Anata

Pair: Tenten
Rate: K
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Genre:Comedy&Romance

Kembali lagi bersama saya, hyuten-chan! Author yg sdh lama tdk menulis dr kelanjutan Fanfic sebelumnya T.T #maaf readers blm ada ide buat nerusin cerita yg itu# *sujudsujud*
Nah, semoga kalian senang dengan cerita baru ku ini!

Dan terimakasih buat Hwang Energy, karna udah mau baca fanficku yg 'Make a Wish' maaf kalau aku belum melanjutkan ceritanya... u.u Dan semoga kamu suka dengan ceritaku yg ini ^.^

WARNING: AU,OOC,TYPO,EYD berantakan, Kata-kata gak Baku, GaJe, DLL.
RnR Please?

Catatan:
Ino, Sakura, Tenten, Hinata kelas 1 SMA

-BAB 0-
Ready? Set... GO!

"Kyaaa! Manis banget! Inuzuka-kun memang manis kalau memakai pakaian seperti ini hihi," ucap perempuan berambut kuning panjang diikat kuda.

"Ih... Lebih keren tuh Hyuuga-kun! Lihat tuh, kalau memakai pakaian putih, dan rambutnya di gerai seperti itu, rasanya ingin meluk deh... Um," ucap perempuan yang satunya lagi, berwarna pink pendek.

"Huuuh... Ayolah Sakura... Benar Ino tau! Inuzuka-kun lebih keren dari pada si tuan es itu," ucap Tenten, perempuan bercepol dua itu kepada kedua sahabatnya.

"Ya... Terserah kalian deh, yang penting hyuuga-kun tetap pujaan hatiku, titik. Week," ucap Sakura sambil menjulurkan lidahnya seraya memeluk majalah yang jadi bahan berbincangan, tepatnya berdebatan antara tiga serangkai ini.

"Ukh... Sudah, mana kembalikan majalahku, Sakura!" Ucap Tenten sambil mencoba menarik paksa majalah yang sedang dipeluk Sakura tadi.

"Eh... Pelit sekali sih, aku kan cuma meminjamnya sebentar. Nanti juga aku kembalikan kok," ucap Sakura seraya mempererat pelukannya (terhadap majalah yang dia peluk).

"Benar kata Tenten, sudah kembalikan mejalah Tenten! Dan... Jangan peluk gambar inuzuka-kun dong," Ino pun membela Tenten dan membantu Tenten merebut majalah dari Sakura.

Saat mereka bertiga sedang meributkan hal yang sepele itu, datang satu orang sahabat lagi, sifatnya pemalu, manis, berambut panjang, dan banyak ditaksir oleh banyak laki-laki, dan banyak juga yang sudah ditolak oleh perempuan yang satu ini, gosipnya perempuan ini sudah menyukai seorang laki-laki yang sangat hiperaktif disekolah ini!

"A... Anu... Sudah... Ja-jangan bertengkar..." Ucap perempuan bernama Hinata, seperti biasa sambil memainkan kedua telunjuknya dan agak menunduk, ada sedikit rona merah di wajahnya. Sakura, Ino, dan Tenten langsung berhenti dari acara tarik-menariknya. Dan, yap, tiga perempuan ini langsung blushing karna melihat gelagat Hinata yang super manis ini.

"A-ah... Hinata-chan maafkan kami, abis... Majalahku direbut Sakura sih hehe," ucap Tenten sambil menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Eh, tapi kan aku hanya meminjamnya!" ucap Sakura membela diri sambil menuding ke arah majalah yang menjadi perdebatan seru itu.

"Eh... Tapi kamu tidak bilang kalau ingin meminjamnya, nih kayak aku dong..." ucap Ino seraya menoleh kearah Tenten dan berkata, "Ten, aku pinjam ya... Terimakasih!" Setelah berkata seperti itu, sebelum persetujuan Tenten, Ino langsung merebut majalah dari Sakura dan berhasil.

"Eh! Kan belum ada persetujuan dari Tenten!" Ucap Sakura dengan nada membentak.

"HEI KALIAN BERTIGA! PELAJARAN SUDAH MAU DIMULAI! APA KEHADIRANKU DISINI DIABAIKAN HANYA CUMA KARNA SEBUAH MAJALAH!?" Bentak seorang guru yang terkenal sangat pendiam dan cuek di sekolah ini, dan anehnya baru sekarang dia MARAH BESAR, dia guru matematika, Aburame sensei.

Semua murid terdiam seketika, memandangi mereka bertiga.

'eh, kenapa hanya bertiga?' Tanya Ino dalam hati sambil memeluk majalah yang diperdebatkan tadi.

'Kayaknya ada yang kurang... Tiga?' Gumam Sakura.

'Serem! Eh, kenapa Cuma tiga?' Tenten pun juga bertanya didalam hati.

Saat mereka bertiga merasa ada yang kurang dan akhirnya mereka menyadari, bahwa satu sahabatnya lagi tidak terlibat dengan masalah `majalah` ini. Mereka pun serentak menoleh kearah Hinata dengan tampang yang melas, Hinata hanya bisa menunduk ditempat duduknya, toh, Hinata juga tidak bisa membantu.

"Kalian... Sebagai hukumannya, harus membersihkan 5 gudang yang ada di sekolah sambil menghafal rumus-rumus aljabar yang sudah aku ajarkan, kalau kalian tidak bisa, tidak tanggung-tanggung kalian akan menggantikan ku mengajar selama sebulan di 30 kelas!" ucap Aburame sensei sambil menatap tajam kearah mereka bertiga.

Mereka bertiga terbelalak, terlihat dari ekpresi mereka bertiga, mau tidak mau mereka harus meng-iya kan apa yang memang menjadi konsekuensi mereka karna tidak memperhatikan sekitar, dan ucapan Hinata.

-TENG TENG TENG- (Bel pulang sekolah)

"Uwaaaaaaaa... Nyebelin sekali hari ini huh!" Teriak Tenten sambil melipat kedua tangannya di belakang kepalanya.

"Ma-ma-maaf kan a-aku..." Ucap Hinata tiba-tiba yang terlihat menahan air matanya.

"Eh... Hinata-chan, tidak apa-apa... Toh tadi kamu sudah memeperingatkan kita kan kalau jangan berantem soal majalah itu? Hehe kami memang salah kok..." Ucap Ino menghibur Hinata.

"Um, iya kok Hinata... Tapi sayang ya... Majalahnya di sita sama Aburame sensei selama 3 bulan... Hah... Coba tadi aku ya—" Ucapan Sakura terpotong oleh Tenten.

"Sudah-sudah Sakura, jangan mengulangi lagi. Ah, lagi pula memang bagusnya begini, disita oleh guru aneh itu biar kalian termasuk aku tidak memperebutkan majalah itu setiap hari," ucap Tenten sedikit pasrah.

"Eng... Tapi itu... Edisi terbatas kan Tenten?" Tanya Ino yang berjalan sambil memandang lurus kedepan.

Hening.

" Um... dan aku lihat di Internet kalau diperkirakan tanggal 23 september , berarti dua hari lagi sudah habis terjual dimana-mana," lanjut Sakura yang berjalan disamping Hinata.

Hening.

"Ya... Padahal hanya edisi ini yang membahas secara lengkap tentang Hyuuga-Inuzuka sang model terkenal, satu majalah full lho," ucap Ino melanjutkan dan terlihat menghela napas.

"Hem, aku baru baca 2 lembar..." Ucap Tenten.

Hening.

Hinata merasa tetap bersalah, tidak tega melihat sahabat-sahabatnya pada murung karna majalah itu, terlintas dipikirannya sesuatu yang mungkin dapat membuat mereka bersemangat lagi.

"Eng... Teman-teman... Ba-bagaimana kalau titip saja padaku? E-ng... Ayahku mempunyai teman yang be-bekerja di pembuatan ma-majalah itu..."

"?!" Mereka bertiga (Ino, Sakura, Tenten) Langsung terlihat gembira dan menoleh kearah Hinata.

"BENARKAH?" Teriak mereka bertiga dan langsung memeluk Hinata.

"Kyaaa... Terimakasih Hinata!" Tenten tampak senang sekali.

"Eh, kenapa baru beritau sekarang Hinata-chan? Kalau tau begitu, aku langsung pesen deh ke kamu," ucap Ino sambil menyubit pipi kanan Hinata.

" Iya nih... Kami harus membayar penuh tidak?" Canda Sakura sambil menyubit pipi sebelah kiri Hinata.

"Eh... Aduh... Maaf aku baru teringat tadi he... he... Biar aku saja yang membayarnya, se-sebagai ucapan permintaan maafku u-untuk kalian," ucap Hinata kalem.

"Kyaaa... Kamu baik banget deh Hinata!" Ucap Tenten yang memeluk Hinata semakin erat.

"Iya!" Ucap Ino dan Sakura berbarengan, dan semakin keras menyubit Hinata karna gemas.

"Terimakasih!" Ucap mereka bertiga (Ino, Sakura, Tenten)

"A-aduh duh... Hihi iya..." Hinata sedikit geli melihat tingkah laku sahabat-sahabatnya ini.

-SKIP TIME-

"Jaa..." Ucap Ino, Sakura, dan Hinata berbarengan kepada Tenten, karna arah rumah Tenten berbeda dengan arah rumah Ino, Sakura, dan Hinata.

"Jaa!" Balas Tenten sambil melambaikan tangannya dan dibalas oleh Hinata, sedangkan Sakura dan Ino hanya menoleh kebelakang sambil tersenyum.

Saat mereka bertiga sudah terlihat jauh, Tenten langsung membalikkan badannya dan berniat untuk meneruskan perjalanannya menuju rumah, namun dia melihat sebuah Toko majalah yang disana ternyata ada satu majalah yang tadi pagi dia perebutkan dengan ke-dua sahabatnya (Ino, Sakura).

"I-itu...!" Penyakit gagap Hinata pun menular kepada Tenten pada saat situasi ini, tanpa pikir panjang Tenten pun langsung berlari kearah Toko itu, dan berniat untuk langsung menyambar majalah itu, namun saat waktu yang bersamaan ada seorang laki-laki yang juga langsung mengambil majalah itu.

"A-aku duluan!" Ucap Tenten sambil terngah-engah seraya memegang sisi bagian kiri majalah itu, sepertinya butuh perjuangan untuk mendapatkan majalah ini.

"..." Tidak ada balasan dari laki-laki ini, namun dia tetap memegang sisi bagian kanan majalah itu.

Tenten melihat penampilan laki-laki itu dengan seksama, laki-laki itu memakai jaket berwarna hitam, celana jeans, kaca mata hitam, dan rambautnya tidak terlihat karena kerudung jaket itu menutupi rambutnya. Disitu terlihat laki-laki itu memakai jam putih, yang tidak asing menurut Tenten.

Belum sempat Tenten mengenali jam itu, tepatnya laki-laki misterius itu, majalah itu langsung direbut oleh laki-laki itu.

"Ah! Ku mohon, aku sangat membutuhkan majalah itu! Tadi saat pelajaran matematika majalah itu disita oleh guru aneh disekolahku, dan aku baru membacanya dua lembar! Uwaaaa kumohon!" Jelas Tenten sambil memohon-mohon kepada laki-laki itu.

"Kau... Fans dari dua orang ini ya?" Tanya laki-laki itu.

"Eh? Tidak keduanya! Aku lebih menyukai Inuzuka-kun... Dia manis dan baik hati, kau tau kan kemarin saat diwawancarai dia selalu mengalah kepada tuan es itu... Si Hyuuga, kudengar mereka tidak akur, tapi dua-duanya harus bekerja sama karna sebuah kontrak yang terikat diantara mereka. Huh untung saja inuzuka-kun baik hati dan sabar meladeni si tuan es itu—Eh? Dimana dia?" Tanya Tenten pada dirinya sendiri, karna Tenten keasikkan membicarakan tentang idolanya itu, dia jadi lupa dengan keberadaan laki-laki misterius itu.

"Nih,"

"A-aduh," rintih Tenten sambil mengusap-usapkan kepalanya yang sakit karna pukulan ringan sebuah majalah dari laki-laki itu.

"Majalah itu untuk mu," ucap laki-laki itu sambil menyodorkan majalah yang diimpi-impikan oleh Tenten.

"Eh? Majalah ini... Untukku?" Tanya Tenten tidak pecaya sambil menerima majalah itu.

'Uwaaah, baik sekali laki-laki ini! Lumayan, punya dua majalah, kalau satu hilang kan masih punya yang satu lagi hihi.'

"Hn, Lain kali kalau menilai orang jangan sembarangan ya, Lihatlah seseorang dari dalam jangan dari luarnya," jelas laki-laki itu.

"E-eh? Apa maksudmu?" Tanya Tenten dengan wajah yang terlihat bingung.

"Sudah dulu ya, sampai jumpa lagi," ucap laki-laki itu dan pergi meninggalkan Tenten.

"Ha? Aneh sekali, maksudnya apa sih? Huh... Orang yang aneh! Eh, tapi berarti dia tadi mendengarkan ceritaku ya? Ah, aku lupa menanyakan kepadanya dia itu fans nya atau bukan, dan tadi aku juga belum berkenalan dengannya... Hah... Ya sudahlah, eh iya! Aku lupa mengucapkan terimakasih, uwaaa aku mempunyai utang dengan laki-laki itu, aduuuh," ucap Tenten sambil mengacak-ngacak rambutnya, dan tanpa dia sadari banyak orang yang lalu-lalang melihat tingkah Tenten yang aneh karna berbicara sendiri.

"Ehehe, ma-maaf ah! Aku harus bergegas dan memberi makan kucing dirumah!" Ucap Tenten sambil lari menuju rumahnya seraya menahan malu karna tingkahnya tadi.

-Bersambung/Tsuzuku-

Uwaaaa gimna nih? Ide bikin cerita ini tiba-tiba muncul di pikiran aku dan aku tuangkan disini! Aku bikin ini selama 3 jam XD haha, dan semoga memuaskan untuk Bab 0 ini :D

BUTUH KRITIK DAN SARAN~

So, REVIEW Please!

Sankyuu~~~

TDD

HyuTen-Chan