Ini fanfic Bleach aku yang pertama. Setelah sekian lama disimpan, akhirnya aku memutuskan untuk post di sini. Pairing: Orihime x Grimmjow x Ulquiorra.
Orihime terdiam menatap bulan sabit melalui jendela jeruji penjara. Rasa takut dan bingungnya bercampur menjadi satu. Mendadak Orihime menggelengkan kepalanya. "Gak, aku gak boleh menjadi orang lemah terus menerus," ujarnya pelan. "Aku gak mau menyusahkan orang lain lagi. Kurosaki kun, Rukia san, Ishida kun, Sado kun. Mereka sudah terlalu banyak menolong diriku."
Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka. Orihime pun menoleh. Seorang pemuda berkulit putih pucat berdiri di ambang pintu. Dia Ulquiorra Schiffer, Espada nomor empat. Itu menurut informasi yang didapatkan Orihime dari dua Arrancar wanita yang sedang bergosip saat menyediakan makanan untuknya.
Mata hijau Ulquiorra yang dingin menatap Orihime hingga membuatnya takut.
"Ganti pakaianmu," ujar pemuda itu seraya menyerahkan sebuah pakaian putih yang terlipat rapih pada Orihime. "Aku tunggu kau di luar." Dia pun membalikkan tubuhnya dan pergi.
Orihime menatap pintu yang ditutup dari luar, kemudian matanya beralih ke pakaian yang diberikan pemuda itu. "Aku harus tegar dan kuat," gumamnya. Dia pun bangkit berdiri dan mengganti pakaiannya. Setelah itu, dia pun keluar.
"Aku sudah siap." Orihime kini telah memakai pakaian serba putih, modelnya mirip seperti pakaian yang dikenakan oleh Ulquiorra.
Tanpa berkata sepatah kata pun, Ulquiorra membawa Orihime pergi. Entah mereka akan pergi ke mana.
"Jangan-jangan aku akan dibawa kepada Aizen," batin Orihime.
Langkah Ulquiorra berhenti di depan sebuah pintu, otomatis Orihime ikut berhenti di belakangnya. Jantung Orihime berdebar kencang dan rasa takut semakin mencekam dirinya. Entah apa yang akan dilakukan mereka padanya.
Pintu telah dibuka oleh Ulquiorra, dia dan Orihime pun berjalan masuk. Di ruangan ini ada banyak sekali Arrancar yang berpakaian serba putih seperti dirinya dan Ulquiorra. Para Arrancar itu menoleh dan memperhatikan dirinya. Rasanya sangat tidak nyaman diperhatikan oleh berbagai pasang mata yang begitu penasaran.
"Selamat datang di Istana kami. Las Noches."
Orihime menengadah. Tubuhnya bergetar hebat saat melihat Aizen yang duduk di sebuah kursi di tempat yang sangat tinggi. Pria itu tersenyum lembut padanya, namun tatapan matanya begitu dingin bahkan terkesan kejam. Orihime seperti terhipnotis oleh tatapannya hingga dia tidak dapat bergerak.
"Tubuhku … gak bisa digerakkan," batin Orihime.
"Namamu Inoue Orihime, bukan?"
Orihime menelan ludahnya dengan susah payah. "I-iya," jawabnya.
"Sekali lagi kuucapkan selamat datang," sambut Aizen dengan ramah. "Aku tidak akan berbasa-basi lagi. Aku membutuhkan kekuatanmu yang sangat istimewa itu untuk membantuku. Karena itulah, aku memutuskan untuk memberikanmu salah satu kamar di Istana ini."
Seluruh Espada di ruang pertemuan ini terkejut mendengarnya, bahkan Orihime pun terkejut. Dia sempat melirik Ulquiorra. Pemuda itu seperti tidak memiliki ekspresi, dia tetap memasang wajah datar yang penuh ketenangan. Namun sorot matanya tidak dapat berbohong, dia juga terkejut mendengar keputusan Aizen.
"Apa?!" teriak seseorang.
Orihime menoleh ke belakangnya. Tidak jauh dari dirinya, berdiri seorang pria berambut biru muda. Hal pertama yang ditangkap oleh mata Orihime adalah lubang di perutnya dan potongan topeng Hollow di pipi kanannya, lubang di tubuh dan potongan topeng Hollow adalah ciri khas Hollow yang tidak dapat ditanggalkan para Arrancar.
"Ada apa, Espada nomor enam, Grimmjow Jeagerjaques?" tanya Aizen.
"Aku gak setuju dengan keputusan anda, Aizen sama!" jawab Grimmjow dengan sangat berani. "Aku yakin yang lain pun demikian. Perempuan ini hanyalah tahanan!" Dia menunjuk Orihime. "Dia hanyalah boneka! Jadi gak seharusnya dia mendapatkan sebuah kamar di istana ini! Seharusnya dia tinggal di dalam penjara!"
Aizen masih tetap tersenyum lembut. "Grimmjow, kau menentang keputusanku?"
"Yeah!" jawab Grimmjow dan suasana di dalam ruangan pun menjadi tegang. "Aku gak suka dengan cara anda memperlakukan perempuan ini!" Dia menoleh pada Orihime dan menatap tajam dirinya.
Mau tidak mau, mata Orihime pun bertemu dengan mata Grimmjow. Mendadak mata Orihime melebar dan jantungnya serasa berhenti berdetak. "Gak mungkin! Ma-mata biru itu!" batinnya.
"Ada apa kau menatapku seperti itu, perempuan?!" Grimmjow tidak suka dengan cara Orihime menatap dirinya.
"A-aku …" Orihime terdiam. Dia terkejut karena Grimmjow menghilang dari tempatnya berdiri dan secara tiba-tiba muncul tepat di depan mukanya.
Grimmjow tersenyum jahat, tangan kirinya terangkat tinggi. Dia berniat memukul wajah Orihime. Tetapi dia harus mengurungkan niatnya itu, karena seseorang memotong lengan kirinya dengan katana.
"Aaargh!!!"
Orihime menatap ngeri Grimmjow yang jatuh ke lantai dengan berdarah-darah. Gadis itu bingung dengan kejadian yang terjadi, semuanya terjadi begitu cepat.
Seorang pria berkulit coklat gelap dan berkacamata berdiri di hadapan Orihime dengan katana yang berdarah-darah. Pria itu muncul entah dari mana.
Orihime tersadar kalau katana yang dipegang pria berkulit coklat itu bukanlah katana biasa, melainkan zanpakuto. Pria ini adalah Shinigami. Orihime mengenali dirinya. Dia adalah Tousen Kaname, Kapten divisi sembilan di Soul Society!
"Berani-beraninya kau menentang keputusan Aizen sama," ujar pria itu, kemudian dia membakar potongan tangan Grimmjow hingga menjadi debu.
Grimmjow bangkit berdiri seraya menatap kesal Tousen. "Kau!" Dia membuka telapak tangan kananya, dia hendak mengeluarkan Cero.
"Jangan kau berani melukai Tousen," cegah Aizen. "Jika kau melakukannya maka aku tidak akan segan untuk membunuhmu, Grimmjow."
Mendadak semua dapat merasakan sebuah reiatsu yang luar biasa besar. Grimmjow tidak tahan dengan kekuatan reiatsu yang besar ini, dia sampai jatuh berlutut. Tidak, Grimmjow bukan jatuh berlutut, tapi dia dipaksa untuk berlutut oleh Aizen. Orihime menyadari hal itu, maka perlahan dia menoleh pada Aizen yang menatap dirinya dengan senyuman lembut yang masih menghiasi wajahnya yang luar biasa tampan.
Ya, Aizen Shousuke adalah seorang pria yang sangat tampan. Ketika di Soul Society, dia menjabat sebagai Kapten divisi lima. Dia sangat ramah dan lembut, padahal sesungguhnya dia seorang pria manipulatif yang sempat mengadu domba para Shinigami. Aizen sempat menyembunyikan wajah tampannya di balik kacamata minus yang selalu dikenakannya saat berada di Soul Society.
"Inoue Orihime adalah tamu di Hueco Mundo ini," lanjut Aizen. "Sudah seharusnya kita memberikan kenyamanan padanya, agar ia betah berada di sini. Oh ya, aku hampir lupa. Kau pun bebas pergi kemana pun yang engkau mau, Inoue Orihime. Las Noches ini adalah rumahmu sekarang."
Orihime membisu menatap Aizen yang terus menatapnya. Walau Aizen menyambut dirinya dengan ramah, Orihime tetap tidak suka karena hal itu mengesankan kalau dia telah menjadi pengikut Aizen. Sampai kapan pun, dia tidak akan mau menjadi pengikut Aizen. Dia harus mencari jalan keluar dari tempat ini.
To be continued …
Review it, please …
