.

.

Disclaimer: BBC

Warning: future!fict, post-canon, OS, no slash

.

Perjalanan Panjang
by Fei Mei

.

.

Aku tidak kembali ke Camelot sejak saat itu. Aku tidak tahu bagaimana kabar mereka yang ada di istana. Yah, aku tahu Gwen yang berkuasa ketika kabar meninggalnya Arthur tersiar. Tapi aku tidak tahu bagaimana garis keturunan Pendragon jadinya. Tidak pernah kudengar ramalan soal itu, aku hanya tahu tentang Arthur menjadi raja yang hebat dan aku akan membantunya. Apa mungkin sebenarnya ketika sang raja tewas, Gwen sebenarnya sedang mengandung? Aku tidak tahu.

Sihir bisa membuat banyak hal, tapi punya kapasitas. Membangkitkan orang mati? Aku tidak tahu. Aku tidak pernah melakukannya, tapi Morgana pernah. Sebenarnya aku pernah mencoba mantra-mantra yang katanya bisa membangkitkan kematian, tapi efeknya butuh waktu. Mau sampai kapan? Aku tidak tahu. Aku sudah mencoba mantra itu sejak setahun kepergian Arthur, dan aku masih menunggu hasilnya sampai ratusan tahun kemudian.

Tahun 1879, beberapa tahun sejak adanya telepon, aku menanti-nanti kalau akan ada telepon salah sambung yang ternyata dari Arthur yang sudah bangkit karena mantraku. Heh, itu mimpi yang agak maksa, memang. Tapi, siapa tahu? Nyatanya, tidak ada telepon dari dan tentangnya.

Tahun 1910, aku selalu menyalakan radio di tempat aku tinggal, berharap mungkin ada berita tentang ditemukannya seorang pria Inggris pirang dengan pakaian aneh di pinggir jalan serta mengaku seorang raja. Yah, siapa tahu, kan? Tidak ada, tidak pernah ada berita soal itu.

Tahun 1983, itu puluhan tahun sejak adanya televisi, aku masih berharap ada berita tentang Arthur. Jika memang ada berita tentangnya, itu akan lebih mudah ketahuan daripada berita lewat radio. Apalagi kalau lewat televisi, seandainya memang Arthur masuk berita, aku akan bisa langsung lihat wajahnya untuk tahu kalau itu benar dia. Tapi tampangnya tidak pernah ada di layar.

Tahun 2000, komputer makin canggih dan ada internet. Aku tidak perlu bergantung pada siaran berita di radio dan televisi mengenai orang hilang, aku bisa mencari beritanya sendiri dengan bantuan internet. Ini lebih ribet, tapi aku tidak pernah menyerah dan terus mencari. Belum, hasilnya masih belum ada.

Tahun 2017, segalanya sangat canggih, dan tidak ada hasil. Bahkan aku sudah mendapat ponsel tercanggih tahun ini, kupikir akan membuahkan hasil lebih baik. Tidak juga. Seorang anak muda bahkan bertanya kalau mungkin aku tersesat dan ingin mencari jalan pulang lewat peta di ponsel. Kendaraan cepat ada di mana-mana, aku mungkin sudah berkeliling negara mana pun, dan sosok Arthur yang kuharap sudah bangkit itu tidak pernah ada.

Sungguh aku putus asa bukan main. Memang sudah ratusan tahun, tapi aku seorang Warlock, aku berpikir bahwa harusnya aku bisa melakukan hal besar semacam membangkitkan seorang raja!

"Kau!" panggil seseorang. Aku menoleh dan langsung tercengang. "Bisa beritahu aku ini di mana?"

"Arthur?" gumamku.

"Kau mengenaliku?" tanyanya.

"Aku Merlin," ujarku. Jelas ia tak akan mengenaliku. Aku sudah tua dan bungkuk, rambut dan janggutku putih semua, jelas berbeda dengan zaman aku masih jadi pelayannya.

Tapi—di depanku, itu Arthur Pendragon! Setelah ratusan tahun, setelah aku merasa sangat putus asa, dia kembali!

.

.

FIN

.

.