Summary: Sebastian di jemput oleh orang mengaku sebagi adiknya *emang adeknya* untuk kembali ke dunianya karena akan ada pemilihan ketua baru di dunianya dan sebastian menjadi nominasi yang akan di pilih! Apakah sebastian akan pulang. Grell disini maksudnya bukan romancenya sebby ama grell tapi ttg grell ama sebastian masing-masing. Baca aja deh! RnR plis!
Genre: Family
Pairings: Sebastian. M & Grell. S
Rate: T ajah!
Discalimer: Yana Toboso selaluuu! *Lebay mode:on*
Sebastian sister?
"Pagi tuan muda, saatnya bangun!" sapa seorang butler yang terlalu perfect a.k.a Sebastian Michaelis.
"hmmmm~~ 5 menit lagi" sang tuan muda mengeluh dalam keadaan setengah sadar.
"Tapi tuan muda…"
TING TONG kata-kata sang butler perfectpun terpotong karena terdengar suara bel.
"Sebentar!" Sebastian segera turun kebawah untuk membukakan pintu.
'Yes tidur lagi deh!' batin sang tuan muda yang malesnya luuaaaarrr biasa *plak*
Kreeek pintu terbuka. Sebastian terbelalak ketika melihat siapa yang datang. Sementara itu si tuan muda yang masih terlelap merasa aneh karena, butlernya lama sekali biasanya setelah menerima tamu, dia langsung kembali ke kamarnya dan membangunkannya sampai bangun. Karena penasaran, sang tuan muda yang bernama Ciel Phantomhive turun masih memakai baju tidurnya.
Ciel pun terbelalak melihat tamu perempuan yang sedang berbicara (baca:berdebat) dengan butlernya itu.
"Tapi nii-sama harus pulang." Sang tamu memaksa Sebastian pulang.
"Tidak bisa Terrarosa! Nii-sama terikat kontrak!" sebatian membantah ingin pulang.
"Tapi nii-sama melakukan kontrak secara ilegal!" sang tamu yang bernama Terrarosa pun tidak mau kalah. Karena penasaran, Ciel keluar untuk melihat tamunya. Ciel kaget melihat tamunya. Seorang perempuan berumuran sekitar sama dengannya *padahal 3 tahun lebih tua* dan menurutnya –err menarik. Sang tamu memiliki rambut hitam, bermodel rambut sama seperti sebastian, matanya merah crimson, dan sepertinya sangat dekat dengan sebastian. Terrarosa pun melihat Ciel. Ciel memberanikan diri.
"Eh, emmm perkenalkan aku Ciel Phantomhive, kau bisa memanggilku Ciel, dan aku majikannnya sebastian."
"Aku Terrarosa Micahelis. Kau bisa memanggilku Terrrarosa atau Rosa." Terraros merespons Ciel. Lalu tersenyum.
"Dan aku adiknya sebastian." Tambahnya lagi yang membuat Ciel kaget. Segera Ciel menarik Sebastian ke dapur.
"Ada apa tuan muda?" tanya sebastian.
"Dia… adikmu?" Ciel bertanya pada sebastian dengan cara berbisik.
"Iya!" jawab sebastian tegas.
"Lebih menarik dari Elizabeth." Ciel bergumam sendiri.
"Mmm… tuan muda, dia lebih tua 3 tahun dari anda."
"Lebih baik kau paksa dia menginap disini." Perintah Ciel.
"Tapi, kenapa tuan muda?"
"Agar aku bisa mengenalnya lebih dekat." Jawab Ciel ceria.
"Dan satu hal!" Ciel menambahkan.
"Hari ini aku tak mau di mandikan!"
Sebastian hanya tersenyum melihat keegoisan tuannya mulai keluar. Ciel segera mandi. Selesai mandi, Ciel langsung menuju ruang tamu. Ke tempat Sebastian dan Terrarosa.
"Sebastian! Bisa kau bawakan sarapan untuk kami? Terrarosa pasti lapar karena belum sarapan." Ciel menyuruh Sebastian dari atas tangga sambil memberikan senyum pada Terrarosa. Terrarosa membalas senyuman itu. Sebastian segera pergi dari ruang temu menuju dapur. Sekarang berganti Ciel yang duduk di depan Terrarosa.
"Jadi… apa yang membawamu kesini?" tanya Ciel membuka pambicaraan.
"Aku di suruh tou-sama untuk menjemput nii-sama." Jawab Terrarosa.
"kenapa?" Ciel kembali bertanya.
"Yah… karena nii-sama masuk nominasi untuk pemilihan ketua baru di dunia kami. Dan kebetulan tahun ini nii-sama menjadi nominasi dari keluarga bangsawan Micahelis." Jelas Terrarosa panjang lebar.
Ciel kembali memperhatikan Terrarosa. Dari rambutnya yang hitam, matanya yang merah, kulitnya yang putih, bulu matanya yang lentik, dan lain-lain yang bisa di perhatikan.
Ting Tong. Bel manor Phantomhive kembali berbunyi. Ciel membukanya karena sebastian lagi di dapur pasti sibuk. Pikir ciel. Padahal sebastian denger suara bel tapi dia gak mau bukain karena tau siapa yang dateng.
BRUAAAKKK! Begitu pintu di buka makhluk merah yang mencet bel langsung masuk-masuk semabrangan sambil teriak-teriak.
"Sebas-chan~~!" panggilnya dengan suara merdu (?). tepat saat itu sebastian kembali dengan makanan di tangannya.
'hhhh banci itu lagi!' batin sebastian.
'hwaaaaa keren bangeeetttt!' batin Terrarosa. Setelah nii-samanya selesai meletakan makanan, Terrarosa bisik-bisik ke nii-samanya.
"Nii-sama kok gak pernah bilang kalau punya temen sekeren ini."
"No! jangan katakan kalau kau menyukainya." Sebastian kelihatan tidak setuju dengan apa yang di katakan adiknya.
"Halo-halo siapa gadis ini?" tanya grell sambil mendekat pada Terrarosa. Terrarosa blushing di tempat.
"Ee… ano… a.. aku… Terrarosa Micahelis. Salam kenal." Kata Terrarosa gugup sambil membungkukan badan.
"Oh! Adiknya sebastian ya? Aku Grell Sutcliff pacar nii-sanmu." Kata Grell ngaku-ngaku sambil menjabat tangan Terrarosa. Terrarosa ngefly~~
"Banci! Kamu bukan pacar aku! Aku gak punya pacar!" Sebastian menggertak Grell.
"Huweee Sebas-chan jahat!" Grell bergaya-gaya manja di depan sebastian.
"Minggir dan jangan pegang-pegang adikku!" sebastian menepis tangan Grell yang ingin menyentuh tangannya.
Ciel yang sedari tadi hanya memperhatikan agak kecewa dengan sikap Terrarosa kepada Grell yang bersikap malu-malu dan Ciel sempat melihat Terrarosa blushing saat Grell menjabat tanagannya.
"Nah! Bagaimana kalau kita sarapan sementara nii-sanmu mengurus makhluk merah itu?" Ciel mengajak Terrosa sarapan.
"Maksudmu Grell-san? Baiklah mungkin aku akan sarapan dulu. Arigatou gozaimasu Ciel-kun!" kata Terrarosa sambil membungkuk.
Ciel blushing. "Ah! Tidak perlu berterima kasih begitu. Sudah seharusnya tuan rumah menjamu tamunya dengan baik."
"hmm… kalau begitu, Grell-san boleh ikut sarapan? Dia kan juga tamu." Terrarosa bertanya dengan penuh harap.
"Bo..boleh." jawab Ciel sambil berusaha tersenyum. Karena dia sangat cemburu dengan sikap Terrarosa kepada Grell.
"Arigatou gozaimasu!" Terrarosa kembali mengatakannya dan membungkukan badan.
Sarapan bagaikan neraka bagi Ciel. Karena, Terrarosa terus mengobrol dengan Grell walaupun Grell tidak memperdulikan Terrarosa. Dan juga neraka bagi sebastian. Karena, Grell terus mengajaknya berbicara. Padahal, dia sudah mengabaikannya.
"Arigatou gozaimasu atas makanannya! Baiklah kalau nii-sama belum mau pulang aku akan terus menunggu. Sayonara!" kata Terrarosa.
"Memangnya kau mau menginap dimana?" Ciel bertanya.
"Eh, aku akan mencari penginapan." Jawab Terrarosa.
"Daripada begitu, lebih baik kau menginap disini." Ciel menawarkan dengan penuh harap sambil menopang dagu di meja makan.
Terrarosa berpikir sejenak. "Mmm… baiklah! Aku jadi juga bisa melihat keseharian nii-sama!"
"Bagus!" gumam Ciel kecil dan hanya sebastian yang mendengar. Sebastian kembali tersenyum melihat keegoisan tuan mudanya muncul kembali…
Pagi harinya di Manor Phantomhive….
Yang paling pertama bangun tentu saja Sebastian si butler perfect. Lalu, diikuti oleh adiknya, Terrarosa Michaelis, yang langsung menujub ke dapur.
"Untuk apa kau kesini?" tanya sebastian kepada adiknya yang ada di dapur
"Memasak." Jawabnya singkat.
"Nii-sama tahu hal itu. Tapi untuk siapa?" Sebastian kembali bertanya.
"Seseorang." Terrarosa kembali menjawab singkat.
"Tapi sia…." Kata-kata sebastian terhenti karena mendengar seseorang menuju dapur. Sebastian segera mematikan kompor dan mengajak Terrarosa bersembunyi.
"Siapa yang ke dapur sepagi ini?" pikir sebastian. Pintu dapur mulai terbuka. Dan….
TBC
Zuu-nii: Fic nista saya selesaiiii *teriak-teriak gaje dari atas monas* ngomong-ngomong, aku author baru di fandom ini. Dozo yoroshiku onegaishimasu. Mohon bantuannya dari author-author senpai di fandom ini. Sekalian aku mau minta ide judul bagusnya apa ya? Ada yang bisa ngasih usul? Oh iya plus Rieview ya~~! Karna gak ada rieview gak ada chap 2 wkwkwk. Sekian permisi!
All: manusia gaje.
