Suatu hari, Fatima ingin meminta sesuatu dari Josie. "Josie, aku ingin sesuatu", kata Fatima. "Ada apa, Fatima?" Kata Josie. "Tolong carikan kalung aku yang hilang kemarin di sungai", Fatima meminta dengan sangat. "Untuk Fatima aku akan melakukan apapun untukmu", kata Josie dengan membara. Josie lalu mengajak Alice dan Therese untuk ikut membantunya mencari kalung Fatima yang hilang. Sepanjang jalan menuju sungai tersebut, banyak monster-monster yang hidup disana, tiba-tiba muncul monster ikan keluar dari sungai. "SHINE!!!!". Muncullah Lucia melawan monster tersebut. "Kalian sedang apa disini!!!", kata Lucia sambil marah-marah. "Maafkan kami Lucia, hiks-hiks. Kami menemani Josie untuk mencari kalung Fatima yang hilang" kata Alice dan Therese. "HUaaaaaaa!!!" sambil mereka menangis. Mata Lucia langsung tajam menuju muka Josie. Josie pun langsung keringat dingin melihatnya.
"Baiklah, aku akan menemani kalian mencari kalung Fatima yang hilang", kata Lucia. Sesampainya di sungai, mereka langsung mulai mencari kalung Fatima yang tercebur di sungai. Mereka mencari dari siang sampai sore. "Huaaaah, istirahat dulu. Aku sudah lelah ", kata Therese berteduh di bawah pohon. "Iya, lebih baik kita sudahi saja mencarinya", kata Alice. "Josie, ayo kita pulang", kata Lucia. "Aku belum mau pulang, aku masih ingin mencari kalung itu!. Fatima sudah mempercayakannya padaku. Nanti kalau aku pulang tanpa kalungnya, nanti Fatima bias sedih. ", kata Josie sambil mencari kalungnya. "Baiklah, tapi sebentar lagi ya?", kata Lucia masuk kembali kedalam sungai. "CLIING". Muncul sebercak cahaya kecil didalam sungai. Lucia mengambilnya dan ternyata itu adalah sebuah kalung. "Josie, apakah ini kalungnya", Tanya Lucia. "Iya, ini dia!!!", kata Josie dengan muka berseri-seri. "Ayo, kita pulang", Lucia berkata. "Ayo!!!". Alice, Therese, dan Josie bersorak gembira. Ketika Josie pulang, didepan rumah sudah menunggu Fatima dengan muka cemas. "Kamu lama sekali, Josie. Aku cemas tahu!", Fatima dengan cemasnya. "Maafkan aku Fatima", Josie dengan badannya yang kotor akibat dari sungai. "Ini kalungnya", Kata Josie menyerahkannya kepada Fatima. "Ini, terima kasih Josie.", Fatima dengan senangnya menerima dan memakainya kembali ke lehernya. "Sebagai hadiahnya, ini kuberikan", kata Fatima. Lalu keluarlah sebuah kalung yang sama dengan miliknya. "Mulai sekarang kita akan makin dekat, sambil memakaikan kalung ke Josie", dengan bahagia Fatima tertawa.
Uuups. Ceritanya begini banget ya. Tapi tolong direview yang buaaaaanyakk ya ^^. He he.
