Disclaimer : Kuroshitsuji, cowok super cool William T. Spears, dan tuan awesome Grell Sutcliff adalah milik Yana Toboso. Not me, obviously.
That's Will
-By Kiriohisagi-
Sudah jadi rahasia umum kalau murid berambut merah mencolok itu—yang sayangnya adalah laki-laki—adalah penyuka laki-laki. Itu fakta yang baru William pelajari ketika masuk di kelas ini. William mengernyitkan alisnya heran ketika mendengar berita itu dari perempuan bernama Maylene yang duduk disebelahnya.
"Lalu?" tanya William menatap murid berambut merah mencolok yang wanita ini maksud. Rambut Merah itu duduk di pojok belakang kelas, tampak santai mengunyah sesuatu semacam permen karet dan tidak berbicara tentang apapun kepada siapapun.
"Well, aku cuma memberi tahumu supaya kau bisa berhati-hati. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi kan? Siapa tahu dia tiba-tiba menjadikanmu sebagai sasarannya," Maylene mengangkat bahu.
"Begitu?" William melirik Rambut Merah itu lagi dan terkejut karena matanya bertemu dengan mata si Rambut Merah. William bersumpah melihat Si Rambut Merah itu mengangkat salah satu sudut bibirnya, seolah menantang atau apa. Dan ketika William baru mau mengernyitkan keningnya, Rambut Merah itu sudah keburu tertarik pada hal lain di luar jendela kelas.
"Dia sangat diam kalau didalam kelas, karena itu, rumor tentang dia banyak sekali. Tentang dia menjual dirinya kepada laki-laki, tentang dia pernah berpacaran dengan guru di sekolah ini, macam-macamlah. Semuanya simpang siur, tapi satu yang jelas, dia memang begitu dengan laki-laki. Salah satu teman kami pernah memergokinya berciuman dengan Sebastian Michaelis di halaman belakang. Kau tau Sebastian Michaelis?" Maylene bercerita dengan berapi-api, membuat William banyak-banyak berkedip.
"Entahlah. Maksud saya, saya anak baru disini." Jawab William kalem, tidak tampak terkejut dengan berita-berita lain yang dibawa oleh Maylene.
"Oh benar, Sebastian Michaelis itu tuan muda di sekolah ini. Laki-laki sempurna yang banyak digilai hampir seluruh perempuan dari seluruh angkatan. Tampan, ramah, sopan, segalanya."
"Dan dia berciuman dengan Rambut Merah itu? Oh yang benar saja," William tidak tertawa, tapi dia merasa informasi itu lucu. Bayangkan betapa sekarang dunia sudah gila.
"Kejadiannya tiga bulan lalu dan membuat seluruh sekolah gempar. Tidak mungkin kan Sebastian kami berpacaran dengan orang itu? Orang itu yang menggoda Sebastian!"
William cuma bisa mengangguk-angguk. Oke, dua jam dia berada di sekolah ini dia sudah mengetahui gossip terpanas season ini. Great, saluran gossip memang selalu mengagumkan. Sayangnya, skandal antara Cowok Sempurna dan Cowok Merah—yah apapun itulah—tidak membuatnya tertarik, karena,well, orientasi seksual seseorang sama sekali bukan urusannya.
"Oh iya, namanya Sutcliff. Grell Sutcliff."
William menjatuhkan pensilnya ketika mendengar nama Sutcliff, matanya melebar.
"Sutcliff katamu?"
.
.
William bukan stalker, dia hanya sengaja mengikuti Si Merah—yang ternyata bernama Grell—ke suatu bagian belakang sekolah tempat dimana beberapa pohon rindang dan rumput-rumput hijau tumbuh. Sekarang jam istirahat, dan William setengah mati penasaran dengan nama belakang si Merah ini.
Nama Sutcliff memang bukan satu-satunya di London, William sadar sepenuhnya akan itu. Tapi Sutcliff dan Rambut Merah? Dua kata kunci itu sudah cukup membuat William setengah mati penasaran. Dia harus memastikan sesuatu.
"Tidak baik lho mengamati orang diam-diam seperti itu." kata-kata Grell sukses membuat William terkejut. Karena tidak menemukan siapapun selain dirinya dan Grell disana, William yakin Grell barusan berbicara dengannya.
William melangkah ke sudut dimana Grell bisa melihatnya, Grell tersenyum lalu menepuk-nepuk rumput disebelahnya.
"Duduk sini," katanya. William menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia sebenarnya tidak mau repot-repot, tapi karena ini cara satu-satunya, dia mengikuti instruksi Grell dan duduk tepat disebelah Rambut Merah itu. Grell masih meneruskan senyum yang menurut William lebih mirip seringai. Senyuman liar yang sama sekali tidak manis.
"Indah kan, suasana disini?" Grell membuka suara tepat ketika William sudah duduk disampingnya. "Sepi, udaranya segar, dan kau bebas melakukan apapun tanpa takut dilihat orang. Kan?" Grell menatap William lalu Grell tertawa.
"Tidak buruk juga," kata Grell lagi. Sampai disini William mengangkat alisnya, terlebih ketika merasakan tangannya ditindih dan wajah Grell mendekat kearahnya dengan kecepatan yang gila.
"Apa ini?" tanya William kalem ketika wajah Grell tepat sepuluh senti didepan wajahnya. Matanya dan mata Grell bertemu, Grell tersenyum, mengangkat sebelah bibirnya seperti biasa.
"Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Grell langsung ke poin.
"Kenapa kau mengira ada yang aku inginkan darimu?" tanya William.
"Yah, aku sudah seperti ini. Tapi jangankan menciumku, ekspresimu bahkan tidak berubah. Intinya kau bukan menemuiku untuk hal-hal semacam itu kan? Jadi katakan apa maumu,"
Well, William sedikit terkesan. Setidaknya, laki-laki ini tidak akan menyerang seseorang yang sudah jelas tidak tertarik padanya. Oke, kembali ke permasalahan awal, ada sesuatu yang ingin dia tanyakan.
"Kau punya saudara perempuan? Adik… atau Kakak?"
Grell yang sudah duduk dalam posisi 'normal' nya mengangkat alis ketika mendengar pertanyaan William. Ini pertama kalinya dia ditanyai soal masalah pribadinya oleh seseorang yang baru dia kenal, tentu saja dia heran.
"Tidak ada. Aku sendirian,"
"Kau yakin? Adik atau Kakak perempuan yang berambut merah sepertimu?"
"Wah wah, ada apa ini? Kau tertarik pada wajahku tapi tak tertarik dengan laki-laki, jadi kau berharap aku punya saudara perempuan yang mukanya mirip sepertiku?" Grell nyengir menggoda menatap William yang wajahnya masih datar.
"God, tidak. Aku serius bertanya. Kau punya atau tidak?"
Grell mengangkat bahunya, "Tidak ada. Seperti yang kubilang, aku sendirian. Tidak ada kakak, tidak ada adik, tidak ada siapapun. Dan aku tidak peduli." William mengangguk lalu melihat Grell memeluk lututnya.
"Sudah? Hanya itu yang kau tanyakan?" tanya Grell mulai tampak tidak peduli. William menggumam pelan, lalu melemaskan tangannya yang kaku. "Kalau sudah, sebaiknya kau cepat masuk ke kelas. Tidak baik kau berduaan denganku disini."
"Kenapa?"
Grell menatap William dengan pandangan tidak mengerti.
"Kupikir cewek bernama Maylene yang duduk disebelahmu sudah bilang macam-macam padamu, huh? Yah, rumor-rumor tentangku."
"Yang mana? Kau menjual dirimu pada laki-laki? Berpacaran dengan guru? Atau berciuman dengan something Michaelis?" tanya William kalem membuat Grell terkekeh pelan.
"Namanya Sebastian Michaelis." Grell mengoreksi.
"Apapun lah."
"Itu kau sudah dengar. Kau mau jadi bulan-bulanan gossip di hari pertamamu bersekolah disini, hah? Tidak kan? Makanya, balik ke kelas sana." Grell mendorong-dorong lengan William. William menatap Grell lurus, membuat Grell berhenti mendorong-dorong. "Apa?" tanya Grell.
"Aku yang mau disini kenapa kau yang repot?" tanya William membuat Grell melebarkan matanya. "Aku kurang suka suasana kelas. Para siswi heboh bergosip, merusak telingaku."
Grell terkekeh lagi. William merasa aneh kenapa Grell terus-terusan terkekeh, tapi dia diam saja. William malah sudah membuka roti yang tadi dibawanya dari kelas dan menggigitnya lahap.
"Kau mau?" tawar William, Grell menggeleng, baru berhenti terkekeh.
"Kau ini… benar-benar ya," kata Grell tak habis pikir. "Bisa-bisa aku menyerangmu lho kalau kau terlalu baik padaku."
"Kau tidak akan melakukannya, kau bukan orang seperti itu." William menggigit potongan roti keduanya, tidak ambil pusing.
"Darimana kau tahu? Aku tidak sebaik yang kaupikirkan, lho. Aku kan juga laki-laki."
"Entahlah, aku hanya punya firasat kau tak akan menyerang orang yang sama sekali tidak tertarik padamu. Kau gay dan itu urusanmu. Aku hanya tidak mau repot-repot memikirkannya. Bukan karena aku sedang berbaik hati atau apa."
Grell tertawa lagi sekarang.
"Kau benar-benar menarik, siapa namamu?"
"William T. Spears,"
"Kupanggil Will, ya?"
"Terserah kau,"
.
.
Kiriohisagi's note :
Well, saya cuma coba-coba bikin fic multichapter, kalo lumayan banyak yang rifiu saya lanjutkan X) Nggak bakal banyak chapter rencanya, mungkin 5 -6 chapter selesai *semoga saja*
Sekali lagi, saya cinta mampus sama si Shinigami Merah Grell Sutcliff, jadi saya mendedikasikan fic ini buat dia 3 dan juga Will.
Saya lihat WillGrell di fandom ini masih jarang, jadi saya ingin meramaikan XD
Siapa yang cinta Shinigami Merah juga? Put your hands up~!
