Naruto © Masashi Kishimoto.
Story (c) Raawrrr.
Warning! Standard applied.
Genre: Supernatural.
Saya tak mendapatkan keutungan material apapun terkait pembuatan fiksi ini.
For #16InoFicsChallenge2016 #16
~ Happy Reading ~
Hujan deras melanda kota, dibawah naungan payung berwarna ungu muda gadis berambut pirang itu berlindung. Tak sengaja, matanya menatap sesosok gadis berambut coklat dicepol dua tengah berdiam diri di sebelah tiang listrik seraya menundukkan kepalanya. Tetap diam disitu tanpa ada niatan untuk beranjak demi mencari tempat untuk berteduh.
Rasa iba menyelimuti dirinya, mungkin gadis itu tengah dirundung masalah yang rumit makanya ia berdiam diri di bawah guyuran air hujan.
Ino berjalan mendekat guna berbagi payung dengan gadis berambut coklat cepol itu.
"Butuh tumpangan?" Ino tersenyum ramah. "Tak baik bagi tubuhmu jika terus berada di bawah guyuran air hujan."
Gadis itu pun mengangkat kepalanya, menatap Ino lekat. "Kau... bekerja di Hyuuga Corp ya?"
"Bagaimana kau tahu?"
Tenten menunjuk jas abu-abu yang dipakai oleh Ino.
"Oh." Ino hampir lupa kalau Hyuuga Corp memiliki gaya tersendiri untuk menunjukkan identitas para pekerjanya— jas abu-abu yang terdapat lambang clan Hyuuga pada dada.
"Apa kau kenal Hyuuga Neji?"
"Tentu." Ino mengangguk singkat, "Dia bossku. Ngomong-ngomong, namamu?"
"Tenten. Kau?"
"Ino. Yamanaka Ino."
Tenten tersenyum, akhirnya ia menemukan orang yang tepat.
"Aku tau kita baru saja bertemu, tapi... Ino, bisa aku meminta bantuanmu?"
"Ng? Apa itu?"
"Tolong jaga Neji untukku, ya."
Alis Ino terangkat sebelah, "Maksudmu apa?"
"Apakah Neji terlihat murung akhir-akhir ini?" Tidak menjawab pertanyaan dari Ino, Tenten malah memberikan sebuah pertanyaan pada Ino.
"Yah— semenjak kekasihnya meninggal, sikapnya jadi sedikit berubah, sih. Jadi lebih tertutup. Aku tidak tahu pasti siapa kekasihnya itu."
Tenten tersenyum sendu. "Itu... aku."
Ino melotot tak percaya, "Ahaha. Kau pasti bercanda! Kekasihnya bossku itu sudah ma—"
Perkataan Ino terpotong saat melihat tubuh Tenten yang menjadi transparan.
"Di sini, adalah tempat aku menghembuskan napas terakhirku karena tertabrak oleh truk yang dikendarai oleh pemabuk."
Ino terdiam.
Tenten menatap tubuhnya sendiri. "Ah, waktuku sudah habis. Aku harus pergi."
"T-tunggu—"
"Kupercayakan Neji padamu ya, Ino." Tenten tersenyum manis sebelum sosoknya benar-benar menghilang dari hadapan Ino.
"Eeeh! Seenaknya saja." Ino mendengus kesal, namun setelahnya ia tersenyum tipis. "Kau benar-benar sayang padanya, ya? Oke, aku akan mengabulkan permintaan terakhirmu, Tenten!"
.
.
TAMAT
.
