WHEN I SEE YOU AGAIN

Aku dan sehun berteman sejak junior school

Kami bertemu lewat cara yang kurang menyenangkan,saat itu salah satu senior menyuruhnya menunjuk salah satu murid baru untuk maju kedepan dan menari suatu kebetulan atau bukan ia menunjukku hanya dalam sepersekian detik setelah senior menyuruhnya.

Aku pikir sehun sudah mengincarku sebelumnya padahal jelas-jelas aku sama sekali tak pernah bertegur sapa dengannya.

Aku memang maju dan menari bersamanya seperti yang disuruh senior tapi sialnya ditengah – tengah lagu celanaku robek dan itu sukses membuatku ditertawai oleh semua murid baru dan juga senior – seniorku,aku tidak tau apakah sehun juga menertawaiku juga atau juga karena saat itu aku langsung berlari keluar dari aula dengan rasa malu yang sangat.

"maaf..."

Sehun berlari mengikuti jongin dan mengikutinya sampai jongin berhenti dikebun sekolah,disana jongin menutup mukanya dengan tangan tapi bahunya bergetar dan sehun tau jongin sedang menangis karena malu

"maaf,seharusnya aku tidak memilihmu"

Jongin berhenti menangis meski masih sesenggukan,ia mendongakkan kepalanya dan melihat sehun beberapa langkah di hadapannya.

"aku merasa bersalah,ku mohon maafkan aku..."

Jongin ingin marah,tapi melihat wajah penuh rasa sesal itu membuatnya urung lagipula ini bukan kesalahan sehun,siapa yang tau celananya akan robek.

"sudahlah,ini bukan salahmu"

Sehun melepas blazernya dan memberikannya pada jongin

"pakailah,untuk menutupi celanamu "

Dan jongin tau,sehun adalah orang yang tulus

Saat itu,awal mereka bersama sebagai teman

Tidak ada yang menyangka aku dan sehun akan berteman,sifat kami yang bertolak belakang membuat banyak orang sangsi pada pertemanan kami,tapi kami memang berteman tidak kami bersahabat,karena sejak hari itu kami selalu bersama.

Kami memang berasal dari kota yang berbeda dan kebetulan pindah ke seoul saat tahun ajaran baru,tidak ada teman sekelas kami saat sekolah dasar yang masuk kesekolah bersama.

Kami benar – benar asing pada lingkungan yang baru dan itu membuat kami cepat menjadi akrab,dan suatu kebetulan aku dan sehun berada dikelas yang sama.

Aku yang tergolong siswa bandel dan sehun yang rajin,guru kami bilang aku hanya akan menarik sehun pada pergaulan yang tidak baik dan bisa saja menjadi sepertiku tapi sehun selalu akan menjadi sosok yang berbeda saat membicarakan persahabatan kami

Bel masuk pelajaran sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu,tapi jongin masih tak beranjak dari tempatnya sekarang.

Ia tidak tuli untuk mendengarnya,tapi ia memang sedang malas mengikuti pelajaran choi seongsangnim,minggu lalu ia dihukum habis – habisan hanya karena nilai ujiannya yang jelek dan itu membuat moodnya pada pelajaran guru itu down.

"disini kau rupanya"

Kedua netra jongin terbuka dan menangkap sosok sehun berdiri membelakangi matahari,menghalangi sinarnya yang memang mengganggu jongin sejak tadi

"apa yang kau lakukan disisni?"

Tanya jongin,ia berdiri dari posisi duduknya tadi

"seharusnya aku yang bertanya seperti itu,bel sudah berbunyi lima menit yang lalu kim jongin"

"aku tidak tuli sehun"

"lalu?"

Jongin melirik,lalu mendesah pura – pura tidak tau atau memang tidak tau sih?

"sudahlah,kau kembali kekelas sana"

Usir jongin

"tidak jika kau juga tidak"

Tolak sehun,kedua tangannya terlipat didepan dada

"kau mau reputasimu rusak di mata choi seongsangnim huh?"

"kalau kau mengkhawatirkanku maka ayo,kita kekelas bersama"

"kau itu tidak bisa menerima penolakan ya?"

Sehun tersenyum lalu menggeleng dan menarik tangan jongin tanpa ijin

"dimana sehun?"

Semua siswa dikelas menggeleng tak tau untuk menjawab pertanyaan choi seongsangnim

Sedangkan sang guru mengerutkan keningnya,ia tidak terlalu peduli jika bangku sebelah kiri kosong karena ia tau itu milik siapa dan ia juga tidak masalah jika sipemilik bangku itu membolos pelajarannya,tapi pemilik bangku sebelah kanan adalah siswa terbaiknya dikelas ini dan absennya sehun menjadi hal yang harus dipertanyakan.

"baiklah,buka buku halaman dua puluh lima,jeon jungkook yang membacanya"

Knock!

Knock!

Knock!

Choi seongsangnim menoleh,dahinya kembali mengerut melihat sehun baru masuk bersama jongin.

"darimana kalian?"

Jongin hendak menjawab tapi sehun menahannya dengan menggenggam tangannya

"maaf kami terlambat,saya mencari barang saya yang hilang dan jongin membantu saya"

Sang guru menatap mereka dengan menelisik,lebih terlihat sangsi karena ada jongin sedangkan jongin acuh padanya.

"anda sudah mendengar alasan sehun bukan? Jika memang saya tidak boleh masuk saya bisa pergi"

Ucap jongin,merasa sang guru menatapnya dengan menyebalkan.

"jongin-"

"duduklah"

Sehun tersenyum lalu membungkuk berterima kasih dan menari jongin untuk duduk.

Aku mengenal keluarganya,ia hanya tinggal dengan dua hyung dan meninggal ketika melahirkannya.

Ayahnya seorang polisi dan sehun sering mengatakan padaku bahwa ia selalu bangga pada ayahnya.

"aku akan menjadi seorang polisi jongin"

"seperti ayahmu?kau yakin dengan tubuh kurusmu ini huh?"

Sehun bersungut,mendorong tubuh jongin dan mencibir

"aku pasti akan membentuk tubuhku,kau lihat saja nanti"

Jongin tertawa,tapi mengamini dalam hati

"terserah kau sehun"

"lalu kau?"

"aku? Kau tau aku suka balapan bukan? Kurasa aku ingin menjadi pembalap"

Sehun menghentikan langkahnya dan menarik bahu jongin hingga membuat jongin kaget

"jangan"

Jongin mengerjapkan matanya beberapa kali

"kenapa?"

"itu berbahaya,kau bertaruh nyawa untuk itu"

Ucap sehun,ada kekhawatiran didalam kata – katanya yang membuat jongin terhenyak sesaat lalu terkekeh

"tidak ada yang tidak berbahaya sehun,semua pekerjaan pasti ada resiko,menjadi polisi juga sangat beresiko kau bertaruh nyawa juga"

"tapi setidaknya itu untuk Negara"

"jadi kau berpikir balapan itu sia – sia? Maksudmu aku tidak menghasilkan apapun dari balapan untuk Negara?"

Sehun terkejut,bukan itu maksudnya

Tapi sepertinya jongin sudah salah paham atas jawabannya

"bukan seperti itu jongin"

"hey,aku tau mimpimu itu sangat berbobot tapi aku juga hanya mewujudkan mimpiku"

"jongin..."

Dan kami bertengkar karena hal sekecil itu,sampai berhari – hari tidak saling bicara.

Sebenarnya tidak juga,aku tidak marah padanya hanya tersinggung dan sepertinya dia juga sungkan untuk mendekatiku aku benar – benar tidak tahan atas keterdiamannya maka aku yang mengajaknya bicara.

Ketika kami menginjak Senior high school,kami kembali berada di sekolah dan kelas yang sama,bisa dikatakan aku dan sehun tidak terpisahkan.

Sehun menyukai adik kembarku,dan aku menyukai hubungan mereka.

Aku tau sehun bisa menjaga kai dengan baik,satu – satunya keluargaku.

Riuh – riuh terdengar dijalanan kosong yang berisi muda – mudi

Beberapa mobil modofikasi maupun asli berjajar di pnggir jalan,di tengah – tengah ada dua mobil yang bersiap melaju dan mengadu kecepatan.

Sementara itu,disisi sebelah kiri sehun memperhatikan mobil yang berwarna merah dengan was – was,ini memang bukan pertama kalinya bagi jongin mengikuti balapan liar.

Tapi tetap saja sebagai sahabat sehun merasa khawatir,terakhir jongin mendapatkan cedera di tangan kiri karena tabrakan yang tak cukup parah memang tapi membuat sisi kanan mobilnya rusak.

Sebuah genggaman membuatnya menolehkan kepalanya pada wanita cantik yang tengah tersenyum menenangkannya.

"tenanglah,jongin adalah juara,kita tau itu"

Dan mau tak mau sehun tersenyum juga mendengan ucapan kai

"ya..kuharap ia tak mendapat cedera lagi"

Dunia balap bukan hal baru lagi bagiku,semenjak aku mendapat kesempatan pertama memodifikasi mobil dan mengikuti balapan sejak itulah aku menjadi singa jalanan.

Pundi – pundi ku bertambah,dan teman – temanku juga bertambah.

Setelah lulus dari senior high school,aku dan sehun memilih jalan yang berbeda.

Kami menggapai impian kami masing – masing.

"kau serius jongin?

"kapan aku bermain – main sehun? Jepang lebih aman daripada disini,dan aku...tidak ingin menyulitkanmu"

Jongin menggenggam setir kemudinya dengan erat

"kenapa? Apa karena aku seorang polisi?"

"tidak...tapi karena aku seorang pembalap liar sehun...dengan status buronan"

Dua bulan sebelumnya,Jongin dan kawanannya sempat mencuri sebuah mobil balap dari perusahaan ternama dan memodifikasi ulang semua body mobil,mereka menjadi buronan dan sehun menjadi salah satu polisi dalam tim yang ditugaskan melacak keberadaan jongin tanpa mereka tau,bahwa jongin dan sehun adalah sahabat.

"apakah...Kai akan ikut denganmu?"

Jongin terdiam sesaat,kemudian mengangguk dan sehun mengerti

Kai adalah satu – satunya keluarga yang dimiliki jongin,lagipula jikapun ia tinggal maka kai akan dalam bahaya.

"ingatlah sehun,meski jalan kita sudah berbeda...jangan pernah lupa bahwa kita adalah keluarga,sekalipun kita bertentangan"

"oppa..."

Kai memeluk jongin,menenggelamkan wajahnya didada jongin dan menangis.

"ini yang terbaik untuk kita Sayang..."

Jongin mengecup pucuk kepala kai berkali – kali,sebelum membawanya menjauh dari jangkauan mata Sehun

"apakah kita akan kembali?"

"oppa tidak tau..."

Akan menjadi hal yang menyakitkan saat sahabatmu adalah orang yang harus kau tangkap dan kau pidanakan karena aku tau sehun merasakan hal itu.

Matanya yang memancarkan penyesalan dan juga kesedihan tak bisa kulupa,sejak malam itu aku dan sehun tak pernah berjumpa lagi.