CHANGE : Prologue
Posted on 9 Juni 2012 in .com
Warning : Yaoi! Garing! OOC! AU! REAL PERSON! TYPO! Plot ngawur.
Disclaimer : Them self.
Rate : T (inget! Ini cuman T! #evilaugh)
.
.
"Jae. Aku sedang mengerjakan tugas! Turun dari pangkuanku!"
Jaejoong memutar kepalanya ke arah kekasihnya, "Chagiya… Bogoshipo. Kau tidak merindukanku? Padahal kita sudah tidak bertemu 50 jam!" Jaejoong menggerakan tubuhnya untuk dapat berhadapan dengan kekasihnya, dengan posisi tubuh Jaejoong menghimpit kekasihnya ke punggung kursi. Setelah memberikan kerlingan nakal, Jaejoong menenggelamkan wajahnya di ceruk leher kekasihnya sambil mengusap-usap tengkuk kekasihnya memberikan rangsangan.
"Jae! Aku harus mengumpulkan tugas ini besok!" Kekasih Jaejoong yang diketahui bernama Jung Yunho mendorong pundak Jaejoong agar menjauh. Mendapatkan penolakan, Jaejoong malah semakin mengeratkan pelukannya di leher Yunho.
Tsk! Jaejoong tidak bisa diperintah. Egois.
.
.
CHANGE!
-Z-
.
YunJae Fanfiction
.
-Prolog-
.
Tidak ada yang kurang dari seorang Jung Yunho. Semua dosen serta mahasiswa—tidak lupa dengan fans-fans-nya yang tersebar di seluruh dunia—menganggukan kepala setuju atas kalimat barusan. Dia sangat pintar dan rajin. Tidak pernah mengejek-ejek dosen dan selalu membantu orang yang lebih tua. Sempurna. PERFECT!
Walaupun Yunho baik, tapi dia juga disiplin serta tegas. Kharisma yang dia sebarkan tidak pernah tanggung-tanggung. Satu kali melihat senyuman Yunho, saya tidak bertanggung jawab dengan apa yang akan terjadi dengan anda.
Ah~ Tidak ada kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan tokoh utama kita.
Elegan.
Disiplin.
Cerdas.
Tampan.
Baik.
Kaya.
Sempurna!
Tetapi satu hal yang membuat beberapa mahasiswa serta dosen mengeleng-gelengkan kepalanya. Kenapa seorang Jung Yunho bisa kepincut dengan mahluk egosi dan selalu melakkukan segala sesuatunya seenak jidat. Bahkan hobi utama mahluk itu MENGHAMBUR-HAMBURKAN UANG! Dan tentu saja untuk mendapatkan segala sesuatu yang dia mau.
Memang wajah mahluk itu cantik. Bahkan orang yang pertama kali melihatnya pasti mengira mahluk itu titisan dari surga. Tapi saat kau mencoba untuk menengok sedikiiiit saja kepribadiannya, bayangan mahluk surga yang lembut serta penyayang hancur berantakan sudah.
Banyak orang mengira mahluk gaje nan egois yang bernama lengkap Kim Jaejoong ini menggunakan pelet agar Yunho mau mencintai dirinya. Tetapi dengan lembut Yunho menangkis prasangka itu. Malah yang ada Yunho memeluk Jaejoong mesra dan mengatakan bahwa Yunho mencintai Jaejoong apa adanya. Hal ini membuat Jaejoong dapat bersombong ria di depan fans-fans Yunho yang menangis darah karena idolanya dipelet- Ah maaf… maksud saya karena idolanya mencintai orang lain.
Dan disinilah Yunho. Berusaha menyingkirkan kekasihnya yang seenaknya bergelayut manja di pangkuannya. Padahal jelas-jelas Yunho sedang mengerjakan tugas—terlihat dari Yunho yang memakai kacamata dan di samping laptopnya terdapat bertumpuk-tumpuk buku.
Bukan karena Yunho tidak suka Jaejoong bermanja-manja kepadanya. Pasalnya ini sudah jam delapan malam dan Yunho baru mengerjakan separuh dari tugasnya—yang harus dikumpulkan besok.
"Jae, please. Aku belum selesai dan harus dikumpulkan besok. Kau tidurlah dulu. Aku akan menyusul." Ucap Yunho dengan lemas dan melas.
Diam sebentar sebelum Jaejoong menjauhkan tubuhnya dari Yunho, "Kau mau mengusirku eoh?" ucap Jaejoong sambil melipat tangannya di depan dada.
"Bukan, sayang. Jebal, mengertilah." Yunho sedikit mendongak mengingat Jaejoong duduk di pangkuannya.
Jaejoong menautkan alisnya kesal. Dia tetap tidak mau berpindah dari posisinya dan memaksa untuk tetap duduk di pangkuan Yunho, "Peduli amat." Gumam Jaejoong dan kembali memeluk Yunho.
Tidak bertemu kekasihnya selama dua hari karena Yunho diajak study tour, membuat Jaejoong rindu setengah mati. Padahal awalnya Jaejoong sudah tidak mengizinkan Yunho ikut. Tetapi kalau umma Yunho tidak tiba-tiba menenangkan perkelahian yang terjadi di kamar Yunho, mungkin Yunho tidak jadi berangkat. Jaejoong terpaksa bersikap manis di depan calon mertuanya walaupun dalam hati dia mencibir wanita itu habis-habisan.
Yunho mendesah pelan. Lalu dia menyelipkan tangan kanannya di bawah pantat Jaejoong serta tangan satunya lagi memeluk pinggang Jaejoong. Perlahan Yunho bangkit berdiri. Posisinya sekarang sedang berdiri tegak dengan Jaejoong dalam gendongannya—seperti anak Koala. (=w=")
Yunho berjalan ke kasurnya sambil menepuk-nepuk punggung Jaejoong. Setelah itu dia membaringkan tubuhnya serta Jaejoong diatas kasur. Lebih baik Yunho menidurkan kekasihnya terlebih dahulu agar Jaejoong tidur dan dia bisa mengerjakan tugasnya dengan benar tanpa ganguan!
Ah, caramu salah, Jung Yunho.
.
.
Yunho mengusap wajahnya. Rasanya dia mengantuk sekali. Waktu sudah menunjukan jam sebelas malam. DAN TUGASNYA BELUM SELESAI! DAMN! Andai Jaejoong tidak mengganggunya—dan membuat Yunho terpaksa mengajak Jaejoong tidur terlebih dahulu—mungkin sekarang ini Yunho sudah bergelung di kasurnya.
Ah, ini memang nasib memiliki pacar yang egois. Yak! Yunho semangat mengerjakan tugasmu! Kami hanya bisa memberi dukungan dari jauh.
.
.
02.45 AM
Ah, akhirnya tugas Yunho selesai. Sekarang ini tokoh utama kita merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal. Setelah men-save datanya dan mem-print tugasnya serta meng-kliping-nya Yunho berjalan ke atas kasurnya yang sudah terdapat kekasihnya yang tertidur pulas.
Yunho merebahkan tubuhnya di samping Jaejoong. Sejak mereka pacaran, Jaejoong lebih sering menginap di rumah Yunho, mengingat umma Jaejoong—yang notabene single parents karena ayah Jaejoong telah meninggal—bekerja sebagai direktur sebuah perusahaan yang membuat waktu umma Jaejoong tersita ke pekerjaannya. Daripada Jaejoong tidak ada teman di rumah, dia memilih untuk menginap di rumah Yunho. Umma Yunho hanya meng-iyakan saja. Toh siapa yang tidak senang jika setiap saat bisa mendengar suara merdu Jaejoong?
Yunho mendekap pinggang Jaejoong. Yunho sedikit mengenang saat-saat dimana dia pertama kali mendengar Jaejoong menyanyi. Hal ini lah membuat Yunho jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Jaejoong—yang tentu saja disambut dengan tangisan darah dari fans Yunho karena idola mereka mencintai NAMJA lain.
Dan, usaha Yunho untuk mendapatkan Jaejoong sama sulitnya dengan memindahkan batu seberat 300kg dengan tangan kosong. Meningat Jaejoong sangat keras kepala dan banyak maunya. Tentu saja keringat dan dompet Yunho menjadi korban.
Ah, memandang wajah malaikatnya tertidur lelap membuat Yunho mengantuk juga. Dia memilih segera tidur saat matanya semakin tidak bisa diajak berkompromi.
.
.
05.00AM
KRIIING!
Dengan sigap Jaejoong bangun dari posisinya saat mendengar suara alarm yang begitu nyaring. Dengan tangan kirinya dia berusaha meraih alarm yang berada di meja nakas disamping ranjang Yunho, untuk menghancurkan alarm yang menganggu tidur sucinya. Hanya saja tangan Yunho yang memeluk pinggangnya membuat gerakan Jaejoong terhambat.
Jaejoong menarik nafas dalam bersiap untuk meneriaki Yunho agar menjauh agar dia dapat membanting alarm yang masih berbunyi itu.
"JUNG YUN-HMMMP!" Terikan Jaejoong terhenti saat Yunho memasukan jarinya kedalam mulut Jaejoong. Setelah itu Yunho meraih alarm-nya dan mematikannya. Dirinya tidak mau alarm-nya yang sekarang menjadi korban Jaejoong yang ke-8.
Yunho baru menjauhkan jarinya dari mulut Jaejoong setelah kembali merebahkan tubuhnya, "Aku lelah sekali. Biarkan aku tidur dua jam lagi. Mata pelajaran pertama masih jam 10, kan?" Yunho menelungkupkan tubuhnya dan membenamkan wajahnya ke dalam bantalnya. Sebelumnya dia tidak lupa me-lap jarinya yang basah karena liur Jaejoong ke atas bantal Jaejoong.
Sedangkan Jaejoong di samping Yunho sudah menyumpahkan beribu-ribu kata yang tidak pantas. Mulutnya terasa tidak enak setelah Yunho memasukan kedua jarinya. Jaejoong segera bangkit hendak berkumur setelah itu dia dapat kembali tidur di samping Yunho.
.
.
Yunho mengigit ujung rotinya dan segera berlari ke arah garasi sambil berusaha menggunakan sepatunya. Sekarang jam sepuluh kurang sepuluh. Tepat sepuluh menit sebelum kelasnya mulai. Dua puluh menit yang lalu kedua manusia—Jaejoong dan Yunho—baru bangun. Jaejoong segera berlari ke kamar mandi untuk mandi sedangkan Yunho kalang kabut menyiapkan peralatan kuliah serta tugas-tugasnya. Baru kali ini Jung Yunho seorang teladan, terlambat!
"Jae, kau menyetir, arra?"
"Malas! Kau saja."
"Please! Aku harus memeriksa tugasku lagi."
"Aku bilang tidak mau ya tidak mau!" Jaejoong segera menghentakan kakinya dan masuk ke kursi penumpang. Sedangkan Yunho yang berada di depannya hanya bisa menepuk jidatnya berusaha bersabar.
"Arasso." Yunho segera masuk ke kursi pengemudi dan mengendarakan mobilnya dengan cepat.
.
.
Seorang nyonya muda sedang memainkan poselnya setelah mendapatkan laporan dari bawahannya. Pandangan tajamnya menerawang ke arah kota Seoul yang dia lihat di balik kaca jendelanya.
"Jadi anakku masih sangat egois ya?" nyonya muda—yang sebenarnya seorang namja—yang bernama lengkap Kim Heechul itu menyeringai saat mendapatkan laporan dari bawahannya tentang kelakuan anak semata wayangnya.
Walaupun Heechul sangat sibuk dengan pekerjaannya, jangan pernah kau mengira dia mengabaikan anaknya. Setiap hari dia selalu mendapat laporan tentang kelakuan anaknya dari mata-mata yang disewanya.
"Hmmp, Jung Yunho berdedikasi tinggi serta meraih banyak penghargaan karena otaknya yang cermelang itu… kekasih anakku? Sulit dipercaya." Heechul menggerakan jarinya untuk menggerakan layar ponselnya yang berisi data-data tentang Yunho yang dia dapat dari universitas diamana Yunho serta Jaejoong berada.
"Sepertinya dia bisa mengubah Jaejoong." Heechun sedikit menampakan senyuman khasnya saat melihat foto Yunho, "Tampan juga. Anakku memang pintar."
Selang sepuluh detik, Heechul menelfon nomer ponsel Yunho yang tertera dengan jelas di biodata yang Heechul dapatkan.
"Annyong." Heechul mendekatkan ponselnya ke telinganya saat Yunho menjawab panggilannya.
"Aku Kim Heechul, ibu-err atau ayah… argh! Terserah kau menganggapku ibu atau ayah- Dari Jaejoong kekasihmu." Heechul sedikit mengacak rambutnya saat menentukan posisi ayah atau ibu untuk Jaejoong.
Heechul diam sejenak mendengar ucapan Yunho, dan selanjutnya dia berbicara kembali dengan nada riang, "Aku mau memberikanmu penawaran menarik."
Heechul sedikit menarik nafasnya sebelum kembali melanjutkan ucapannya, "Maukah kau mengikuti rencanaku untuk menggubah putraku yang paling manis itu?"
