All Cops Are Bastards, pikiran yang pelan-pelan muncul didalam kepalanya membuat Nick mengembangkan selengkung garis tajam diwajah manisnya, meski tak memungkiri, kalau dia juga sang penegak hukum.

A.C.A.B (c) bruderup

Battlefield Hardline (c) EA

Nicholas Mendoza, laki-laki, menyentuh bibirnya yang pecah, berdarah, membuat gerah, guyuran air kamar mandi membuat luka sialan itu makin perih, tapi tak sampai bibirnya melantunkan 'ah'.

"Jangan menolak begitu, Niko sayang." Ujarnya, menjijikkan, tubuh telanjang penuh tato dan terbasuh air sama sekali tidak membuat jadi terlihat seksi, tidak, sama sekali tidak.

"Aku memintamu, sekali lagi tanpa diulang, dengan baik, maukah?"

Sial. Sekarang dirinya menggigil, musim gugur dan mandi air dingin dengan sekumpulan pemerkosa pria? Nick mendecih, memaksakkan sepasang kaki itu bangkit sebelum memberikan sebuah kepalan tangan, tepat mendarat di pipi, tersungkur, berdarah, masih hangat, dan masih sadar.

"Aku memintamu, sekali lagi tanpa diulang, jangan ganggu aku!"

Digertak seperti itu, pria penuh tato malah terkekeh, menggigit bibirnya untuk menahan tawa, serentak saja, nyaris seluruh tawanan berada ditempat itu.

"Aku memintamu, sekali lagi tanpa diulang, dengan baik, maukah?"

"Sialan!"

Pria itu berdiri, satu lawan satu dirinya pasti kalah, tapi kalau mengompori, barangkali dialah pemilik pertama, Nick tampak manis dan belum pernah tersentuh, membuat desiran darah dalam dirinya seolah lebih cepat.

"Nicholas Mendoza. Laki-laki. Apa kalian tahu kenapa dia masuk kemari?"

Semua diam, Nick tampak gugup sekali, dengar-dengar dari Khai, polisi yang berada dipenjara bagaikan manusia masuk kandang singa, kalau pulang, mungkin tinggal nama atau tidak utuh lagi.

"Bukan, dia bukan pemerkosa anak-anak."

"Dia lebih parah dari itu, dia polisi!"

Semua mata nampak memandanginya begitu kejam. Nick menangkap banyak keterkejutan dari sana.

"Polisi?"

"Betul polisi?"

"Mengerikan!"

"Hahaha! Habislah kau."

"Dia, manis sekali..."

Tak ada celah, tapi Nick harus kabur, mantan penegak hukum itu siap-siap melarikan diri sebelum satu sosok memukul kepalanya dari belakang, memegangi tangannya, menahan agar tubuhnya tak lagi bergerak, lalu pria bertato itu menggoreskan selengkung senyum lebar, sangat lebar.

"Mari main, Nick."

Oh, bagaimana dengan petugas?

Nick hanya melihat seorang mantan polisi malang terjebak diantara pemerkosa pria, sendirian, penuh emosi, dari iris yang berwarna cerah itu.

Nicholas Mendoza, laki-laki, menunduk penuh kesedihan. Luka-luka itu masih terasa menyakitkan.

Senyum familiar itu datang lagi, "Tyson? Tap! Apa maksudmu?"

"Party time!"

Lalu sebuah mobil dengan pria yang tengah melempar sticky bomb terpantul dari manik kecoklakan Nick.


Senangnya~ fanfic pertama Battlefieldku~ lama gak nulis bener-bener bikin susah :p btw, udah pada main gamenya kan? Keren banget pokoknya, gameplaynya agak beda sama FPS kebanyakan.

Terimakasih yang sudah berkunjung, silakan tinggalkan jejak~