Naruto Masashi kishimoto

Story© Kuchiki Mikan

Genre : Romance/Hurt/Comfort

Pair : Sakura/ ?

.

.

Mentari tidak muncul hari ini tentu saja, cuaca mendung dan awan hitam menggelayuti langit dengan manja, cuaca hari ini sungguh tidak bagus.

Husssh...

Lengkap sudah, hembusan angin saja seperti angin topan begini. Menyebalkan, orang lain mungkin menikmatinya, kenapa? Lihat saja sepasang kekasih yang berpelukan di bawah pohon itu, pemuda itu tersenyum senang mendapat kesempatan bagus gara-gara cuaca menyebalkan ini...

"SAKURA-CHAN~"

Aku mengernyit menatap senyum rubah yang terpasang di wajah Pemuda yang baru berjalan di sampingku itu, aku mengernyit hawatir. Bibirnya sedikit mengeluarkan bercak darah, dan luka legam menghiasi pipi kecoklatannya.

"Kau kenapa, Naruto?"

Pemuda yang ku panggil Naruto itu tersenyum, lebih tepatnya meringis dan mengusap darah yang mengalir di bibirnya, lalu memajukan jempolnya di depan wajahku, menunjukan padaku kalau dia tidak apa-apa, apa dia merasa hebat, Bahkan menurutku dia lebih konyol dari senyuman rubahnya.

"hehe...Aku tidak apa-apa Sakura-Chan... !"

Aku menghela nafas, lalu menarik tangannya.

"ikut aku..."

Naruto tertawa, dia pasti sudah tahu akan kubawa kemana, Sudah menjadi kebiasaan saat dia pulang misi, dia akan mendapatkan perawatan intensif di Rumahku, kenapa di Rumah? Tentu saja karena pemuda konyol ini kekasihku, dia tidak perlu pergi jauh-jauh ke Rumah sakit, untuk menemui seorang kunoichi , karena dia sudah memiliki kunoichi terbaik dari di konoha yang selalu ada untuknya, aku selalu tertawa saat dia mengucapkan itu, bukan sosok yang Romantis, tapi menurutku dia lebih dari itu.

Lalu belanja bahan makanan? Sudahlah, aku bisa merubah jadwalku dan melakukannya nanti.

Hei sepertinya hari ini tidak terlalu buruk...

~~~n_n~~~

"Minumlah..."

Naruto memasang cengirannya, dan dengan senang hati segera meminum teh itu, sedangkan aku segera duduk menghempaskan pantatku di sebelahnya. Tak lupa sebelum itu aku menaruh teh ku di atas meja di depan kami, meja bercorak alam yang kubeli dari Desa Ame. Aku sangat menyukainya pas untuk menemani Sofaku yang berwarna abu bahkan sofa ini kami beli bersama, yah walaupun akhirnya sofa ini terdampar di rumahku.

BRUSH...

Aku terkejut, Naruto menyemburkan tehnya, Panas? Tentu saja, apa ia bodoh? Jelas-jelas tehnya saja masih mengepul begitu. uh mau tak mau aku tertawa di hadapannya. Membuatnya mendelik, ia tampak konyol.

"hei Sakura-Chan,kenapa kau Tertawa? Teh ini benar-benar panas sekali~"

Dia menjulurkan lidahnya panik dan menggerakan tangannya ke atas dan ke bawah tepat di depan lidahnya,mencari sebanyak mungkin kesejukan,Aku rasa itu tak berarti banyak, Aku tersenyum sudah kubilang ternyata hari ini tidak terlalu buruk, aku menahan kedua tangannya dan menariknya mendekat, perbuatanku ini sukses membuat perhatiannya terfokus padaku, ake tersenyum dan tanpa membuang waktu Memagut Bibirnya, mengecap Seluruh Permukaan Bibirnya dan menyelami kehangatan mulutnya, sekilas ia terkejut, tetapi toh ia tetap memejamkan matanya, dan Menyambutku dengan semangat, aku tersenyum untuk itu, aku akan menyembuhkannya,Dan tenggelam dalam Ciuman kami... dan ini berlangsung lama sampai...

Krek...

...

...

...

"Ekhem... Sakura-San..."

Suara ini... aku mendorong Naruto menjauh membuatnya terkejut dan memasang wajah sebal, mungkin ia kesal dengan seseorang yang mengintrupsi kesenangannya, Tapi aku tak peduli itu, uh Bagaimana aku bisa se Idiot itu. apa Cuaca tadi juga membuat setengah dari memori otakku menghilang? sampai aku lupa total bahwa aku tidak tinggal sendirian di Rumahku...

'Ah... memalukan' aku mengutuk diriku sendiri. Sebelum menolehkan kepalaku ke Asal Suara.

Aku tersenyum meringis melihat tiga sosok yang sudah tidak asing lagi bagiku, sosok pemuda silver tersenyum menyeringai dengan tangan yang masih menggenggem knop pintu, sedangkan Gadis berambut Merah menyala di sebelahnya Tersenyum Meremehkan Padaku, Hei Apa Maksudnya itu? Aku mendelik menatapnya, lalu Pandanganku beralih Menatap sosok yang ada di barisan paling belakang, Pemuda yang memiliki rambut yang mirip pantat ayam, dengan kedua bola mata yang..tunggu-

Apa 'tidak bernafas' selama beberapa Menit, Merusak Indra Penglihatku, Ia Memejamkan dan mengalihkan matanya, yang Tadi Sempat-

"Wah Sakura-san... Ternyata kau Cukup Agresif jug Yah..."

"he? I-itu Tidak Seperti yang Kau Lihat..."

"Itu sangat jelas Sekali, Kunoichi! Kami melihatnya dari awal!"

Karin berkata meremehkan, Aku mendelik menyembunyikan Rona merah di pipiku, Cih Demi Kami-Sama, jika bisa aku ingin lari saja ke Hutan Tersembunyi Di dekat sini, Tinggal disana selama beberapa abad, itu pasti menyenangkan. Kenapa aku bisa lupa begini, tentu saja kalau Naruto pulang Mereka juga pulang, toh bukannya mereka melakukan Misi bersama? sedangkan Juugo? Ia sedang Melakukan Misi ke Suna Sendirian dan entah kapan ia akan kembali. Huh...

Kenapa Uchiha bungsu iti ada di Rumahku? Tentu saja karena Sasuke memilih kembali ke tanah kelahirannya, dan mengajak Timnya yang baru untuk ikut bersamanya. Perasaanku? Tentu saja aku, Naruto, dan Kakashi-sensei sangat senang, Siapa yang tidak senang Sahabat yang mati-matian ingin kau bawa kembali, ternyata memutuskan untuk memulai semuanya dari awal lagi, walaupun memang prosesnya tidak berjalan Lancar, di awali dengan hukuman Penjara bawah tanah dari Tsunade-Shishou, Yang tentu saja di tentang kuat oleh kami, apalagi Naruto, ia bahkan mati-matian membuat hal itu tidak terjadi. Sampai pada akhirnya,dan keputusan finalnya, Aku di utus Tsunade- shihou untuk mengawasi Sasuke dan Timnya untuk tinggal di tempatku, kami bernafas lega kala itu walaupun Naruto sedikit Hawatir padaku, Tentu saja bukan karna aku serumah dengan Sekumpulan Penjahat, tapi karene Sasuke... Ia takut aku kembali mencintainya

Aku tertawa sekencang-kencangnya di hadapan Naruto, Meyakinkannya bahwa itu tidak akan pernah terjadi karena aku bukan anak kecil lagi yang akan terus Menangis dan Mengemis Cinta lagi Pada Sasuke, Dia terdiam, mengatakan ini bukan lelucon dan bertanya kenapa aku tertawa, aku tersenyum melihat tingkahnya yang seperti itu, tapi senyumku langsung lenyap saat dia memasang Wajah serius.

'bagaimana kalau ia menyukaimu Sakura-Chan?'

Aku tersenyum menenangkan, mana mungkin itu terjadi, itu sangat mustahil lagipula yang sekarang mengisi hatiku itu ada di depanku, ia masih saja terlihat seperti tidak Percaya. Aku mulai marah.

'Aku mencintaimu Naruto, kau bahkan tak percaya padaku?'

Aku melengos pergi waktu itu, sebelum tangannya menahanku dan menarikku ke dalam Pagutan hangat bibirnya...

"Hei,Teme kau Baru pulang?"

Suara itu membuyarkan lamunanku, Aku menyerngit melihat Senyum rubah milik Naruto, ia bersikap seolah tidak terjadi apa-apa Tapi dengan Pipi semerah seperti itu Siapa yang akan percaya?

"Hn!"

Aku mengalihkan pandanganku, kedua bola matanya kembali berwarna hitam, atau memang dari tadi begitu? Entahlah mungkin aku tadi memang salah lihat. Lupakan saja.

"Tentu saja, karna kami memberi laporan dulu pada Hokage tidak seperti kau yang menghilang begitu saja!"

Karin mengoceh dengan angkuh.

"Aku sedang malas, lagipula kalian saja kan sudah cukup!"

Naruto memutar matanya bosan, lalu menatap Sasuke semangat.

"Teme, kau lihat tadi? Aku hebat kan?"

"NARUTO!"

Pipiku memerah lagi, Aku memberikan Deathglare mematikan padanya. Yang hanya di balas cengiran.

Sasuke terdiam lalu menatap Naruto sekilas Ekspresinya benar-benar tak pernah bisa terbaca, ada yang aneh dengannya, apa misi kali ini benar-benar berat? Tapi kalau di teliti sepertinya tidak-

'Darah'

Aku lantas menghampirinya, lukanya cukup serius darahnya tak berhenti mengalir.

"Sasuke kau kenapa?"

Aku mulai berkonsentrasi memusatkan Cakra di kedua tanganku lalu sedikit menggulung lengan baju kirinya, terlihatlah Luka memanjang di belakang tangannya.

"Astaga Sasuke..."

Aku baru saja ingin membingbingnya ke sofa sebelum-

"Tidak Usah"

Aku mematung...

Sasuke melepaskan genggaman tanganku di lengannya, dan melenggos pergi ke kamarnya di ikuti karin yang berteriak histeris, mungkin hanya aku yang menyadari lukanya tadi... buktinya Suigetsu dan Naruto juga sama terkejutnya denganku.

"Hei Teme Kau mau kemana?"

Naruto berdiri dari Sofa bermaksud mengikuti Sasuke, Aku Mencegahnya.

"Mungkin dia ingin istirahat Naruto..."

Aku tersenyum menenangkan, Naruto mungkin sangat hawatir terlihat jelas dari raut wajahnya.

"Ah Sakura-San,aku cari makanan dulu..."

Aku menoleh, mendapati Suigetsu yang memutar knop pintu lagi, berniat pergi, tampak acuh, tapi aku yakin ia sama hawatirnya denganku.

"Naruto, duduklah... aku belum mengobati lukamu..."

~~~n_n~~~

Aku melangkah perlahan, berusaha untuk tidak bersuara, ini sudah lebih dari jam 12 malam, aku tak ingin membangunkan Seisi Rumah, dan berdebat lagi dengan si 'Merah' apalagi ia baru mendapat bahan cacian yang benar-benar Fresh huh sudah empat jam sejak kejadian itu, Naruto juga sudah pulang. Tapi aku masih hawatir akan satu Hal...

Kreek...

Aku membuka pintu dengan sangat perlahan, dan memasuki Ruangan ini sebelum menutupnya kembali.

Gelap...

Aku bergerak perlahan mencari saklar yang sudah cukup aku hafal tempatnya.

klik...

Dan sekarang semuanya terlihat jelas, aku tersenyum menghampiri Sosok pemuda yang tertidur pulas di atas ranjang, terlihat lelah,aku bersimpuh duduk di lantai tepat di di depannya. Sebelum mengalihkan pandanganku kesamping menuju lengannya, Aku menghela nafas dan mulai berkonsentrasi memusatkan cakra di kedua tanganku untuk yang kedua kalinya...

"Aku tak mungkin membiarkanmu terluka Sasuke..."

Aku memejamkan mataku, menunggu luka itu tertutup sepenuhnya...

Cup...

Semuanya terasa sangat cepat, sesuatu menekan lembut bibirku, membuatku membelakan mataku kasar, Sasuke...

Terlihat jelas di mataku, Sasuke menutup matanya dengan tangan kanan Menekan leherku lembut Memperdalam kecupannya.

Sesaat aku memejamkan mataku ketika jemeri kurusnya membelai pipiku...

Aku terbuai, dan membalas ciumannya... sampai...

Naruto...

Aku Mendorong Bahu Sasuke kasar, tanpa peduli dengan tangannya yang Baru saja aku Obati...

Ini salah...

Aku manghianati Naruto... Tanpa pertahanan, air mataku meluncur begitu saja...

Sedangkan Sasuke ia Tampak terkejut dengan Reaksiku yang mendorongnya, ia menundukan sedikit wajahnya, Ekspresinya sama sekali tak terbaca, tak ada raut penyesalan di wajahnya, tapi aku tak peduli aku berbalik, Aku ingin cepat pergi dari tempat ini

TBC

Author: Ekhem…. Hlo Minna-san… maafkan daku yang menuh-menuhin Cerita di dunia Ferfanfikan halah…. #plak

Dan saya tahu cukup betul, bahwa Fanfic di atas banyak sekali terdapat kesalahan . #plak

Mohon di maklum, dan Mohon Kritik dan sarannya agar saya dapat lebih baik lagi dalam membuat cerita…. Karena saya baru dalam membuat Fic walaupun Saya sudah bersemayam di FFN cukup lama #plak

Sekian Owari hahaha XD