''She's My wife''

Genre : romance, yadong (?), angst-

Rated : M

Disclaimer : Ide FF ini murni milik saya **

Warning : GS for uke, OOC, Typo(s)-

PROLOG!

.

.

.

Jam sudah menunjukan pukul 2 pagi waktu Seoul, dimana biasanya semua orang tengah tertidur pulas dan memasuki dunia lain yang disebut mimpi. Suasana di subuh yang cukup basah karna rintik-rintik air hujan kali inipun terasa sangat sepi, hanya suara binatang malam saja yang terdengar bersahut-sahutan menandingi bau tanah yang basah karna tumpahan air langit.

Namun situasi berbeda bisa kita temukan di rumah megah bergaya modern yang terletak di pinggiran kota Seoul ini. Dari luar memang tampak sunyi senyap dan terkesan seperti rumah-rumah disekitarnya. Namun, di dalam sana terdapat 2 orang manusia yang tampak sedang ber'aktivitas'penuh keringat di atas ranjang mewah milik mereka. Kedua 'Manusia' tersebut mengeluarkan suara-suara ambigu yang nyaring sehingga menggema hingga ke seluruh ruangan yang berada di bangunan itu.

"Ah~ hae-ah, ja-jangan menggodaku-UH!"

Yeoja berambut coklat yang tampak terletang pasrah di atas ranjang itupun terlihat merajuk kepada seseorang yang berada di atasnya, seseorang yang tampak sedang menyodok-nyodok ilangnya dengan kedua jari miliknya yang panjang. Namja berambut brunette itu tidak mengindahkan perkataan sang yeoja, malah dia semakin brutal menyodokkan kedua tangannya hingga membuat yeoja berkulit putih susu itu menggelinjang tak karuan dan mendesah semakin keras.

Blur!

Setelah beberapa menit membuat yeoja yang sangat dicintainya menjerit seperti orang kesetanan, akhirnya dia menarik jarinya -yang basah- keluar dari Miss V sang yeoja setelah cairan Klimaks -yang kesekian- itu akhirnya keluar. Namja tersebut hanya tersenyum melihat yeoja yang kurang dari 1 bulan ini menjadi istrinya terlihat tersengal-sengal dengan wajah yang memerah padam. Pemandangan sexy eoh? Sangat menggoda.

Namja berwajah childish itupun beranjak dari ranjang dan berjalan ke arah meja nakas, mengambil sesuatu

-yang kita ketahui sebagai alat pengaman saat melakukan hubungan suami istri- Dan memasangkannya di juniornya yang sudah menegang. Setelah itu diapun kembali merangkak ke atas tempat tidur dan tampak mengangkangi sang istri.

"Sshh~"

Yeoja itu tampak mengerang ketika sebuah benda yang -disukainya (?)- kembali masuk ke dalam Miss V nya. Benda itu masuk perlahan-lahan ke dalam lubang yang tampak sudah sangat becek itu.

Jleb!

Akhirnya benda itu masuk dengan sempurna. Membuat kedua pasangan suami istri muda itupun mendesah bersamaan. Tanpa menunggu waktu lama, junior yang dibungkus pengaman itupun bergerak di dalam tubuh yeoja tersebut. Membuat sang empunya (?) lubang kembali menggeliat tak karuan. Bibirnya disumpal oleh bibir sang namja, Sementara payudaranya tampak sedang dipijat sedikit brutal oleh namja tampan itu.

"Fasther-ah, Hae-Ah,ah~"

Ck!ck!ck!

"Ah! Kau selalu Nikmat Chagi, Sshh-ah~"

#######

Suara-suara ambigu yang tadi menggema di seluruh rumah ini kini tak terdengar lagi. Tentu saja, beberapa menit yang lalu kedua manusia itu sudah mengakhiri aktivitasnya. Mungkin jika tubuh mereka tak merasa lelah, pasangan cocok ini akan terus melanjutkan aktivitasnya. Namun mengingat jika masih ada hari esok, dengan terpaksa mereka mengakhirinya sampai disini.

Yeoja berambut coklat itu tampak tergeletak Lemas diatas ranjang yang sudah sangat acak-acakan itu. Tubuhnya sudah ditutupi selimut oleh sang suami, sementara sang suami tampak beranjak dari kasur dan membuang alat pengaman juniornya -yang penuh dengan sperma- ke dalam tempat sampah yang banyak menampung bekas-bekas benda serupa.

Diapun kembali ke atas ranjang dan merebahkan tubuhnya disamping tubuh yeoja yang masih mengatur nafasnya yang terengah-engah itu. Dia mengusap rambut basah sang yeoja seraya tersenyum. Lihat, dia begitu tampan walaupun rambut dan mukanya sudah tampak lepek gara-gara keringat.

"Gomawo Chagi."

"Engh~" Yeoja itu melingkarkan tangannya ke pinggang sang namja dan memeluknya erat. Membenamkan kepalanya ke dada toples sang namja yang sudah resmi menjadi suami sahnya itu.

Namja tampan itu hanya tersenyum geli. Diapun membalas pelukan tersebut tak kalah erat. "Saranghae nae Chagi, Jaljayo."

"Nado Saranghae Hae-ah."

.

.

.

Matahari sudah mulai berpijar. Garis-garis orange pun sudah tampak sedikit menghiasi langit kota Gwangju ini. Semua orang mungkin masih terlelap, namun sebagian lagi biasanya sudah terbangun dan mulai melaksanakan aktivitasnya.

Brak!

"Kenapa bisa seperti ini hah?"

Suara yang terkesan sedikit membentak itu menggema di ruangan yang bernuansa Silver ini. Seorang namja paruh baya tampak memasang ekspresi marah, wajahnyapun mengeras. Sementara 2 namja lain yang berada di depannya memasang wajah sedikit pias.

"Me-mereka lebih suka Jewel-sshi sajangnim." 1 dari 2 lelaki itu tampak berusaha menjawab pertanyaan sang tuan.

"Jewel? Shit! Yeoja itu!" Namja itupun menghempaskan pantatnya ke atas kursi kerja miliknya. "Aku tak mau tahu, pokoknya aku tak mau merugi! Dan, kalau bisa temukan yeoja itu secepatnya! Apapun caranya, arraseo?"

"N-ne! Arraseo Sajangnim!

.

.

.

Seorang yeoja cantik tampak terduduk di atas kursi meja belajarnya. Tangan seputih saljunya tampak terjulur ke atas meja belajar seraya memegang sesuatu. Sebuah senyuman tulus tersungging di bibir merah alaminya ketika mata beningnya menangkap gambar seseorang yang berada di tangannya. Seorang namja tampan berbadan tegap yang tampak sedang mencium seorang yeoja cantik di sampingnya.

Namun beberapa detik kemudian senyuman tulus itu perlahan berubah. Berubah menjadi senyuman miris dan seakan tersirat sebuah kepahitan dalam senyuman wanita cantik itu.

"Hiks.. Wae?"

Tangan Seputih saljunya itu kini berpindah menutupi wajahnya.

"Kenapa harus seperti ini Siwon-ah?"

Bruk!

Kepala yeoja itupun jatuh menabrak meja belajar yang terbuat dari kayu tersebut. Bahu yeoja Berkacamata itu tampak bergetar, sepertinya yeoja cantik ini sedang menangis. Menangis tersedu-sedu tepatnya.

'tring~ It's Time To Wake Up Kibum Kim~'

Deringan alarm yang berada di atas nakasnya membuat yeoja itu terlonjak dan segera mendongakkan kepalanya. Yeoja -yang menurut alarm itu- bernama Kibum ini mengusap air matanya secara kasar. Wanita cantik itupun meraih handuk dan segera berjalan ke arah kamar mandi Setelah menghembuskan nafas beratnya terlebih dahulu. Wajah cantiknya sekarang memasang Stoic Exspression, datar dan seakan tak terjadi sesuatu pada dirinya beberapa saat yang lalu. Hm.. Bukankah sikap yeoja itu sedikit, aneh eoh?

.

.

.

Matahari sudah menempati tempat peraduaannya. Sinarnya tak begitu terik, namun pas untuk menghangatkan kota Seoul yang semalam hingga pagi tadi terasa dingin karna diguyur gerimis. Burung-burung pun saling berkicau, meramaikan suasana pagi yang damai ini.

Di rumah megah bergaya italia klasik, tepatnya di ruang makan, suasananya tak jauh damai. Hanya suara dentingan garpu dan sendok saja yang meramaikan suasana diantara suami-istri yang sebenarnya sudah tidak muda lagi itu.

"Ya.. Waegeurae? Kenapa kau terlihat tak bernafsu seperti itu, Yeobo? Kau sakit?"

Sahutan bernada penuh kekhawatiran dari pria tinggi di depannya membuat yeoja yang sedari tadi hanya memainkan roti di piringnya itupun mendongak, menatap sang suami dengan tatapan tak bersemangat. "Aku ingin Donghae ada disini." Jawabnya lirih.

Namja yang masih terlihat tampan dan gagah itupun hanya menghela nafas berat. Dan sedetik kemudian dia berpindah tempat duduk, menjadi di samping istrinya. "Sudahlah, dia kan sudah berumah tangga. Jangan kekanakan seperti itu Chullie-ah." Ujarnya seraya mengelus punggung sang istri yang dipanggilnya 'Chullie' tersebut.

"Maka dari itu, aku-Hmpp!" Ucapan yeoja itu terputus begitu saja saat bibirnya dibungkam dan sedikit dilumat oleh bibir sang suami. Yeoja itu hanya pasrah, tak berniat melawan ataupun membalasnya.

"Dia sudah besar, Chullie. Biarkan dia berbahagia dengan orang yang dicintainya." Ucap namja tampan itu setelah melepas ciuman singkatnya. "Lagipula, dia kan sering menelepon dan mengunjungimu jika dia ada waktu. Jadi, kau jangan bahas hal ini lagi. Arraseo?"

Mau tak mau yeoja itupun akhirnya mengangguk menyetujui perintah sang suami. Membantah perkataan suaminya sama saja membangkitkan macan yang sedang tertidur. Dia akan sangat menyeramkan ketika sedang marah.

"Yasudah, kau sekarang makan. Aku tak mau wajahmu yang cantik ini terlihat menyedihkan seperti tadi."

"Hmm.. Arraseo Hannie."

.

.

.

.

Waktu menunjukan pukul 2 siang waktu Seoul. Segerombol namja-namja tampan terlihat sedang berjalan di koridor kampus yang tampak sudah cukup ramai tersebut. Ke tiga namja tampan itu terlihat bercengkrama sembari tertawa bersama. Tak jarang sebagian dari mereka menggoda para mahasiswi yang menatap mereka dengan pandangan kagum.

"Ya, berhenti menggoda mereka Kyu!"

"Haha, mian Hyung."

Lee Donghae hanya menggeleng-gelengkan kepalanya ketika melihat kedua namja berbeda umur itu bertengkar kecil.

"Berisik kalian berdua!" Gerutu Donghae kesal. Diapun melirik jam yang berada di tangan kanannya. "Kemana Siwon? Aku tak melihat batang hidungnya dari pertamaku datang."

Namja berambut ikal yang bernama Cho Kyuhyun pun menolehkan kepalanya ke arah Donghae. "Kau seperti tidak tahu Siwon-hyung saja. Dia kan ketua BEM, tentu saja dia sibuk."

Donghae hanya memutar bola matanya bosan. Pemuda berambut Brunette itupun memilih duduk di kursi yang berada di sisi koridor. Jam kuliah pertamanya dimulai 30 menit lagi, jadi dia masih punya waktu untuk bersantai sekaligus menunggu temannya yang lain.

"Ya! Bukankah itu Siwon? Bersama siapa dia?"

Seruan bersuara barithone itupun berhasil membuat kedua namja tampan itu menoleh ke arah yang ditunjuk oleh namja bernama Yesung tersebut.

"Hei, bukankah itu Hyukjae? Mahasiswa baru di South Zaffiro University?" Ucap Kyuhyun. Pandangan pemuda tampan itu masih tertuju pada 2 orang namja dan yeoja yang berjalan beriringan seraya mengobrol bersama. Seorang namja yang sudah sangat mereka kenal, Choi Siwon sang ketua BEM yang baru saja mereka bicarakan. Dan, seorang yeoja berambut coklat panjang berpenampilan modis. Dia terlihat sangat cantik dan elegan dengan rok yang menampilkan kaki jenjangnya yang seputih susu.

"Punya hubungan apa dia dengan Siwon? Mereka terlihat akrab." Tanya Yesung penasaran.

"Kau jangan salah sangka, Hyung! Mereka hanya berteman biasa. Tidak mungkin lebih dari itu." Jawab Kyuhyun mantap.

"Benarkah? Memangnya kenapa kyu?"

"Katanya dia itu tipe yang pilih-pilih. Makanya dia sampai sekarang masih Single."

'Tentu saja dia tak mempunyai pacar. Dia kan sudah mempunyai suami!'

"Lagipula, kulihat-lihat dia manis juga. Badannya juga bagus, dan sedikit terlihat seksi!"

'Apa maksudmu bocah? Tentu saja istriku itu sangat cantik dan seksi! Bahkan dia akan terlihat jauh sangat-sangat seksi jika diatas ranjang! Haha.'

"Annyeong semuanya."

Sapaan Siwon membuat obrolan kedua namja itu berhenti. Mereka tersenyum kearah Siwon dan yeoja itu, sementara Donghae malah sibuk memainkan Iphone nya.

"Ah, sepertinya aku harus pamit. Jam kuliahku dimulai sebentar lagi." Yeoja berambut coklat itupun berseru seraya meilirik jam pink yang bertengger di tangan putihnya. "Sekali lagi, Gamsahamnida Siwon-sshi. Annyeong semuanya." yeoja itupun membungkuk sekilas ke arah mereka bertiga. Yesung, Kyuhyun, dan Siwon membalas bungkukan tersebut seraya tersenyum. Sedangkan Donghae? Dia masih saja sibuk dengan handphone nya. Seakan tak berminat dengan orang yang baru saja berlalu dari hadapannya.

Bagaimana kehidupan mereka yang sebenarnya?


.

.

.

Last, ditunggu Reviewnya ya guys )

MIND TO REVIEW?