Hetalia © Hidekaz Himaruya

i just wanna to protect you © Iharascarl

AU / Drabble / Typo(s) / OOC / Crackpair / England x Belgium / Human Names / Arthur Kirkland x Laura

Saya tidak mengambil sedikitpun keuntungan dari fanfict ini.

.

.

.

Selamat Membaca!~

.

.

.

Samar-samar bau itu mulai menyergap masuk memenuhi indra penciumannya. Arthur mendesah pelan, tangannya yang masih dibalut perban meraba ke sisi tempat tidurnya. Ia tidak menemukan gadis itu disisinya, ah, lebih tepatnya wanitanya.

'Dia sedang memasak, Laura kau pintar sekali membangunkanku dengan aroma masakanmu' ujarnya pada diri sendiri.

Arthur berjalan menuju dapur dengan sedikit tergopoh menopang berat badannya, tubuhnya masih penuh dengan luka. Padahal Laura menyuruhnya untuk beristirahat total hingga luka-lukanya sembuh.

Laura sedang menata masakannya sebelum kemudian ia melihat Arthur yang kesusahan berjalan menuju kearahnya. Kearah Masakannya di meja makan.

"Kau ini, sudah kubilang tidak boleh terlalu banyak bergerak, kau harus beristirahat Arthur" Laura membantu Arthur berjalan menuju meja makan.

"Salahkan aroma masakanmu" Jawabnya acuh, walaupun sebenarnya dalam hatinya ia senang sekali mendengar nada wanitanya itu berbicara, mengkhawatirkannya.

"Huh" Laura mengerucutkan bibirnya, Terlihat sekali ia sedikit ngambek karena kata-kata Arthur tadi yang sangat singkat. Aroma Masakannya katanya, bukan dirinya. Padahal Laura bisa saja mengantarkannya kedalam kamar Arthur. Dasar, batinnya kesal.

Arthur mengangkat bahunya tak acuh, kemudian ia duduk dibantu oleh Laura. Laura yang duduk disampingnya langsung mengambilkan makanan untuk Arthur, sudah tugasnya memang.

Mereka berdua melanjutkan sarapan dalam keadaan hening dan sangat khidmat sampai salah satu diantara mereka membuka mulut, Arthur yang membuka mulutnya terlebih dulu.

"Dia akan datang lagi untuk mengganggumu, kau harus lebih berhati-hati ..."

"Aku tau" jawab Laura, raut wajahnya kemudian berubah menyiratkan kesedihan. dan tatapan matanya, tak dapat diartikan. tapi Arthur tidak bisa menyaksikan perubahan raut wajah wanita-nya karena Laura sedang menunduk, memendam rasa bersalahnya pada Arthur.

"Tapi kau tahu Arthur, aku bisa melindungi diriku sendiri, kau sudah cukup membantuku, terimakasih" Lanjutnya kemudian, Laura mendongakkan kepalanya, memberanikan diri menatap Arthur.

"Aku akan melindungimu"

"Aku tidak sanggup jika harus melihatmu seperti ini Arthur"

"Aku tidak peduli, yang terpenting untukku adalah dirimu"

"Tapi tubuhmu- Arth-"

"Sakit ditubuhku tidak sepadan apabila harus melihatmu menderita lagi seperti dulu. Aku akan terus ada untukmu, melindungimu, Laura"

Deg, Arthur menyebutkan namanya, dan jika Arthur sudah menyebutkan namanya seperti ini berarti ia memang serius. Tak ada yang bisa mengelaknya ataupun membantahnya.

"Aku hanya ingin terus menjadi pelindungmu"

karena aku mencintai dan menyayangimu, Laura. Lanjut Arthur dalam hatinya. Ia masih punya hati tentu saja.

.

.

.

Fin~

.

.

.

Sign

Iharascarl