Sorang gadis cantik masih setia dengan kasur queen size nya tidak berniat sama sekali untuk membuka matanya.

"Sakura ayo bangun!" seorang wanita paruh baya mencoba membangunkannya.

"Kaa-san ini masih sangat pagi"

"Tidak cukup pagi untuk kau berlari-lari menuju halte bus karena kesiangan mengumpulkan tugas"

"Ya ampun! aku lupa" jawab Sakura yang langsung berlari menuju kamar mandinya. Begadang semalaman mengerjakan tugasnya cukup membuat energinya terkuras jika tidak karena harus mengumpulkan tugas tersebut, mungkin sakura lebih memilih untuk setia pada kasurnya.

.

.

"Jidat, apa kau sudah mengumpulkan tugasmu?" panggil seorang gadis dengan rambut yang di kuncir kuda – Ino Yamanaka, sahabat Sakura sejak kecil.

"Iya, jika Kaa-san tidak membangunkan ku mungkin tamatlah riwayatku"

"Kau ini tidak biasanya bangun kesiangan?" Tanya Ino heran sementara Sakura hanya mengangkat bahunya.

"Baiklah karena aku sedang bahagia, aku akan mentraktirmu" seru Ino kemudian yang membuat Sakura bengong menatap Ino, Sakura yang tetap duduk manis di bangkunya membuat Ino segera menariknya.

"Apa yang membuatmu bahagia?" Tanya Sakura penasaran dengan langkah yang tergesah- gesah mengikuti langkah Ino.

"Menurutmu apa?"Tanya Ino sambil menunjukkan jari-jarinya.

"TIDAK MUNGKIN! Sai senpai melamarmu?" Sakura hanya bisa melotot dan menutup mulut dengan tangannya karena kaget, sementara yang ditanya hanya tersenyum dan mengangguk

"KYAAAAAA! SELAMAT!"Teriak Sakura dan langsung memeluk Ino.

"Seminggu lagi kau harus jadi penggiringku, oke!" senyuman yang merekah sudah cukup membuat semua orang tau betapa bahagianya Ino Yamanaka.

"APA? Seminggu lagi, KYAAAA aku tidak percaya ini" Sakura masih histeris dan merasa ini hanya lelucon.

"Tunggu! Jangan bilang kau sedang..?" selidik Sakura dengan tatapan yang lurus menuju perut Ino.

"Kau ini apa-apaan, tentu saja tidak!" Sakura menghela nafas lega

"Awalnya aku besikap sepertimu tapi Sai bilang dia sudah mempersiapkan semuanya karena tidak mau membuatku kelelahan mengurus persiapan kita nanti"

"Kami-sama, aku iri sekali"

"Cepatlah cari pendamping hidup, Oops mencari pacar saja susah apalagi pasangan hidup" ledek Ino yang sukses membuat Sakura kesal setengah mati.

"Apa kau bilang awas kau ya!" teriak Sakura sambil berlari mengejar Ino yang berlari setelah sukses membuat Sakura kesal.

"Uchiha-san sepertinya tidak ada tanda-tanda Orochimaru" Seru seseorang yang jika dilihat dari penampilannya tidak jauh berbeda dari seseorang yang di panggil Uchiha.

"Sudahku duga bandar narkoba besar tidak mungkin dengan bodohnya mengadakan transaksi ditempat seperti ini keadaan lingkungan yang relatife sepi." Sasuke menyatukan kedua tangannya dan meletakkan di dahinya berusaha memikirkan sesuatu.

"Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang?" Tanya Lee yang tidak lain Jaksa yang berada satu divisi dengan Sasuke dalam memecahkan setiap kasus.

"Apa kau melihat seorang anak kecil yang sejak tadi berdiri disamping halte bus, menurutmu apa yang dia lakukan?" Tanya Sasuke dengan raut wajah datarnya.

"Mungkin sedang menunggu orang tuanya"

"Bodoh! Tidakkah kau lihat raut wajahnya? Sekilas biasa saja tapi jika diperhatikan ada sedikit raut ketakutan dalam wajahnya dan itu berulang setiap kali dia ingin melihat kearah gedung hotel tersebut" Lee mengikuti arah mata Sasuke ke arah Hotel, kemampuan membaca situasi Sasuke tidak diragukan lagi tidak heran sudah banyak kasus yang diselesaikan oleh Sasuke.

Sasuke Uchiha merupakan tim investigasi khusus yang menyelesaikan kasus-kasus kejahatan, namun tugasnya berbeda dari jaksa-jaksa pada umumnya Karena Sasuke yang memiliki kemampuan membaca situasi membuatnya lebih kepada seorang detektif, Sasuke selalu mendapatkan penghargaan atas keberhasilannya dan juga Sasuke memiliki banyak musuh terutama para penjahat besar. Sasuke yang berperan sebagai komandan sebetulnya bisa saja tidak ikut turun langsung dalam menangani setiap kasusnya, namun ketertarikannya dalam dunia seperti ini membuatnya lebih suka turun tangan langsung dan baginya pekerjaannya ini sangat menantang.

"Seseorang memantaunya dari atas gedung hotel?" tebak Lee

"Benar!"

"Kita harus menangkap anak kecil tersebut, bisa saja anak tersebut bagian dari mereka"seru Lee tidak sabar.

"Jangan gegabah! kita nikmati saja permainan yang mereka suguhkan, jika kita terlalu cepat bergerak bukan tidak mungkin kau akan dibunuh oleh mereka!" Sasuke begitu tenang menghadapi masalah seperti ini, berbeda dengan ucapannya tiba-tiba Sasuke berjalan dengan cepat keluar cafe tempatnya memantau sejak beberapa jam yang lalu.

Bruakk

"Hey tuan apa kau tidak bisa berhati-hati" bentak seorang gadis yang tidak lain adalah gadis yang Sasuke tabrak – Sakura Haruno.

"Sial!" umpat Sasuke begitu melihat orang yang dia ingin ikuti sudah hilang entah kemana.

"Hey nona kau tau apa yang telah kau perbuat HAH?" balas Sasuke dengan nada membentak, jelas saja merasa kesal berjam-jam memantau mangsa, hanya karena insiden kecil lenyap sudah mungkin harus menunggu kesempatan lainnya.

"APA? Kau fikir hanya bajumu yang kotor? Kau lihat bajuku lebih parah kotornya!" Sakura pikir yang Sasuke maksud adalah perkara kemejanya yang kotor padahal bukan tentang kemejanya melainkan tentang menangkap penjahat besar.

Tanpa banyak bicara lagi Sasuke segera berjalan keluar cafe dengan tenang, bodoh memang namun Sasuke tau jika dia bersikap mencurigakan seseorang yang berada di hotel akan mengetahui siapa jaksa yang sedang menyelidiki mereka, dan sedangkan Rock Lee menyempatkan diri meminta maaf atas kejadian tersebut lalu mengikuti Sasuke.

.

.

"Bagaimana Uchiha-san bisa tau gadis kecil itu akan pergi?" sebetulnya sejak di perjalanan Lee sangat penasaran dengan tingkah Sasuke yang tiba-tiba bergegas pergi namun karena suasana hati Sasuke terpaksa harus menahan pertanyaan yang sejak tadi menggelayuti fikirannya, saat inilah kesempatan yang baik untuk menanyakan hal tersebut.

"Tidak jauh dari gadis itu ada bus yang sepertinya akan berhenti di halte bus, ah sial gara-gara gadis tersebut misi kali ini tidak mendapat jalan terang." umpat Sasuke kesal

"Jika seperti itu aku akan menghubungi jasa bus untuk mendapatkan rekaman kamera yang ada dalam bus" Lee berusaha membantu mencari solusi

"Gadis kecil tersebut tidak menaiki bus"

"Jadi maksud Uchiha-san gadis kecil itu hanya bersikap seolah-olah akan naik bus yang sebetulnya dia hanya ingin menghilangkan jejak"

"Pemilihan tempat berdiri disamping halte cukup pintar, karena mereka tau dari sisi tersebut wajah gadis tersebut tidak tertangkap kamera"

"Uchiha-san, apa mereka memiliki modus tertentu?"

"Sejauh ini aku masih belum berani menyimpulkanya, yang jelas mereka hanya ingin tau siapa lawan mereka, Berikan aku secepatnya berkas-berkas laporan anak hilang dan pengunjung hotel star seminggu kebelakang" perintah Sasuke sambil jalan meninggalkan ruangan kerjanya. Handphone yang berdering disaku Sasuke membuatnya menghentikan langkahnya dan segera mengangkatnya

"Moshi-moshi"

"Sasuke apa kau sudah lupa dengan Okaa-sanmu ini hah?"

"Baiklah! Hari ini aku akan menginap dirumah, kita lanjutkan obrolan kita dirumah"

"Cepat! Kaa-san menunggumu, hati-hati di jalan"

"Hai"

"Sungguh pria macam apa yang bersikap seperti itu pada seorang wanita? Menyebalkan" Sakura terus menggerutu kesal dengan kejadian tadi

"Sudahlah jidat lupakan saja, kau tidak perlu membuang-buang energimu hanya karena pria seperti itu" ini sudah yang keberapa kalinya Ino berusaha membuat Sakura tenang tapi hasilnya nihil.

"Hey daripada aku terus mendengarkan ocehanmu yang membosankan lebih baik aku pergi jalan-jalan dengan Sai" seru Ino sambil berlari keluar cafe

"YAK! INO PIG TUNGGU!"yang di teriyaki terus berlari menghindari Sakura, karena seluruh cafe melihat kearah Sakura, Sakurapun memutuskan untuk pergi meniggalkan cafe tersebut.

.

.

"Apa hari ini bus pada demo? kenapa tidak ada satupun yang datang, apa tidak tau aku sedang kesal!" dengan kesalnya Sakura menendang kaleng soda

Ckittttt *suara mobil berhenti mendadak*

"Hari apa ini? kenapa aku begitu sial" dengan segera Sakura memutar tubuhnya dan berlari menghindari sang pemilik mobil.

"HEY NONA BERHENTI" Teriak sang pemilik mobil.

Menyadari sang pemilik mobil berlari dibelakangnya membuat Sakura berlari semakin cepat.

'Okaa-san tolong anakmu ini, aku janji jika pria ini tidak menangkap dan memasukkanku kepenjara aku tidak akan menolak permintaan Okaa-san tidak-tidak satu permintaan Kaa-san saja kurasa cukup' mohon Sakura dalam hati

"KYAAAAAAA" BRUUAK

Dengan na'asnya Sakura jatuh tersungkur karena high heelsnya yang patah.

"Kaa-san sakit" rintih Sakura kesakitan sambil memegangi pergelangan kakinya yang terkilir.

"Pasti rasanya sakit, nona!" ledek pria yang secara tidak langsung membuat kaki Sakura terkilir.

"YAK! KAU!" jelas saja Sakura kaget ternyata pria yang dari tadi mengejarnya adalah pria yang sudah menabraknya di cafe.

"Pria yang sudah membuat hidupku sial, kau benar-benar pria yang sangat menyebalkan" bentak Sakura.

"Siapa yang kau sebut membuat hah? Akulah pria yang justru menjadi korban kesialan yang yang sudah menjadi takdirmu itu" balas Sasuke tidak mau kalah

"APA? Yak pria tidak punya hati"

"Cih tidak peduli dengan ocehanmu, aku akan membawamu kepenjara dengan tuduhan tindakan mencelakakan orang" Sasuke yang sudah tidak sabar lagi menghampiri Sakura untuk segera membawanya ke kantor polisi.

"Tunggu tuan Baka, jangan bawa aku ke kantor polisi"

"APA? gadis ini benar-benar membuatku kesal, baka kau bilang? Aku semakin ingin membawamu ke kantor polisi!" kesal di panggil baka membuat sasuke semakin ingin membawa Sakura ke kantor polisi.

"Aku akan membayar ganti rugi atas kerusakan mobilmu"

"Baiklah! Bayar sekarang juga 5 juta" tantang Sasuke

"APA? Itu namanya pemerasan, aku bisa menuntutmu, kurasa mobilmu pasti tidak mengalami kerusakan yang parah"

"Kau ingin menuntutku? Kau kemanakan otakmu hah?" sepanjang hidup Sasuke mungkin inilah perdebatan paling panjang.

"Baiklah, tuan aku hanya mahasiswi biasa aku tidak punya uang sebanyak itu" mohon Sakura.

"Kartu namamu?"

"Tidak ada"

"Alamat rumah?"

"Tidak punya rumah"

"Kau ingin bermain-main dengan hukum huh?"

"Iish kau ini galak sekali" dengan pasrah Sakura memberikan kartu namanya.

"Kau bisa mencicilnya selama 1 bulan" tidak berani mengelak lagi Sakura hanya bisa meratapi nasib sialnya. Setelah Sasuke fikir urusanya selesai Sasuke pun pergi meninggalkan Sakura yang masih terduduk di tanah.

"Yak tuan!" dengan sinis Sasuke membalikkan badannya dan menatap Sakura dengan tatapan meremehkan.

"Apa kau tidak punya hati? Kakiku terkilir bisakah kau antar aku pulang?"

"Cih merepotkan saja, apa kau tidak punya harga diri huh?"

"Hey tuan mulutmu kotor sekali" hina Sakura, jelas saja siapa yang tidak kesal baru bertemu sudah beberapa kali dihina

"Baiklah 5 juta bitambah dengan ongkos taksi jad…"

"Cukup, kau benar-benar tidak punya hati, pemerasan!"

"Cih" umpat Sasuke

Dengan sigap Sasuke menghampiri Sakura dan langsung menggendong Sakura, walau bagaimanapun sebagai seorang manusia Sasuke tidak mungkin setega itu.

"KYAAAAA! Apa yang kau lakukan mencari kesempatan dalam kesempitan"

"Bisa-bisanya kau bicara seperti itu, siapa yang mencari kesempatan hah? Sampai kapanpun aku tidak akan pernah tertarik dengan wanita sepertimu" ledek Sasuke

"Apa awas kau ya! Sampai mengemis cinta padaku?"

"Cih Percaya diri sekali kau! Tidak akan sampai kapanpun aku tidak akan pernah mencintaimu, kau boleh melakukan apapun jika itu terjadi, badanmu saja yang berat kurasa otakmu tidak ada"

"Pria berengsek! Awas kau" mungkin kalau tidak karena kaki Sakura yang terkilir saat ini Sakura sudah mencakar-cakar wajah Sasuke.

.

.

Sebelum masuk mobil Sasuke, terlebih dulu Sasuke menyemprotkan yang entah apa namanya yang pasti rasanya sangat hangat di kaki sakura, dan memijitnya sebentar setelah itu langsung mengantar Sakura, jelas saja Sakura sangat anti berterimakasih pada orang yang menurutnya membuat hidupnya sial.

"Hey tuan kenapa kau sangat galak?" Tanya Sakura setelah berada di mobil untuk memecah kesunyian yang meliputi mereka, tapi naas pertanyaanya tidak mendapat jawaban.

"Boleh aku tau pekerjaanmu apa tuan?" masih tidak mendapat jawaban

"Saat kau menabrakku tadi kau tidak minta maaf apa lagi ganti rugi, seharusnya akupun tidak perlu ganti rugi" dengan mendadak Sasuke menghentikan mobilnya, dengan tatapan menusuknya cukup membuat Sakura merasa takut.

"Hehehe aku hanya bercanda tidak perlu seserius itu, walaupun kau yang salah aku akan tetep mengalah" seru Sakura menyindir.

"Terserah! Cerewet" Sakura hanya bisa mendengus kesal mendengar ucapan Sasuke

"Hey kau diantar siapa huh? Kenapa tidak disuruh masuk?"

"Cih setan seperti dia tidak seharusnya mengotori rumah kita kaasan" seru sakura mulai kepancing emosi.

"Apa yang terjadi? Kakimu baik-baik saja kan?" Tanya ibu Sakura hawatir pada anak perempuannya.

"Daijoubu! Sudah agak mendingan, Kaa-san apa kau memiliki sebuah permintaan?" Tanya Sakura walau bagaimanapun Sakura sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk mengabulkan satu permintaan Kaa-sannya.

"Kau tidak terbentur sesuatukan?"

"IIsh Kaa-san, baiklah Kaa-san pikirkan satu keinginan nanti aku akan mengabulkannya"seru Sakura meninggalkan Kaa-sannya dengan langkah yang masih tersendat-sendat dan berusaha menaiki tangga.

"Anak ini selalu saja memberikan hal-hal yang sangat tidak terduga" ibu Sakura tersenyum menatap anak bungsunya itu

.

.

"Kenapa lama sekali hah?" seru wanita paruh baya yang tidak lain merupakan ibu Sasuke begitu melihat Sasuke memasuki rumah keluarga Uchiha.

"Tadi harus menyelamatkan kucing liar dulu" siapa lagi yang dimaksud kalau bukan Sakura Haruno.

"Cepatlah mandi setelah itu kita makan bersama, Otosan dan Itachi sudah menunggu" tanpa banyak berbicara Sasuke berjalan memasuki kamarnya.

"Anak ini selalu saja bersikap seperti itu." gerutu ibu Sasuke, tinggal dalam keluarga yang hanya menjadi seorang wanita sendiri membuatnya agak kesepian, mungkin saat anak-anaknya masih kecil nyonya Uchiha tidak kesepian, namun setelah pada dewasa nyonya Uchiha harus bisa membangkitkan suasana rumah menjadi lebih hangat karena anak dan juga suaminya yang bersifat dingin membuatnya takut jika kehilangan rasa hangat yang dulu pernah dirasakan, tapi nyonya Uchiha sadar jika sikap Sasuke yang kelewat dingin merupakan kesalahannya dan suaminya, ya nyonya Uchiha menyesal telah mengabaikan Sasuke dulu

.

.

"Otousan aku ingin bekerja di hotel Otousan" seru Sakura saat keluarga Haruno sedang menikmati kebersamaan keluarga sambil ditemani beberapa makanan ringan.

"Apa? kau serius?" Tanya Sasori yang tidak lain merupakan kakak Sakura.

"Tentu saja!"Ssakura mengangguk mantap.

"Kaukan hanya bisa merusak dan merepotkan orang" ledek Sasori, sebetulnya kebiasaan buruk Sakura adalah ceroboh dan selalu tergesah-gesah tidak heran kadang Sakura mendapatkan hal-hal yang tidak terduga.

"Onii-chan kau menyebalkan sekali!" bentakSsakura.

"Orang menyebalkan harus dibalas dengan sikap menyebalkan juga"

"Sudah-sudah jangan bertengkar" lerai tuan Haruno

"Bagaimana jika kamu menjaga Hikari saja, selama beberapa minggu ini Konan akan repot karena mengurus ibu yang akan menjalani oprasi, dan kau juga masih bisa fokus pada kuliahmu!" seru Sasori, walau Sasori sangat menyebalkan tapi dia tetap menyayangi adik satu-satunya, di samping itu dia memang butuh pengurus sementara untuk anaknya yang masih belajar di taman kanak-kanak.

"Baiklah setuju aku minta bayar dimuka 5 juta!"

"APA?" semua orang yang berada di ruangan tersebut kaget mendengar ucapan Sakura, sementara Sakura hanya menyengir tanpa dosa.

"Sakura kau ingin memeras kakakmu?" seru nyonya Haruno

"Iish, tidak seperti itu tapi aku benar-benar butuh uang" karena semua anggota keluarga menuntut cerita akhirnya Sakura menceritakan semua kejadian yang menimpanya.

.

.

Sudah seminggu menjalankan tugasnya sebagai pengasuh, Sakura rasa tidak masalah bahkan mungkin apabila kakak iparnya tidak sanggup menjaga Hikari, Sakura sanggup menjaganya asalkan tetap ada bayaranya.

"KYAAA SELAMAT YA INO PIG!" teriak Sakura begitu masuk ke ruang ganti pengantin wanita

"Arigatou!" Ino yang sangat senang segera memeluk Sakura

"Cantiknya, kali ini aku iri denganmu!"

"Kenapa harus gengsi, kaukan memang selalu iri denganku" lagi-lagi Ino meledek Sakura

"Buat apa iri denganmu? nilaimu saja selalu dibawahku, dan kurasa otakmu itu tidak ada apa-apanya dibandingkan otakku" kali ini Sakura memiliki kesempatan untuk meledek Ino, dan berkat ucapanya tersebut Sakura mendapatkan hadiah jitakkan dikepalanya dari Ino.

.

.

Memang tidak ada yang lebih membahagiakan dibandingkan melihat salah satu orang yang disayangi mendapatkan kebahagiaan, hati kecil Sakura merasa iri tapi segera perasaan itu Sakura tepis jauh-jauh. Walau diacara resepsi pernikahan Ino banyak teman lama datang tapi tetap saja Sakura mulai merasa bosan dan memutuskan untuk pulang.

"Kurasa Kaa-san pasti mencariku, Ino sedang banyak tamu aku pulangpun tidak ada pengaruhnya." Seru Sakura dengan membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu keluar, namun betapa kagetnya Sakura saat melihat seseorang yang sekilas seperti tamu pada umumnya namun jika melihat senjata ditanganya yang mengarah kesahabatnya siapapun pasti akan tau orang tersebut berniat membunuh Ino

Tidak tau apa yang harus Sakura lakukan, tubuhnya hanya merespon rasa kagetnya, tidak bisa bergerak untuk menyelamatkan sahabat dari kecilnya.

TO BE CONTINUE