---MY HOUSEMATE IS LIKE A HELL---
Author : yup, ini adalah fic dengan polling terbanyak. Bagi yang memilih fic yang lainnya, jangan kecewa. Kedua fic lainnya akan tetap saya publikasikan setelah fic ini berakhir tentunya. Tenang fic ini tidak akan sepanjang fic save my darkness heart.
Disclaimer : YuGiOh!! Milik Om Kazuki Takahashi. Aku hanya meminjam beberapa dari karakternya saja sebagai kepentingan hiburan.
Warning : beberapa character yang agak OOC dan Gaje (maklum Genre Humor yang sok lucu padahal serba garing dan nggak jelas). hmm mungkin chapter depan ratingnya akan saya rubah menjadi M karena untuk mengantisipasi beberapa kata dan bahasa yang kurang sopan dan kurang senonoh untuk di lihat jadi untuk chapter berikutnya,lihat section rated M. Untuk sementara rating masih T. Oke selamat membaca ^__^
-------Chapter 1-------
The Nightmare Begin
Yugi POV
Hari-hari kehidupanku hanya berjalan seperti biasa. Tak ada sesuatu yang terlihat berbeda. Seorang mahasiswa yang berangkat kuliah, pulang dengan tugas yang menumpuk dan hidup sendiri di sebuah kos kosan. Aku adalah salah satu dari orang tersebut.
Halo, namaku Mutou Yugi. aku hanya seorang mahasiswa berumur 18 belas tahun yang biasa-biasa saja. Aku tinggal dengan kakekku di sebuah Game shop yang cukup sederhana. Kedua orang tuaku merupakan orang yang sangat sibuk dalam karir dan pekerjaan mereka. Sejak kecil Jii chanlah yang senantiasa mendidik dan membimbingku hingga sekarang. Ia sudah berjasa dalam menggantikan peran kedua orang tuaku. Aku sangat berhutang budi padanya. Untuk membuktikan bahwa semua bimbingan dan seluruh didikannya padaku telah membuahkan hasil, aku terus belajar dan berjuang dalam aspek pendidikan dan hasilnya aku mendapatkan title sebagai mahasiwa teladan di kampusku. Hal itu masihlah belum cukup kujadikan sebagai wujud balas budiku pada Jii chan. Ada satu hal yang ingin kubuktikan padanya. Aku ingin membuktikan bahwa aku dapat menjalani kehidupanku sendiri. Aku ingin membuktikan bahwa aku bisa mengurus diriku sendiri. Dan aku ingin membuktikan bahwa aku dapat meniti masa depanku sendiri. Semua hal itu menyatu menjadi sebuah hal yang disebut sebagai 'kemandirian'. Ya....aku ingin membuktikan pada kakekku bahwa aku adalah seseorang yang cukup mandiri. Sebagai alternatif pertama, aku memilih untuk tinggal sendiri di sebuah apartement. Hari-hari hidup sendiri di sebuah apartement cukup lancar-lancar saja. Aku harus mencari makan sendiri, mencuci baju sendiri semua kulakukan sendiri. Untuk hal mencari uang, aku dilarang untuk bekerja karena aku di tuntut untuk selalu fokus dan mempertahankan gelar sebagai mahasiswa teladan di kampus jadi seluruh biaya kuliah dan biaya keperluanku yang lainnya di tanggung oleh orang tuaku.
Hidupku sungguh terdengar biasa-biasa saja bukan? Tak ada sesuatu yang spesial. Semua berjalan biasa saja sampai pada suatu hari sebuah cobaan datang dan mulai menyatu ke dalam aliran jalan kehidupanku. Ya semenjak kejadian itu, awal dari kehidupanku yang penuh dengan lika dan liku pun di mulai......
-------Apartement Domino sebulan yang lalu-------
Normal POV
Siang itu matahari bersinar begitu terik dan panas di kota Domino. Jalanan kota selalu dipenuhi dengan penduduk yang lalu lalang menuju ke tempat tujuan mereka masing-masing. Di sudut jalan terlihat empat orang remaja yang sedang berjalan bersama-sama menuju ke sebuah apartement.
"Aaaargh!!! Dasar pak Aoyama resek!!! Tugas minggu lalu belum selesai sekarang malah dikasih tugas lagi!! Dasar manusia planet!!!" gerutu salah seorang remaja cowok berambut pirang. Wajahnya terlihat lesu dan kusam sekali. Ketiga orang temannya yang lain juga terlihat lemas dan mengeluh.
"tidak hanya tugasmu saja yang numpuk Jounouchi!! Dosen baru di kelasku juga ngasih tugas meluluk akhir-akhir ini!! Benar-benar menyebalkan!! Udah gitu pas nerangin materi sambil dandan lagi!! dasar badut maniak make up!! Bener-bener Dosen nggak niat!!!" keluh salah seorang temannya yang bernama Honda. Anzu, satu-satunya cewek yang dikenal sebagai 'si penengah' dan 'Queen of friendship speech' dalam grup mereka mulai angkat bicara.
"sudahlah kalian berdua jangan mengeluh terus-terusan. Semakin kita mengeluh akan semakin membuat tugas-tugas kita semakin berat!! Lebih baik kalian diam dan segera mengerjakan tugas-tugas kalian dengan cepat setelah kita tiba di apartement Yugi nanti. Aku yakin jika kita tetap mempertahankan sebuah solidaritas dalam persahabatan, kita pasti dapat melalui segala rintangan dan halangan dengan mudah!! Kekuatan persahabatan adalah sebuah subtansi inti dalam kehidupan!!" pernyataan Anzu yang dikatakan secara menggebu-gebu itu membuat Jou dan Honda langsung sweatdrop.
Jounouchi mulai menghela nafas. Ia lalu menatap ke arah kawannya yang paling pendek. Ia memiliki sebuah rambut jabrik dengan 3 warna yang unik. Ia terlihat pendiam dan tak banyak tingkah. Walaupun begitu kawan kecilnya itu adalah mahasiswa paling teladan di kampus mereka.
"hei Yug, bagaimana dengan tugasmu?" kawan kecilnya yang berambut jabrik itu mulai menatap ke arah Jou.
"tugasku sudah hampir selesai semua Jou. Hanya tinggal beberapa saja, lalu beres semuanya"
"hmm itulah Yugi, teman kita yang paling teladan dan dapat diandalkan!! tidak seperti duo pemalas bin pengangguran kita yang satu ini" ejek Anzu sambil melirik ke arah dua kawannya di belakang. Jou dan Honda hanya bisa cemberut mendengar ledekan dari kawannya itu. Yugi hanya tertawa kecil melihat ekspresi kawan-kawannya itu. walaupun Yugi bergaul dengan orang yang kurang berprestasi macam Jou dan yang lainnya tapi mereka adalah para sahabat yang sangat loyal dan setia pada Yugi. hal itulah yang membuat mahasiswa teladan seperti Yugi lebih memilih untuk bergaul dengan mahasiswa yang biasa saja daripada harus ikut berkumpul dalam komunitas mahasiswa elit dan teladan lainnya.
tak lama kemudian saat jarak mereka hanya tinggal beberapa jengkal lagi dari apartement Yugi, terlihat sebuah pemandangan beberapa penghuni apartement sedang keluar dan berkemas-kemas untuk pergi. Para penghuni tersebut terlihat emosi dan kebingungan.
"Dasar brengsek!!! kami harus tinggal dimana?!! Dasar kalian orang-orang egois!!!" para penghuni apartement tersebut terlihat mulai mengeluh dan marah. Beberapa orang pria bertubuh besar mulai menghadang mereka dari apartement.
"ini tanah sengketa!! Apartement yang kalian tinggali ini ilegal!! Keputusan pemerintah sudah final!! Kami akan mengosongkan apartement ini dan menghancurkannya!!"
"A...APA?!!" Yugi benar-benar terkejut mendengar pernyataan yang baru saja ia dengar dari beberapa pria bertubuh besar itu. Yugi dan yang lainnya segera berlari menuju apartement dan menghampiri para petugas penggusuran itu.
"tu...tunggu pak!! Me...mengapa tidak ada pemberitahuan sebelumnya bahwa apartement ini akan segera digusur?" sahut Yugi yang mulai mengernyutkan dahi.
"kami sebelumnya sudah pernah memberi peringatan tapi tetap saja tidak dihiraukan!! Sekarang waktu jatuh tempo sudah habis!! Apartement ini akan segera kami hancurkan!!" Petugas itu mulai berjalan meninggalkan Yugi dan mulai melanjutkan penggeledahan mereka secara paksa. Saat Yugi akan mengambil barang-barangnya, ternyata ia menemukan semua barangnya tergeletak di pinggir jalan. Yugi mulai mengemasi barang-barangnya dengan sedih.
"kenapa bisa seperti ini?" Jou, Honda dan Anzu mulai membantu membawakan barang-barang Yugi.
"nyeh!! Dasar, mereka semua benar-benar kasar!! Apalagi petugas brewokan tadi!! Udah wajah mirip buldozer!! Sok lagi!! Dasar brengsek!!! Ku hajar mampus dia!!" gerutu Jou. Anzu hanya bisa mengeluh dengan semua itu.
"sudahlah Jou lebih baik kau tutup mulutmu sebelum petugas itu mendengarmu"
"aku tak peduli!! biar saja mereka mendengar ocehanku agar mereka tahu diri!!!" geram Jou yang mulai kini mengepalkan tangannya dan emosi. Yugi mulai mencoba menenangkan kawannya itu.
"sudahlah teman-teman, tidak apa-apa. Sepertinya aku harus mencari sebuah apartement baru"
"kau bisa tinggal sementara di rumahku kalau kau mau Yugi" Jou mulai menawarkan. Yugi mulai menggelengkan kepalanya.
"terima kasih atas tawarannya Jou tapi lebih baik aku kembali ke tempat kakekku. Aku tak ingin merepotkan kalian"
"tapi Yug kau kan tinggal di apartement karena ingin membuktikan pada kakekmu kalau kau sudah dapat hidup mandiri? Sebaiknya kau menginap sementara di rumahku sambil mencari apartement baru. Menurutku kalau kau kembali ke tempat kakekmu, ia pasti akan khawatir"
"memang ada benarnya juga sih tapi aku tak ingin merepotkan...."
"sudahlah Yugi, sama sekali tidak merepotkan kok!! Kami senang bisa membantumu. Inilah gunanya teman!!" sahut Honda meyakinkan.
"ta...tapi...."
"yang dikatakan Honda itu benar Yugi, ijinkanlah kami membantumu" sahut Jou sambil mengancungkan ibu jarinya ke arah Yugi. yugi mulai tersenyum dan mengangguk setuju.
"terima kasih teman-teman, aku berhutang budi pada kalian"
"baiklah!! Ayo semuanya kita pergi ke tempat Jou dan membantu Yugi mengemasi barang-barangnya di sana" usul Anzu. Semua mulai mengangguk setuju dan mulai berjalan meninggalkan apartement menuju ke tempat Jou.
-------Universitas Domino-------
Semenjak kejadian itu sudah beberapa hari ini Yugi tinggal di tempat Jounouchi. Ia sebenarnya merasa tidak enak dan segan untuk tinggal sementara di tempat sahabatnya itu. ia tak ingin merepotkan kawan-kawannya. Untuk itu Yugi sudah memutuskan untuk mencari tempat tinggal baru mulai dari sekarang.
"jadi apa kau yakin Yugi? Kau benar-benar ingin pindah sekarang?" Yugi mulai mengangguk saat mendengarkan pertanyaan dari Anzu. Honda tiba-tiba langsung melonjak histeris.
"ini pasti ada apa-apanya!! Kau apakan Yugi, Jou?!! Jangan-jangan kau menyuruhnya untuk tidur di kloset ya!?" Jou mulai emosi dengan tuduhan yang dilayangkan Honda padanya. Yugi dan Anzu mulai sweatdrop mendengar hal itu.
"enak saja di kloset!! Tentu saja Yugi tidur di kamar!!"
"benarkah?" Honda mulai menatap Jou dengan pandangan curiga. Jou semakin bertambah sewot. Yugi segera menenangkan kawannya itu.
"yang dikatakan Jou itu benar Honda kun, aku tidur di kamar khusus tamu"
"baiklah, aku percaya sekarang...." ujar Honda sambil menganggukkan kepalanya dan melipat tangannya. Jou hanya sweatdrop melihat Honda.
"umm....oh ya Yug kenapa cepat sekali pindahnya? apa kau tidak suka tinggal di tempatku? Apakah rumahku tidak nyaman untukmu Yug?" Jou terlihat sedih. Yugi langsung menggelengkan kepalanya.
"tidak Jounouchi kun!! Aku sangat senang sekali tinggal di rumahmu. Rumahmu benar-benar sangat nyaman. Tapi aku harus mencari tempat tinggal yang baru. Aku ingin belajar hidup mandiri demi jii chan. lagipula aku tak ingin merepotkan kalian lebih lama lagi, jadi kumohon kalian bisa mengerti keputusanku" Jou hanya dapat menghela nafas dengan keputusan sahabatnya itu. ia yakin ia tak akan bisa merubah keputusan Yugi.
"baiklah aku mengerti Yug"
"lalu sekarang kau mau mencari apartement di daerah mana?" tanya Anzu.
"aku inginnya apartement daerah dekat kampus seperti apartementku yang lama waktu itu tapi apartement di dekat kampus hanya satu dan itu cuman apartementku yang di gusur itu. selain itu tak ada apartement lain lagi di dekat sini"
"wah terus sekarang bagaimana? Kalau tinggal di apartement yang jaraknya jauh dari kampus bisa repot nanti" keluh Jou sambil menggaruk-garuk rambutnya. Semua mulai terdiam dan berfikir sampai pada akhirnya Anzu mulai menyentikan jari.
"Ahah!! Aku ingat!! Waktu itu dengar-dengar di blok belakang kampus ada sebuah tempat semacam kos-kosan gitu!! Katanya di sana fasilitasnya lengkap dan biayanya juga terjamin. Nggak kalah dari apartement" semua langsung terkejut dengan perkataan Anzu. Jou kembali menggaruk-garukkan kepala seperti orang kebingungan.
"yang benar Anzu? Memangnya ada tempat semacam itu di blok belakang? Aku kok nggak pernah dengar ya?" Honda langsung melirik ke arah Jou dengan pandangan mengejek.
"hah!! jangankan denger kabar beginian, dengerin materi aja kau nggak pernah Jou!!" Jou mulai sewot mendengar ejekan temannya itu.
"terima kasih atas empatimu Honda. Aku sangat tersanjung sekali...." gerutu Jou sarkastik.
Yugi mulai bersemangat dan tersenyum. "hmm.....tempat kos ya? Lumayanlah!! Walaupun bukan apartement yang penting bisa kutinggali sementara waktu."
"tapi Yugi kudengar ada sesuatu yang aneh dengan tempat kos itu" Yugi mulai mengernyutkan dahi.
"aneh?"
"iya, kata beberapa temanku siapapun orang yang ngekos di situ pasti tidak akan bertahan lama. Aku tidak tahu karena alasan apa tapi ada rumor yang mengatakan seperti itu"
"hmm....jika memang fasilitas dan biayanya terjamin, kenapa banyak yang tidak betah? Sungguh aneh...." Yugi terdiam sejenak untuk berfikir.
"ja...jangan-jangan kos-kosan itu berhantu lagi!! Hiiiii!!!" Jou langsung pucat. Anzu langsung sweatdrop dengan reaksi Jou.
"sembarangan kau Jou. Tidak mungkin tempat itu berhantu. Kalau berhantu, aku yakin pasti tempat kos itu tak ada penghuninya"
"me...memangnya kos-kosan itu ada penghuninya? Tadi katamu orang yang ngekos di sana tidak akan bertahan lama terus kenapa masih ada penghuninya?" Jou semakin bertambah bingung.
"maksudku penghuni yang tidak betahan lama itu penghuni baru. Kudengar ada beberapa penghuni tetap di sana. Jadi yang menghuni kos-kosan itu ya para penghuni tetap itu. sedangkan penghuni baru banyak yang pindah" jelas Anzu.
"kemungkinan hal aneh yang membuat penghuni baru tidak betah untuk tinggal di sana berhubungan dengan penghuni tetap di tempat kos itu. mungkin saja penghuni tetap di sana kurang bersahabat dan kurang menyenangkan makanya banyak yang tidak betah dan pindah" ujar Yugi berspekulasi. Anzu mulai menganggukkan kepala tanda setuju.
"bisa saja begitu"
Jou lalu kembali menatap kawan jabriknya itu. "lalu sekarang bagaimana menurutmu Yug?"
"akan kucoba. Aku yakin seburuk apapun tempat itu pasti tidak lebih buruk daripada harus tinggal di emperan jalan kan?"
"ya, mudah-mudahan saja Yug" dengan wajah setengah khawatir, Jou hanya bisa berharap yang dikatakan kawan kecilnya itu benar.
-------Pinggiran Blok Belakang Universitas Domino-------
"Wisma.....Sennen?"
Melihat papan bertuliskan teks nama tempat Kos di hadapannya itu langsung membuat Yugi sweatdrop dan gugup. Ia langsung memiliki sebuah firasat yang buruk.
"na....nama yang aneh. Kenapa menamakan tempat kos dengan kata Sennen? Bukannya sennen itu berarti 'Millenium'?"
Yugi kembali memperhatikan sebuah Rumah yang ada di hadapannya itu. Wisma itu sebenarnya sederhana tapi terlihat elegan. Tempat kosnya itu tidak bertingkat tapi terlihat cukup lebar dan luas. Di bagian depan terdapat sebuah taman kecil dengan sebuah bangku panjang dan sebuah ayunan. Halaman depan begitu luas dan di bagian dinding rumah terdapat design dan ornament yang unik. Tak ada yang terlihat aneh dengan wisma itu.
"millenium apanya? Perasaan tempat ini biasa-biasa saja deh!" gumam Yugi. ia lalu mencoba berjalan masuk sambil terus melihat-lihat sekeliling. Terlihat banyak sekali lukisan dan poster-poster yang terpasang di dinding.
"A...Apa...ini?" Yugi hanya dapat menganga dan terbelalak saat ia mengetahui gambar apa yang terpampang di dalam poster dan lukisan-lukisan itu. ia langsung sweatdrop dan illfeel setelah melihat semua itu. tempat kos yang terlihat sederhana dan elegant yang di setiap dindingnya terdapat sebuah ornament unik tapi siapa yang menyangka bahwa di dalamnya terdapat sebuah poster dan lukisan-lukisan yang bergambar....
"Binaragawan?"
Ekspresi wajah Yugi langsung berubah menjadi aneh saat kedua matanya disuguhi oleh berbagai macam gambar pria-pria berotot besar dan kekar. Banyak sekali poster bahkan lukisan-lukisan yang menggambarkan seorang binaragawan yang sedang berpose sambil menunjukkan otot tubuhnya yang besar dan padat. perut six pack alias perut enam bidang juga tak luput dari perhatian Yugi. Efek keringat yang tergambar di otot-otot binaragawan itu membuat suasana ruangan menjadi panas. bahkan berbagai macam poster yang menampilkan beberapa binaragawan kelas dunia seperti Dennis Wolf, Gustavo Badell, Desmond Miller dan Toney Freeman juga ada di sana. Yugi hanya bisa bingung dan melongo.
"tadi saat di luar, pemandangan rumah ini terlihat begitu sederhana dan elegant. Ornament dindingnya juga terkesan lembut tapi kenapa setelah masuk ke dalam su....suasananya berubah seperti suasana di pusat kebugaran? A...aku tidak mengerti. Mungkin pemilik kos ini seorang binaragawan ya?" gumam Yugi.
"ada yang bisa kubantu?" Yugi dengan cepat langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut. Yugi langsung menganga saat melihat sesosok pria berpenampilan aneh di hadapannya itu. pria itu terlihat feminim dengan rambut panjang sebahu yang menutupi sebelah matanya.
'orang ini siapa ya? Apakah ia salah satu penghuni tetap tempat kos ini ya? Tidak mungkin dia pemilik kos' pikir Yugi. ia lalu mulai memberanikan diri untuk bertanya.
"umm...a..anda siapa ya?"
"selamat datang di Wisma Sennen. Namaku Pegasus J. Crawford. Anda siapa ya?" suara yang terkesan berlebihan itu membuat Yugi sweatdrop.
"perkenalkan na...nama saya Mu..Mutou Yugi. saya orang baru yang ingin ngekos disini" sahut Yugi memperkenalkan diri sambil membungkuk.
"oh!! Penghuni baru ya!! Akhirnya penghuni kos ini bertambah juga!! Ayo silahkan duduk dulu Yugi boy...."
'Yugi...Boy?' Yugi semakin bertambah sweatdrop saat mendengar sebuah nickname baru yang ia dapatkan dari orang asing di hadapannya itu. dengan perasaan was-was ia lalu mulai duduk di sofa ruang tamu. Yugi kini mulai menyesali keputusannya untuk menolak tawaran Jou untuk menemaninya kemari.
'andai saja aku tak menolak tawaran Jou untuk menemaniku kemari, aku pasti tidak akan menghadapi semua ini sendirian' pikir Yugi dalam hati dengan penuh rasa penyesalan.
Saat Yugi dan Pegasus sudah duduk di sofa. Keheningan mulai terjadi. Yugi semakin tidak nyaman dengan tatapan yang diberikan Pegasus padanya.
'ke...kenapa ia memandangiku seperti sedang melihat orang telanjang? Ja...jangan-jangan ia berfantasi yang tidak-tidak mengenai diriku lagi!!' Yugi mulai pucat saat memikirkan hal itu. ia mulai mencoba mengalihkan perhatian Pegasus dengan bertanya padanya.
"umm ma...maaf Pegasus san, sa...saya ingin tahu siapa pemilik kos ini. De....dengan begitu saya bisa segera mengurus kepindahan saya disini" Pegasus mulai tertawa kecil saat mendengarkan pertanyaan Yugi. hal itu membuat Yugi merinding.
"oh!! Hohohohoh!!! bodohnya aku!! Maafkan aku Yugi Boy, aku sampai melupakan hal itu. tenang saja, kau tak perlu bingung mencari sang pemilik kos karena pemilik kos yang kau cari-cari itu kini sudah berada di hadapanmu" Yugi langsung terbelalak dan kaget mendengar hal itu.
"ja...jadi a..anda pemilik kos ini?"
"tentu saja...." Jawaban dengan aksent berlebihan itu membuat Yugi seakan ingin pingsan. Ia sungguh tak menyangka bahwa ada tempat dengan pemiliknya yang sama-sama aneh seperti ini.
"oh..." Yugi kini benar-benar bingung harus mengatakan apa. Ia tak menyangka bahwa tempat kos barunya akan menjadi seaneh ini. Ia hanya bisa tergagap-gagap seperti ikan hidup yang berada di darat. Pegasus hanya tersenyum melihat respon calon penghuni kosnya itu.
"haha....terkejut ya?"
"sa...saya pikir pemilik kos ini seorang....."
"binaragawan? Haha!! Sebenarnya aku sungguh sangat tersanjung jika dikira sebagai seorang binaragawan sayangnya aku hanya orang biasa yang bercita-cita sebagai binaragawan......banyak orang bilang, jiwaku terlalu lembut dan terlalu keibu-ibuan jika harus menjadi seorang binaragawan....." Yugi hanya bisa sweatdrop dan mulai memaksakan diri untuk tertawa kecil.
"oh begitu....hehehe....a..anda sangat menarik sekali Pegasus san"
"oh terima kasih atas komplimennya Yugi Boy.....hmm...aku tak pernah mendapatkan penghuni kos seimut dirimu....penghuni tetap di wismaku ini terdiri dari cowok-cowok yang cukup seksi dan hot. Untuk takaran cowok seimut dirimu, kau sungguh sangat memikat sekali....." Yugi benar-benar semakin bertambah sweatdrop dengan perkataan Pegasus. Dalam pikirannya sudah tidak diragukan lagi bahwa pemilik kos ini adalah seorang Gay.
"ah...te...terima kasih Pe..Pegasus san" ujar Yugi singkat. Pegasus kini mulai menatap Yugi seperti om-om hidung belang. Yugi semakin risih dengan hal itu tapi ia tetap memaksa untuk memasang ekspresi ramah.
"umm....ba...bagaimana Pegasus san? A…apakah masih ada tempat buatku untuk tinggal di sini?"
"huhuhu.....tentu saja ada Yugi boy.....kau tak perlu khawatir. Seluruh fasilitas dan kebutuhan di sini lengkap tersedia. Hehehe....kau bisa bebas melakukan apa saja disini dan biayanya juga cukup terjamin.....bagaimana?" Pegasus mulai melayangkan pandangan yang cukup 'seductive' pada Yugi. Yugi mulai kembali tertawa kecil untuk menyembunyikan perasaan illfeelnya pada Pegasus. Ia benar-benar ingin muntah tapi Yugi mencoba untuk menahannya.
"oh....ba...baguslah kalau begitu. Se...sempurna....."
To Be Continued......
Terima kasih untuk semua yang telah ikut berpartisipasi dalam memvote fic gaje saya. Saya harap chapter ini tidak begitu mengecewakan anda. Ini masih permulaan jadi masih banyak yang belum muncul. Mimpi buruk Yugi akan terjadi di chapter depan. Hehehe maaf jika rada Gaje dan OOC (terutama Pegasus), saya terbiasa membuat cerita bergenre Angst jadi mungkin saya agak kaku di genre Humor. Saya mohon kerja samanya untuk mereview dan memberi masukan pada saya serta sebuah kritik yang sifatnya membangun.
Yugi : Jangan di beri Flame ya!!
Yami : huh!! Jika ada yang memberi Flame akan langsung kulemparkan pada Pegasus!!
Yugi : kenapa kau kelihatan sewot gitu dengan Pegasus?
Yami : salah sendiri!! Dia sudah berani menelanjangimu dengan matanya Aibou!!! Tuh mata perlu kucolok biar mampus!!
Pegasus : (nongol gaje) jangan di colok Yami boy!! Mataku cuman satu, kalau kau colok, aku tak akan punya mata lagi…..T.T
Yami : (sweatdrop)
Author : baiklah, jangan lupa review ya. Sampai jumpa di chapter depan ^____^
