Halohaaa~ ini fic pertama White di fandom ini, White seorang KyuMin shipper, dan juga SparKyu yang sangat akut. Couple selain KyuMin yang White suka yaitu HaeHyuk, YeWook dan KangTeuk. Maaf klo fic ini abal, maklum ide nya dadakan banget :D
Oke langsung saja, ini diaa~ #dilempar
Genre : Romance dan Hurt/Comfort
Rate : T
Pairing : KyuMin
Warning : YAOI, Tidak sesuai EYD, TYPO bertebaran
Disclaimer : KyuMin belong to each other
.
.
Until Forever
.
.
Happy Reading~
.
.
Haaah.. kulihat siluet abu-abu mulai muncul menyelimuti awan – awan. 'Sepertinya akan hujan, kalau begitu aku harus cepat pulang setelah bel nanti,' pikirku. Well, pelajaran hari ini membuatku sangat bosan sekaligus mengantuk. Aku tidak mengerti entah mantra apa yang Kim Seosaengnim berikan sehingga membuatku mengantuk setiap jam pelajarannya. Yup! SETIAP jam pelajarannya. Bahkan setelah kulihat sekelilingku, ada sekiranya 3 orang yang wajahnya bersembunyi di balik buku dan jaket untuk tidur. Haaaah.. kira – kira sudah berapa kali ya aku mendesah seperti ini. Kulihat jam tangan yang ada di pergelangan kiriku. Jarum panjang jam menunjukkan angka 10 sedangkan jarum pendek menunjuk kearah 2. 'Tinggal sepuluh menit lagi, dan aku bisa pulang menuju kasur kesayanganku,' pikirku.
Oiya, sepertinya aku belum memperkenalkan diri. Perkenalkan namaku KyuHyun, Cho KyuHyun. Saat ini aku duduk di kelas XI IPA 1 di SM High School , sebuah sekolah yang sangat terkenal di Seoul. suka bermain basket, suka menolong orang, tidak peduli dengan pendapat orang yang tidak aku kenal, dan rajin menabung, haha. Bangga? Tentu saja. Sejak SMP aku sudah berfikir akan meneruskan kuliahku ke luar kota, jadi aku harus berhemat-hemat mulai dari sekarang. Hei.. hei kuberitahu ya bukannya pamer atau sombong, tapi aku juga terkenal di kalangan perempuan loh, karena kata mereka penampilanku yang keren dengan rambut berwarna coklat yang bergelombang, wajah tampan dan kulitku yang seputih susu. Tinggi badanku yang mencapai 185 cm dan permainan basketku yang keren juga menjadi nilai plus ku . Itu kata teman-temanku. Aku sih senang – senang aja. Mm… sepertinya ada yang kelupaan. Aku mempunyai sahabat sejak kecil, kami bersahabat dari kelas 2 SD. Sejak saat itu entah ada sihir apa kita selalu sekelas hingga sekarang dan semakin lama semakin dekat hingga menjadi sahabat.
Namanya Sungmin, Lee Sungmin. Dari namanya kalian sudah pasti tahu kalau dia itu namja, kan? Sungmin itu adalah namja yang sangat manis seperti seorang yeoja. Bingung? Well, dia mempunyai kulit yang putih, mata berwarna cokelat yang bulat, bentuk wajah oval, rambut berwarna hitam sepunggung, tinggi badan yang hanya 170 cm, bibir berbentuk huruf M yang selalu tertawa setiap aku bercanda dan yang membuatnya terlihat seperti yeoja adalah dari barang-barang yang ia pakai. Sungmin sangat suka memakai pakaian berwarna merah muda atau pink. Warna kesukaannya pun adalah warna pink. Semua barang-barang miliknya berwarna pink, kebalikan dari barang-barangku yang semuanya berwarna gelap.
Seperti sekarang, ia memakai sepatu berwarna pink, jam tangan pink, tas pink, sampai handband berwarna pink bergambar 'Love' di pergelangan tangannya. Sepertinya ia selalu memakai handband itu kemanapun. Saat kutanya alasannya, dia hanya menjawab kalau handband itu pemberian seseorang. Cemburu? Tidak suka? Mungkin saja. Soalnya entah sejak kapan aku mulai merasa bahwa aku menyukai Sungmin, bukan tapi aku mencintai Sungmin. Dan perasaan ini semakin lama semakin berkembang. Bisa dibilang dialah cinta pertamaku. Mungkin saja ini terdengar cheesy tapi aku sangat senang ketika melihatnya tersenyum dan tertawa karenaku, saat dia memarahiku ketika aku sedang terluka, saat dia mengejekku dan menggodaku, saat dia melihatku dengan mata cokelatnya itu, seakan organ tubuhku meleleh di dalam tanpa kusadari.
Aku tau ini salah. Tidak sepantasnya aku yang notabene seorang namja mencintai seseorang yang ber-gender sama denganku. Tapi, bukankah cinta tidak memandang gender manusia? Jadi biarlah perasaan ini aku pendam sendiri. Aku tidak mau persahabatanku dengan Sungmin menjadi hancur hanya karena perasaanku ini. Dengan ia yang selalu berada disampingku, tersenyum dan tertawa padaku, itu sudah lebih dari cukup buatku. Cinta tidak harus memiliki bukan?
'Pluk' . Tiba-tiba aku merasakan sesuatu menyentuh dahiku dan setelah kulihat ternyata itu penghapus yang dilempar guruku padaku. "Ya! Cho Kyuhyun, kenapa kau melamun pada saat jam pelajaran?" Rupanya secara tak sengaja ternyata aku melamun memikirkan Sungmin hingga akhirnya Kim Seosaengnim melemparku dengan penghapus. Cepat – cepat aku meminta maaf pada Kim Seosaengnim dan mulai membaca secara sembarang buku Sosiologi yang ada di depanku. Kudengar teman-teman sekelas masih menertawakan kebodohanku, tentu saja Sungmin juga termasuk tetapi ia langsung berbalik sambil menggelengkan kepala. Aaaah.. malu sekali!
KRIIIIIIIIIING
Akhirnya bel pulang berbunyi. Setelah berdoa aku langsung menuju tempat duduk Sungmin yang berada di baris kedua dari kanan dan kedua dari depan, cukup jauh dariku yang berada di baris paling kiri dan ketiga dari belakang dan langsung menuju tempat parkir sekolah. Kami sudah terbiasa seperti ini, dengan mengantar jemput Sungmin maksudnya. Rumah kami pun hanya berbeda 1 blok. Setelah mengantar Sungmin ke rumahnya, aku langsung menuju rumahku.
Setelah sampai di rumah aku langsung membuka pintu dan menuju kamarku. Rumahku tidak besar tetapi juga tidak kecil karena kami hanya keluarga sederhana. Sepertinya Appa dan Noona-ku, Cho Ahra belum pulang. Well, keluargaku terdiri dari 1 Appa, 2 Umma, 1 anak laki – laki dan 1 anak perempuan yaitu Noona-ku. Bingung kenapa aku punya 2 Umma? Sebenarnya yang tinggal bersamaku ini adalah Umma tiriku.
Appa mencari istri lagi 3 tahun setelah Appa menceraikan Umma asliku lebih tepatnya 2 tahun yang lalu. Sejak berpisah, Umma pindah ke luar kota dan meninggalkanku yang saat itu masih berumur 12 tahun dan Noona yang berumur 15 tahun. Aku akan tetap mencintai Umma asliku dibandingkan yang lain meskipun mereka sudah berpisah. Hubunganku dengan Appa dan Umma tiriku bisa dibilang cukup buruk. Seringkali aku bertengkar dengan Appa tentang banyak hal. Sikapku bisa dibilang berubah sejak Appa dan Umma memutusan untuk bercerai. Tetapi aku lebih terpukul saat Appa menikahi wanita lain, tanpa meminta izin padaku dan Noona. Seringkali Umma tiriku meminta perhatian padaku tetapi aku selalu mengacuhkannya. Aku tahu kalau aku pasti telah melukai perasaannya tapi aku tidak peduli. Berbeda denganku, Noona telah menerima kehadiran wanita itu untuk menggantikan Umma asliku. Bahkan, Noona memanggil wanita itu dengan sebutan Umma.
Aaaah… rasanya memikirkan hal itu lagi membuat kepalaku menjadi pusing. Cepat – cepat aku menuju tempat tidur lalu menutup mata dan melupakan semuanya tanpa mempedulikan seragam sekolah yang sejak tadi belum kulepas. Namun beberapa menit kemudian ketenanganku terusik dengan ketukan di pintu kamarku. "Kyu, kamu sudah pulang. Sudah makan siang? Kalau belum Umma bisa buatkan makanan kesukaanmu." Tuh kan, dia mencoba mencari perhatianku lagi, tapi tetap saja takkan ada yang mangalahkan Umma-ku. "Sudah. Sudahlah aku mau tidur! Jangan ganggu aku!" kataku kepadanya dengan sedikit membentak. Tak lama kemudian terdengar derap kaki mulai menjauh dari kamarku yang terdapat di lantai 2 ini.
Haaah.. lama – lama ternyata mulai bosan juga, akhirnya aku memutuskan untuk mengirim SMS ke Sungmin untuk bertemu di tempat rahasia kami. Tidak apa apa dong, toh kita tak punya tugas dan tes yang perlu dipusingkan untuk hanya sekedar berkumpul. Tak lama kemudian terdapat jawaban 'Ok!' dari Sungmin. Aku langsung bergegas berganti baju dan langsung menuju ke tempat persembunyian kami. Hehe.. keren kan, kami punya tempat persembunyian? Sebenarnya tempat ini tidak sengaja kami temukan saat aku dan Sungmin yang saat itu masih kelas 5 SD iseng-iseng pergi ke bukit belakang sekolah yang katanya angker. Takut sih awalnya, tapi setelah ditelusuri ternyata ada pemandangan yang sangat indah di dalamnya. Disana terdapat padang bunga cosmos yang rimbun dan ada sungai kecil yang mengalir menyusuri bukit, disana juga ada gua yang tidak terlalu besar yang biasa kutempati bersama Sungmin. Di dalam gua itu telah ada beberapa barang kami untuk menjadi persiapan kalau-kalau kami ingin kabur. Seringkali saat aku bertengkar hebat dengan Appa, aku memutuskan untuk kabur bersama Sungmin ke gua kami ini dan bermalam disana. Memikirkan bermalam bersama Sungmin membuatku merasa tidak nyaman. Sejak perasaanku terhadapnya mulai berkembang menjadi cinta ditambah dengan hormon remaja yang mulai menyiksaku, aku tak bisa merasa nyaman bila berada di dekatnya.
Setelah aku sampai disana, ternyata Sungmin sudah menungguku di depan gua. Siang ini ia terlihat sangat manis dengan kaos berwarna pink bergambar kelinci, serta celana jeans ketat selutut yang juga berwarna pink. Aku langsung menghampirinya dan mengajaknya duduk bersama di padang bunga cosmos.
"Ya Kyu! Ada apa memanggilku kemari? Kangen padaku, eoh?" katanya sambil menggodaku.
"Ne, aku sangat kangen padamu sampai-sampai aku terus memikirkanmu di rumah sekalipun." Itu jawabanku? Tentu saja tidak, aku masih belum cukup berani mengungkapkannya. Tetapi aku malah menjawab, "Tentu saja tidak. Siapa yang akan merindukan kelinci jelek seperti dirimu, eoh?" Mau tau kenapa aku memanggilnya kelinci jelek? Itu karena dia sangat menyukai kelinci, ia bahkan pernah menirukan semua gerak-gerik kelinci peliharaannya.
Kulihat ia mengerucutkan bibirnya. Lucu sekali, rasanya ingin kucubit pipinya dan pada akhirnya kulakukan juga. Sampai ia meringis kesakitan dan memukul lenganku baru aku melepas cubitanku.
"Dasar evil! Lalu, untuk apa kau memanggilku?" Dan evil? Katanya sih itu karena sifatku yang seperti iblis, makanya ia memberiku panggilan evil. "Tidak ada apa-apa kok. Aku hanya ingin pergi saja kesini sambil merusak acara ritualmu yaitu tidur siang sampai malam. Haha." Kataku sambil sedikit mengacak rambutnya. Dengan hanya melihatnya seperti ini saja sudah dapat mengangkat sedikit beban di hatiku. "Huh dasar! Yasudahlah, lagipula ada yang ingin kuceritakan padamu." Katanya sambil tersenyum. Aku pun mengernyitkan dahi. Ia pun bersuara lagi, "Sepertinya aku menyukai seseorang."
JEGLEERRR!
Rasanya ada petir di hatiku seiring dengan perasaan was-was yang menghampiri. Akhirnya aku pun bertanya, " Siapa?" Sungmin dengan Out of Characternya mulai blushing! "Ciri-cirinya saja ya? Dia baik, suka menolong, putih, hidung mancung, rambutnya berwarna coklat. Udah kan?" Wajahku mulai mencerah. Okeeeee, sepertinya aku mengenali orang yang Sungmin maksud itu, yang sepertinya adalah diriku sendiri. Boleh dong kepedean sedikit, secara aku temannya sejak kecil dan kemungkinan itu ada. Jadi dengan bodoh dan pedenya aku pun menunjuk diriku sendiri, "Aku?"
Sungmin pun facepalm beberapa detik sebelum tertawa keras. Sangat keras sampai – sampai ia menangis karena saking kerasnya ia tertawa. "HAHAHAHAHA! Cho Kyuhyun! Kalau ngelawak jangan sekarang dong. Aku jadi haha gak bisa berhenti hihihi ketawa nih." Katanya sambil mengelap matanya dengan handbandnya. "Jadi bukan aku?" dengan bodohnya aku pun bertanya lagi.
Sungmin yang sepertinya sudah mengendalikan diri mulai menjawab, "Ya bukan lah! Aku masih normal, pabbo! Maksudku itu Sunny, teman sekelas kita. Dia baik, wajahnya imut, perhatian dan ternyata dia itu pintar memasak loh, terus bla… bla.. bla.." Kata – kata Sungmin terasa menghilang sedikit demi sedikit. Tak ada lagi yang ingin kudengarkan. Ternyata benar, Sungmin masih normal. Dia bukan seorang gay sepertiku. Semuanya sudah pasti. Sudah pasti kalau… aku tidak mungkin bisa bersamanya.
NORMAL POV
Sungmin mulai menyadari bahwa Kyuhyun sedari tadi hanya diam dan akhirnya menghentikan perkataannya. "Ya! Kyu, kok diam sih? Seharusnya kamu senang dong. Aku dengar-dengar dia belum punya pacar loh, siapa tahu dia suka sama aku kan? Aku kan tampan, keren, baik, dan perhatian hehe… Ya! Cho Kyuhyun! Hoi evil." Heran dengan sikap Kyuhyun yang aneh, Sungmin pun menepuk bahu pria berambut coklat ikal itu sampai akhirnya Kyuhyun menggumamkan sesuatu yang tak bisa didengar oleh Sungmin. "Apa sih Kyu? Aku tadi gak deng-…"
"COBA KAU DIAM! BAGAIMANA MUNGKIN AKU BISA SENANG KALAU… kalau… Arrrgh sudahlah!" tanpa sadar Kyuhyun pun membentak Sungmin. Sungmin yang kaget dengan bentakan Kyuhyun pun terdiam. Mereka berdua terlarut dalam pikiran mereka masing – masing. Sungmin masih sangat terkejut dan tidak percaya, karena ini adalah pertama kalinya Kyuhyun membentak Sungmin. Selama mereka bersama sejak kecil, Kyuhyun selalu bersikap lembut terhadapnya meskipun terkadang pria itu masih menggodanya, tetapi semarah apapun Kyuhyun terhadap Sungmin, ia tidak pernah sekalipun membentaknya. 'Sepertinya keadaan mulai berubah.'
Keheningan yang terjadi selama beberapa menit itu akhirnya dipecahkan oleh Kyuhyun yang langsung berdiri dari posisi duduknya. "Lebih baik kita pulang. Maaf sudah membentakmu tadi. Sampai jumpa nanti." Kyuhyun pun pergi dari tempat tersebut menuju rumahnya diikuti oleh Sungmin beberapa menit kemudian dengan wajah yang bingung dan kecewa. Mereka berdua masih belum mengetahui bahwa 'sampai jumpa nanti' yang dikatakan Kyuhyun masih menunggu lama untuk terjadi.
Sejak kejadian di padang bunga cosmos, Kyuhyun mulai menjauhi Sungmin untuk mengobati rasa sakit hatinya. Sungmin yang tidak mengetahui perasaan Kyuhyun yang sebenarnya, merasa kesal dan kecewa dengan sikap Kyuhyun yang menurutnya sangat kekanak-kanakan. Biasanya Kyuhyun akan menceritakan apapun pada Sungmin meskipun hal itu tidak penting sekalipun. Tapi tidak untuk kali ini, dan hal inilah yang membuat Sungmin kecewa dengan Kyuhyun. Tetapi ia juga tidak ingin memaksa Kyuhyun untuk bercerita, karena Sungmin termasuk orang yang sangat menghormati privasi seseorang. Ia pun membiarkan hal ini terjadi dan menjalani hari seperti biasa. Semakin hari Sungmin dan Sunny semakin dekat. Dimana ada Sungmin pasti disitu juga ada Sunny, begitu pula sebaliknya. Mereka berdua sangat lengket seperti perangko dan sangat sulit untuk dipisahkan. Kyuhyun memilih bersikap tidak peduli meskipun dalam hatinya mulai panas seakan ingin meledak dan mengatakan perasaannya kepada Sungmin sekarang juga. Tetapi Kyuhyun masih memiliki akal sehat, ia lebih memilih diam dan membiarkan Sungmin tidak mengetahui perasaannya. Pria berambut ikal itu tidak ingin merusak hubungannya dengan Sungmin lebih dari ini, yang menurutnya juga sudah sangat buruk. Ia rela melepaskan kebahagiaannya sekalipun jika dapat membuat Sungmin bahagia.
.
To Be Continued
.
.
Annyeong~:D
White gak mau banyak cincong, White Cuma mau bilang untuk para KyuMin Shipper dan para reader yang baik hati dan tidak sombong #plakk jangan lupa untuk review yaaaa~
Kritik dan Saran juga diterima kok :D
.
.
Don't forget to Review, kamsahamnida
