSeok." Lirihnya putus asa. LuHan tidak tahu kenapa ayahnya ini begitu kejam memperlakukan MinSeok selayaknya manusia pada umumnya. Bahkan anjing di rumahnya tidak pernah ayahnya siksa.
Appa LuHan mengangkat tangannya, ingin menampar putra tak tahu diuntungnya itu. Tetapi terhenti ketika Eomma LuHan berteriak, "Berhenti! Hentikan sekarang juga!—kalian adalah keluarga! Kenapa kalian begitu egois! Pikirkanlah perasaan MinSeok yang disia-siakan, dan EunJi yang tidak mengerti permasalahan sebenarnya! Kalau kalian tidak juga berhenti, maka aku akan menikam tubuhku dengan pisau!—" Eomma LuHan pergi meninggalkan ruangan tak berudara tersebut menuju dapur. MinSeok yang melihat hal tersebut buru-buru menghalangi eommanya. Ia menangis? Tidak! MinSeok tersenyum, ia tersenyum manis dihadapan eommanya dan orang-orang di ruangan itu.
MinSeok merosot, menggenggam kedua tangan Eomma LuHan—yang sebentar lagi menjadi orang lain dalam kehidupannya—erat. Ia mencium kedua punggung tangannya lembut, dan mendongak, "Eomma, terima kasih telah menerimaku sebagai anakmu untuk beberapa minggu ini. Aku sangat bahagia mengetahui bahwa kau begitu senang memiliki menantu sepertiku." Eomma LuHan menangis keras. Tuhan! Apa salah anak ini, hingga harus tersia-siakan. Eomma LuHan membantu MinSeok berdiri, dan memeluk tubuh MinSeok, "Maafkan eomma, sayang." MinSeok mengangguk dalam dekapan sang mantan mertua.
Ia berjalan mendekati Appa LuHan dengan takut-takut, tetapi senyum masih terkembang diwajahnya. "Appa, maafkan aku jika aku terlalu banyak menaruh beban kepadamu. Engkau adalah sosok ayah yang begitu kuat dan bijaksana di mataku. Appa adalah ayah terhebat di dunia." Kemudian MinSeok berjalan ke arah LuHan, yang disambut oleh pelukan LuHan. MinSeok mengusap-usap punggung LuHan, dan terkikik, "Kau ini, sudah besar tapi masih cengeng. Hey! Kau ini laki-lakikan?"
"—Seokkie."
"Eh-hm?"
"Kumohon jangan tinggalkan aku. Aku kosong tanpamu."
MinSeok tersenyum tipis, dadanya berdegup kencang. Seolah ingin hancur saat itu juga, saat mendengar suara putus asa sang calon mantan suaminya. MinSeok melepaskan pelukan LuHan, dan memegang kedua pundaknya, diciumnya bibir LuHan sekilas—begitu pula dengan setitik cairan bening yang terjatuh dari sudutnya sekilas. "Aku tidak akan pergi. Aku masih tetap di sini," menunujuk dada LuHan, "Aku masih di hatimu, dank au masih terpatri jelas di hatiku, Lu-dear. Aku ingin berterima kasih kepadamu, karena telah memberikanku arti cinta dan hidup yang sebenarnya. Menjalani hidup dengan suka dan duka bersama, dan masih banyak lagi. Aku mencintaimu Lu." Ucapnya lemah, sebelum menghilang di balik kamarnya, dan muncul lagi dengan koper besar di tangannya. Ia pergi dengan langkah berat dan hati sedih.
Di ambang pintu, MinSeok memegangi konsennya dan menoleh sejenak untuk tersenyum kearah EunJi. Ia mengatakan tanpa suara, "Jaga LuHan." EunJi mengangguk kaku. MinSeok lagi-lagi memperhatikan wajah eomma, appa, dan LuHan untuk terakhir kalinya, kemudian tersenyum. "Siapkan saja surat cerainya, aku akan menanda tanganninya. Selamat malam." Sahutnya hilang di balik pintu utama.
Hujan semaki bertambah deras, angin besar menerpa kota itu. Menambah kesedihan luka terdalam MinSeok dan LuHan.
.THE END.
Huah… Saya sangat frustasi. Fanfic ini hanya bentuk pelampiasan saya akibat gugatan LuHan out dari EXO. #BeliveInYouLuHan
Wks. Jujur nih, Saya bukan EXO-L, Saya hanya penggemar K-Pop/J-Pop/All of genres music. Tapi saya ikut sedih ketika mendengarnya—mengetahui bahwa saya adalah LuMin ship.
Gimana, Mind to Review?
Regard,
-Arcoffire-Redhair-
