Apa yang kau lakukan jika melihat kekasihmu bermesraan dengan orang lain tepat di depan matamu?

Dan sialnya orang yang kau anggap kekasih itu tak merasa bersalah atas perbuatannya?

"Putuskan!" Tukas Kyungsoo.

"Mana bisa?!" Dengus Baekhyun.

Kyungsoo mengernyitkan dahinya heran menatap sahabat yang sedang menggeliat di atas kasur seperti orang gila (dia memang gila). Sudah disakiti tapi dirinya malah tak ingin menyudahi hubungan mereka.

"Aku harus balas dendam dan meminta ganti rugi. Baru setelah itu... kami.. SE-LE-SAI!" Baekhyun melipat tangan di dadanya dan meniup helaian poni di dahinya dengan bibir yang mengerucut lucu.

Kyungsoo menepuk jidatnya, ia mestinya mengerti jalan pikiran Baekhyun. "Kupikir kau masih menyukainya, makanya tak ingin putus dengan si Ris-Ris itu."

"Namanya Kris, Kyung." Baekhyun merotasi bola matanya jengah, sudah ia katakan berkali - kali bahwa namanya bukan Ris-Ris.

Kyungsoo mencebikkan bibir tak terima, menggerutu pada Baekhyun bahwa itu sama saja. Sebenarnya Kyungsoo merasa kasihan dengan Baekhyun, sahabatnya itu malah dijadikan sebagai bank berjalan oleh -calon- mantan kekasihnya.

Bagaimana tidak?

Jika selama mereka pacaran Baekhyun hanya akan mendapatkan uang jajannya habis, dompetnya menipis serta tabungannya terkikis.

Seharusnya di dalam hubungan ini Baekhyun menjadi pihak yang diuntungkan.

Dari awal Kyungsoo memang tidak menyetujui hubungan mereka. Mengingat Kris seorang player yang suka nyantol sana-sini demi mendapatkan apa yang dia mau.

Dan setelah dua bulan berpacaran akhirnya Baekhyun mendapati bahwa ucapan Kyungsoo benar, Kris itu tidak baik untuknya. Namun, sebelum diputuskan Baekhyun akan meminta pria brengsek itu untuk mengembalikan semua yang ia terima darinya.

.

.

.

Siang ini Baekhyun memakan bekalnya di kelas, pasalnya ia muak melihat Kris bersama dengan gadis yang lain. Masalahnya gadis itu berbeda dengan orang yang kemarin Baekhyun lihat.

Cih!

Dasar playboy kampung, pikir Baekhyun kesal. Dia hanya kesal, oke? Bukan cemburu.

Baekhyun menyingkirkan makan siangnya, rasa daging panggangnya yang gurih seketika menjadi hambar.

"Ehey, buat aku saja kalau kau tidak mau." Chanyeol, sahabatnya, merebut kotak bekal Baekhyun dengan gesit. Lumayan pikirnya daripada harus merelakan uang saku untuk membeli ramen yang rasanya sama setiap hari.

Baekhyun melirik Chanyeol yang sudah duduk di sampingnya dengan mulut yang penuh makanan. Nafsu makannya benar-benar hilang, padahal biasanya Baekhyun menjadi sangat lapar bila melihat Chanyeol makan, karena anak itu makan dengan sangat lahap apapun makanannya sekalipun itu kotoran kucing.. ehm, tidak 'kok bercanda.

"Chanyeol." Baekhyun menatap Chanyeol tajam.

Cahnyeol menoleh sambil tetap mengunyah, namun pergerakan mulutnya terhenti melihat raut wajah Baekhyun yang agak suram.

"M-maaf, Baek. Aku akan kembalikan makananmu. Kupikir kau tidak lapar makanya aku makan daripada mubazir, ini kalau perlu aku akan muntahkan sekarang." Kata Chanyeol membuat butiran nasi muncrat kemana-mana mengotori meja.

"Ew! Chanyeol! Telan dulu baru bicara." Baekhyun mengusap wajahnya yang terkena butiran nasi. "Lagipula aku tidak nafsu makan."

Chanyeol tertawa canggung dan kembali melanjutkan acara makannya setelah membersihkan meja Baekhyun yang ia kotori.

"Bantu aku!" Pinta Baekhyun.

"Bantu apa?"

"Balas dendam dan menuntut kerugian pada Kris. Aku akan mentraktirmu satu hari penuh kalau kau mau."

Si jangkung nampak berpikir sambil mengelus dagu dan manggut-manggut. "Aku rasa satu hari itu-"

"Baiklah, satu minggu."

Chanyeol pura-pura tak mendengar dan Baekhyun mendengus sebal.

"Oke, satu bulan-"

"Okay, call!"

.

.

.

Keesokan harinya, di taman belakang sekolah.

"Aku mau ke gereja setelah pulang sekolah. Kau harus ikut, ya?"

"Memangnya kenapa?" Tanya gadis di sebelahnya bingung.

"Aku mau tanya sama Tuhan kenapa bidadarinya ada di sampingku~"

Najis.

Malah menggombal.

Kantung kresek mana?!

"Ih~ apaan 'sih kamu..." gadis itu tersipu sambil memukul lengan lelaki yang menggombalinya main-main.

Dua orang siswa mengintip di balik pohon dengan raut wajah mereka yang ingin muntah mendengar gombalan lelaki itu.

"Demi Neptunus! Aku menyesal menerima bajingan itu. Menggelikan."

"Itu salahmu, Baek. Aku sudah memberitahumu untuk menolak dia, tapi kau malah tetap menerimanya. Lebih baik kau pacaran saja denganku. Bagaimana?"

"Kau sama saja."

Chanyeol memberenggut kesal, enak saja dirinya disamakan dengan tiang lampu jalan itu.

Demi Tuhan, aku lebih tampan dari Kris, pikirnya.

Yeap. Kini Baekhyun dan Chanyeol tengah mengintip acara Kris yang sedang menggombali gadis yang diketahui bernama Yeri.

Si mungil kemudian menyenggol Chanyeol dengan sikunya, memberi isyarat bahwa sudah saatnya mereka melancarkan aksi 'mari memergoki kelakuan bejat Kris' yang diberi anggukan paham oleh sahabatnya itu.

"Hei Kris tengik!" Teriak Chanyeol memanggil Kris setelah melompat dari balik pohon sambil bertolak pinggang. Baekhyun yang melihatnya hanya dapat menepuk jidat. Kapan sih Chanyeol menggunakan otaknya?

"Sopan sekali kau memanggilku begitu." Sarkas Kris berdiri tak terima dipanggil tengik.

"Oh terima kasih, tapi itulah yang diajarkan orang tuaku ketika aku kecil, harus sopan terhadap yang lebih tua. Makanya aku- aw, Baek! Jangan injak kakiku!"

"Bodoh. Aku tidak membayarmu untuk berdongeng!" Baekhyun memarahinya dan berganti menatap Kris dengan tangan melipat di depan dada.

"Iya-iya, maaf. Hei, Kris! Jadi kau selama ini hanya memanfaatkan Baekhyun, ha? Masih dalam status berpacaran saja kau sudah nyantol sana-sini." Ujar Chanyeol sembari menunjuk wajah Kris yang menurutnya sangat jelek.

"Apa maksudmu?" Tanya Kris sengit.

"Maksudku? Hei kau perempuan, sebaiknya kau pergi sebelum jadian dengan bajingan ini. Dia itu playboy-"

"-kampung." Sahut Baekhyun.

"-suka mempermainkan perasaan seseorang. Jangan mau termakan rayuan dia yang-"

"-menggelikan."

"-ya, menggelikan. Nanti kau akan menyesal seperti Baekhyun yang hanya dimanfaatkan uangnya saja. Lebih baik kau cari pria lain yang lebih tampan daripada si bajingan ini. Aku misalnya." Chanyeol menyeringai sambil bersedekap melihat Kris yang memerah menahan emosi karena tersulut ucapannya. Sedangkan Baekhyun tak habis pikir, sempat-sempatnya Chanyeol merayu Yeri di situasi seperti ini.

"Apa maksudmu?!" Kris geram.

"Haruskah aku menjawabnya lagi? Apa yang tadi kurang jelas?" Tanya Chanyeol melangkah mendekat kearahnya. "Sekarang. Kembalikan apa yang sudah kau dapat dari Baekhyun. Barang-barang yang kau terima, uang makan selama kalian pacaran dan berikut bunganya karena aku juga butuh digaji."

"Apa-apaan itu?!"

"K-kak," Yeri menarik ujung seragam Kris, namun secepat kilat Kris menepisnya dan menyuruh Yeri pergi. Kejam.

"Kurang ajar!" Tanpa aba-aba Yeri melayangkan tendangannya tepat di selangkangan Kris.

Kris mengerang kesakitan menutupi 'masa depan'nya. Sungguh itu sangat sakit. Baekhyun dan Chanyeol hanya meringis melihatnya, mereka juga punya aset yang seperti itu jadi mereka tahu bagaimana sakitnya jika ditendang.

"Gila, kupikir dia gadis lemah lembut. Ternyata ada monster di dalamnya." Ucap Chanyeol geleng-geleng. Baekhyun manggut-manggut.

"Bagaimana rasanya?" Tanya Baekhyun merunduk karena Kris tengah berlutut menahan sakit.

"Sakit, Baek." Erang Kris

"Mampus!" Teriak Chanyeol dan Baekhyun bersamaan di telinganya. Baekhyun melemparkan segulung kertas pada Kris. "Itu adalah daftar barang yang harus kau bayar."

"Sebanyak ini?" Kris melotot membuka gulungan kertas itu. "Hei! Kau pembohong, kau tak pernah memberiku kendaraan bermotor!"

"Oh maaf, itu struk lain." Baekhyun merebutnya dan memberinya kertas yang lain.

"Ini. Aku sudah menghitung semua apa yang kuberikan padamu, uang makan juga sudah ku hitung, tenang saja aku memberimu diskon sepuluh persen." Baekhyun memang terkenal perhitungan, jadi jangan heran jika ia menuntut ganti rugi pada Kris.

"Kalau kau tidak bayar. Aku akan melaporkanmu, ucapanku tak main-main. Kau lupa jika ayahku adalah seorang kepala polisi di Distrik Gangnam? Dan aku dapat melaporkanmu dengan mudah dalam kasus pemerasan." Kata Chanyeol menyombong.

"Aku bahkan tak tahu." Kris kembali berdiri sambil sesekali meringis nyeri.

"Makanya aku beritahu padamu." Sahut Chanyeol sembari tersenyum konyol.

"Lagipula, seharusnya aku yang melaporkan kalian. Ini sama saja dengan kalian memerasku!"

"Hm, iya juga. Tapi ini ganti rugi atas sakit hatiku tahu!" Gumam Baekhyun.

"Sudahlah, brother, terima saja. Makanya lain kali jangan suka mempermainkan hati orang, apalagi itu Baekhyun. Aku bisa saja menghajarmu jika tak ada Baekhyun di sini." Ujar Chanyeol dengan raut yang serius kali ini, membuat Baekhyun sedikit tersentuh.

"Aku beri kau waktu dua minggu, Kris. Ayo, Chanyeol." Baekhyun mengapit lengan Chanyeol, "Oh ya, kita putus Kris." Melanjutkan langkahnya dengan perasaan gembira.

.

.

.

"Baekhyun,"

Yang dipanggil menggumam sedang mulut penuh melahap eskrim stroberi yang dibelinya dalam perjalanan pulang.

"Apa kau tidak sedih?"

Baekhyun mengernyit tak paham, "Maksudmu?"

"Kau kan habis putus, apa kau tidak sedih?" Tanya Chanyeol lagi sambil sebelah tangannya mengusap noda eskrim di sudut bibir Baekhyun.

Baekhyun memalu saat Chanyeol melakukannya. Padahal mereka sudah sering melakukan skinship tapi itu selalu sukses membuat Baekhyun tersipu dengan hal-hal kecil yang dilakukan Chanyeol.

"Tidak juga. Lagipula, aku berpacaran dengan Kris karena penasaran bagaimana rasanya memiliki pacar." Ujar Baekhyun.

Pria tinggi di sebelahnya tidak mengerti jalan pikiran Baekhyun. Kalau dia hanya penasaran, lalu kenapa sampai harus balas dendam pada Kris?

Melihat keterdiaman Chanyeol, Baekhyun mengerti dan mencoba menjelaskan. "Maksudku, aku memang menyukai Kris, tadinya. Dia tampan, siapa yang tidak suka?"

Diam-diam Chanyeol berdecih tak suka mendengar penuturan itu.

"Aku membalasnya karena tidak suka dijadikan tempat bermain-main. Walaupun aku awalnya memang tidak serius dalam hubungan ini, tetap saja itu membuatku kesal. Aku merasa menjadi bank berjalannya selama dua bulan." Pipinya menggembung, bibirnya mengerucut lucu ketika sedang kesal.

"Lagipula aku menyukai orang lain. Siapa tahu, pengalamanku pacaran selama dua bulan ini bisa membantuku jika aku bisa mendapatkan orang yang aku suka, iya 'kan?"

Chanyeol mengangguk paham. Polos sekali sahabatnya ini, pacaran hanya karena penasaran.

"Baekhyun?"

"Hm?"

Chanyeol menghentikan langkahnya dan Baekhyun mengikuti. Keduanya berhadapan. "Tawaranmu untuk mentraktirku selama sebulan, bisa tidak diganti saja?"

"Diganti apa?"

Si tinggi berdehem dan menetralkan suaranya.

"Jadi pacarku saja, mau?"

Chanyeol mencari peruntungan. Sebenarnya, sudah sejak lama dia menyukai sahabatnya sendiri, Baekhyun. Tapi keberanian untuk menjadikan Baekhyun miliknya selalu saja tertunda. Kalau kata anak gaul, timingnya tidak pas.

Apalagi saat Baekhyun memberitahunya kalau dia berpacaran dengan Kris, semakin menipis saja harapan Chanyeol. Tapi, untuk kali ini Chanyeol tak akan menyia-nyiakan kesempatan.

Yang lebih mungil menatapnya polos, matanya berkedip beberapa kali memandang Chanyeol. "Kau sedang bercanda tidak?"

Chanyeol menggeleng serius.

"Kalau begitu, aku mau."

"Yang benar?!" Percaya atau tidak, Chanyeol benar-benar terkejut. Ia pikir, Baekhyun akan menolaknya karena sebelumnya Baekhyun berkata bahwa ia menyukai orang lain. "Tapi kau bilang, kau suka orang lain."

"Iya memang. Aku menyukai orang lain yang bukan Kris."

Wajah Chanyeol mengendur lesu. Tuh kan, Chanyeol memang tidak ada harapan sepertinya.

"Kalau begitu jangan terima, Baek. Aku tak ingin menjalin hubungan jika kau hanya penasaran saja."

Baekhyun terkikik dengan suara lucunya. "Kau ini lucu sekali sih. Aku kan bilang kalau aku menyukai orang lain yang bukan Kris. Aku menyukaimu, bodoh."

"A-apa?"

Baekhyun mendengus sebal, namun senyumnya masih tercetak di bibir. "Aku menyukaimu dan mau jadi pacarmu."

"Benarkah? Kau serius kan?" Kedua bahunya diguncang Chanyeol. Baekhyun membalas dengan tersenyum manis dan mengangguk.

"YUHUUU! AKU PUNYA PACAR DAN PACARKU CANTIK SEKALI NAMANYA BAEKHYUN!" Si tinggi selebrasi, merentangkan kedua tangannya ke langit dan berteriak senang membuat Baekhyun tertawa gemas melihatnya.

"Chanyeol!" Es krim di genggaman ia buang sembarangan (jangan dicontoh, kumohon) tangannya membentang ke depan. "Tidak mau peluk pacarmu?"

"Tentu saja aku mau!" Chanyeol menubruknya dengan pelukan.

Kedua remaja itu berpelukan di tengah trotoar di bawah pohon bunga sakura yang sedang mekar. Pemandangannya manis sekali jika dilihat langsung. Hati keduanya meletup-letup gembira bak kembang api di tahun baru.

"Akhirnya kau jadi milikku juga." Ujar Chanyeol.

"Akhirnya aku bisa mendapatkan orang yang aku suka." Balas Baekhyun.

Entah siapa yang memulai, kedua belah bibir itu sudah bertautan. Saling mengecup dan melumat dengan pagutan yang menyenangkan. Mengecap rasa manis dari bibir lawan masing-masing.

Tidak mengindahkan tatapan beberapa orang yang berlalu lalang dengan senyuman melihat betapa manisnya mereka. Namun, ada beberapa juga yang menggeleng melihat anak sekolahan bermesraan di tempat umum. "Dasar anak zaman sekarang tak pernah tahu tempat."

Keduanya melepas ciuman mereka, terkekeh mendengar celetukan seorang kakek yang lewat.

"Hehe, ayo pulang, pacarku."

"Ayo, pacar."

...

End.