Disaran kan membaca 'Gloom' sebelum membaca ini karena ini sequel nya.(yaiyalah haha)

Typo masih bertebaran mohon dimaklumi ya /bow/

selamat membaca !

.

.

DLDR!

.

.

Loser, loner.

A coward who pretends to be tough
A mean delinquent. In the mirror, you're
Just a loser. A loner, a jackass covered in scars
Dirty trash. In the mirror

Sendu…

Itulah satu satu nya kata yang bisa mewakilkan suasana wajah nya

Keadaan berubah

Sepertinya karma sudah menemukan alamat yang tepat

Kini ia dapat merasakan apa yang dirasakan oleh sosok itu

Perasaan sakit , kecewa dan marah akan diri sendiri

Tak pernah sekalipun pergi dari diri nya.

Ia membenci dirinya sendiri

Ia merasa seperti seorang….

Pecundang

Pengecut

Ia adalah pengecut yang berpura pura berani

Ia tahu ia takut mengambil sebuah keputusan

Keputusan yang berdasarkan keegoisan dan nafsu semata

Tapi ia berpura pura berani seakan semua itu akan berhasil.

Lalu pada akhirnya?

Yang ia dapat hanya luka hati yang semakin membesar.

Dan ia pun tak tahu cara mengobatinya

Yang ia lakukan hanya lari dari kenyataan

Lari dari semuanya tanpa memperbaiki apa yang telah ia rusak.

Ia terus berlari tanpa ingin tahu

Walaupun sebenarnya ia tahu

Tapi ia takut….

Takut untuk bercermin dan melihat kedalam diri nya

Ia takut untuk mengetahui fakta

Bahwa dirinya tak jauh seperti sampah

Atas apa yang ia sesali sekarang.

.

.

.

Setahun sudah semuanya berlalu dengan penyesalan yang teramat dalam. Laki laki itu . Yifan menyesal atas apa yang telah ia perbuat.

Mungkin pada awalnya semua itu hanya hal sepele baginya. Tapi apa? Ia tidak menyangka bahwa rasanya akan sesakit ini. Ia tidak menyangka ia akan kehilangan gadis itu. Gadis itu memang masih ada. Akan tetapi semua nya terasa begitu menyakitkan.

Gadis itu…. Zitao, bahkan tidak lagi mengingat dirinya.

Lalu apa yang dapat ia perbuat? Memaksa Zitao untuk mengingat nya? Bahkan ia rasa ia tak berhak untuk melakukan itu. Karena, Zitao bukanlah miliknya lagi. Itulah fakta memilukan yang selama ini Yifan ingin singkirkan dari pikiran nya.

Rasanya ia ingin menangis. Meraung dan berteriak kepada siapa saja yang ada. Ia ingin melepaskan semua rasa yang membelenggu dirinya. Ia ingin melepaskan rasa sesal di dasar hati nya yang terdiam dan tak sedikitpun pergi.

Melamun dan memandang dari jauh. Mungkin sudah menjadi kebiasaan nya untuk setahun terakhir. Ia hanya dapat memandang Zitao dari jauh. Karena apa daya? Ia tak dapat memendung rasa sakit ketika melihat sorot mata malaikat gadis itu yang sekarang menatap nya hanya seperti sebatas rekan. Sorot mata penuh cinta yang selama ini Yifan dapatkan , telah berubah.

"Melamunkan nya lagi eoh?" sapa seseorang yang berhasil membuyarkan lamunan pemuda menyedihkan itu. Yifan hanya menggeleng.

"lalu apa? Aku bahkan sudah hafal apa saja yang kau lakukan sejak kau masih bocah ingusan , Wu" balas sosok menjulang tersebut yang ikut duduk di sebelah Yifan. Kali ini kegiatan melamun nya ia lakukan di bangku taman di belakang kampusnya.

"bahkan aku hafal apa saja ritual mu saat kau mandi Tuan muda Wu—"

"hentikan Park Chanyeol , jangan membuatku malu" potong Yifan diikuti dengan kekehan nya.

"baiklah baiklah, katakan padaku apa yang kau lakukan di taman ini dengan udara sedingin ini" ujar sang sahabat seraya merangkul Yifan.

"mencari udara segar mungkin?"

"oh tidak Wu Yifan! Udara nya memang segar! Tapi kalau kau menggunakan baju setipis ini pada udara musim gugur, kau akan tumbang perlahan disini!"

Yifan tak membalas nada khawatir sahabatnya melainkan tertawa pelan. Sahabatnya pun menghela nafas perlahan memaklumi prilaku sahabatnya yang belakangan ini diluar normal. Iapun menarik Yifan menuju kafetaria yang lebih hangat dan memesankan sahabatnya itu secangkir coklat panas tanpa gula.

"kau tak perlu repot-repot melakukan ini padaku Chan, tapi terimakasih" Ujar Yifan ketika Chanyeol memberi nya sweater hangat yang memang selalu ia bawa di tasnya.

"aku tidak mau sahabat ku mati kedinginan tepat seminggu sebelum ulangtahun nya" ujarnya dengan nada yang dibuat sarkastik. Yifan hanya tertawa melihat tingkah sahabatnya itu.

"aku akan merayakan ulangtahun ku dirumah, hanya pesta sederhana. Eomma ingin membuatkan masakan yang sangat lezat katanya" ujar Yifan

"aku pasti datang! Tenang saja makanan eomma mu dijamin tidak ada yang tersisa di tong sampah!" dengan berbinar Chanyeol membayangkan masakan eomma Yifan yang memang sangat lezat itu.

"kau boleh mengajak baekhyun mu tentunya" tambah yifan

"woah jinja? Terimakasih! Tapi… tumben sekali kau merayakan ulangtahun di rumah. "

'karena biasanya aku merayakan nya dengan zitao…' ujarnya dalam hati. Memikirkan itu membuat Yifan semakin sedih.

"hmmm aku hanya rindu ketika eomma memasak untuk ulang tahunku haha" bohong. Ia berbohong agar terlihat tegar.

"apa kau tidak ingin mengundang Zitao?"

DEG

Yifan pun terdiam sesaat. Ia masih takut untuk bertemu Zitao.

"entahlah….." jawabnya lirih.

"hey Wu Yifan dengarkan aku. Aku mengerti bagaimana perasaan mu. Tapi kau tidak harus selalu lari dari kenyataan." Chanyeol memberi jeda sesaat. Yifan hanya diam dan menyimak sahabatnya tersebut.

"Kau boleh gagal membuat Zitao bahagia dimasa lalu. Kau gagal memiliki nya walaupun kau sebenarnya memiliki hatinya sepenuhnya"

Kalimat itu cukup mengetuk hati Yifan hingga pemuda itu tetap terhanyut dalam diam.

"Tapi itu bukan berati kau menyerah dengan masa depan nya. Kalau kau gagal dengan masa lalu, cobalah meraihnya di masa depan. Kau tidak bisa hanya berdiam disini pura pura tak peduli" ujar Chanyeol melanjutkan nya.

"Tapi aku takut merusak dan menyakitinya kembali Chan" Yifan pun bangkit dari diam.

"bagaimana kau tahu kau akan menyakitinya kembali padahal kau sendiri belum mencobanya? Kau menyerah secepat itu? " Lagi lagi Yifan dibungkam oleh kalimat dari sahabatnya itu.

"jangan buang waktu mu untuk penyesalan. Segeralah bangkit karena disaat kau lengah , orang lain akan masuk kedalam hidupnya" jelas Chanyeol

"apa maksud mu?" Yifan pun bingun dengan kalimat terakhir Chanyeol

"tidak kah kau sadar bahwa sekarang Jongin begitu dekat dengan Zitao? Ya mungkin aku terlalu berlebihan, mereka hanya berteman. Bagaimana jika Zitao lama lama merasa nyaman dengan Jongin. Apa kau sudi?" Chanyeol memang sengaja membangkitkan sedikit emosi Yifan agar pria ini sadar akan apa yang harus ia lakukan.

'Jongin maafkan aku telah menjadikan mu kambing hitam T_T' batin Chanyeol yang sedikit menyesal telah membawa bawa Jongin yang memang tidak ada sangkutan nya.

"Tidak, aku tidak sudi" Jawab Yifan yang perlahan semangat hidup nya telah kembali.

"lalu apa lagi yang kau tunggu? Cepat hubungi Zitao!"

"tapi aku tidak punya nomor ponsel nya yang baru Chan"

"tsk pantas saja , nih aku punya" Chanyeol pun mengambil ponsel nya dan menunjukan beberapa angka kepada Yifan. Yifan pun memencet beberapa digit nomor tersebut dan menghubungi nya.

"Yeobosseo"

Ini lah suara yang selalu Yifan rindukan

"Y-yeobosseo" hanya dengan suara lembut gadis itu Yifan dapat bertingkah out of character

"maaf , dengan siapa saya berbicara?" ujar suara manis di sebrang sana.

"ini aku Yifan"

"Oh! Yifan-ssi! Ada apa?" sedikit kecewa karena Zitao yang dulu tidak memanggil nya seperti itu.

"minggu depan eomma ingin merayakan ulang tahun ku di rumah. Ia ingin aku mengundang mu. Apa kau bisa datang" lagi lagi kau berbohong Yifan.

"wah tentu saja! aku rindu eomma mu,dan masakan nya tentunya! terakhir kami bertemu ketika ia menjenguku di rumah sakit"

"baiklah jangan lupa datang"

"tentu saja—YAK JONGIN! Jangan ambil kentang ku! Dan kau juga hey sehun pabo!" tiba tiba saja Yifan mendengar keributan di sebrang sana. Ia pun sedikit was was ketika mendengar Zitao meneriakan nama jongin.

"Zi? Gwenchana?" yifan pun berbicara dengan sedikit menjauhi telinga nya dengan ponsel nya. Suara Zitao terlalu nyaring.

"nde gwenchana! Hanya saja jongin menghabisi kentang ku bersama Sehun"

"oooh begitu, baiklah sampai berjumpa minggu depan. Kalau kau tidak tahu rumah ku aku bisa menjemputmu"

"baiklah kalau begitu, bye Yifanssi!"

"bye ,Zi"

Sambungan pun terputus. Semurat merah di kedua pipi Yifan pun muncul. Ia senang akhirnya bisa kembali berbicara dengan Zitao walaupun pada kenyataan nya Zitao menganggap nya sebagai seorang rekan yang ia kenal.

"sepertinya ada yang bahagia" Chanyeol pun mulai menggodanya

"tentu saja siapa yang tak bahagia mendengar suara malaikatnya" Yifan pun mulai tersenyum sendiri

"stop it Yifan kau sekarang mulai bertingkah menjijikan." Chanyeol berpura pura mengeluarkan gestur seperti ingin muntah

"haha maafkan aku, aku hanya terlalu senang"

"tidak apa, kita tunggu bagaimana nantinya Yifan. Kau tak boleh menyerah!"

"tentu, terimakasih karna selalu mendukung ku ,Chanyeol"

"Tidak masalah. Itulah guna nya sahabat!"

"Kau memang yang terbaik Chan"

TBC

HI FELLAS! seperti janji saya ,saya akan membuat sequel, dan ta-da! jadinya seperti ini... maaf ya kalo gak sesuai harapan... saya gak bakat membuat suasana yang bagus ehehehe. Terimakasih karena sudah mau membaca ff abalan ini. Kemarin ff ini sempat dihapus... sedih ya 8') pdhl review nya sudah lumayan... Hahaha kalo di apus lg saya gatau deh bakal lanjut atau nggak. Kan capek juga ya post-hapus-post-hapus gt... Mehehehe

mind to review? gak maksa kok tapi review kalian sangat berarti bagi saya hehehe terimakasih!

ps: tolong kalo ada typo fatal kasih tau saya lewat pm karena saya sendiri bukan orang yang teliti 8')

-Usami Machiko-