"Waiting For That Day"
Warning : OOC, Typo(s) *maybe*
Disclaimer : Naruto is belongs to Mr. Masashi Kishimoto. This fanfiction is belongs to Aira Ai :)
.
.
Hyuuga Hinata. Gadis bersurai Indigo yang dianugerahi Kami-sama sepasang iris Lavender indah yang seterang bulan. Hinata adalah gadis lugu, ramah dan baik hati. Selain itu, ia juga mempunyai sifat polos, mudah dipengaruhi orang, dan tidak enakan hati. Sifat inilah yang membuat hidupnya, yang seharusnya baik, menjadi sangat sangat buruk ─paling tidak sampai 'saat itu' datang.
Di sekolahnya, Moriyama Gakuen, ia selalu menjadi bahan ejekan dan dikerjai oleh murid-murid usil. Bukan hanya itu, setiap ia membuka lokernya, ada-ada saja yang ia temui di dalamnya. Seperti kertas sampah, bekas kaleng softdrink, dan lainnya.
Hey, Apa kau sanggup menerimanya? Jika aku jadi Hinata, aku pasti sudah berlari jauh dari sekolah itu dan menangis hingga lingkaran mata panda terbentuk di mataku. Dan pada akhirnya aku akan meminta kedua orangtuaku untuk memindahkanku ke sekolah lainnya.
Namun tidak.. Hinata berbeda.
Pasrah.
Hanya itu yang bisa dilakukannya. Paling tidak sampai ia lulus nanti. Hinata tidak mau membuat beban kepada orang lain.
Sebenarnya, Hinata bisa saja melaporkan semua perlakuan kasar teman-temannya kepada ayahnya. Hyuuga Hiashi ─Ayah Hinata─ adalah salah satu pemegang saham yang lumayan besar di Moriyama Gakuen ─tempat Hinata bersekolah. Namun, Hinata yang aslinya ramah dan baik hati, tidak mau seorang pun tahu tentang hal itu. Ia tidak mau memperbesar masalahnya dan malah akan membuat teman-temannya mencap dia sebagai 'Tukang Ngadu'.
.
.
.
Hari itu adalah hari senin. Hari di mana murid-murid kembali menjalani rutinitas mereka sebagai anak sekolahan yang wajib menuntut ilmu. Termasuk Hinata.
Gadis mungil nan manis itu mengucek-ngucek matanya kemudian mengambil kacamata minnya yang berukuran sedang dan agak tebal -yang terletak di atas meja kecil samping tempat tidurnya- lalu memakainya agar penglihatannya tidak buram. Hinata bangkit dari tempat tidurnya sembari menguap kecil. Ia meregangkan otot-otot tangannya lalu menggeleng-gelengkan kepalanya agar kantuknya hilang sepenuhnya.
Hinata melirik sebentar ke arah jam dindingnya yang berbentuk Domo-kun. Masih pukul 6 pagi, sedangkan bel masuk sekolahnya baru akan berdentang 2 jam lagi. Masih ada sekitar sejam untuk bersiap-siap sekaigus menyiapkan sarapannya.
.
.
.
" Ohayou Hinata-chan " Sapa gadis berambut pink dengan senyum merekah saat melihat Hinata memasuki gerbang sekolah.
" O-ohayou Sakura-chan " Hinata membalas senyum sahabatnya itu.
Dalam hati ia bersyukur Kami-sama dengan baik hati memberikan sahabat seperti Sakura. Cantik, baik, terkenal dan pintar. Sungguh idola para kaum adam. Hinata senang Sakura mau berteman dengannya yang bisa dibilang ─err─ culun itu. Sakura bahkan mau memperkenalkan Hinata kepada teman-temannya, walau berakhir dengan hinaan untuk Hinata. Namun ada beberapa yang mau berteman dengannya, seperti Naruto, Kiba, dan Ino.
Kadangkala, Hinata sering mengeluh pada Kami-sama akan nasib yang Ia berikan kepadanya. Namun Hinata tidak sampai putus asa. Ia mencoba bersabar dan tegar. Hinata percaya pada Kami-sama. Ia yakin bahwa suatu saat 'akan' ada yang menerimanya apa adanya. Dan itu terbukti dengan kehadiran Sakura dan teman-temannya. Hinata tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur terima kasihnya kepada Kami-sama.
Hinata juga terkadang merasa iri pada Sakura. Ia bisa dengan mudahnya bergabung dengan teman-temannya yang lain, tanpa harus mendapatkan kata-kata panas yang menyakitkan hati. Hinata? Ia bahkan harus menitikkan air matanya dulu hanya karena ingin bergabung dengan teman-temannya ─yang memang harus karena mereka sekelompok.
Sakura juga bisa dengan mudahnya mendapatkan anak dari Gubernur Konoha, Namikaze Naruto, yang sebenarnya merupakan lelaki yang dicintai Hinata. Hinata bahkan sampai tidak mau masuk sekolah selama tiga hari, dengan alasan tidak enak badan. Padahal, yang tidak enak bukan badannya melainkan hatinya.
Namun perasaan irinya itu ia kubur dalam-dalam dalam hatinya. Ia tidak mau seorang pun tahu, terlebih Sakura sendiri. Sakura pasti akan membenci dan menjauhinya. Tidak. Hinata tidak akan pernah mengambil resiko tersebut.
Prakk..
Sebutir telur berhasil mendarat dengan mulusnya di kepala Hinata saat ia memasuki kelas ─yang nyaris menghentikan langkah Hinata dan Sakura. Hal itu mengundang telur lainnya yang dengan mudahnya terbang dan mendarat di seluruh tubuh Hinata. Selalu seperti ini..
" Hey! Apa yang kalian lakukan? " Bentak Sakura pada teman-temannya yang melempari Hinata dengan telur.
Ia terlihat marah. Sedangkan Hinata? Ia hanya menundukkan kepalanya dalam-dalam dan mencoba menguatkan hatinya agar tidak menangis dengan mengingat kata-kata yang diucapkan mendiang ibunya. Hinata sudah menduga hal ini akan terjadi.
" Hey Sakura! Kenapa kau mau berteman dengan gadis culun seperti dia? Kau itu cantik, sedangkan dia? Cih. Mungkin dia adalah gadis terjelek di sekolah ini, bahkan di kota ini. Haha. " Cibir salah satu dari mereka seraya melihat rendah Hinata seakan-akan Hinata adalah sesuatu yang menjijikkan.
Hey! Apa matamu sedang bermasalah? Hinata adalah gadis cantik dan manis. Hanya saja..tentu ada hanya sajanya. Hal tersebut tertutupi dengan kacamata tebal yang sering digunakannya.
"Rambutmu sangat indah. Sedangkan dia? Apakah dia tidak pernah ke salon atau sekedar menata rambutnya? Rambutnya sangat jelek." Tambahnya lagi sambil melempar sebutir telur ─lagi─ ke arah rambut Hinata, membuat Hinata meringis kesakitan.
"Juga postur tubuhnya yang sangat jauh dari kriteria seorang pria. Pendek!"
"Kau gila? Apa kau tidak tahu Hinata-chan itu cantik dan mempunyai ram _" Sakura hendak mengatakan tentang fakta seorang Hinata namun Hinata mencegahnya. "Sakura-chan."
Sebenarnya yang akan dikatakan Sakura setelahnya yaitu 'Rambut Hinata sangat indah' namun dicegah Hinata karena ia tidak ingin membuat masalahnya semakin rumit.
Hanya orang-orang yang belum pernah menyentuhnya saja yang bisa berucap demikian. Tidak tahukah mereka, bahwa Hinata mempunyai rambut panjang yang sangat indah dan selembut sutera. Dan lagi-lagi ada 'hanya saja'nya. Hinata selalu mengucir dua rambutnya, terkadang dikepang dua. Ia juga tidak mengizinkan seseorang untuk menyentuh rambutnya, dengan alasan bahwa tangannya akan bau jika menyentuh rambutnya. Itu salah satu yang membuat tidak ada yang ingin dekat-dekat dengan Hinata. Padahal hal yang dikira mereka sangat bertolak-belakang dengan aslinya.
"Huh. Kau selalu saja seperti itu Hinata-chan." Ujar Sakura sambil menatap lirih Hinata. Yang ditatap hanya menyunggingkan senyum tulus namun terasa miris.
"Kalian! Cepat bubar dan bersihkan kekacauan ini sebelum Anko-sensei datang." Ancam Sakura. Teman-temannya hanya melihatnya dengan tatapan menantang dan acuh tak acuh.
"Aku akan melaporkan kepada sensei jika kalian tidak segera mengerjakannya!" Tambahnya, membuat mereka sweatdrop dengan mata terbelalak. Mereka langsung saja berhamburan dan mengambil alat-alat untuk bersih-bersih secepatnya. Pasalnya, hukuman yang akan diberikan Anko-sensei tidak bisa dikira-kira dan selalu berbeda-beda.
"S-sakura-chan." Lirih Hinata pelan sambil menyentuh tangan Sakura.
"Tidak, Hinata-chan. Mereka sudah sangat keterlaluan. Melemparimu dengan telur. Memangnya kau tidak merasa kesakitan?"
"Ti-tidak Sakura-chan."Hinata menggeleng dengan wajah polosnya.
"Kami-sama. Kenapa di dunia ini ada gadis sebaik dan sepolos dirimu, Hinata-chan?! Aku jadi makin mengkhawatirkan dirimu." Sakura menatap Hinata dengan wajah kasihannya. Sedangkan Hinata? Ia balas menatap Sakura dengan senyum polosnya.
Sakura mendengus. "Sebaiknya kau bersihkan dirimu. Akan aku mintakan izin kepada Anko-sensei."
"A-arigatou Sakura-chan." Hinata menganggukkan kepalanya lalu bergegas ke kamar mandi khusus wanita. Sebelumnya, ia pergi ke lokernya dulu untuk mengambil seragam yang memang sudah dipersiapkannya karena ia tahu pasti ia akan membutuhkannya. Dan seperti saat ini...
TBC
A/n : Huh. Akhirnya bisa post fict ini juga. huwaa jelek kayaknya.. Maklum, Ai masih newbie dan ini 1st fanfiksi hasil karya Ai. Gomen kalau ada kekurangannya, ne. Rnr ditunggu :)
p/s : Sebenarnya tadi udah dipublis. Tapi pas baca lagi, eh ga ada discl. etc nya -_- Makanya Ai edit dan publis lagi. Padahal tadi udah ada yang baca T.T
