Genre : Romance

Pairing : SasuNaru & SaiNaru

Rating : M. pokoknya LEMON banget dah!!!

Disclaimer : Naruto bukan punyaku. kalo Naruto punyaku, udah kusuruh karakter yang laen buat perkosa dia. abis dia CUTE banget seh. hahaha... *digebukin rame2* Ampuun... Udah pastilah yang punya 'Bang' Masashi Kishimoto.(gara2 kuliah dijurusan mesin, jd kebiasaan manggil senior 'abang')

Summary : Naruto yang patah hati karena ditolak cewek diajak Sasuke dan Sai ke villa Sasuke. apa yang akan dilakukan Sasuke dan Sai terhadap Naruto? WARNING!!! HARD YAOI! NO FLAME! IF YOU DON'T LIKE, DON'T READ! LEMON! AU! PWP!

A/N : ini 1st penpik gue. pliz jgn di-flame. maafkan otak bejadku ini... ampuni aku Tuhan...

Story by : Akaneko YaoiLover Jou'ou-sama

~Kamu dan Kamu~

"NGGAK!!!" tolak gadis berambut pink itu dengan tegas.

"EH?! Ta-tapi,Sakura-chan... Aku kan belum..."

"Biarpun lo belum ngomong juga, gue udah tau lo mau ngomong apa! Lo pengen ngajak gue nge-date kan? Dan lo pasti bakalan maksa gue dengan segala macam alasan konyol lo itu!"

JLEB. Tepat sasaran sesuai dengan perkataan gadis itu, tubuh Naruto terpaku.

"Dengar ya, Naruto. Gue tuh nggak suka sama lo, tau! Yang gue suka cuma Sasuke! SASUKE!" bentak cewek itu dipertegas.

'Brengsek! Lagi-lagi Sasuke!' batin Naruto kesal dengan sahabatnya.

"Minggir! Gue mau lewat!" Sakura langsung mendorong tubuh Naruto yang membeku hingga dia terjatuh dan meninggalkannya diatap gedung sekolah sendirian.

Naruto bersahabat dekat dengan Sasuke dan Sai yang merupakan dari keluarga terpandang di Konoha Gakuen ini. Sasuke yang berasal dari keluarga Uchiha sangat terkenal di Konoha Gakuen bukan hanya karena orang tuanya yang paling kaya, tapi juga parasnya yang tampan dan otaknya yang encer. Begitu juga dengan Sai sebagai anak dari Ketua Dewan Sekolah Konoha Gakuen.

Sasuke dan Sai yang tak pernah dekat itu, tiba-tiba saja menjadi akrab hanya karena kehadiran Naruto saat baru pindah sekolah ke Konoha Gakuen. Sasuke yang dijuluki 'Pangeran Es' karena sifatnya yang cuek dan sangat dingin terhadap orang lain. Dan Sai yang dijuluki 'Pangeran Angin' yang tak dapat tersentuh sosoknya karena walaupun wajahnya selalu tersenyum, tapi mulutnya yang sangat pedas.

Seisi sekolah tidak percaya bahwa dua Pangeran yang sulit didekati itu, ternyata akrab dengan bocah berisik yang selalu membuat onar disekolahnya. Murid baru yang awalnya berteman dengan semua orang, kini hanya berteman dengan kedua Pangeran sekolah yang tanpa langsung mengintimidasi setiap orang yang dekat dengan Naruto. Sehingga tak ada yang berani mendekatinya, bahkan dibenci oleh gadis-gadis fans club dua pangeran itu.

Naruto menatap langit biru dihiasi awan yang berarak dalam diam. Tak lama, datanglah Sasuke dengan Sai.

"Oi, dobe. Ngapain tiduran disini?" tanya Sasuke yang berdiri diatas kepala Naruto.

"Kamu sakit, Naruto?" tanya Sai yang berada disamping Naruto.

"Sai... Teme..." lirih Naruto. Lalu dia kembali dalam diam.

"Sasuke... Sasuke..." gumam Naruto sambil berdiri dihadapan Sasuke dengan kepala tertunduk.

"Ng? Kenapa lo, dobe?" tanya Sasuke heran melihat tingkah laku Naruto.

"SIALAN LO, TEMEEE~...!!!" tiba-tiba saja Naruto mendorong tubuh Sasuke dan menarik kerah seragam Sasuke.

"Ukh... Ngapain sih lo, dobe?! Sakit, tau!" bentak Sasuke kesal.

"Na... Naruto...?" Sai bingung melihat tingkah laku Naruto.

"SEMUANYA GARA-GARA LO, BEGO!!!" teriak Naruto histeris sambil mengguncang-guncang tubuh Sasuke yang ditindihnya.

"U... Ueekhh... Apaan sih, dobe?! Jangan asal nyerang, donk! Emang salah gua apa?!" bentak Sasuke sambil menyingkirkan tangan Naruto dari bajunya.

"Ueee... Semuanya gara-gara lo, temeee... Gua ditolak Sakura-chaaann..." kata Naruto sambil memasang wajah memelas dan ingin menangis. Jantung Sasuke langsung berdetak kencang melihat wajah Naruto yang sangat 'mengundang' itu.

"Hhhh... Jangan salahin gua, donk... Gua kan nggak tau permasalahannya." Sasuke manghela nafas melihat makhluk yang 'manis' ini merajuk diatas tubuhnya.

"Tapi kan... Tapi kan... Gua kesal sama lo... Hiks..." Naruto mulai menangis dengan wajah merahnya yang membuat Sasuke tidak tahan melihatnya.

"Dasar... Seenaknya aja nyalahin orang." Kata Sasuke sambil mendekap naruto ke dalam pelukannya. Naruto melingkarkan tangannya dileher Sasuke dan menangis dipundaknya. Dengan lembut Sasuke membelai rambut Naruto.

"Teme nyebeliiiinn... Hiks..." nada manja keluar disela-sela tangisannya.

"Ampun, deh... Harusnya lo kesal sama Sakura, tau! Bukan salah gua, dobe." Keluh Sasuke masih membelai rambut Naruto lembut.

Tiba-tiba saja Sai menarik tubuh Naruto dari pelukan Sasuke ke pelukannya.

"Kalau kamu kesal sama Sasuke, harusnya kamu nggak nangis dipelukannya, Naruto. Kamu ini gimana, sih?" protes Sai sambil memberikan Naruto saputangan.

"Ah... iya juga, ya?" Naruto baru sadar dengan kelakuannya.

"Uweeee... Saiii... Teme nyebeliiinnn..." keluh Naruto lagi didalam pelukan Sai.

"Iya, dia emang nyebelin, Naruto." Kata Sai setuju sambil membelai rambut Naruto yang lembut.

"Oi, oi, dobe. Jangan sembarangan, donk! Gua nggak salah kok disalahin? Lo juga, Sai! Jangan ngadu domba antara gua sama si dobe ini, donk!" protes Sasuke kesal karena Naruto diambil Sai dari pelukannya.

"Udah, udah, mulai sekarang nggak usah deket-dekat Sasuke lagi ya, Naruto? Mendingan sama aku aja." Bujuk Sai.

"Brengsek lo, Sai! Berani-beraninya ngambil kesempatan dalam kesempitan kayak gini!" Sasuke tampak sangat kesal dengan Sai. Sai hanya tersenyum memandang Sasuke yang kesal. Dengan sengaja Sai mengecup rambut Naruto pelan.

'Sai brengsek! Sengaja manas-manasin gua!' batin Sasuke kesal.

"Oi, dobe!" panggil Sasuke.

"Apa?!" bentak Naruto masih kesal sambil menoleh kearah Sasuke dari pelukan Sai.

"Jangan marah-marah dulu, donk. Ntar nggak gua ajak, nih!" sahut Sasuke yang juga sedikit kesal.

"Kemana?!" tanya Naruto masih dengan nada sedikit merajuk tapi tetap penasaran.

"Mau ikut nggak...?" pancing Sasuke.

"Kemana?" kini Naruto bertanya dengan nada yang sudah kembali seperti normal.

'Wuih... udah balik normal lagi aja dia. Dasar dobe.' Batin Sasuke heran melihat perubahan Naruto yang cepat.

Naruto melepaskan diri dari pelukan Sai dan menghampiri Sasuke. Sasuke tersenyum melihat umpannya termakan.

"Liburan musim panas nanti gua mau ngjak lo ke villa gua yang dekat dengan pantai. Pemandangannya bagus, lho..." Sasuke semakin memancing 'cowok manis' itu.

"Waaaiiiii... Pantai! Pantai! Hore... Hore..." seru Naruto senang dan langsung memeluk Sasuke. Sasuke tersenyum licik memeluk Naruto sambil memandang Sai.

'Hmmm... Mau balas dendam rupanya. Lumayan licik juga dia.' Batin Sai dengan wajah innocent-nya.

Naruto melepaskan pelukannya dari Sasuke dan memandang kedalam bola mata onyx dihadapannya.

"Sai juga ikut kan?" tanya Naruto senang.

"Hah? Sai?" tanya Sauke bingung.

"Iya. Kita bakalan pergi bertiga kan? Iya kan, Sai?" tanya Naruto sambil menoleh kearah Sai dibelakangnya. Sai langsung tersenyum licik.

"Iya. Tentu saja, Naruto. Kita bakalan pergi BERTIGA." Kata Sai dengan nada menekan.

"Yeeey... Pergi bertiga! Hore... Hore..." seru Naruto sambil melompat-lompat kegirangan.

"Oi, dobe... Gua kan nggak ngajak..." Sasuke tidak meneruskan kata-katanya karena sepertinya naruto tidak mendengarnya.

"Kita bakalan pergi BERTIGA lho, Sasuke..." kata Sai sambil tersenyum licik.

'Brengsek! Kenapa jadi begini?! Padahal gua Cuma mau pergi berdua aja sama si dobe itu.' Batin Sasuke kesal.

'Aku nggak bakalan biarin Sasuke melangkah duluan.' Batin Sai dengan senyum liciknya.

'Berantakan deh, rencana gua buat dapetin si dobe. Ini gara-gara Sai ikut campur!' batin Sasuke semakin kesal.

'Aku tau apa rencanamu, Sasuke. Ingin mendapatkan naruto duluan sebelum aku kan? Dasar curang.' Batin Sai.

Mereka berdua bergelut di dalam pikiran mereka masing-masing. Sedangkan orang yang mereka pikirkan hanya melompat-melompat kegirangan tak sabar menunggu liburannya bersama kedua temannya itu. Padahal dia tidak tau apa yang akan terjadi padanya saat liburan musim panas yang akan datang. Benar-benar bocah polos yang tidak tau apa-apa.(Neko swt)

Liburan musim panas tiba dan akhirnya mereka tiba di villa Sasuke yang berada ditengah-tengah pulau kecil.

"Wuaahh... Hebaat...!! Villa-nya besaar... Lo benar, teme. Pemandangan disini indah banget." Seru Naruto senang.

"Iya kan?" kata Sasuke sambil tersenyum.

"Biasa aja tuh." Cetus Sai tak perduli.

"Kayaknya lidah lo terbuat dari pedang, ya?" kata Sasuke ketus.

Mereka pun masuk ke dalam villa dan menaruh barang-barang bawaan mereka ke kamar masing-masing. Sebelum mereka bersenang-senang, mereka mengerjakan beberapa PR musim panas terlebih dahulu.

"Huaah... Akhirnya selesai juga." Keluh Naruto sambil meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku.

"Mau kubuatkan minum lagi, Naruto?" tanya Sai sambil tersenyum.

"Nggak usah. Gua mau langsung main diluar aja." Seru Naruto semangat sambil bangkit dari tempat duduknya dan menghambur keluar.

"Oi, dobe. Jangan main jauh-jauh!" Sasuke memperingati.

"Ok. Lo nggak mau main bareng gua, teme?" tanya Naruto sambil menoleh kearah Sasuke.

"Nggak ah. Gua lagi males. Lo main aja sendiri sana." Kata Sasuke dengan nada malas.

"Ya, udah." Sahut Naruto sambil bermain-main dengan ombak. Sasuke dan Sai memperhatikan Naruto yang semangat bermain.

"Hei, Sasuke, aku tau apa yang kamu rencanakan tentang liburan ini." Kata Sai sambil memperhatikan Naruto.

"Hn. Terus kenapa? Lo mau menghalangi rencana gua? Sayangnya gua udah punya rencana lain buat dapetin dia." Sahut Sasuke yang juga memperhatikan Naruto tanpa menoleh kearah Sai.

"Ck... Ck... Ck..." Sai berdecak sambil menggelengkan kepala.

"Sayangnya tebakanmu meleset, Sasuke. Aku nggak punya niat buat menghalangi kamu. Tapi aku punya suatu tawaran yang menarik untukmu." Kata Sai sambil tersenyum.

Sasuke menoleh kearah Sai yang tersenyum. Sai membisikkan rencananya pada Sasuke. Sasuke membelalakkan matanya ketika mendengarnya. Dia memandang wajah Sai yang tersenyum.

"Bagaimana?" tanya Sai dengan senyum licik diwajahnya. Sasuke diam sambil memandang Sai. Lalu tersungging senyuman yang sama liciknya dengan Sai.

"Heh, kenapa nggak? Kalau persyaratannya kayak gitu, gua juga mau." Kata Sasuke masih menyeringai licik.

"Nah, gimana kalau kita siapkan dulu 'bahan-bahannya' sebelum kita 'menyantapnya'?" kata Sai.

"Boleh juga." Sahut Sasuke. Lalu mereka masuk ke dalam kamar mereka masing-masing untuk mempersiapkan rencana licik mereka. Hari semakin sore dan akhirnya Naruto kembali dengan baju basah.

"Aku pulaang..." sapa naruto begitu masuk villa.

"Selamat datang, Naruto." Sambut Sai.

Sasuke dan Sai melihat Naruto dengan nafas tercekat. Bagaimana tidak? Naruto yang berkulit eksotis itu semakin tampak sexy setelah bermain dibawah sinar matahari. Berbeda dengan kulit Sasuke dan Sai yang berwarna putih pucat bagaikan mayat. Ditambah lagi seluruh baju Naruto yang basah, membuat kedua cowok itu terpana memandangi tubuh mungil Naruto.

"Kenapa baju lo basah, dobe?" tanya Sasuke dengan nada dingin seperti biasanya. Berusaha menyembunyikan hasratnya.

"Ah... tadi lagi berdiri diatas batu karang. Sewaktu mau balik kesini gua kepeleset. Akhirnya jatuh kegenangan air dibawahnya, deh." Sahut Naruto dengan cengiran khas-nya.

"Dasar, dobe." Kata Sasuke sambil menghela nafas.

"Berisik lo, teme!" bentak Naruto kesal.

"Udah, udah. Naruto, mendingan kamu mandi dulu sana. Aku akan menyiapkan makan malam." Kata Sai.

"Haiii..." seru Naruto. Sebelum dia kembali kekamarnya, Naruto menjulurkan lidahnya pada Sasuke. Lalu dia berlari menuju kamarnya. Naruto tidak sabar untuk segera makan malam karena perutnya sudah keroncongan terlalu banyak bermain. Tapi dia tidak tau bahwa setelah itu akan ada 'hidangan penutup' untuknya.

"Wuaah... Banyak sekali...!" seru Naruto ketika melihat banyaknya makanan hangat yang tampak lezat berderet diatas meja makan.

"Aku tau kalau kamu sangat lapar setelah bermain kan?" kata Sai sambil duduk disalah satu kursi.

"Ehehe... Iya." Sahut Naruto sambil nyengir. Lalu dia duduk diantara Sai dan Sasuke.

"Baiklah. Ayo kita makan. Mari makaan...!" seru mereka bersamaan. (walaupun tetap aja suara Naruto yang paling kencang)

Lalu dimulailah acara makan malam mereka dengan peperangan antara Sasuke dan Sai. Perang makan untuk mencari perhatian Naruto. Dimulai dengan Sai menyuapi beberapa potong makanan pada naruto, hingga Sasuke yang menjilati sisa makanan yang berada disudut pipi dan bibir Naruto. Tentu saja Naruto terkejut melihat sikap kedua sahabatnya yang sedikit aneh menurutnya. Tapi dia tidak terlalu memperdulikannya.

Setelah makan, mereka bersantai-santai diruang tengah. Lalu Sai membawakan minuman untuk mereka bertiga.

"Ini. Kubawakan minuman." Kata Sai sambil membawa nampan berisi 3 gelas minuman, lalun menaruhnya diatas meja satu per satu.

"Apa ini?" tanya Naruto.

"Ini teh, dobe." Kata Sasuke.

"Teh apa ini? Aromanya lain dari yang biasanya." Tanya Naruto lagi sambil menghirup aroma teh itu.

"Ini teh keluaran terbaru dari daerah tropis, Naruto. Karena kita sedang liburan musim panas, kurasa teh ini cocok untuk kita nikmati." Kata Sai sambil tersenyum.

Sasuke dan Sai memperhatikan Naruto yang meminum 'teh' itu dengan seksama. Dan seringaian licik pun menghiasi wajah Sasuke dan Sai ketika Naruto meminum 'teh' itu hingga setengahnya.

"Manis, sih. Tapi rasanya kok kayak bukan teh, ya?" tanya Naruto heran.

Tiba-tiba saja Naruto merasa kepalanya sedikit pusing. Suhu tubuhnya meningkat dengan drastis. Dan jantungnya berdetak dengan cepat. Akibatnya, wajahnya menjadi merah dan nafasnya tersengal-sengal.

"Hah... Hah... A... Apa yang terjadi sama gua? Ke-kenapa setelah meminum... ini... gua jadi pusing...? Ukh..." keluh Naruto diantara nafasnya yang tersengal-sengal.

Seringaian licik bagai serigala tersungging diwajah Sasuke dan Sai. Dengan perlahan mereka mendekati Naruto yang terduduk lemas diatas sofa.

"Ka-kalian... kenapa? Kenapa... memandang gua kayak gitu?" tanya Naruto ketika melihat Sasuke dan Sai mendekatinya dengan wajah mesum.

"Ah..." Naruto mendesah ketika tangan Sasuke membelai lehernya yang jenjang.

"Sasuke... Apa yang... Ah..." belum sempat Naruto menyelesaikan kalimatnya, dirasakannya tangan Sai menyentuh dadanya yang bidang perlahan.

"Kamu wangi, dobe..." bisik Sasuke sambil mencium leher Naruto lembut. Naruto terkejut mendengar kata-kata Sasuke yang terdengar lembut itu.

"Aah... Nghh... Sa-sasukee... Sai... Apa yang... Aangh... Kalian lakukan... tchh... padakuuh? Hen... Hentikan... Haah..." Naruto mendesah panjang ketika kedua tangan Sasuke dan Sai merba-raba tubuhnya dengan lembut. Dengan perlahan mereka menghentikan kegiatan 'meraba' mereka pada tubuh Naruto yang semakin panas.

"Dobe sayaang..." panggil Sasuke mesra ditelinga kanan Naruto. Membuat tubuh 'cowok manis' itu merinding dengan sensasi yang aneh.

"Naru-himee..." kini gantian Sai yang berbisik ditelinga kirinya. Lagi-lagi tubuh Naruto merinding.

"Ka-kalian ini... Apa-apaan, sih? Kenapa... kenapa kalian memanggilku... seperti itu...?" Naruto semakin bingung melihat kedua temannya yang bersikap aneh dan mesra.

"Soalnya... kamu manis sih, dobe sayang..." kata Sasuke sambil menjilat cuping telinga Naruto. Naruto mengerang perlahan.

"Naru-hime juga cantik..." Sai mencium leher Naruto dengan lembut yang membuat tubuh Naruto sedikit terlonjak.

"He-hentikan kalian berdua! Kenapa... kalian jadi aneh ... seperti itu?" Naruto berusaha berbicara diantara nafasnya yang memburu sejak tadi. Sasuke dan Sai saling berpandangan.

"Karena kami menyukaimu." Sahut mereka bersamaan. Naruto membelalakkan matanya mendengar ucapan mereka berdua.

"A-apa maksud kalian?" tanya Naruto tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Fuh... Usuratonkachi." Sasuke menghela nafasnya.

CTAK. Urat kemarahan tampak dikepala Naruto. Dan dia hendak menghajar Sasuke tapi tidak jadi.

"Aku jatuh cinta padamu, Naruto..." ucap Sasuke dengan nada lembut. Mata tajamnya memandang kedalam bola mata safir itu.

DEGH. Jantung Naruto berdebar keras ketika mendengar dan mendapati kesungguhan di dalam bola mata onyx itu.

"Aku juga mencintaimu, Naruto." Naruto memandang ke dalam mata teman satunya. Dilihatnya mata Sai yang sama dengan Sasuke bahwa dia juga bersunguh-sungguh mengatakan itu.

Naruto tak habis pikir bagaimana kedua temannya ini dapat jatuh cinta padanya. Mereka yang memiliki segalanya, menyukain dirinya yang tak memiliki apa pun. Mereka dengan ketampanan dan kepandaian dimilikinya, dapat memilih gadis manapun yang mereka inginkan, ternyata menyukainya.

'Kenapa?' Itulah yang terpancar dari mata indah biru miliknya.

"Karena kamu yang menyentuh pintu hatiku dengan senyuman hangatmu." Kata Sai seolah-olah menjawab pertanyaan yang ada dibenak Naruto.

"Kamu seperti matahari yang tak akan kehilangan cahaya hangatnya untuk bersinar. Kamulah yang telah menghangatkan asaku dan mencairkan hatiku yang sedingin es. Menghipnotis diriku yang hampa ini dengan senyumanmu." Dengan lembut Sai menyentuh pipi Naruto dengan tangan pucatnya. Menatap lekat ke dalam bola mata indah milik Naruto. Naruto terpaku dipandangi mata hitam yang berkilauan milik Sai. Naruto masih tidak percaya, tapi mata itu menunjukkan 'kenyataan' Sai.

Tiba-tiba saja Sasuke menarik dagu Naruto hingga mata mereka kini bertatapan satu sama lain. Merebut perhatian Naruto dan mengalihkannya dari pandangan Sai. Mempertemukan mata safir dihadapan onyx yang tajam.

"Dengan matamu itu..." ucap Sasuke. "...memandang diriku apa adanya. Melihat sosokku yang nyata tanpa melihat latar belakangku. Menatap diriku sebagai seorang 'Sasuke', bukan 'Uchiha'. Setiap melihat warna langit dimatamu, ada bayangan diriku disana. Seolah-olah aku ini bebas. Kamu... merebut hatiku tanpa bisa kulawan." Naruto juga dapat melihat 'kenyataan' di dalam mata onyx itu. Terhanyut ke dalam bola mata itu bagaikan ilusi mimpi.

Naruto menunduk dan tidak memandang lagi kedua bola mata onyx tersebut.

"Ta-tapi... aku... kan laki-laki..." ucap Naruto lirih.

"Memangnya kenapa, Naruto?" tanya Sai.

"Aku nggak perduli." Kata Sauke tegas.

"Bagiku, yang penting adalah 'dirimu'." Sasuke dan Sai mengatakannya bersama. Memandang Naruto tajam dengan pandangan 'kesungguhan' mereka.

"Sasuke... Sai... tapi aku... nggak bisa memilih diantara kalian..." kata Naruto. "Karen kalian... adalah... sahabatku kan?" lanjut Naruto.

"Kalau kamu... memang menganggap kami seperti itu..." Sasuke berbisik lembut ditelinga Naruto, membuat tubuh Naruto sedikit gemetaran. "Jadilah... milik kami bersama." Ucap Sasuke. Naruto memandang Sasuke dengan wajah bingung. Lalu memandang Sai yang juga tersenyum.

"Ya... kamu nggak bisa memilih diantara kami, makanya... Jadilah milik kami. Biarkanlah dirimu jatuh dalam pelukan kami." Kata Sai sambil mencium pipi Naruto dengan lembut.

Awalnya Naruto tidak mengerti apa maksud dari perkataan kedua sahabatnya. Wajah Naruto semakin panas dan merah ketika mengerti maksud dari Sasuke dan Sai. Melihat reaksi diwajah Naruto, senyuman mesum kembali terkembang diwajah Sasuke dan Sai.

"Jadi... Bagimana, dobe sayaang..." kata Sasuke dengan nada menggoda. Naruto hanya memejamkan matanya karena malu.

"Apakah kamu mau memberikan 'dirimu' itu pada kami, Naru-hime?" tanya Sai yang juga menggoda Naruto. Naruto diam karena malu dan akhirnya menganggukan kepalanya lemah.

"Lalu, siapa yang kamu pilih untuk menyentuhmu duluan?" tanya mereka bersamaan dan penuh semangat. Naruto tak dapat berkata apa-apa melihat reaksi kedua sahabatnya yang penuh nafsu terhadap dirinya.

"Apa boleh buat..." kata Sai sambil menghela nafas.

"Kita harus melakukan pertarungan terakhir." Kata Sasuke.

Lalu mereka beranjak dari sisi Naruto dan saling berhadapan. Naruto bingung melihat sikap mereka yang sangat serius. Mereka menyiapkan kuda-kuda mereka dengan tangan terkepal. Aura yang kuat keluar dari tubuh mereka.

"A-apa yang kalian... lakukan?" tanya Naruto bingung.

"Bersiaplah, Sai..." Sasuke menyeringai kejam.

"Kukembalikan itu padamu, Sasuke." Sai juga menyambutnya dengan senyuman dinginnya.

Aura membunuh keluar dari tubuh mereka. Seolah-olah akan ada pertumpahan darah setelah ini.

"HYAAAAAAHH......."

"Hen-Hentikan kalian berduaaa...!!!" teriak Naruto panik.

"HOM-PIM-PAH...!!!"

GUBRAKS. Naruto langsung terjungkal dari tempatnya. Naruto sweatdropped. Wajah cengok nampang diwajahnya.

"He... He... He..." Sasuke terkekeh pelan.

"HUAHAHAHA... AKU MENANG, SAI!!! AKU-LAH YANG MENDAPATKAN VIRGIN NARUTO!!! HAHAHAHA....!!!" Sasuke tertawa keras atas kemenangannya.

"Aku... kalah..." suara Sai tertelah oleh rasa shock-nya.

Naruto tak percaya melihat kedua tingkah laku sahabatnya ketika memperebutkan 'virgin'-nya. Tidak percaya mereka menentukannya hanya dengan 'hom-pim-pah'. Please, deh...

"Nah, Sai, sesuai perjanjian. Gua duluan, ya?" kata Sasuke senang sambil menggendong Naruto ala bridal style.

"He... Sa-Sasuke..." kata Naruto panik.

"Ingat Sasuke! Kalau sudah selesai langsung keluar!" bentak sai kesal.

"Iya, iya, cerewet! Pokoknya lo tunggu aja disana sampe gua puas ngelayani dobe-ku sayang. Hehehe..." kata Sasuke sambil menggendong Naruto kelantai atas. Wajah Naruto sangat merah. Bahkan tomat saja kalah dengan rona wajahnya.

"Sa-Sa-Sasukeee... A-Apa kamu... benar-benar mau me... me... me..." Naruto diam sejenak sebelum melanjutkannya. "...melakukan 'itu' padaku?" tanya Naruto terbata-ata menahan malu.

"Udah pasti donk, dobe sayang. Kamu kan udah mau jadi milikku dan Sai, jadi kami harus melakukannya. Karena aku yang menang, jadi kamu sama aku dulu ya, semalam ini?" Sauke menyeringai dengan wajah mesumnya.

"Tapi... Tapi... Tapi... Sasuke..." Naruto diam sejenak. "Kamu... Kamu... nggak akan... menyakiti aku kan?" lanjutnya.

Sasuke memandang mata safir Naruto. Terpancar sedikit rasa takut di dalam bola mata biru miliknya. Sasuke tersenyum lembut kearah 'cowok manis' yang ada ditangannya.

"Tenang saja... Cuma sakit sedikit, kok." Kata Sasuke sambil menyeringai dengan santainya.

"Heee...!!! Sasu-hmbh..." bibir mungil Naruto langsung dibungkam dengan bibirnya.

"Tapi setelah itu, kamu akan merasakan kenikmatan tiada tara yang belum pernah kamu rasakan sebelumnya." Kata Sasuke setelah melepas ciumannya. Wajah Naruto langsung memerah dan jantungnya berdebar-debar dengan kencang.

Sasuke menggendong Naruto hingga kekamarnya. Menaruh Naruto diatas ranjangnya lalu mengunci pintu kamar. Dengan perlahan Sasuke mendekati Naruto yang terbujur lemah karena 'teh' tadi. Memandang Naruto dari ujung rambut hingga ujung kakinya yang berkulit tan itu. Warna kulit Naruto yang tampak erotis itu membuat Sasuke tak sabar untuk menyentuh dan menikmati tubuh itu agar menjadi miliknya. Membuatnya semakin bergairah.

"Sa... Sasuke..." Naruto memanggil namanya perlahan

Mendengar suara 'sexy' itu hampir membuat Sasuke kehilangan akalnya. Ingin segera menyentuh tubuh itu, tapi akal sehat masih sedikit menguasainya karena takut Naruto akan ketakutan jika dia tiba-tiba 'menyerang' Naruto.

"Ada apa... dobe sayang..." sahut Sasuke mencoba tenang.

"Ke-Kenapa tubuhku... semakin panas...? Rasanya ada yang nggak beres... dengan tubuhku... ini..." kata Naruto.

"Hmm... Mungkin itu reaksi dari obatnya, dobe sayang." Sahut Sasuke sbil menyentuh pipi Naruto lembut dan tersenyum.

"O... Obat...? Apa maksudmu... Sasuke...?" tanya naruto bingung. Sedangkan Sasuke hanya tersenyum dengan santainya.

"Ya... Obat yang kamu minum di dalam 'teh' tadi. Itu adalah obat yang dapat melemahkan tubuh orang yang meminumnya. Hampir sama dengan obat tidur, obat bius, atau minuman beralkohol, tapi berbeda. Atau nama lainnya..." Sasuke diam sejenak lalu menyeringai licik. " ...Obat pembangkit gairah." Lanjutnya dengan wajah mesumnya. Naruto tersentak mendengar hal itu.

"Ja-Ja-Jadi... kalian memang merencanakan... semua ini padaku, ya?!" seru Naruto tidak percaya.

"Tentu saja, dobe sayang. Soalnya kami begitu ingin memilikimu. Jadi, bagi kami pakai cara selicik apa pun untuk mendapatkanmu akan kami lakukan." Kata sasuke. Lalu dia mencium bibir tipis Naruto yang menggodanya.

Naruto mencoba untuk memberontak tapi tak bisa, karena tubuhnya sudah lemas akibat terisi berisi obat yang tadi diminumnya. Dan lagi Sasuke mencengkram kedua tangannya hanya dengan satu tangan. Mau tidak mau Naruto hanya bisa pasrah dan menikmati bibir Sasuke yang membungkam bibirnya.

Melihat Naruto yang sudah pasrah dihadapannya, Sasuke mencoba untuk lebih memberanikan diri. Sasuke menjilat bibir Naruto sebagai tanda 'permisi' darinya untuk menjelajahi rongga mulut Naruto yang sejak tadi terkatup. Tapi mulut Naruto tidak mempersilahkan 'tamunya' itu untuk masuk. Melihat reaksi Naruto yang tampak menolak, terpaksa Sasuke membukanya dengan sedikit paksaan.

"Aah..." Naruto mendesah ketika tangan Sasuke menyentuh daerah sensitif didadanya. Kesempatan itu tidak dilewatkan oleh Sasuke untuk menerobos masuk ke dalam mulut Naruto.

Kini lidah mereka saling bertautan. Lidah Sasuke memaksa lidah Naruto untuk melakukan 'pemanasan' sebelum mereka 'bermain' lebih jauh. Tapi lidah naruto tak berusaha untuk membalas. Lebih tepatnya tidak ingin.

"Hmmh... Hmph... Nghh..." Naruto mendesah tapi suaranya tertahan diantara ciuman. Hal itu dikarenakan jari-jari dingin Sasuke memainkan putingnya dengan lembut. Membuat tubuh Naruto terlonjak karenanya.

Karena tidak tahan lagi dengan gejolak yang dirasakannya, Naruto pun menyerah. Dia melingkarkan tangannya pada leher Sasuke untuk memperdalam ciuman mereka. Dan Naruto mulai membalas ciuman Sasuke. Ciuman mereka pun semakin memanas dan Sasuke semakin menggila memainkan puting Naruto yang semakin mengeras. Dirasakannya bagian bawah Naruto yang juga mulai mengeras. Sama dengannya.

Mereka melepaskan ciumannya sekedar untuk bernafas. Lalu Sasuke membuka baju Naruto seluruhnya, dan kini terlihatlah dada bidang Naruto dengan kulit tan yang membuatnya tampak sexy.

Sasuke beranjak dari tempat tidur lalu mengambil sesuatu. Sebuah kotak kecil. Dibukanya kotak itu. Sebuah benda kecil yang terlilit oleh kabel kecil pula. Dan ada remote kecil ditangan kanan Sasuke. Dia mengeluarkannya perlahan, lalu menyeringai penuh nafsu.

"Nah, dobe sayang... saatnya kita memulai permainan kita selanjutnya." Kata Sasuke dengan wajah mesumnya.

Sasuke kembali mencium bibir Naruto dengan penuh nafsu. Lalu perlahan turun kelehernya dengan lembut dan membuat beberapa tanda merah disana. Memainkan puting Naruto kembali yang sudah mengeras sejak tadi dengan lidahnya. Membuat naruto mendesa-desah kecil yang membuat Sasuke semakin menggila.

"AAAHH!!!" Naruto memekik keras ketika ada sesuatu yang masuk ke dalam tubuh bawahnya. Sesuatu yang dimasukkan bersamaan dengan jari Sasuke.

"Sa... Sasukeee... Sakiiitt..." Naruto meringis kesakitan.

"Tenang, dobe sayang. Sebentar lagi sakitnya hilang." Sahut Sasuke sambil mengecup bibir Naruto lembit. Sasuke kembali mendorong 'benda' itu masuk ke dalam tubuh Naruto dengan jarinya.

"Aah... Sasukee... hiks..." Naruto mulai menangis karena rasa sakit yang menjalar tubuh bawahnya. Sasuke segera mencium bibir Naruto agar dia dapat melupakan sedikit rasa sakitnya.

"Aaaahh..." naruto melenguh panajng ketika 'benda' itu menyentuh titik terdalamnya. Sasuke tersenyum melihat reaksi positif dari naruto. Ditangannya terdapat sebuah remote kecil.

"Ayo kita bermain lagi, dobe sayang..."

KLIK. Drrrt... Drrt... naruto tersentak hingga menekan kepalanya ke dalam bantal.

"Aaaah... Sa... Sasuke..."

"Bagaimana, dobe? 'Ini' teman baru untukmu. Apakah sekarang kamu merasakan sedikit kenikmatan yang tadi kukatakan?" tanya Sasuke sambil menyeringai mesum. Tapi naruto tak bisa menjawab karena menahan nikmat yang melanda tubuhnya. Dia mengeliat menahan nikmat. Sasuke melihat 'milik' Naruto yang sudah berdiri tegak dengan sempurna. Lalu menghentikan 'mainan'-nya.

"Sa... Sasuke... Hah... Hah..." desah naruto memanggil Sasuke. Butiran-butiran keringat membasahi tubuh naruto yang tampak kelelahan.

"Kamu memanggil namaku terus. Apa kamu jadi lebih menyukaiku dibandingkan Sai setelah aku memberikan sedikit kenikmatan padamu, dobe?" kata Sasuke sambil mencoba mencium Naruto. Tapi Naruto menolaknya.

"Ng? Kenapa? Jadi kamu lebih menyukai Sai dibandingkan denganku, huh?!" desis Sasuke dengan nada dan ekspresi yang dingin.

"...Cu-Curang..." desah Naruto.

"Ng? Apa maksudmu, dobe?" tanya Sasuke bingung.

"Kamu... Masih lengkap..." kata naruto lagi dengan wajah yang memerah.

Sasuke memperhatikan dirinya yang masih mengenakan pakaian lengkap. Lalu dia menyeringai.

"Mau membantuku, dobe sayang?" tanya Sasuke.

Tangan mungil Naruto mencoba meraih baju Sasuke. Dengan perlahan dia mengangkatnya agar baju itu terlepas dari tubuh pemiliknya. Saat hampir melepasnya dari tubuh Sasuke, tiba-tiba Naruto terlonjak dan mengerang keras.

"AAAHH!!!" Sasuke kembali menyalakan 'mainan'-nya. Membuat Naruto tidak bisa melepaskan bajunya.

"Kenapa, dobe? Bukankah kamu mau membantuku melepas semua pakaianku?" kata Sasuke dengan senyum liciknya.

"Ah... Ah... Sa-Sasukee... Hentikan... Aah..." Naruto kesulitan bicara karena rasa nikmat yang melanda dirinya.

"Akan kuhentikan setelah kamu sudah melepas semua pakaianku. Ayo lakukan, dobe." Kata Sasuke sambil menarik tangan Naruto perlahan. 'Mengundang' untuk melucuti semua helaian kain yang ada ditubuhnya."

"Ka-Kamu... Ah... Ngh... Ahn..." Naruto semakin kesulitan bicara. Tak ada pilihan baginya. Dengan perlahan dan tubuh yang gemetaran karena nikmat, Naruto mencoba bangkit dari tidurnya dan mendekati Sasuke. Mencoba memposisikan tubuhnya diatas Sasuke walaupun dilanda kenikmatan. Akhirnya satu helai baju dapat disingkirkannya walaupun dengan susah payah karena tangannya gemetaran. Tampaklah dada bidang Sasuke yang kekar, penuh akan otot kencang dan padat. Tapi perjuangannya belum selesai. Masih ada celana yang dikenakan Sasuke.

"Kenapa berhenti, dobe? Yang bawah belum kan?"

Naruto memandang orang yang terus menggodanya tanpa henti itu. Dia memang harus segera menghentikannya, karena rasa nikmat yang terus dirasakannya mulai menyiksanya. 'Sesuatu' yang tertahan sejak tadi mendesak ingin keluar tapi tak bisa. Tak mungkin dia melakukannya sendiri. Walaupun sangat kesulitan, akhirnya Naruto bisa membuka seluruh pakaian Sasuke. Begitu Sasuke menghentikan 'maninannya', Naruto langsung menjatuhkan tubuhnya dalam pelukan Sasuke.

"Kamu lelah, dobe? Tapi kita baru akan memulai permainan yang sesungguhnya sekarang." Kata Sasuke sambil menyeringai.

"Hah... Hah... Sasuke... Tolong... Hah... Hah... Aku sudah... Tidak kuat lagi..."

Sasuke sedikit terkejut dengan pernyataan Naruto. Tapi setelah itu dia tersenyum.

"Baiklah." Sahutnya sambil mencium bibir mungil Naruto lalu membaringkan tubuhnya. Menjilat telinga Naruto dan mencium lehernya yang jenjang. Dengan lidahnya menjelajahi daerah sensitif didada Naruto. Sasuke semakin bergairah setiap naruto menggeliat kenikmatan. Desahan-desahannya yang lembut terdengar tergesa-gesa menginginkan lebih dari sekedar sentuhan, kecupan, dan jilatan.

"Ah... Sasu...AAH!!!" Naruto mendesah panjang ketika bibir dingin Sasuke mengecup 'miliknya' lembut, lalu memasukkan seluruhnya ke dalam mulut Sasuke yang basah dan hangat. Dengan perlahan Sasuke mencabut 'mainan' yang berada di dalam tubuh Naruto. Dan Naruto pun mengerang.

"Aahh... Sa-Sasuke... Ah... Ngh..."

Sasuke mulai memanjakan 'milik' Naruto yang membuatnya semakin bergairah itu. Jilatan, gigitan kecil, dan hisapan. Semua yang dilakukan Sasuke membuat desahan Naruto semakin menggila. Begitu juga dengan Sasuke yang mendengar desahan-desahan dan erangan naruto yang terdengar seperti sebuah simponi hasrat yang membara. Lalu dia mulai memaju-mundurkan kepalanya untuk memenuhi keinginan 'sang uke manis' yang sedang dimanjanya.

"Hyaaahh...!!! Sasukee...!!!" Naruto mengerang hebat ketika 2 jari Sasuke masuk ke dalam 'lubang' miliknya. Rasa sakit dan nikmat bercampur di dalam tubuhnya. Erangannya semakin keras ketika jari-jari Sasuke bergerak liar untuk membuka 'lubangnya' lebih lebar. Desahan nikmat dan erangan kesakitan kini bercampur jadi satu ketika Sasuke memasukan jari ketiganya dan masih mengulum 'miliknya' dengan penuh nafsu.

"Ah... Ah... tidak... Sasuke... Ahng... Aku sudah... Ngh... AAAHH!!!"

Akhirnya cairan putih yang sejak tadi ditahannya membuncah keluar di dalam rongga mulut Sasuke bersamaan dengan lenguhan panjang Naruto. Dia merasakan tubuhnya melayang karena kenikmatan yang melanda seluruh tubuhnya. Sasuke diam sejenak sampai Naruto puas mengeluarkan semua yang sejak tadi ditahannya. Setelah merasa cukup, Sasuke menelan sebagian cairan Naruto tanpa ragu maupun jijik. Lalu sebagian lagi dimuntahkan ke jari-jari tangan kirinya.

"Sasuke... Hmph~..." kata-kata Naruto terputus dengan bibir Sasuke yang menciumnya. Diantara ciumannya, Naruto dapat merasakan sedikit 'cairan' miliknya yang masih tersisa dirongga mulut Sasuke. Dia berjengit, baru kali ini dia merasakan 'cairan' dirinya sendiri.

"AAAH!!! Sasuke... Sa-hmph~..."

Naruto mengerang sekeras-kerasnya ketika ada sesuatu yang menerobos masuk ke dalam 'lubangnya', tapi bibirnya dikunci kembali oleh Sasuke. Sesuatu yang memasuki 'lubangnya' dengan paksa itu adalah 'milik' Sasuke yang sudah dilumuri dengan cairan' miliknya tadi. Dengan sekali hentakan, seluruh 'milik' Sasuke telah tertanam di dalam tubuhnya.

"AAAH~!!! SASUKE~!!!" teriaknya menahan sakit ditubuh bawahnya. Kepalanya menekan bantal dan tangannya meremas sprei putih yang sudah berantakan. Dirasakannya 'milik' Sasuke yang berdenyut di dalam tubuhnya. Begitu juga dengan Sasuke yang merasakan kehangatan tubuh Naruto yang menghimpit 'miliknya'. Sasuke melihat ada setitik darah disana.

"Ngh... Kamu sempit ya, dobe..." desah Sasuke menahan nikmat. Lalu dengan lembut tangannya menyentuh 'milik' Naruto. Dalam sekejap saja 'milik' Naruto kembali menegang.

"Ahnn~... Sasuke..."

"Akhirnya... Kamu jadi milikku, Naruto. Aku tidak akan melepaskanmu sampai hatimu memutuskan. Karena aku... Mencintaimu, Naruto..."

Lalu mereka berciuman kembali. Sasuke melepas ciumannya dan memandang ke dalam bola mata safir yang ada dihadapannya. Terdapat bayangannya di dalam mata itu. Senyuman lembut terkembang diwajah tampan Sasuke. Dengan perlahan Sasuke mengangkat tubuh Naruto perlahan keatas pangkuannya dengan 'miliknya' masih berada di dalam tubuh Naruto.

"Nah, Naru-dobe sayang... Saatnya kamu merasakan seberapa besar aku mencintaimu. Akan kubuat tubuhmu mengingat diriku. Akan kuukir namaku dalam hatimu. Dan membuat bayanganku selalu terpantul dimatamu."

Sasuke mengecup bibir Naruto lembut, lalu dengan perlahan mengangkat pinggul Naruto hingga hanya kepala 'miliknya' yang masih berada di dalam 'lubang' Naruto. Sasuke menghentakan 'miliknya' ke dalam tubuh Naruto hingga menyentuh prostatnya.

"AAH!!!" Naruto mengerang nikmat. Senang mendengar reaksi Naruto, Sasuke kembali menghantamkan 'miliknya'. Dan Naruto sukses mengerang nikmat lagi. Tangannya dilingkarkan dileher Sasuke agar Naruto tetap mempertahankan posisinya.

Tarik. Dorong. Tarik. Dorong. Hentakan. Begitulah yang mereka lakukan dalam memadu cinta. Ditambah dengan gesekan tubuh, ciuman, dan desahan-desahan nikmat.

"Sasuke... Sasuke... Aaah~..."

"Naruto... Ngh..."

Mereka benar-benar menikmati setiap sentuhan yang mereka lakukan dalam bercinta. Tak dapat mendengar yang lain, hanya ada desahan mereka dalam kenikmatan. Sudah tak ada lagi logika, yang ada hanya keinginan untuk saling memiliki dan menikmat. Ingin lebih merasakan kenikmatan hingga serasa melayang diawang-awang.

Sasuke membaringkan tubuh Naruto diatas ranjang. Lalu mengangkat kedua kaki Naruto keatas pundaknya. Dan memulai kembali kegiatan bercinta mereka. Kini Sasuke dengan leluasa dapat menikmati tubuh Naruto dengan kedua kakinya berada dalam kendali Sasuke.

"Ukh... Naruto... Tubuhmu nikmat sekali..."

"Sa-Sasuke... Ah... Lebih... Lebih... Ngh... Lebih dalam lagi... Aah~..."

Sesuai dengan permintaan 'uke'-nya, Sasuke semaik cepat mempermainkan tempo permainannya. Membuat Naruto mendesah dan mengerang semakin keras. Tangannya kembali memanjakan 'milik' Naruto yang sedikit terlupakan.

"Aahng~... Sasuke... A-Aku sudah... Ah..."

Mengerti akan isyarat dari 'sang uke', tangan Sasuke semakin cepat memanjakan 'milik' Naruto. Tubuh Naruto mulai mengejang dan gemetaran. Tak lama, cairan putih hangat yang ditunggu pun keluar membasahai tubuh mereka dan tangan Sasuke bersamaan dengan lenguhan panjang Naruto. Naruto merasakan tubuhnya melayang lagi karena nikmat.

"Nah, Naru-dobe sayang... Sekarang gantian aku yang merasakan kenikmatan melalui tubuhmu."

Tanpa membiarkan Naruto untuk bersiap, Sasuke langsung kembali menghentakan 'miliknya' di dalam tubuh Naruto. Naruto terlonjak karena kenikmatan kembali menderu tubuhnya. Semakin cepatnya permainan yang dilakukannya, membuat Sasuke tidak dapat menahannya lagi. Hasrat yang sejak tadi ditahannya keluar di dalam tubuh Naruto sambil menyebut nama 'uke manis'-nya.

"NARUTO!!!"

"Aaahh~...!!! Sasuke!!!"

Setelah mengeluarkan semua isi 'miliknya', Sasuke mencabutnya dari 'lubang' Naruto. Naruto merasakan cairan hangat Sasuke yang mengalir perlahan keluar dari tubuhnya. Dan Sasuke dapat melihat cairannya yang keluar dari tubuh Naruto bercampur dengan setitik darah disana. Lalu dia mencium bibir lembut Naruto.

"Maaf... Aku menyakitimu..."

"Nggak apa-apa kok, Sasuke. Aku menyukainya." Sahut Naruto sambil tersenyum.

Naruto tidak sadar dengan kata-kata yang diucapkannya. Sasuke terdiam memandang Naruto. Lalu dia menyeringai licik.

"Jadi... Nggak apa-apa kan kalau kita melakukannya lagi?"

"Hah? Apa maksudmu, Sasu-Waaa..."

Sasuke membalik tubuh Naruto hingga tengkurap, lalu menaikkan pinggulnya. Tampaklah 'lubang' kecil yang menggairahkan Sasuke yang masih meneteskan cairan putihnya.

"Teme! Apa yang kamu lakukan?! Hentikan!" Naruto sedikit panik dan malu yang tak tertahankan. 'Milik' Sasuke yang sudah kembali menegang, diarahkan kembali ke 'lubang' Naruto.

"Kenapa, dobe? Bukankah tadi kamu bilang kalau kamu menyukainya? Jadi aku bermaksud untuk memainkan ronde kedua permainan kita. Lagipula sepertinya aku masih belum puas menikmati tubuh halusmu ini."

"A-Apa...? Tapi aku kan-AAAH...!!!"

Tanpa mendengar protes Naruto, Sasuke kembali menghantam tubuh Naruto dengan kenikmatan. Dan Naruto pun sudah tidak bisa protes lagi. Hanya desahan dan erangan nikmat yang keluar dari bibir mungilnya. Begitulah yang mereka lakukan hingga benar-benar puas.

Sementara ada orang yang menunggu giliran selanjutnya diluar dengan wajah masam.

NEXT : SAINARU

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Huaah... Akhirnya jadi juga 1st penpik gue. aduh... senangnya tak terbayangkan...

disaat diriku dikejar2 tugas kuliah. apalagi tugas gambar mesin. (jurusan gue teknik mesin sih...)

belom lagi lusa UAS. aaarrgh... hancur hancur hatiku... hancur hancur hatiku... halah... lebay...

Naru: woy, aouthor sial! otak lo bejad banget sih? masa gue harus ngelakuin 'begituan' sama Sasuke? yang bener aja!

Neko: Kyaaaa....!!! Naru-chaaann... manisnyaaaa..... kalo nggak mau sama Sasuke, sama aku ajaaaa...

*timpuk*

Sasu: sembarangan! jodoh Naruto cuma sama gue tau!!!

Neko: Sasu-teme! jangan sembarangan nimpuk kepala orang donk!!! sakit tau!!

Sasu: berisik! baka!

Neko: emangnya kenapa? gue tau kalo lo emang udah jodoh sama Naru-chan, tapi selagi janur kuning belum melengkung, masih ada kesempatan kaleee... gue emang suka kalo lo jadi pairing sama Naru-chan. tapi secara personal, gue tuh ga suka sama pribadi lo tau! (maaf fans Sasuke...) bla... bla... bla... huekh...*disumpel sendal bekas*

Naru: aah... dasar... author edan. masa 1st fanfic langsung rating M? dasar ratu bokep. yaudah lah, mendingan pada ripyu aja yah... kasian kalo ga dikasih ripyu, ntar bunuh diri lagi dia. ja mata ne...

Sai: nah... selanjutnya aku dengan Naru-hime nih... tunggu aja ya?

SasuNaru: SAI!!!