A little things for love...

-Aku tidak tahu seperti apa kepribadiannya, terkadang dingin terkadang hangat. Aku tidak peduli, yang kutahu aku menyukainya. -Kim jaejoong

*Note all JAE POV

"Aku pulang" Teriakku begitu sampai rumah. Tanpa rasa curiga, segeralah aku menaruh sepatuku kedalam rak dan berjalan masuk kedalam rumah.

Melihat keadaan yang rumah cukup sepi, barulah aku menyadari 'Kemana semua orang?' Kataku dalam hati

"Umma... Appa..." Teriakku

Namun tak ada sautan yang terdengar.

Aku pun terus berteriak sambil beredar dirumah sambil terus mencari umma dan appaku.

"Umma... Appa... Keluarlah, ini tidak lucu" Ucapku panik

Bagaimana aku tidak panik, kedua orang tuaku tidak ada dirumah. Kemana mereka pergi, mengapa mereka pergi meninggalkanku sendiri..

Sampai datanglah seseorang kerumahku. Begitu aku mendengar suara seseorang datang, ketakutan melandaku.

"Siapa yang datang" Ucapku takut.

Segeralah aku membuka pintu, untuk melihat siapa yang datang. Begitu aku membuka pintu, tampaklah sesesok pria yang cool, berkharisma dan yang paling penting dia tampan.

"Permisi, aku harus menjemput seseorang bernama kim jaejoong" Ucapnya dingin

'Bahkan kata-kata yang keluar dari mulutnya menambahkan kalau pria didepanku adalah pria sejati' Kataku dalam hati terpesona

"Kim jaejoong? Aku dunk, tapi kau siapa?" Tanyaku penasaran

"Aku jung yunho, seminggu yang lalu orang tuamu menyerahkanmu padaku" Ucapnya dingin

"Apa?! Menyerahkan? Memangnya aku apa sampai harus diserahkan segala tapi tunggu seminggu yang lalu, pantas mereka bersikap aneh seminggu ini" Tanyaku sambil berfikir

"Jadi begini, seminggu yang lalu orang tuamu datang padaku. Mereka menyerahkanmu padaku, lebih tepatnya mereka terpaksa menyerahkanmu padaku. Dikatakan mereka, aku boleh menjemputmu kapan saja namun belakangan ini aku sibuk dan barulah hari ini aku bisa menjemputmu" Ucapnya seraya menjelaskan apa yang terjadi

"Kau bohongkan..." Ucapku sedih

Aku tidak menyangka jika mereka menyerahkanku semudah itu.

"Aku tidak punya waktu untuk acara tangisanmu itu, sebaiknya kau segera bersiap. Kau akan tinggal denganku dan 'melayani' semua kebutuhanku" Ucapnya dingin

Aku yang mendengar ucapannya segera masuk kedalam kamarku dan mempersiapkan diriku.

5 menit...

10 menit..

15 menit...

20 menit...

25 menit...

30 menit...

"Haishh lama sekali, heiii bisa cepatan tidak. Kau sudah membuang waktuku" Ucapnya kesal

Tak lama kemudian, aku pun keluar dari kamar sambil membawa satu koper besar

"Kau ini lama seka...li" Ucapnya terbata saat melihatku menghampirinya

Entah apa yang dipikirkan saat melihatku. Aku hanya memakai kaos v-nek dengan belahan dada yang cukup rendah dan celana jins.

"Kau kenapa?" Tanyaku penasaran

"Kau menggodaku" Ucapnya lembut sambil mendekap pinggangku erat

"Apa maksudmu?" Tanyaku kaget

"Sudahlah ayoo berangkat" Ucapnya dingin kembali

"Tapi aku tidak tahu siapa namamu ahjussi?" Tanyaku pelan saat berjalan menuju mobilnya

"Panggil aku yunho, Jung yunho. Dan aku bukan ahjussi, aku baru berusia dua puluh lima tahun" Ucapnya dingin

"Kau bohong? Kau tidak tampak seperti berusia dua puluh lima tahun" Ucapku tidak percaya

"Sudahlah kau masuk, dan kita segera berangkat" Ujarnya dingin

Aku dan yunho segera masuk kedalam mobil yang dapat kukatakan sangat mewah. Aku melihat terpukau pada sekeliling dalam mobil ini. Indah dan mewah.

.

.

.

Begitu kami tiba di jung mansion atau lebih dapat dikatakan istana. Begitu besar dan indah.

"Woah ini rumahmu yun?" Tanyaku kaget

"Iaaa ini rumahku, ayoo segera masuk. Disini ada beberapa maid yang akan membantumu. Tapi untuk urusan makan, aku hanya ingin memakan makanan yang dimasakkan dan bukannya beli direstoran." Ucapnya dingin

"Ah arra, baiklah aku akan memasakkan makanan untukmu setiap hari" Ucapku yakin

Aku dan yunho segera masuk menyelusuri jung mansion. Rumah ini dapat dikatakan istana, sangat indah dan mewah. Rumah ini terlihat indah dari luar namun terasa dingin saat didalamnya.

Tak lama kemudian, sampailah kami disebuah kamar yang dapat dikatakan sangat rapi dan mewah. Aku yang melihat hal ini hanya mampu terpukau, kagum bagaimana indahnya kamar ini.

"Ini kamarmu" Ucap yunho dingin

"Kamarku? Kau serius?" Tanyaku kaget

Aku seakan tak percaya bahwa kamar indah ini adalah kamarku.

"Dan kau bisa menaruh barang-barangmu didalam kamar ini" Ucapnya dingin.

Segeralah aku menaruh barang-barangku disembarang tempat sambil memperhatikan keindahan yang terpancar dari kamar ini.

"Woah indah sekali" Ucapku kagum

Perlahan-lahan yunho mendekat kearahku tanpa kusadari dan memelukku erat sambil tangan nakalnya menyelusup kedalam kaosku.

"Apa yang kauuuuu lakukannn" Ucapku mencoba menghentikannya

"Aku menginginkanmu sekarang" Ujarnya sambil menjilat telinggaku

Entah mengapa aku merasa ada nada bahaya saat yunho mengatakan itu

"Hentikkannn hikss... Kumohon yunho sshi" Ucapku sedih

Yunho seolah menulikan telingganya, malah menyelusupkan tangannya kedalam celanaku

Aku yang mencoba melawannya berhasil mendorongnya. Yunho terdorong hingga terjatuh. Melihat kesempatan ini tidak kusia-siakan segeralah aku berlalu menuju pintu keluar kamar ini.

'Terkunci. Bagaimana ini? Bagaimana aku keluar' Kataku dalam hati

Aku terus mencoba untuk membuka pintu kamar ini.

"Kau kuat juga cantik, tapi sayang aku jauh lebih kuat. Jika kau ingin berteriak sebaiknya kau urungkan niatmu, kamar ini kedap suara. Jadi, tidak akan ada yang mampu mendengarmu" Ucapnya marah seraya menghampiriku

Aku yang sedari tadi ingin mengedor pintu mencoba meminta pertolongan, membatalkan niatku mendengar penjelasannya.

Segeralah aku berbalik dan menghadapnya

"Kumohon yun, jangan.. Hiksss" Pintaku memelas

"Tadinya aku ingin kita 'melakukannya' dengan lembut tapi sepertinya kau ingin kita 'melakukannya' dengan kasar" Ucapnya marah seraya menghadapku dan kedua tangannya kini sudah berada disisi kiri dan kananku. Kini tampaklah aku dan yunho berhadapan satu sama lain.

"Aku janji padamu, hiks akan menurutimu. Kumohon yun" Ucapku pasrah

"Baiklah karena aku sedang berbaik hati. Aku akan 'melakukannya' dengan lembut. Sekarang aku minta buka baju dan celanamu. Aku ingin melihatmu tanpa memakai busana apapun" Perintahnya seraya menjilat telinggaku.

Perlahan yunho segera menurunkan kedua tangannya. Aku yang kini masih dihadapannya, hanya mampu meratapi nasibku.

"Ayoo cepat. Aku bukanlah orang yang sabaran" Ucapnya tidak sabar

Perlahan-lahan aku menanggalkan baju, celana hingga celana dalamku dihadapannya, didekatnya. Ini pertama kalinya aku menunjukkan tubuhku pada orang lain.

"Su...sudah..." Ucapku pasrah setelah melepaskan semuanya. Kini tampaklah aku polos didepannya.

"Bagus, sekarang bukakan bajuku. Cepatlah" Perintahnya tidak sabar

Segeralah aku menaruh kedua tanganku ditubuhnya, mencoba membuka pakaian yang digunakan. Dia pun hanya menatap tubuhku dengan tatapan lapar dan tak sabarnya.

Perlahan aku segera membuka jas, kemeja, celana serta celana dalam yang melekat ditubuhnya. Aku membukanya sambil gemetaran takut. Entah mengapa aku menjadi sepenakut ini.

"Sudah, lalu apa lagi yang harus kulakukan?" Ucapku pasrah dan takut

"Aku ingin saat kita bercinta kau mendesah. Mendesah namaku dan hanya aku. Tidak boleh ada yang lain,jika ada yang lain maka aku akan 'menghukummu'" Perintahnya tak sabar

"Menghukumku? Tidakk jangan hukum aku. Aku janji hanya dirimu. Hiks" Ucapku takut tanpa mengerti maksudnya.

"Dan kau tidak perlu takut padaku, cantik" Ucapnya seraya menarik pinggangku

"Sekarang kau main-main dengan 'dia' dulu karena kau tadi sudah mendorongku" Ucapnya seraya menuntun tanganku pada juniornya

Segeralah aku mengenggam juniornya tanpa tahu apa yang harus kulakukan. Sebelum yunho bertambah marah, segeralah aku mengocok juniornya.

"Nnghhhhh begituuuu jaeee ahhhh... Kauuuu pintarrr" Desahnya nikmat

Mendengarnya mendesah nikmat, aku mempercepat kocokkanku pada juniornya.

"Ini pasti pertama kan untukmu, cantikkkkk ahhhhh" Tanyanya sambil mendesah

Aku hanya menganggukkan kepalaku tanpa menyadari bahwa tangannya meremas dadaku.

"Baguslah, sekarang kau emut 'dia' seolah kau mengemut lolipop ahhhhhh" Perintahnya disela-sela desah kenikmatannya

Aku yang takut hanya mematuhi perintahnya, segera mengemut juniornya dengan mulutku

Ahoommmm

"Nghhhhhhh ahhhh jaeee... Iaaaaa begituuuuu ahhhhh" Desahnya nikmat

Aku terus mengemut,menjilat dan menggigit junior yunho terus tanpa memperhatikan ekpresi nikmat dari yunho.

"Ahhhhhhh iaaaa begiiiiiiituuuuu jaeeeee... Ahhhhh... Kauuuuuuuuu pinnnnnntttttaaaaarrrr ahhhhh..." Desahnya nikmat

Tak berapa lama aku merasa junior yunho membesar, hingga membuatku kesulitan. Air mataku merembes keluar karena terus mengemut junior yunho yang semakin membesar itu.

Yunho yang merasa akan segera keluar, segeralah mendorongku hingga terjatuh dilantai.

Brukkkk

"Aw..." Ringisku sakit

"Mianhae... Kau kesakitan?" Tanyanya khawatir

"Aku tidak apa-apa" Ucapku pelan

Segeralah yunho melebarkan kakiku. Aku yang menyadari hal itu hanya tergolek pasrah, aku tidak mungkin melawannya.

Yunho pun bersiap memasukkan juniornya pada holeku

'Maaf umma appa aku tidak mampu menjaganya' Kataku dalam hati

"Yun... Sebelum itu, bisakah kau memasukkan pelan-pelan" Tanyaku pelan

Yunho hanya terdiam mendengarkan perkataanku dan segera merangsangku.

Dia langsung mengemut nippleku sambil mengesekkan juniornya didepan holeku dan sesuai perintahnya padaku, aku mendesah namanya.

"Yunnnnn... Uhhhhh... Ahhhh" Desahku pelan saat yunho mengemut nippleku dengan ganas, jangan lupakan kedua tangan yunho yang sedang 'bekerja' pada tubuhku. Tangan kanannya yang membantu juniornya menggesekkan ke holeku. Tangan kirinya yang menggocok juniorku secara cepat dan ganas.

"Ahhhhhh yunnnnn ahhhhh... Yunnnnnn... Uhhhhhhhh" Desahku nikmat

Yunho yang merasa berhasil karena mendengarkan desahanku, makin gencarlah menghajar titik-titik sensitifku. Kini bibirnya memainkan, mengemut, menggigit nippleku dengan ganas. Tangan kirinya mengelus-elus juniorku dan tangan kanannya menggesekkan juniornya pada holeku.

"Arghhhhh yunhooooo" Desisku sakit saat yunho memasukkan juniornya tiba-tiba dan tanpa apa-apa pula yunho menggerakkan juniornya kedalam holeku secara cepat, kasar dan ganas.

"Yunnnnnn ahhhh... Thereeeeee moreeee..." Desahku nikmat saat yunho berhasil menubruk titik prostatku

"Jaeeeeee ahhhh... Holleeeeemu nikmattt" Desahnya nikmat

"Nghhhhhhhhh yunnnn ahhhhh... Moreeeeee deeepeeerrr ahhh... Fasterrrrrrr ahhhhh" Desahku nikmat saat junior yunho terus menubrukkan ke prostatku secara cepat dan ganas.

Tanpa menyadari, kini aku sudah mengalungkan kedua tanganku dilehernya.

"Ahhhhhhh jaeeeee ahhhh... Aku..." Ucap yunho sambil mendesah nikmat.

Aku yang melihat yunho seperti itu, mencoba mencium bibirnya. Yunho yang menyadari hal tersebut segera mencium bibirku ganas. Aku yang kewalahan perlahan membuka mulutku, dan kesempatan itu tidak disia-siakan yunho. Yunho segera menyelusupkan lidahnya dan mengabsen gigiku, kami pun bertukar air liur.

"Mmmcckkkkppp" Eranganku pelan saat dia menciumku dengan ganas tanpa menghentikan hujaman pada holeku makin kasar dan cepat. Aku suka itu, entah mengapa.

Segeralah yunho melepaskan kecupannya pada bibirku dan mengecup, menjilat dan menggigit leher dan bahuku.

"Ahhhhhh... Yunnnn... Aku... Ahhhh... Teruusssss" Desahku nikmat saat hujaman pada holeku terus mengenai titik prostatku.

"Kauuuuuuu ahhhh mauuuu apaaaaa jaeeee ahhhhhhh" Desah yunho disela-sela aktivitas yang masi mengecup, menjilat dan menggigit leherku.

"Akuuuuuu... Ahhhhhh keluarrrrr" Desahku nikmat

Crottt... Yunho yang menyadari hal tersebut tidak menghentikan aktivitasnya pada leher, bahu dan holeku.

"Arghhhhhhhh yunnnnn ahhhhh... Moreeeeeee deeperrrr ahhh... Moreeeeeee faasterrrrrr" Desahku nikmat saat yunho terus menghajar holeku dengan ganas dan jangan lupa dengan kegiatannya pada leher dan bahuku.

Tanganku terus saja melingkar dilehernya, tanpa kusadari. Perlahan tanganku menelusuri ke punggung yunho sambil meraba otot-ototnya. Acara menelusuriku sampailah dinipplenya, dan segeralah aku memainkannya. Mencubit nipple sambil sesekali menjepit nipplenya dengan kedua tanganku.

"Jaeee... Arghhhhhh akkkuuu keluarrrr" Desahnya nikmat sambil menggigit bahuku.

Crottt

Kurasakan sperma yunho keluar disela-sela pahaku

Yunho hanya istirahat diatasku tanpa mengeluarkan juniornya.

"Aku belum puas, ayoo kita lakukan lagi" Ucap yunho sambil mencoba mengatur nafas

"Mwo?!" Ucapku kaget

Yunho pun segera mengendongku ke tempat tidur, menurunkanku secara perlahan dan kami melakukannya lagi.

.

.

Hari sudah tampak malam dan bulan sudah menampakkan bentuknya, barulah aku terbangun. Aku terbangun sambil mengenggam selimut yang menutupi tubuhku.

'Hiks... Hiksss... Aku kotor... Kotorr' Kataku dalam hati sambil menangisi nasibku.

"Umma appa mianhae... Jeongmal mianhae..." Gumamku pelan sambil meratapi nasibku

"Sudah selesai acara tangisannya, cantik?" Tanya seseorang yang sedari tadi memperhatikanku.

Segeralah aku menoleh dan mendapati yunho yang hanya menggunakan boxer tanpa menutupi bagian atasnya.

"Kau mau apa?" Tanyaku takut

Aku takut kejadian tadi terulang kembali. Aku hanya menatap yunho dengan tatapan takut.

"Makanlah, disampingmu ada makanan" Ucapnya seraya menunjuk meja lampu disebelahku

Menolehlah aku ke arah yang dimaksudkan dan mendapati roti dan susu.

"Makanlah, aku tahu kau lapar" Ucapnya lembut

Segeralah aku memakan roti dan meminum susu tersebut.

"Karena sekarang kau sudah tinggal disini maka aku harus menjelaskan beberapa peraturan" Ucapnya tegas

"Peraturan?" Ucapku sambil berfikir

"Pertama, kau bebas memakai ruangan dirumah ini dimanapun tapi ingat jangan pernah kau mencoba untuk keluar dari rumah ini. Jika itu sampai terjadi, maka bersiaplah aku akan 'menghukummu'. Kedua, kau harus memasak untukku dan setiap hari kau harus datang kekantorku untuk mengantarkan makananku. Ketiga, jika, kau ingin berbelanja kebutuhan maka kau harus mengatakannya padaku dan kau tidak boleh pergi sendiri. Keempat, kau tidak boleh berhubungan dengan siapapun baik itu saudaramu atau temanmu karena aku tidak suka. Kelima, kau harus siap kapanpun dimanapun jika aku sedang 'menginginkan'mu seperti tadi. Mudah bukan?" Ucapnya tegas

"Eummm yunho hyung bolehkah aku bertanya?" Tanyaku pelan

"Katakanlah..." Ucap yunho lembut

"Jika aku tidak boleh keluar maka bagaimana aku mengantarkan makan siang untukmu" Tanyaku pelan

"Nanti pak lee akan mengantar dan menjemputmu" Ucapnya tegas

Aku pun hanya menganggukan kepala seraya mengerti apa yang dikatakan yunho padaku. Tanpa menyadari kini yunho sudah berada disampingku.

"Lho, yunho hyung kau disini?" Tanyaku kaget mendapatinya disebelahku.

"Tentu saja aku disini, ini kamarku" Ucapnya ringan tanpa menyadari ekspresi kagetku

"Mwo?! Kamarmu yunho hyung? Bukankah ini kamarku?" Tanyaku kaget

"Lebih tepatnya ini kamar kita, dan kau berhenti memanggilku dengan sebutan yunho hyung. Panggil aku dengan sebutan yunho atau yunnie kalau perlu" Ucapnya lembut

"Kamar kita emmmm yun... Nie...?" Ucapku terbata saat mengucapkan namanya.

"Panggil aku dengan sebutan yunnie lagi, jae" Pintanya lembut

"Yunnie..." Ucapku membiasakan

"Dan untuk pertanyaanmu yang barusan itu, tentu kita sudah menikah" Ucapnya santai ringan tanpa beban

Aku hanya menunjukkan ekspresi terkejut dan kaget. Yunho yang memperhatikanku sedari tadi, menatapku dengan pandangan sulit kumengerti

"Kau kenapa seperti itu?" Tanyanya curiga

"Kau bohong, kapan kita menikahnya" Ucapku masih kaget

"Akan kutunjukkan padamu nanti, sebaiknya kita melakukanya lagi, kau menggodaku" Ucapnya sambil mengecup telingaku.

"Mwo? Menggoda apa? Apa maksudmu? Kau belum puas?" Ucapku kaget

Entah mengapa aku merasa yunho tampak agak berbeda seperti tadi. Dia yang tadi tampak sangat menakutkan. Saat pertama aku bertemunya dia tampak dingin, dan terlihat kejam tapi sekarang dia terlihat hangat, lembut dan bersahaja. Apa dia mempunyai 2 kepribadian? Sebenarnya seperti apa yun kepribadianmu.

Yunho yang melihatku terdiam, langsung mengecup bibirku lembut dan tangannya langsung 'bekerja' pada tubuhku.

"Mmmmmckkkpppp yunnn ahhhhh" Desahku nikmat saat dia mengecup, dan menggigit leher dan bahuku.

"Aku tahu, kau menginginkannya juga. Ayolahh dan ingat peraturan yang kubuat dulu untukmu" Bisiknya di telinggaku setelah barulah dimengecup dan menggigit telingaku.

Ketika aku dan dia melakukan hal ini *lagi*, entah mengapa ada perasaan hangat dan nyaman yang menjalar ditubuhku. Apa mungkin aku jatuh cinta padanya, entahlah. Aku tidak tahu.

TBC atau END ._.

ku harap kalian menyukai cerita yang kubuat yaa :)