Wanita-wanita itu berteriak dalam kekaguman, dirinya mematut gaya arogan dan berkuasa. Lidah yang bergerak sensual membelai kerutan bibir membuat kaum hawa menjerit tertahan.

Wajah tampannya menyerengit dalam tawa meremehkan, pusat perhatian adalah sesuatu yang akan menjadi bagian dalam dirinya tanpa perlu ia pinta.

...Dan aku benci orang seperti itu.

.

.

.


I take no profit. Characters are belong to their owner, and this story is mine.

Warning(s) contain; MalexMale/Slash, R21,Highly unrecommended to someone who feels disturbed with Explicit Sexual Intercourse, Highly Mature Content, Body Worship, Rimming, Face-sitting, Tongue-fucking, Biting Fetish, Nipple Play, Gore, Blood Play/Sucking, Supernatural Mind/Activities, Demon!Tae. Unedited.


.

.

.

"Rusa mungil melompat-lompat lucu."

Ia mendongeng, dan para wanita disana khidmat mendengarkan. Mereka anak-anak haus belaian orang tua atau perawan-perawan genit minta belaian!?

"Singa disudut tersembunyi memperhatikan dengan lapar. Singa itu bijak dan tidak kalap. Pembawaannya begitu menggoda dan tenang hingga sosok gagahnya menarik perhatian rusa lugu untuk mendekat."

Teman sebangkunya mengerang aneh, ia terheran-heran dan menoleh.

...Hanya untuk mendapati seorang wanita terduduk lemah dipangkuan sang pria. Tak ada tindak seksual, namun seluruh pasang mata meski pria sekalipun terenyuh dalam syahwat.

Ia berbeda, yang ia rasakan ia hanya ingin muntah. Sekelebat memoriyang hinggap didalam ingatan membuatnya menutup mulut dengan tangan.

'Shit! Kenapa harus ingat hal itu lagi!?"

"Singa yang cerdas mengendalikan 'hidup' si rusa mungil diantara jemarinya, begitu menyenangkan. Sehingga akhirnya si rusa dengan mudah masuk perangkap."

Mata setajam elang itu menerawang, dalam hati ia mengutuk agar pusat tatapan itu tak jatuh padanya.

...meski akhirnya ia salah.

"Rusa manis yang begitu lucu, jatuh terkulai digigitan Raja Hutan yang Maha Agung, disaksikan penuh kepuasan oleh para budaknya. Hingga akhirnya ia begitu pasrah jatuh kepelukan yang perkasa, menjadikan dirinya sebagai milik sang Singa seutuhnya."

"Kau milikku. Sejauh apapun kau berlari, pusat langkahmu terjatuh akan selalu kembali diantara kedua tanganku. Karena kau takdir abadiku."

.

.

.


[Teaser]


"Kau adikku satu-satunya—"

"Maka biarkan adikmu satu-satunya ini membantumu, hyung."

"Kook…"

"Apapun akan kulakukan untuk membahagiakanmu, hyung. Kumohon!"

.

.

.

"Apakah kau lajang?"

"Eh?"

"Kalau kau lajang, kemungkinan besar kau diterima akan lebih besar."

.

.

"Auwh, hyung!"

"Diamlah, kau bukan anak kecil lagi, Kook."

"Tapi ini benar-benar sakit, hyung!"

.

.

Dalam gelap yang memeluk, terhantar dingin yang merasuk relung.

Kehangatan nyanyian pilu mengantarkan tangis yang mendera jiwa.

"Katakan."

"A—akh…"

"Pengantinku…"

"Ak—aku ber—akh!"

"Hm?"

"Aku… bersedia…"

.

.

— Case 1 —

::: Awaken :::

Continue?

.

.

Follow me on Wattpad:

Reepetra