Tittle: How to Stay Sane Within Insanity
Rating: will always stays at T, perhaps... XD
Genre: Humor/Parody
Pairing(s): None! Walaupun akan ada banyak hint-hint pairing gak jelas untuk kepentingan humor
Summary: Gakuen!Gakuen!AU World Academy itu memang elit, tapi penghuninya jelas tidak! Sudah murid-muridnya autis kritis, aneh, barbar lagi! Apalagi guruya! Ada yang mesumnya selangit lah, pedofil lah, bahkan ada juga yang dicap tukang santet Kacau deh! Penasaran? RnR!
Warning: Insanity, Bahasa yang agak disengajakan tidak baku, Human names, a bit OOC-ness, AU, beberapa hint pairing gak jelas, etc
Disclaimer: Kalo saya yang punya, sudah pasti Indonesia bakal muncul duluan, jadi nope, i disclaim!
Author's note:
Good day, minna-san! Hisoka datang meramaikan fandom hetalia untuk kedua kalinya! Eer... sebelum saya memulai, saya ingin meminta maaf pada semua pembaca lama saya karena telah lama tidak mengupdate ketiga fic saya lainnya, saya sedang mengalami krisis writer!block dan fic ini saya buat untuk mengatasinya dan membuktikan bahwa saya masih hidup! mohon pengertiannya! Oh, dan ini juga sebenarnya request fic dari teman-teman SMA saya untuk meringankan beban UAS mereka, tapi karena ternyata gak keburu yah gak jadi deh, hehe... tapi yah karena sayang sama idenya akhirnya voilaa! saya post juga deh!
Oh, and sebelum memasuki cerita, seperti biasa saya akan memasukkan beberapa keterangan di sini:
Ini AU, jadi sudah pasti di sini semua karakter bukan negara tapi orang biasa dengan kewarganegaraan yang berbeda, akan terdapat beberapa perbedaan persaudaraan, penempatan karakter dan umur di sini jadi dimohon pengertiannya.
Hmm, mungkin segitu saja dulu, keterangan lebih lanjutnya akan saya masukkan di akhir chapter, so then, please enjoy this little story of mine, minna! ^^
How to Stay Sane Within Insanity
Prologue : Welcome to Madness! Part One
By: Kirisaki Hisoka
Alkisah di sebuah negara tanpa nama (alias Author sendiri sudah terlalu stress dengan hasil rapot untuk memikirkan nama), terdapatlah sekolah megah dan elit bernama World Academy, tempat dimana murid-murid di seluruh dunia berkumpul untuk mengemban pendidikan setelah mereka mengemban pendidikan sebelumnya selama lebih 9 tahun 2 bulan (oke, ini mirip siklus melahirkan...) lamanya. Bagaimana tidak elit coba? Wong pemandangan yang mengitari sekolah ini saja sangat eksotis! Sawah di kiri, makam di kanan, penjara di depan dan jamban di belakang! Coba bayangkan! Dengan begini lengkaplah penderita-eer, pemandangan indah yang diinginkan para murid di sekolah itu. Tak hanya itu, sekolah ini juga mendapat status elit karena kelengkapan fasilitas yang dimilikinya! Benteng tahan gempur, Panti Jompo, tempat shooting, Taman lawang, Autis centre, tenda biru dan lapangan eksekusi selalu siap sedia menunjang kebutuhan pendidikan para murid.
Sekolah yang sudah didirikan sejak jaman megalithikum ini didirikan oleh Mr. Dr. Haji Aquinos Vargas, SpeeDy. Lelaki asal Italia yang lebih dikenal oleh para muridnya dengan sebutan "Si mbah pedo" ini selalu memiliki impian dan obsesi untuk menghasilkan generasi muda yang berguna bagi bangsa dan negara, polos, gembira, penuh percaya diri, tidak madu tiga, sakinah, mawadah, warahmah, dan juga patuh pada orang tua. Alhasil, didirikannyalah sekolah yang -sama sekali tidak- menunjang impian -aneh- nya itu.
Dan di sekolah inilah sebuah roman yang sangat -tidaaaaak- menggetarkan jiwa akan dimulai. Dan bukan, itu bukan peristiwa penyunatan alis nan tebal milik Arthur-sensei... oh, tidak! Itu juga bukan cerita mengenai Francis-sensei yang tobat dan sekarang memimpin pengajian ibu-ibu setiap hari minggu. Tidak, tidak, kalian salah! Ini adalah sebuah peristiwa besar yang disebabkan oleh event besar yang akan dilangsungkan di sekolah ini...
Namun, alangkah baiknya sebelum kita memulai roman besar ini, kita mengetahui dahulu siapa saja penghuni autis cen- ah, maksud saya, para pelajar dan pengajar di World Academy ini...
Pukul 7 a.m, bel masuk telah berbunyi. Di kelas X.1...
"Oh my gosh! Kok gak ada yang bilang sih kalau hari ini ada pr biologi? This is like, totally insane!" Pekik Feliks panik, saat ia memasuki ruang kelas dan melihat teman-teman sekelasnya masih sibuk mengcopy-paste pr biologi di bangkunya masing-masing, tepat di sebelah kuping Toris, teman sebangkunya itu, dengan tidak berprikekupingan. Membuat Toris yang harus mendengarkan suara yang lebih merdu dari klakson troton itu pun hampir tuli di umur yang cukup muda.
"Uggggh, Feliks! Bisakah kau berhenti berteriak tepat di kupingku? Uang bulananku sudah tak cukup untuk ke THT lagi bulan ini tau! Ini musim paceklik!" Protes Toris pada BBF- ee, BFFnya itu sambil menutupi kedua kuping semata wayangnya itu dengan telapak tangan.
"Yaaa, whatever lah! Tapi serius deh Toris! Kenapa kemarin gak bilang?" Ujar Feliks masih panik walaupun secara ajaib ia masih bisa memblow rambutnya dalam keadaan siaga satu seperti ini.
"Yah, siapa suruh gak nanya padaku kemarin!" Balas Toris agak ketus. Sepertinya ia masih kesal atas ulah barbar Feliks yang membuat kupingnya tak berhenti mendengungkan nada monophonic "Kopi dangdut" yang ia kenali sebagai ringtone hp Kirana, murid asal Indonesia dari kelas sebelah.
"Ya siapa suruh kau gak menyuruhku buat nanya!" Balas Feliks gak mau kalah dengan teorinya yang sama sekali tidak berdasar.
"Hah?"
Baru saja Toris ingin membalas tudingan gila Feliks sebelum pintu kelas mereka terbuka dan seorang pemuda tanpa ekspresi yang kemudian diketahui bernama Norge (dibaca norgii bukan norgey, kalau kalian tidak ingin berakhir di makam sebelah sekolah) sang guru biologi memasuki kelas mereka.
"Oy, pinky melambai, cepat duduk ke tempat dudukmu. Dan kumpulkan pr kalian sekarang" Perintah Norge-sensei, pemuda cantik itu, datar sembari duduk ke bangkunya di depan kelas. Dan Toris berani sumpah bahwa ia melihat sesuatu mengitari guru biologinya itu, yang ia yakini bukan lumut kerak atau ganggang hijau tentunya...
"Oh gosh, Norgay-sensei! I'm like, totally gak ngerjain pr!" Ujar murid dari Polandia itu dengan -tanpa sedikitpun- rasa malu sambil memilin-milin rambutnya. Mencoba untuk terlihat manis dan polos di depan guru dari Norwegia itu. Mungkin saja dengan kilauan pesona rambut iklan shampoo deedee miliknya, hati beku sang guru bisa mencair, tee hee~!
"Oh? kalau begitu berikan aku alasan biologis mengapa kau belum mengerjakan prmu" Ujar Norge-sensei masih datar. Kelihatannya ia sama sekali tidak terpengaruh oleh kilauan kepolosan no jutsu Feliks.
"Eee..." Feliks memulai sementara otaknya berputar keras mencoba menemukan alasan yang tepat untuk ia katakan pada gurunya yang satu ini. Salah sedikit bisa-bisa besok otak -pinky-nya sudah ditemukan terurai di jamban belakang sekolah! ...Dan ia yakin bila mengatakan bahwa "aku menipedi 24 jam non stop kemarin, tee hee~" akan membuat kejadian tadi menjadi kenyataan.
"Jadi?"
"Eer.. aku tergoda dan takjub melihat proses konjugasi antara paramecium dan euchema yang berlangsung dengan sangat khidmat, khusyuk, romantis dan err.. pinky?" Ujar Feliks garu-garu, ia berusaha terdengar sebiologis mungkin dengan mengatakan apa saja yang ia ingat dari pelajaran minggu lalu kepada gurunya. Namun sepertinya, Author belum berpihak padanya karena dengan secepat kilat (hukum matrix tidak berlaku di sini, sayang sekali) tiga spidol berwarna ijo lumut menerjang baju seragamnya pada kedua sisi pundaknya dan menyebabkannya, yang duduk di kursi paling belakang itu, tertancap di dinding.
Kelas pun hening...
"KYAAA! Baju seragamku yang sudah kumodifikasi jadi moe!" Pekik Feliks nyaring sambil meratapi kepergian bajunya yang sangat stylish -setidaknya baginya- itu. Tidak memperdulikan kenyataan menyeramkan bahwa spidol yang dilempar Norge-sensei itu bisa meretakkan dinding tempat ia tertempel sekarang.
"Alasan ngaco... Nah sekarang... ada lagi yang belum mengerjakan prnya?" Tanya Norge sambil mengeluarkan persediaan 3 spidol berwarna-warni entah darimana. Walaupun ekspresinya datar, namun jika kita memperhatikan dengan baik sinar matanya, kita dapat melihat hasrat ingin menyiksa dari dalam kedua mata indigonya itu. Yang tentu saja membuat para murid yang masih belum mendaftar ke asuransi jiwa menelan ludah. Dapat terlihat beberapa dari murid yang beragama islam mulai membaca ayat kursi sementara yang kristiani membaca doujin- oke, yang terakhir hanya karangan Author saja...
Namun ternyata, diantara para murid yang masih sayang ini, terdapat satu orang yang dengan gagah berani, atau lebih tepatnya, dengan kebodohan dan kegilaan tingkat tinggi, menganggkat tanggannya.
Ah... si bodoh itu...!
"Aku! Aku! Noru~!" Panggil Mathias Kohler, siswa dari Denmark yang mengangkat tangannya tadi, dengan manja ke gurunya. Seringai nakal menghiasi wajahnya yang -sialnya- tampan itu. Membuat murid berkebangsaan Islandia, Erik, yang merupakan saudara jauh Norge-sensei dan duduk di belakangnya memandangnya dengan tatapan membunuh yang jelas-jelas mengatakan bahwa "Jangan-cari-cari-perhatian-kepada-Norge-atau-buku-kamus-bahasa-gaul-setebal-PS3-ini-akan-meremukkan-kepala-durian-busukmu-itu!"
"Apa aku bahkan ingin mendengar ocehanmu?" Ujar Norge-sensei sarkastik. Yang tentunya, tidak digubris oleh Mathias, si Wiro Sableng dari Denmark, itu.
"Tentu saja kau mau Noru~! Jadi, alasanku adalah..." Ujar Mathias memberikan jeda pada kalimatnya untuk menambahkan kesan misterius dan penuh kejutan -alay- ala salah satu sinetron roman picisan andalannya, "Karena keseksianmu mengalihkan duniaku~!" Goda Mathias penuh percaya diri sambil memberi penekanan pada kata 'seksi' yang tentunya mendapatkan balasan yang setimpal berupa lemparan paramecium beserta genus-genus saudaranya dan juga buku kamus bahasa gaul dari Erik dengan penuh dusta. Alhasil, ia pun berhasil dikirim ke akhirat.
"Jadi... karena sekarang durian busuk itu sudah tewas, ayo kita mulai pelajarannya..." Perintah Norge-sensei sambil membuka buku berjudul "Bahkan Durian Busuk pun Pasti Takkan Remedial Biologi!" andalannya.
Baru saja ia ingin memulai pelajarannya sebelum seorang murid berambut pirang dengan mata Emerald mengangkat tangannya, "A-anu... Norge-sensei..."
"Hn? Zwigli?" Norge mengangkat alisnya atas intrupsi yang tidak biasanya dari murid perempuan beraksen German yang biasanya pendiam itu.
"I-itu... Apa tidak sebaiknya kita membawa mayat- eerr, Mathias-san ke UKS? Kasihan kalau ia tetap di sini..." Ujar Lili Zwigli sambil memandang Mathias dengan tatapan iba. Sepertinya jabatan kakaknya Vash Zwingli sebagai ketua ekskul PMR memberikan influensi padanya.
"Tak perlu repot-repot. Lantai yang dingin lebih cocok padanya daripada kasur yang empuk" Balas Norge santai seakan-akan muridnya pingsan itu bukan kesalahannya.
"E-eh? Tapi kepalanya berdarah sensei! Kalau begini terus dia bisa...!" Ujar Lili panik sambil menunjuk pada mayat Mathias yang bersimbah darah di lantai.
"Ah, itu memang akan menimbulkan masalah dengan petugas kebersihan..." Ujar Norge, tidak memperdulikan teriakan Lili yang berisi, 'Bukan itu maksudku!'.
"Akan terlalu merepotkan kalau aku harus membawanya ke UKS, itu hanya akan membuang waktu mengajarku, ada yang punya ide lain?" Ujar Norge penuh perhitungan dengan nada malas. Sungguh benar-benar guru yang tidak bertanggung jawab...
Beberapa anak menggumamkan jawaban seperti "masukkan saja ke tong sampah", "sembunyikan di lemari alat kebersihan" atau "gantung di tengah sawah biar jadi orang-orangan sekalian" tapi tidak ada yang benar-benar mengangkat tangannya kecuali Erik.
"Apa idemu Erik?" Tanya Norge-sensei pada saudara jauhnya itu dengan sinar mata lembut.
"Buang keluar! Praktis dan instant!" Ujar Erik lantang, seringai kecil mengancam untuk terkembang di wajah pucatnya, ini pun menyebabkan ujung mulut Norge tertarik sedikit ke atas.
"...Deal..." Dan dengan elegan mayat Mathias pun dibuang ke dunia luar yang dingin dan kejam di luar kelas...
TBC
Author's note:
Ah, akhirnya selesai juga satu kelas! Lebih pendek dari perkiraan awal sih tapi lumayan lah! Niatnya sih tadi mau ngegabungin kelas X.2 juga tapi nanti kepanjangan dan lagian saya udah diprotes sama saudara gara-gara kelamaan make laptop dia buat numpang ngetik! Jadi kelas lain di chapter-chapter berikutnya! Dan mungkin kelasnya bakal sampai X.7 nih, dan murid-murid serta guru di sana masih rahasia! Hehe...
Maaf bila cerita ini kurang lucu dan sangat tidak layak tayang, hehehe, Jadi itulah kru-kru di kelas X.1, dan ya, di situ saya buat Iceland saudara jauhnya Norway sementara Denmark gak punya hubungan apa-apa sama Norway, dia cuma salah satu murid malang yang terperangkap jaring cintanya Norway aja~ *plaaaaak* XD
Yah... saya harap fic kecil saya ini bisa sedikit menghibur di akhir tahun ini! Bila ada salah-salah kata (ini pidato ya?) atau kesalahan kewarasan otak saya mohon dimaafkan, oh, dan bila ada kritik dan saran kalau bisa tolong sampaikan lewat review! Kiriman beras- eer, maksud saya kiriman review kalian sangat berharga bagi saya!
Oh iya, saya juga ingin menyampaikan terima kasih pada teman-teman saya atas requestnya! Lumayan bisa saya ancurin nih! hehehehe
Oke deh kalau begitu, thanks for reading and Happy new year minna! 8D
