Okey I'm back setelah beberapa lama gak dapet ide ==a

Nah sekarang cerita horor yang entah mungkin aneh atau apa.

RnR aja deh~

Dan jika ada miss typo maafkan ya.

Silahkan send private massage ke saya untuk mengetahui nama link dimana kalian bisa membaca cerita ini tanpa miss typo.

Sekarang OCnya ada saya dan adik saya loh#plak#

Oke,oke silhkan baca saja.

Note:

-Maria = Portugal

-Silvana = Andorra

-Angga = Indonesia

~.~.~

"Yaelah,mana ada hantu di siang bolong gini?"

"SUMPAH TADI GUE LIAT PAKE MATA GUE SENDIRI!"

"Hantu dan makhluk gentayangankan munculnya saat malam hari aja."

"Itu mah hantu kuno, kalau hantu modern jauh lebih gak kenal waktu!"

"Kalau bercanda jangan berlebihan dong!"

"Iya jangan ngebuat gosip serem gitu,ah!"

"Ini bukan takhayul, hantu cewe itu memang ada!"

Entah kapan mulainya isu ini langsung tersebar ke seluruh hetalia gakuen. Beberapa hari belakangan ini semakin banyak bukti kalau hantu yang di bicarakan memang ada. Mereka yang mengaku pernah melihatnya berkata,makhluk itu menyerupai seorang wanita berambut pirang panjang dan mengenakan seragam sekolah hetalia gakuen dengan wajah pucat. Sejak itu suasana sekolah terasa semakin mencekam.

Di koridor kelas,tampak Gilbert dan Francis yang bergegas menghampiri Antonio.

"Hei ada apa? Kok kalian tergesa-gesa sih?"tanya Antonio kepada kedua sohibnya.

"Ta-tadi adikmu si Maria melihat cewe seram itu, sekarang ia berada di uks bersama Silvana."jelas Gilbert yang masih mengatur nafasnya.

"Hah? Cewe seram? Quien?[1]"kata Antonio yang inconect.

"Ya ampun Antonio…maksudnya sang penunggu yang sering di bicarakan itu loh…"kata Francis.

"He? Apa maksudnya? Aku memang gak tau…Kan selama satu minggu ini aku gak masuk karena tipes."jawab Antonio.

"Begini nih…maksudnya ada hantu di sekolah ini tau."kata Gilbert pasrah.

"Fa-fantasma?[2] Kalian gak bercanda kan?"tanya Antonio dengan serius.

"Pertama Angga tapi dia biasa saja karena di negaranya memang banyak hantunya. Kedua Alfred si maniak burger. Ketiga Silvana yang sampai-sampai ia pulang pada pelajaran keempat. Sekarang adikmu yang satunya,Maria. Apa kau tak bisa mempercayai ini Antonio? Kedua adikmu melihat langsung hantu cewe itu!"kata Gilbert dengan mimik tak tenang sedikitpun.

"Bagaimana ceritanya sehingga Silvana bisa ketemu ama tuh setan?"tanya Antonio.

"Jadi Silvana di suruh oleh guru sejarah untuk membelikan cemilan di kantin dekat toilet paling ujung, kau tahukan kalau toilet itu angker banget dan semua murid mengetahuinya."papar Francis panjang lebar.

"Aduh pagi-pagi gini ngomongin hantu…udah mendingan ngomongin yang lain."sahut Antonio yang memang tidak mempercayai hantu dan semacamnya.

"Ini serius Antonio…"kata Gilbert dengan wajah serius tapi Antonio kurang percaya.

"Kalian ini anak sekolah kok masih percaya dengan hantu? Lagian tuh gosip hanya mengada-ngada saja buktinya?"tanya Antonio.

Hening

"Mungkin…baru sekarang mereka bangun dari tidur panjangnya."kata Gilbert yang tengah memecah keheningan.

Francis menyodok pinggang Gilbert karena tak suka jika ia sedang cerita tapi terpotong oleh seseorang.

"Ketika itu,karena Silvana sudah selesai mengerjakan tugasnya dan kebetulan sang guru sedang lapar,lalu ia menyuruh Silvana untuk membelikan cemilan itu. Saat di kantin hanya ada dia karena murid lain sedang belajar. Sambil menunggu pesanannya ia bersenandung kecil kemudian berhenti sejenak dan saat ia berhenti ada yang melanjutkan senandungnya. Asalnya arah toilet."cerita Francis.

"En aquel entonces,que suceder próximo?[3]"tanya Antonio yang mulai tertarik dengan cerita itu.

"Kemudian Silvana mendekati pintu toilet itu dan ternyata pintu toilet tertutup rapat. Ia mencoba mendorong pintu,mendadak suara senandung itu menghilang. Pintu terkuak agak lebar,Silvana melihat sesosok perempuan yang memakai seragam sepertinya dan berambut pirang. Untuk menghilangkan rasa takutnya, ia mencoba mengajaknya berbicara tapi tak ada jawaban. Perempuan itu berbalik menghadap Silvana dengan tatapan marah. Silvana terbelak saat melihat perempuan itu,karena perempuan itu penuh dengan darah dan tubuhnya tidak utuh sama sekali."Gilbert menarik nafas berkali-kali untuk menenangkan debar jantungnya.

"Lantas,bagaimana reaksi Silvana? Kenapa ia tak langsung lari saja?"tanya Antonio yang tanpa sadar sudah menggenggam erat jemari Francis, cerita itu berhasil membangkitkan rasa takutnya.

"Ia sudah tak bisa bergerak seperti ada sesuatu yang mengekang kakinya."lanjut Gilbert.

"Apa dia tak bisa berteriak?"lagi-lagi Antonio menyahut penasaran.

"Dia sudah berupaya berteriak sekuat tenaga,tapi suaranya tidak keluar juga, tak ada yang mendengar teriakannya. Kejadian itu berlangsung selama sepuluh menit, kau dapat membayangkannya kan? Keringat dingin sudah membasahi tubuh Silvana. Setelah itu ia terkulai lemas dan tak sadarkan diri. Untung saja guru sejarah itu menyuruhku mengecek keadaannya, baju seragamnya penuh dengan bercak darah."Gilbert masih bersemangat menceritakan kejadian itu.

"Hah? Bajunya panuh darah? Tapi saat itu aku melihatnya dengan baju basketnya kok."kata Francis yang heran.

"Kesesese,aku yang menggantikan kenapa? Kan kalau kamu yang gantiin nanti Silvana malah kau raep." kata Gilbert.

"Hei Gil…Jadi kamu menggantikan baju adikku,hah? Kau apakan dia selain menggantikan bajunya?"tanya Antonio dengan aura gelap yang mulai menyeruak.

"Bu-bukan! Aku hanya bercanda! Yang gantiin itu si Seychelles yang kebetulan lagi dapat tugas piket di uks,kesesese…Tapi aku mengintip sedikit sih.Awesome sekali badannya, beruntung sekali Lovino memiliki pacar sepertinya. Aku jadi mau." kata Gilbert yang ber-kesese ria dan mendapat sebuah tonjokan di perutnya oleh Antonio. Sementara Francis terkikik geli.

"Akh tapi aku tak percaya sama mungkin sih hal kayak gitu terjadi di siang bolong?"tanya Antonio yang tak percaya.

"Itu sungguhan lalu sudah ada empat korban dan duanya adalah adikmu sendiri,kau masih tak percaya?"kata Francis.

"Aku tetap tak percaya."bantah Antonio.

"Jika kau mengalami hal itu ku yakin kalau kau pasti berkata lain."kata Gilbert dengan wajah yang semakin serius.

"Guys…hantu itu tidak ada dalam kehidupan nyata. Hantu itu ada karena kita yang membuatnya, kau percaya tuhankan? Yakinlah tuhan akan senantiasa melindungi kita." kata Antonio menggurui.

"Kau itu sudah seperti guru agama, tak awesome sekali."protes Gilbert.

Percakapan mereka terhenti ketika bel berbunyi tanda waktu belajar akan di mulai.

"Aku akan membuktikan kalau hantu itu hanya ilusi belaka saja."kata Antonio dengan tegas.

"Jangan bercanda dengan itu! Berbahaya tau!"bentak Gilbert.

~.~.~

Di dalam kelas,Antonio tidak bisa berkonsentrasi dengan materi pelajaran fisika yang di terangkan oleh Pak Roma, ia masih memikirkan cerita tadi dan ia masih menganggap semua itu cuma ilusi belaka. Belum juga Antonio mengais-ngais pikirannya lebih jauh mendadak ia ingin buang air kecil. Kemudian ia meminta izin Pak Roma,guru fisika yang sedang menulis rumus-rumus di white board,untuk ke toilet sebentar.

Sebelum keluar dari kelas,seseorang menyeletuk lantang.

"Hati-hati 'Tonio,di belakang ada yang nunggu kamu tuh."

Seketika,Antonio menoleh ke arah suara itu,ternyata Francis yang berkata.

"Biasa,orang cakep banyak yang nunggu."dengan pd-nya Antonio berkata seperti itu.

"Dasar…"gerutu Francis.

"Jangan lupa baca doa."saran Gilbert.

"Kalo perlu bawa nih bawang putih sekalian."tambah Silvana sambil menunjuk bawang putih yang ada di tangan Kiku yang duduk di sebelahnya. Ia kira Silvana hanya bercanda tapi ia melihat Alfred merogoh sesuatu dari kantongnya. Ia menggenggam bawang putih.

"Jangan ke toilet tanpa ini."bisik Alfred yang mukanya berubah pucat.

Kemudian Antonio tertawa ranyah. Perdebatan terhenti ketika Pak Roma mengetuk white board cukup keras. Ternyata Pak Roma mendengar percakapan itu merasa teraaikan, kelas mendadak langsung henign. Antonio langsung lari ke toilet karena sudah tak tahan lagi untuk buang air kecil.
Belum juga sampai toilet,bulu roma Antonio berdiri karena terpaan angin dingin membelai, dalam sehari Antonio mengalami hal yang sama dua kali. Tiba-tiba ia teringat akan cerita hantu tadi pagi. Walau sudah berdoa berkali-kali dan mengusir bayang-bayang aneh di benaknya,tapi debar itu sulit diredakan, Antonio terus melangkah sambil meyakinkan batinnya bahwa hantu itu tak ada. Suasana sekolah tampak sepi karena semua murid sedang belajar. Dan di sana terlihat beberapa murid yang nekat olah raga di lapangan basket yang panas karena memang saat itu ada pelajaran penjas. Sampai di toilet ia mencoba membuka pintu itu.

'Terkunci? Aduh…siapa sih di dalam? Mana kebelet …'batin Antonio.

Di lihatnya lagi pintu toilet yang tertutup itu, bunyi air mengalir dari dalam. Ia menggeser kursi untuk duduk menunggu. Sekitar lima menit,orang yang ada di dalam toilet tak kunjung keluar. Iapun beranjak dari tempat duduknya dan mengetuk pintu toilet dua kali tapi tak ada jawaban dari dalam.

"Halo apa ada orang di dalam? Bisa cepat tidak? Dah kebelet nih!"teriak sang Spaniard tapi tetap tak ada jawaban dari dalam. Berkali-kali Antonio mengetuk tapi yang terdengar hanya suara air yang mengalir.

BRAK

Antonio sempat melompat saking kagetnya. Saat ia menoleh ke arah kegaduhan itu ternyata hanya seekor kucing hitam yang tak sengaja menyenggol seonggok kursi usang.

"Justo un gato.[4]"gumam setelah itu ia tertegun.

'Lah? Sejak kapan ada kucing hitam di sini? Memangnya peliharaan si Heracles nambah ya? Apa Kiku bawa piaraan? Setahuku mereka tidak mempunyai kucing hitam…'batin Antonio yang semakin bingung.

Belum hilang rasa herannya,pintu toilet terkuak lebar. Ia menoleh dan tak ada seorangpun di dalam toilet. Saat melihat kedalam, yang ia dapati hanya air yang menggenang. Dia merasa ada yang aneh dengan air itu. Kemudian ia berjongkok untuk mengamati air itu. Dugaannya benar ternyata air itu bukanlah air yang jernih, warna air itu merah semerah darah segar. Air yang menggenang itu adalah darah merah. Ia terkejut sekali. Langsunglah ia bangkit dan melihat ke arah darah segar itu. Darah itu terus mengalir dari keran. Bau anyir menusuk hidungnya. Tak terasa ia telah berdiri bersandar ke tembok.

Antonio melihat darah yang tertampung di dalam bak berkecipak pelan,kemudian bergemuruh seperti air mendidih. Asap putih berbau anyir memasuki hidung dan paru-paru Antonio. Ia tidak tengah bermimpi! Sungguh melihat sosok itu tiba-tiba menyeruak keluar dari bak yang penuh darah. Antonio mencoba menegaskan pandangannya. Benar saja! Sosok itu sosok perempuan berambut pirang dan memakai seragam hetalia gakuen. Baju seragam perempuan itu telah bersimbah darah segar. Ternyata yang di bilang oleh teman-temannya itu sebelah kirinya hilang sehingga yang terlihat hanya rongga mata yang kosong dan penuh darah. Tak hanya itu saja, mulut yang sebelah kirinya robek hingga pipi. Lengan sebelah kanannya sudah tinggal tulang kerangka. Perempuan itu menatap tajam ke arah Antonio yang sudah ketakutan. Kemudian perempuan itu tertawa memamerkan semua taringnya yang berjejer rapi. Antonio melihat perempuan itu memegang sesuatu di tangannya. Pisau. Iya pisau yang sangat tajam seperti telah di asah dengan baik. Perempuan itu mendekati Antonio. Semakin dekat. Dekat. Kemudian tubuh Antonio menjadi kaku.

CRASH

"AAARRRGGGHHH!"
Pisau itu menghantam kaki Antonio,kini ia sudah lemas tak lama pisau itu menusuk kaki Antonio di bagian lain. Teriakan Antonio membahana tapi anehnya tak ada seorangpun yang dapat mendengar suara itu. Karena sudah tak kuat lagi iapun terjatuh dan mulai kehilangan kesadarannya.

~.~.~

"Hermano! Hermano![5]"

Teriakan itu membuat Antonio membuka matanya perlahan-lahan.

"Di-dimana aku? Dimana perempuan itu?"tanya Antonio setengah sadar.

"Kau lagi di uks."jawab Silvana.

"Apa Antonio baik-baik saja?"tanya Gilbert.

"Iya,hanya saja kakinya terluka."Jelas Silvana.

"Di-dimana perempuan itu?"tanya Antonio terbata-bata.

"Perempuan? Perempuan mana?"tanya Francis.

Antonio tersentak mengingat kajadian tadi.

"Pe-perempuan itu! Dia mencoba membunuhku!"teriak Antonio histeris sambil memegangi kedua sisi kepalanya.

"Berarti hermano baru melihat perempuan itu ya?"tanya Silvana sambil kembali mengganti perban di kaki Antonio.

Antonio menatap luka di kakinya. Luka yang di akibatkan oleh pisau perempuan itu. Sekarang hijau emerald yang biasanya ceria kini memancarkan ketakutan yang teramat sangat.

"Ternyata itu nyata…Itu semua nyata,bukan khayalan."gumam Antonio.

"Nah sekarang kau percayakan? Sudah ku bilang pasti itu nyata."celoteh Gilbert.

Silvana langsung menyodok pinggang Gilbert yang berada di sebelahnya serta memberikan deathglarenya.

"Hermano masih agak syok. Menurutku kalian harus kembali ke kelas dulu agar tidak ketinggalan pelajaran."kata Silvana kepada Francis dan Gilbert.

"Sebelum itu aku ingin bertanya sesuatu…Kenapa kau tidak berada di toilet?"tanya Francis.

"He? Memang kalian menemukan aku dimana?"tanya Antonio.

"Maria dan Silvana menemukanmu di aula sekolah. Memang kau sedang apa di sana? Tak awesome sekali jika kau pingsan di sana."kata Gilbert.

"Kok bisa? Padahal aku tadi di toilet lalu bertemu perempuan itu…"jelas Antonio.

"Hantu penunggu toilet…"semua langsung saling menatap satu sama lain dengan wajah pucat pasi.

BRAK

Pintu pun terbanting.

"Hermano! Está fino?[6]"tanya seseorang dari arah pintu dan ternyata itu Maria dan raut mukanya menunjukkan kekhawatiran yang benar-benar.

"Oh,Maria.No estoy mal…[7]"jawab Antonio di sertai senyumannya seperti biasa.

Maria memberikan sebuah bingkisan makanan untuk Antonio.

"Vibachte…[8]"

Semua menoleh ke arah suara itu. Ukraine? Yup dia yang berkata. Sekarang ia sedang mengantarkan obat pesanan Silvana untuk Antonio.

"Me-memang kenapa kau memnta maaf?"tanya Silvana.

Gilbert dan Francis yang tadinya ingin kembali ke kelas malah kembali lagi karena penasaran.

"Se-sebenarnya hantu itu adalah adik kandungku yang telah tiada…"kata Ukraine yang sekarang mulai terisak.

"HAH?"semua bengong.

Hening.

Sangat hening.

Suasana di ruangan itu semakin mencekam.

"Bagaimana bisa?"tanya Silvana memecah keheningan.

~Flash Back~

"Brat…ya lyublyu[9]…Aku ingin menjadi pacarmu."

"Sozhalet`[10],aku sudah menyukai orang mana mungkin aku menjadi pacarmu,aku adalah kakakmu..."

"Ta-tapi kak,aku benar-benar mencintaimu! Bukan sebagai adik! Apa kurangnya aku?"

"Maaf tapi tetap saja,kau adalah adikku dan aku tidak bisa mengencani adikku lagi adik kandungku."

Lelaki itu beranjak pergi menjauh, gadis itu hanya terdiam di tempatnya yang meninggalkannya itu hanya terus berjalan semakin jauh meninggalkan dirinya di sana.

"Ivan!"teriak Natalia menyebut-nyebut nama kakaknya alias lelaki yang baru ia tembak.

Natalia Arlovskaya adalah seorang gadis yang cantik tapi karena sifatnya yang psikopat,banyak anak yang ada sih yang dekat dengannya tapi Natalia selalu menjauh. Hanya kakak-kakaknya,Ivan dan Ukraine yang dekat Natalia. Walau mereka agak takut tapi Natalia tetaplah adik mereka. Okey back to topic.

Natalia dengan lesunya kembali ke kursinya dan merogoh sesuatu dari tasnya. Benda itu sangat mengkilap. ,kemanapun ia pergi pisau itu selalu ada di tasnya dan terbungkus itu ia beranjak dari kursinya dan meninggalkan kelas. Saat itu jam istirahat sedang berlangsung. Ia pergi ke toilet di dekat kantin untuk menghindari keramaian kantin. Sebelum pergi ia meninggalkan secarik kertas di atas meja kakaknya,Ukraine dengan sebuah amplop berwarna merah. Merah darah.

BRAK

Pintu kamar mandi ia tutup dengan keras karena kesal.

"Sudah tak ada gunanya lagi aku hidup di dunia ini…Selamat tinggal Ivan."

JLEB

Pisau menembus dada Natalia tepatnya di jantungnya. Darahnya bercipratan kemana-mana. Sekarang, Natalia Arlovskaya hanya tinggal nama saja.

Bel pertanda kalau istirahat telah selesaipun melihat sebuah amplop di atas mejanya.

"Dari siapa ini?"gumamnya.

Isi surat itu seperti ini.

Ukraine,aku rasa sudah tak ada gunanya lagi menutup-nutupi ini. Aku sudah lama menyukai Ivan tapi tadi aku baru saja menembaknya dan di tolak olehnya. Hidupku sudah tak berarti lagi di dunia ini. Aku sudah tak memiliki tujuan hidup tak perlu mencariku dimanapun. Mungkin saat kau sedang istirahat nyawaku sudah berada di atas sana. Jika kau menemukanku,tolong kuburkan aku dengan layak dan rahasiakan ini dari yang lain.

Adikmu,Natalia.

Segera,Ukraine mencari-cari Natalia dan berharap adiknya masih hidup. Tapi harapan itu telah musnah ketika penjaga kantin memanggil Ukraine. Ternyata mayat Natalia telah di temukan oleh penjaga kantin tersebut.

"Natalia…"gumam Ukraine ketika melihat adiknya yang sudah tak bernyawa.

Sepertinya Natalia habis menyiksa dirinya terlebih dahulu karena terlihat dari beberapa organ tubuhnya yang menghilang serta banyak luka. Akirnya Ukraine berusaha bernegosiasi dengan sang penjaga kantin untuk merahasiakannya.

~End Plash Back~

"Begitulah ceritanya…Antonio maafkan adikku ya…"setelah itu Ukraine menundukkan kepalanya lalu menangis.

Maria mencoba menenangkan Ukraine yang sudah tak bisa membendung air matanya lagi.

Antonio melihat pakaiannya.'Biru? Piama biru? Bukankah tadi aku memakai seragam?' batin Antonio. Iamelihat sekelilingnya dan mendapati kalau baju seragamnya serta sepatunya ternoda dengan sesuatu yang berwarna merah. Itu darah segar saat ia bertemu hantu Natalia. Mulai sekarang hingga seterusnya Antonio mulai mengalami phobia terhadap darah. Padahal dulu ia sangat senang dengan darah,dimana perang masih terjadi. Ketika perang selesai,ia hanya biasa saja terhadap darah. Antonio mulai merasakan sesuatu di kakinya. Ada sesuatu yang membuat daging di dalam mulai terbelah. Ternyata itu pecahan pisau yang masih tertancap di pergelangan kakinya. Pertamanya Silvana terbelak lalu iapun bergegas melepas serpihan pisau itu dan mengobati luka Antonio bersama Ukraine. Sementara Gilbert dan Francis hanya bisa berharap luka Antonio segera sembuh. Apa maksudnya hantu Natalia melukai Antonio? Padahal korban sebelumnya tidak terluka sedikitpun dan ini pertama kalinya ada korban yang terluka.

END

Translate:

1. Siapa?

2. Ha-hantu?

3. Lalu, apa yang terjadi selanjutnya?

4. Hanya seekor kucing.

5. Kakak! Kakak!

6. Kakak apa kau tak apa?

7. Tidak terlalu buruk...

8. Ma-maaf...

...aku mencintaimu...

,

Huehuehue…bagaimana ceritanya?

Hancurkah? Gaje kah? Atau anehkah?

Saya terinspirasi dengan cerita horor jepang seperti sadako dan wanita bermulut sobek yang saya lupa bahasa jepangnya.

Hmmm okey di sini FLAME tak di terima…

Kata terakhir tolong RIVIEWnya~

Natalia Arlovskaya adalah seorang gadis yang cantik tapi karena sifatnya yang psikopat,banyak anak yang ada sih yang dekat dengannya tapi Natalia selalu kakak-kakaknya,Ivan dan Ukraine yang dekat mereka agak takut tapi Natalia tetaplah adik back to topic.

Natalia dengan lesunya kembali ke kursinya dan merogoh sesuatu dari itu sangat .Iya,kemanapun ia pergi pisau itu selalu ada di tasnya dan terbungkus dengan itu ia beranjak dari kursinya dan meninggalkan kelas.

Saat itu jam istirahat sedang pergi ke toilet di dekat kantin untuk menghindari keramaian pergi ia meninggalkan secarik kertas di atas meja kakaknya,Ukraine dengan sebuah amplop berwarna darah.

BRAK

Pintu kamar mandi tertutup.

"Sudah tak ada gunanya lagi aku hidup di dunia ini…Selamat tinggal Ivan."

JLEB

Pisau menembus dada Natalia tepatnya di bercipratan ,Natalia Arlovskaya hanya tinggal nama saja.

Bel pertanda kalau istirahat telah selesaipun melihat sebuah amplop di atas mejanya.

"Dari siapa ini?"gumamnya.

Isi surat itu seperti ini.

Ukraine,aku rasa sudah tak ada gunanya lagi menutup-nutupi sudah lama menyukai Ivan tapi tadi aku baru saja menembaknya dan di tolak sudah tak berarti lagi di dunia sudah tak memiliki tujuan hidup tak perlu mencariku saat kau sedang istirahat nyawaku sudah berada di atas kau menemukanku,tolong kuburkan aku dengan layak dan rahasiakan ini dari yang lain.

Adikmu,Natalia.