Sabtu , 09:00 pagi

Hari ini adalah hari yang sudah lama ia tunggu-tunggu selama 8 tahun lamanya . Pagi yang menyegarkan dan cuaca yang baik pada hari ini menambah suasana hati wanita ini . Ia berjalan menuju dapur kecilnya untuk membuat dan menyantap sarapan. Kopi panas dan wafel di pagi hari mampu menyempurnakan paginya . Lalu , ia berjalan menuju lemari pakaian yang ada dikamarnya . Ia mengambil sebuah celana jeans dan sebuah kemeja berwarna coklat yang sudah ia lipat menjadi satu set . Setelah itu ia beranjak ke kamar mandi untuk mandi .

Aroma sabun lavender yang ia pakai menjalar keseluruh ruangan ,membuka kenangan masa kecilnya bersama seseorang delapan tahun yang lalu . Kenangan pada saat ia dengan seorang temannya bersama di sebuah taman yang penuh semak-semak dan bunga lavender yang indah mendengarkannya membicarakan tentang masa depannya.

"Aku akan tumbuh besar dan menjadi orang hebat dan kuat dan .. dan aku akan ..mm setelah itu aku akan berjanji padamu bahwa kita akan bertemu lagi PASTI! Karena aku akan..akan membuatmu kejutan! Hahaha..kejutan kau tahu!"

Di dalam kamar mandi ia tak bisa berhenti membayangkan kata-kata itu , karena baginya orang itu adalah seseorang yang sangat penting baginya . Bahkan bisa dikatakan ia mencintai orang itu sebagai teman atau sebagai keluarga baginya .

Elisabeth Hedervary , seorang perempuan yang berusia 20 tahun yang hidup dalam kehidupan yang cukup sederhana . Ia tak mengenal siapa orangtuanya sejak dari kecil oleh karena itu ia sangat kesepian . Dulu , ia tinggal di sebuah panti asuhan dan sekarang ia sudah keluar dari tempat itu . Walaupun ia masih dapat tinggal di panti asuhan itu namun tetap saja ia sering dihiraukan oleh mereka , bahkan bukan cuma ia saja melainkan masih ada satu anak yang ia kenal yang juga mengalami nasib yang sama dengannya. Karena ia tahu mereka sering dihiraukan , Elisabeth mendekatinya dan mencoba untuk berteman dengannya . Menurutnya , ia adalah orang yang cukup menyenangkan untuk diajak bermain.

"Grrrrtt...GRrrrtt..!" Handphonenya bergetar dan Elisabeth segera mengambilnya dan melihatnya . Wajahnya tampak sangat bahagia setelah melihat bahwa ia mendapat telepon dari seorang teman lamanya . Pria ini tinggal dinegara lain dan ia akan mengunjungi tempatnya untuk beberapa waktu. Elisabeth tak sabar untuk menemuinya , dengan segera ia angkat teleponnya

"Hey Eli ! aku sudah sampai ! bagaimana kabarmu cantik ?" suara pria itu nyaring sekali di telinga

"Hehe kabarku baik-baik saja Gil ..bagaimana dengan mu?"

"Awesome as usual .. kali ini level kekerenan ku bertambah kau ta-

"Yayaya..hei mari kita bertemu di suatu tempat untuk berbincang oke? bagaimana dengan kafe yang ada didekat bandara itu ?"sambung kata Elisabeth

"Oke! Waktunya aku yang keren ini berangkat ke kafe itu.. YAHO-

Dengan sengaja Elisabeth memutuskan panggilannya . Ia tak punya waktu untuk mendengar teriakannya , ia hanya ingin segera berangkat dan bertemu dengannya . Lalu , Elisabeth menelepon sebuah taksi untuk mengantarnya kesana berhubungan karena mobilnya sedang dalam perbaikan . Waktu telah cepat berlalu , Elisabeth sudah siap dan beruntungnya taksi itu tiba pada waktu yang tepat . Lalu , ia memakai mantelnya , mengunci kamar apartemennya , menunjukan destinasi dan, naik kedalam taksi itu.

Gilbert Beilschmidt . Pria yang kini berumur 22 tahun dan berdarah Jerman ini ialah teman yang paling dekat pada masa kecilnya . Pria yang terobsesi dengan dirinya atau bisa dikatakan narsis ini , pernah berpisah dengan Elisabeth selama 8 tahun lamanya . Ia pernah diadopsi oleh sebuah keluarga dan tak lama kemudian terdapatlah kabar bahwa ia telah kembali ke panti asuhan yang ada dikotanya itu Banyak hal yang terlewatkan oleh Elisabeth selama 8 tahun berpisah dengannya dan ia sangat ingin mendengar ceritanya , dan juga Elisabeth tampak ingin sekali melihat sosoknya yang sekarang .

Elisabeth keluar dari taksi dan membayar . Hari ini adalah hari yang sangat spesial baginya , kini ia berjalan dengan aura yang sedang berbahagia dan tampak samar senyum dibibirnya . Ia membuka pintu kafe tersebut dan melirik ke sekelilingnya , lalu , ia berjalan sedikit lebih dalam . Ia tak menemukan Gilbert dimana-mana . Elizabeth mengambil handphonenya dari kantongnya, ia ingin menelepon Gilbert untuk menanyakan keberadaannya . Tiba-tiba Elizabeth merasakan ada sesuatu yang melingkari perutnya , menutup matanya dan seperti ada yang menempel pada punggung Elizabeth . Ia mendapatkan sebuah pelukan dari belakang . Elizabeth meraba tangan orang itu yang berukuran lebih besar dari tangannya , dengan berpinkir singkat ia langsung menebak orang itu .

"Gil , apa ini engkau ?"bisik Elisabeth .

Ia tak mengatakan sepatah kata pun dan Elizabeth mulai khawatir kalau ia salah menebak orang . Lalu , Elisabeth yang masih dalam posisi di peluk itu mencoba untuk melepaskan lengannya yang melingkar di sekitar bahunya . Tiba-tiba orang ini menjauhkan badannya dari punggung Elisabeth , memutar balikan badan wanita itu dan memeluknya kembali dengan sangat erat . "Eli!aku rindu padamu!"teriak pria ini hingga orang-orang menatapi mereka yang sedang berpelukan . Elisabeth terkejut sebentar lalu membalas pelukan itu sambil tersenyum menatapnya "Selamat datang Gil.."

Setelah mereka berpelukan , mereka pun kembali ke tempat duduk yang sudah Gilbert siapkan . Sebuah meja yang terdapat sepucuk bunga tulip dan dua kursi yang saling berhadapan ditambah basuhan sinar matahari dari kaca jendela membuat kafe ini tampak indah sekali . Rambut silvernya yang terkena pancaran sinar matahari itu tampak indah berkilau , kulitnya yang cerah ,matanya yang tampak tenang dan pupilnya yang berwarna violet kebiru-biruan menyempurnakan wajahnya. Belum lagi, badannya yang cukup kekar dan ditutupi dengan kemeja putih dengan motif garis horizontal yang berwarna pink dan garis vertikal yang berwarna biru yang saling bersilangan dan terdapat lapisan luar lagi dari kemeja yang yaitu sebuah jaket dengan penutup kepala yang berwarna coklat teddy bear yang terlihat hangat. Pada bagian bawah ia memakai sebuah jeans dan sepatu sneaker berwarna coklat tua.

Gilbert memanggil salah satu pelayan ini dan meminta pesanan . Gilbert memesan banana milkshake dan pancake sedangkan Elisabeth memesan secangkir Early-Grey Tea . Sementara hidangan mereka disiapkan , mereka pun mulai berbincang .

"Hey Eli , ini sudah didalam kafe . menurutku , lebih baik kau buka saja mantelmu itu. Apa kau tak merasa panas?" tanya Gilbert sambil memulai percakapan dengan intonasi yang menyebalkan

" ..oh iya"cengir Elisabeth dengan wajah yang tampak kesal sambil melepaskan mantel coklat almond nya itu . Dan pembicaraan pun berhenti setelah Elisabeth tak mengatakan apa apa lagi . Dan keadaan pun mulai canggung.

"Eli , aku punya kejutan untukmu"ucap pria ini yang baru memiliki ide untuk perbincangan ini sambil mengambil sebuah kotak kado berukuran sedang yang terdapat pita pink diatasnya dari tas punggungnya dan memberikannya kepada Elisabeth

Elisabeth tampak terkejut mendengarnya , ia malah teringat pada kata-kata yang pernah diucapkan padanya dahulu .

"Apa ini kejutan yang kau maksud?kau ingat di taman lavender itu?"

"mmm..Oh itu! Sayangnya bukan yang ini , ini hanya oleh-oleh untuk mu saja..kesesesese.. bersabarlah dan ternyata kau masih ingat ya"

"Apa ini boleh kubuka sekarang?"tanya Elisabeth sambil tersenyum dan memandang setiap sisi kotak tersebut

"Tentu saja"balas Gilbert dengan wajah penuh berseri-seri

Elisabeth membuka tutup kotak hadiah itu dan isi dari kotak itu adalah sebuah syal berwarna merah dan sebuah klip rambut berbentuk bunga . Ia mengeluarkan klip bunga yang berwarna merah muda tersebut dan memakainya pada rambutnya. Lalu ia menarik keluar syal itu dari kotak tersebut dan mengangkatnya untuk melihat secara jelas . Syal yang berwarna merah itu tampak sungguh indah , tampak berkilau jika didekatkan dengan sinar matahari .

"Gilbert , ini indah sekali .. terima kasih banyak"Elisabeth mengatakannya sambil melipat kembali syal itu dan berniat untuk menyimpannya kembali kedalam kotak itu kembali . Gilbert menjawab hanya dengan mengangguk-anggukan kepalanya kembali dengan wajah berseri . namun kali ini berbeda , wajahnya yang sedang berseri seperti seekor anak anjing ini selalu memandang kotak itu dan sepertinya ada satu hal yang terlewatkan.

"Surat?"Elisabeth menemukan beberapa surat dibawah tumpukan syal didalam kotak membuka surat itu dan membacanya . Tiba-tiba ia terkejut dan memandang Gilbert setelah membaca isi surat tersebut .

"Gil,apa ini benar?..A-apa k-kau s-sserius?!"Elisabeth tak sanggup menahan perasaan bahagia , terkejut dan gugupnya setelah mengetahui bahwa surat itu berisi tentang pertukaran murid antara universitasnya dan universitas tempat Gilbert bersekolah . Elisabeth tak percaya bahwa Gilbert dapat sepintar itu , ia tak menyangka bahwa teman baiknya dapat sehebat itu.

"Ya , tentu saja"ujar Gilbert sambil tertawa sedikit "Sudah kubilang aku ini luar biasa!"

Elisabeth tak tahan dengan perasaannya yang tercampur aduk ini . Lalu , ia menarik salah satu tangan Gilbert dan mengusapkannya di pipinya yang telah terbasahi tetesan air mata dan berkata "a-aku sangat berbahagia untukmu! Akhirnya kita dapat bersama lagi...". Mulanya Gilbert terkejut melihat tingkah laku Elisabeth yang tiba-tiba menangis bahagia namun kini ia menarik syal yang ia berikan kepada Elisabeth dan mengusapkannya pada wajah wanita itu. Elisabeth menegakan kepalanya dan tersenyum kearahnya "wahh..liat siapa sekarang yang mulai tumbuh dewasa?kau ternyata dapat bertingkah seperti pria sejati didepan seorang wanita , bagus sekali"

"A-apa – apaan kau ini?! Sudah pastilah aku tumbuh"wajah gilbert memerah sedikit dan tertawa lagi "kesesesese.."

Seorang pelayan wanita menghampiri mereka sambil membawa pesanan Elisabeth dan Gilbert . Ia meletakan hidangan mereka pada meja dan sejenak memerhatikan mereka berdua . Lalu , pelayan itu mengarahkan pandangannya pada Gilbert dan membisikan "Pacarmu cantik sekali , kalian sangat cocok ."dan diakhiri dengan tawaan kecil oleh pelayan itu sedangkan Gilbert yang mendengar perkataan itu tersipu "Ha?!apa maksudmu?!..".Pelayan itu meninggalkan meja itu dengan membiarkan Gilbert yang tersipu . Elisabeth sama sekali tidak tahu apa yang tadi mereka bicarakan dan ia menghiraukannya saja .

Mereka mencicipi hidangan mereka sambil melanjutkan obrolan dengan topik yang berbeda . Gilbert menceritakan tentang perjalanannya yang tadi ia lewati dan juga ia menceritakan tentang tetangga rumahnya dulu yang yaitu seorang pria tua pemarah . Ia pernah dimarahi oleh tetangganya karena alaram bangunnya yang sangat berisik itu menyala pada pukul 3 pagi. Elisabeth yang mendengar cerita itu tertawa dengan sangat puas , ia sudah lama tak tertawa seperti ini secara langsung selain dengan meme yang ada di handphonenya. Elisabeth juga bercerita tentang kehidupan sehari-harinya dan juga mengenai kampusnya .

Gilbert mendengarkan cerita Elisabeth sambil mencicipi Pancake with Maple Syrup yang ia pesan . Ditengah-tengah cerita Elisabeth tiba-tiba terdengar jeritan "Mmm..kue ini enak sekalii!"jeritan itu keluar dari mulut Gilbert dan Elisabeth merasa sedikit kesal karena ia memotong pembicaraan dengan menjerit kalimat itu dengan kuat hingga itu menarik perhatian orang-orang yang ada di sekeliling mereka lagi.. Elisabeth hanya bisa terdiam dan menundukan kepalanya sedikit untung menyembunyikan wajah kesalnya . Namun , Gilbert malah memotong sedikit Pancake yang telah ditumpahi Maple Syrupnya itu dengan sendoknya , mengangkat dagu Elisabeth dan menyuapinya . Gilbert berusaha untuk membuat Elisabeth mencicipi kuenya yang enak itu dan setelah mengeluarkan sendok itu dari mulut Elisabeth , Elisabeth mengunyah kue itu dan juga mengangguk . Tekstur lembut dari kue itu bercampur dengan rasa manis sirup maple. Gilbert juga mengangguk kembali sambil mengelus-eluskan pipinya sendiri menandakan kelezatan kue itu

Namun , tiba-tiba mereka berdua terkejut dalam hati dan baru menyadari bahwa sendok yang tadi masuk kedalam mulut Elisabeth itu juga adalah sendok yang masuk kedalam mulut Gilbert . Wajah mereka memerah tersipu dan mereka mencoba menyembunyikannya . Elisabeth lalu menundukan kepalanya dan Gilbert mengarahkan kepalanya kesamping sambil memandang-memandang sekitar berpura-pura tak tahu apa yang telah terjadi . Kejadian yang tak tersadari dan baru saja terjadi itu adalah sebuah..

"Ciuman tak langsung..."