The Guardian

prolog

.

.

North Korea

Kota mati Kijong-Dong

Seorang laki-laki belari sekuat tenaga dengan kaki telanjang dan luka di sekujur tubuhnya. Baju lusuh dan wajah babak belurnya. Sesekali ia menoleh kebelakang.

"KEMBALI KAU ANAK KURANG AJAR!!! YOO SEONHO!!"

Teriak seorang pria paruh baya dengan tangan yang menggenggam pistol.

Laki-laki yang di panggil Yoo Seonho itu terus berlari tak tentu arah menghindari pria paruh baya tersebut. Sesekali ia terjatuh dan menyebabkan luka baru di tubuhnya.

"Tidak aku tidak mau mati!" Ucap Seonho dengan air matanya.

"Siapapun.. kumohon siapapun tolong aku" teriaknya dalam hati.

Seonho berhenti ketika ia berada di ujung jalan besar. Suara siren mobil polisi terdengar di telinganya.

"Tidak" gumamnya panik.

Ia menoleh kebelakang dan mendapati pria paruh baya tadi berlari kearahnya.

Dengan tenaga yang masih tersisa ia berlari menyeberangi jalanan besar itu dan memasuki wilayah hutan di Kijong-Dong.

Srak

Srak

Dengan cepat ia masuk lebih dalam ke hutan.

"Aku ingin pergi dari tempat terkutuk ini"

Dengan tergesa-gesa ia menyingkirkan semak yang menghalanginya.

Dia terdiam sejenak. Ia menatap ragu dalam hutan yang terlihat begitu gelap. Ada pagar tinggi menjulang mengitari area hutan itu. Dan jangan lupa papan larangan yang bertuliskan Dilarang Memasuki Area Ini.

Guk

Guk

Pendengarannya menangkap suara anjing polisi yang menggonggong. Ini pertanda buruk.

Para polisi itu telah menemukannya. "Lebih baik aku mati dari pada berada di sini" gumamnya.

Seonho kembali berlari memasuki hutan tanpa melihat lebih lanjut bacaan yang terdapat di papan tersebut.

Ia memanjat pagar itu dengan hati-hati. "Berhasil" ucapnya ketika ia sudah sampai di puncak pagar.

"BERHENTI" Ucap kumpulan polisi yang sudah mengangkat pistol mereka. Mengambil ancang-ancang untuk menembak Seonho.

Seonho terdiam dan menoleh. Tanpa ia sadari tangannya terlepas dari pegangan di pagar dan menyebabkan ia terjatuh masuk ke dalam hutan.

DOR

Sebuah tembakkan terlepas bersamaan disaat Seonho terjatuh.

Seonho membelalakkan matanya merasakan sakit di area tangannya. Ia merasakan darah mengalir membasahi baju lusuhnya.

"Hentikan. Kau akan mengganggunya"

ucap seorang komandan dari kumpulan polisi itu kepada anak buahnya yang menembak tadi.

"Kita biarkan saja dia. Lagian dia tidak akan bisa kemana-mana selain menuju ke kematiannya sendiri" ucap komandan itu menyeringai.

"Kita lihat saja. Apa dia memilih kembali atau memilih jalan kematiannya"

Seonho meringis kesakitan ia berdiri dari posisinya. Dengan seringaiannya ia menatap benci para polisi itu.

"Haha.. aku akan memilih jalan kematianku. Setidaknya itu lebih baik dari pada bersama kalian" ucapnya dan berbalik memasuki hutan.

komandan tersebut terdiam dan tersenyum tipis memandang punggung Seonho yang semakin jauh.

"Komandan apa kau yakin akan membiarkannya begitu saja?" Tanya salah satu bawahannya.

Komandan itu menoleh dan menyeringai

"apa kau tidak lihat bacaan di papan itu? Dilarang Memasuki Area Ini.. kau tau mengapa?" Tanyanya pada bawahannya dan di balas dengan gelengan.

"Karna begitu kalian memasuki pagar tersebut. Tidak akan ada yang selamat dari hutan itu" gumamnya dengan seringaian misteriusnya.

Ia memerintahkan pasukannya untuk mundur dan kembali ke markas.

Tbc

. Hey-ho