Keluarga Kim jongin.
Disuatu pagi yg cerah ini, suara-suara burung berkicau saling bersahut-sahutan. Jika kebanyakan keluarga memilih bersarapan bersama sembari meminum teh hangat. Maka berbeda dengan keluarga Kim jongin, acara pagi hari dirumah kardus(?) kecil nan kumuh itu masih sama seperti pagi-pagi sebelumnya.
"Emak?!, emak!" suara teriakan cempreng dari anak kedua, pasangan jongin dan kyungsoo mewarnai pagi mereka.
Mak dyo, ya panggil saja begitu. Menghentikan acara memasaknya sebentar kala mendengar teriakan baekhyun. Dengan daster dekil yg sobek disana-sini, dengan susah payah karena perutnya yg buncit. Ya mak dyo sedang hamil delapan bulan saat ini. Padahal ia saat ini sudah mempunyai empat ekor anak, salahkan jongin yg masih menganut paham 'banyak anak banyak rejeki' tapi kenyataanya malah berbanding terbalik. Toh sudah terlanjur mau bagaimana lagi. Mak dyo berdiri dari acara meniupi tungkunya lalu berjalan memasuki kamar dengan sutil ditanganya.
"Ada apa baek, Kenapa kamu teriak-teriak?" kata mak dyo waktu sudah memasuki kamar sempit mereka.
"Sehun ngompolin tas sekolah aku lagi mak, hiks.." balas baekhyun anak kedua mak dyo sambil mewek. Ia menunjuk tas lusuh yg kini ada noda basah diujung sisi kirinya.
Mak dyo menghela nafas. Ia melirik kearah sehun anak bungsunya yg kini berusia dua tahun dengan pandangan kesal. Bocah kurus kering berbaju compang-camping itu hanya menatap mak dyo polos. "Sehunie.. Kalo ngompol itu lihat-lihat dong?!. Tuh tas sekolah abang jadi basah kan, anak nakal?!" omel mak dyo.
Sontak mendengar emaknya mengomel membuat sehun takut. Bocah dua tahun itupun menangis dengan suara kencang.
"HUWAAAA!!!! HUWAAA!!!,"
Mak dyo pusing, ia memijit plipisnya. Belum lagi baekhyun yg masih terisak kecil.
"Kalo saja. ..hiks.. sehunie pake pempers, pasti tas baekki gak akan basah kaya gini." ucap baekhyun.
Mak dyo diam. Ia merasa tertohok oleh ucapan baekhyun. Ya, kalau saja, kalau saja ia punya uang pasti hal ini tidak akan terjadi. Membeli satu pempers untuk sehun saja ia tak mampu. Bahkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka saja jongin harus banting tulang. Dari menjadi kuli panggul dipasar sampai menjadi tukang sapu jalan. Apalagi dengan kondisinya saat ini, mak dyo sudah tidak bisa membantu suaminya bekerja lagi. Sehingga kondisi keungan keluarganya semakin memperihatinkan.
"Shttttt.. Diam?!" bentak mak dyo. Mungkin saat ini mak dyo sedang menglami mood boaster bawaan bayi. Karena sebelumnya ia adalah orang yg sabar dan tawakal tidak bernah membentak atau memarahi anak-anaknya.
"Huwaaaaa!... HUWAAA?!!" tangisan sehun masih kencang.
Mak dyo ahirnya menyerah, dengan susah payah ia menggendong tubuh kurus kering sehun kedalam gendonganya sembari menenangkan sehun. Setelah sehun cukup tenang. Mak dyo melihat anak keduanya yg masih terisak kecil. "Baek, kamu pake tas bekas asongan bapak kamu aja ya sayang.. Nanti tas kamu yg itu biar emak cuci." kata mak dyo mencoba menenangkan baekhyun.
Bocah bersurai coklat gimbal tak terurus itu menganggukan kepalanya. Mak dyo menghela nafas lega. Iapun melangkah pergi mencari tas bekas asongan jongin. Dengan sehun digendonganya.
~Tukar Nasib~
Di meja makan, hanya ada semangkuk kecil nasi putih kekuningan dengan remahan kerupuk diatasnya. Sedangkan didapur kecil itu ada enam kepala yg perutnya meraung meminta diisi oleh sesuap nasi.
Jongin sebagai kepala keluarga tentu merasa bersalah. Ia melihat satu persatu anaknya yg dekil-dekil menatap penuh minat kearah mangkuk nasi itu dengan pandangan bersalah. Ya, saat ini seharusnya adalah waktu sarapan untuk keluarga mereka. Kalau saja persediaan makanan mereka masih ada, lalu sarapan dengan hikmat. Tapi kenyataan pahit harus mereka terima saat duduk berbaris rapi menanti makanan dan hanya mendapati semangkuk kecil nasi.
Tentu saja hal itu tidak cukup untuk mengisi perut mereka satu persatu.
Jongin menghela nafas. "Bapak mau berangkat kerja." pamit jongin. Ya, sebenarnya hati jongin tak kuat kalau harus berlama-lama dengan keluarganya. Ia merasa gagal menjadi seorang ayah.
Mak dyo yg mendengar ucapan jongin hanya menunduk dalam. Ia merasa bersalah karena tidak bisa menyiapkan makanan untuk suaminya yg ingin pergi bekerja. Sehingga jongin harus berkerja dengan perut kosong. Ia merasa gagal menjadi seorang istri.
"Bapak gak sarapan dulu?." tanya chanyeol anak pertama jongin, yg saat ini sudah kelas satu smp. Chanyeol duduk disamping jongin, tubuh bongsornya terbalut seragam smp lusuh tak layak pakai dengan tempelan kain bekas disana sini.
Jongin menggeleng, ia tersenyum kecil. "Bapak sudah kenyang." bohongnya padahal perutnya menjerit meminta diisi.
Mendengar itu chanyeol hanya meringis kasihan. Chanyeol tidak bodoh, ia tahu lelaki penopang hidupnya itu sedang berbohong saat ini.
"Emak,.. Lapar~" rengek chen, anak ketiga yg berusia tujuh tahun, bocah itu melihat kearah ibunya sambil mengusap-usap ingusnya dengan asal sampai mengering berwarna kecoklatan disisi kanan dan kiri pipinya.
"La.. La.. Laparrrr.." si kecil sehun pun ikut berontak dalam pangkuan mak dyo sambil menarik-narik baju kumuh yg dipakainya.
Sedangkan baekhyun hanya diam. Bocah kelas tiga sd itu hanya diam melihat tanpa minat kearah semangkuk nasi didepanya. "Aku tidak ingin makan itu.. Aku ingin makan ayam goreng?!" ucapan baekhyun. Sontak semua pasang mata kini melebar sempurna. Kecuali chen dan sehun yg mulai melahap nasinya.
"Bㅡbaek.." ucap chanyeol shock.
"Aㅡayam gㅡgoreng" ucap mak dyo tergagap. Tentu saja, dimana ia harus mendapatkan ayam goreng. Kalau untuk membeli ayam goreng saja ia harus menyisihkan pendapatan jongin selama tiga bulan.
Jongin menghela nafas. Ia usap surai coklat gersang itu dengan lembut. "Baek, kita tidak punya ayam goreng nak.. Kamu makan saja yg ada saat ini ya?," ucap jongin lembut.
"Tidak mau!"
"BAEKHYUN!"
Hening.
tidak, bukan jongin atau mak dyo yg membentak baekhyun. Tapi chanyeol, jika biasanya chanyeol akan bersikap lembut pada adik-adiknya tapi tidak untuk saat ini. Chanyeol merasa sifat manja baekhyun sudah kelewatan. Ia kasihan kepada orang tuanya. Chanyeol tahu kalau ayam goreng adalah sesuatu yg mustahil bagi mereka untuk saat ini.
Baekhyun menangis.
Mak dyo pun menangis. Hatinya terasa teriris. Ia tidak sanggup lagi melihat itu, ia berlari meninggalkan dapur dengan berderai air mata. Jongin yg melihat istrinya pergi pun mengejar mak dyo, sebelum beranjak jongin berpesan kepada chanyeol untuk menjaga adik-adiknya sebentar. Dengan senang hati chanyeol mengangguk lalu kembali menyuapi sikecil sehun dan membujuk baekhyun agar berhenti menangis dengan mengatakan kalau sepulang sekolah ia berjanji akan membelikan baekhyun ayam goreng. Tanpa tahu harus mencari uang dimana.
Kediaman keluarga Kim junmyeon.
Suasana pagi dimansion keluarga junmyeon juga masih sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Para maid yg sibuk hilirmudik dengan pekerjaanya masing-masing. Diruang makan super mewah itu terdapat tiga kepala yg sedang sarapan dengan hikmat.
Sebuah keluarga bahagia yg berkelebihan harta. Adalah ungkapan yg cocok untuk menggambarkan keluarga junmyeon. Tentu saja, mari kita lihat acara sarapan mewah ala keluarga junmyeon.
Dengan satu set alat makan berlapis emas limapuluh karat, minseok anak semata wayang yixing dan junmyeon memakan gold eye cow's egg, dengan topping mozzarella termahal didunia.
Kali ini yixing memilih menu ayam kalkun panggang. Oh jangan anggap sepele, kalkun yg yixing makan saat ini adalah kalkun bertelur emas satu-satunya di dunia. Satu inchi dagingnya bisa dihargai milyaran won.
Sedangkan junmyeon. Oh, sudahlah. Tidak perlu dijelaskan lagi. Sangat sulit menjelaskanya.
"Mom.." minseok membuka suara.
Yixing menghentikan acara makanya. Ia melihat kearah minseok. "Yes darling, Why?" ucap yixing.
"Apa you sibuk hari ini mom?" tanya minseok.
Yixing tampak mengingat-ingat. "No, sepertinya jadwal I kosong hari ini." jawab yixing pada akhirnya.
"Really?"
"Uhum.." Yixing kembali melanjutkan acara sarapanya. "Kenawhy? You mau ajak mommy ke Amrik, shopping-shopping di butique nya victoria Beckham.." lanjut yixing.
"Ya, kalo you gak sibuk. I mau beli celana dalam."
Yixing mengrinyit. "Emang semua celana dalam you kemana? Bukanya kemaren you beli celana dalam Calvin Klein sampe habisin isi blackcard daddy?" ucap yixing.
Minseok memutar bola mata malas. "Please mom, jangan kayak orang susah deh.. I udah sumbangin semua ke panti jompo." balas minseok.
"Panti jompo mana?"
"Panti jompo galaxy"
"Kapan?"
"Kemaren"
"Siapa?"
Minseok menghela nafas. Tapi tetap menjawab. "Apanya?" ucap minseok malas.
"Yg punya panti jompo galaxy itu siapa?" tanya yixing lagi.
"Punya mang ipan"
"Ipan siapa?"
"Ipan su pan-pan"
"Oh."
"Gak kenal." kata yixing polos.
Minseok menggigit tanganya sendiri, agar tidak lepas kendali untuk menjambak rambut dollar mommy nya. Hei, minseok tidak mau kehilangan satu set alat fitness kalau dia melakukan itu.
Junmyeon seakan tidak peduli dengan eksistensi kedua orang itu. Ia memilih sarapan dengan tenang bak seorang bangsawan. Setelah ia selesai, kemudian dengan elegan ia mengelap bibirnya dengan dollar untuk membersihkan sisa-sisa makanan.
Tissue?
No, thanks!
"Daddy udah selesai?" tanya yixing yg melihat suaminya ingin beranjak dari meja makan.
Junmyeon mengangguk sembari menebar senyum. "Yes, darling. Kenawhy?" ucapnya bersahaja.
Yixing selesai makan. "You mau kemana?" kemudia mengelap bibirnya menggunakan dollar yg sudah tersedia.
"I masih ada urusan baby.."
Yixing mengriyit. "Bukanya you hari ini free? Jadi urusan what yg you urus?" kata yixing.
Junmyeon mengedikan bahu acuh. Lalu menatap istrinya. "You lupa, dollar yg di gudang bawah, sudah waktunya buat dibakar. hari ini" ucap junmyeon sombong.
Yixing mengangguk, ia ingat kalau gudang mansionnya sudah penuh. Kalau dibiarkan bisa-bisa mansionya banjir dollar. Yixing tidak mau hal itu terjadi. Membayangkanya saja membuat yixing bergidik ngeri. "Yasudah. I ikut mas.." yixing beranjak mendekati junmyeon.
Junmyeon tersenyum dan melingkarkan tanganya dipinggang yixing mesra. "Kajja bakar dollar.." ucap nya semangat.
Yixing mengangguk sambil tersenyum lebar, lalu ia menoleh kearah anak emas nya yg masih duduk dengan manis. "Seokie-ah chiku chiku.. You tidak ikut we?" ajak yixing.
"Ikut apa? Bakar dollar.." tanya minseok malas.
"Yes minseokie darling," sahut junmyeon.
"No ah, bosen."
Yixing mempoutkan bibirnya, "Yasudah, ayok mas.." ajaknya pada junmyeon. Merekapun pergi menuju gudang meninggalkan minseok yg kini sendirian.
"Haaah.. Apa mereka tidak sadar kalau diluar sana masih banyak orang yg membutuhkan." gumam minseok sembari melihat punggung kedua orang tuanya yg mulai menjauh. Hingga tak lama kemudian sebersit ide gila muncul dikepala minseok. Ia mengambil ponsel mahalnya lalu mengirim pesan email kesebuah acara reality show yg lagi tenar saat ini.
Tak lama kemudia balasan dari pihak acara itu membalas pesan minseok, membuat minseok bersorak senang dalam hati. Minseok berharap dengan ini orang tuanya bisa berubah.
~Tukar Nasib~
"Daddy... Mommy.." ucap minseok dengan binar-binar dimata. Pemuda mungil yg kini berusia limabelas tahun itu melangkah kearah ruang tengah mansion mewah keluarga kim, mendekati junmyeon dan yixing yg kini sedang bersantai diatas sofa berlapis berlianya. Selesai dengan kegiatan bakar dollarnya.
Minseok mendudukan dirinya ditengah-tengah mommy dan daddynya. Yixing melihat anak semata wayangnya dengan dahi mengerut. Kemudian ia berkata "Seokie-ah chiku chiku, you tidak sekolah darling?" kata yixing.
"Nehi-nehi mom, I males.. you know males?" balas minseok dengan logat india, efek semalam karena minseok baru pulang dari india. Di undang dinner kerumah syah rukan.
"Oh, Males. Tau dong." jawab yixing santai, berbanding terbalik dengan reaksi junmyeon.
"Yes mom,"
"Kenawhy minseokie?, you udah bosen sekolah di L.A?!" sahut junmyeon sambil melempar laptop berlapis emasnya ke tong sampah terdekat, berhubung batrenya habis.
"Nehi dad, jawaban you kurang tepat?!" jawab minseok santai.
"You mau pesawat jet baru, buat antar jemput you?"
"Nope."
"Atau you mau pindah tempat les ke Australi karena you bosen sama tempat les you yg di dubay? Betul minseokie??" kini junmyeon mengalihkan semua atensinya kepada minseok.
"Ora dad,"
"Lah terus what happen?"
"Ehem, begini.." minseok mengluarkan secarik kertas yg entah apa isinya dari dalam kantung pyama bergambar batu nissan yg minseok kenakan saat ini.
"Apa itu?"
"What is that?"
"Ini paper, mom dad.."
"Ya, Uri tahu itu kertas seokie darling chiku chiku.. Mata mommy masih bisa kok bedain yg mana kertas yg mana dollar." yixing memutar bola mata malas.
Minseok ketawa. "Haha that's right mom?!"
"Lalu, What isinya?" ucap junmyeon mulai penasaran.
Minseok melambai-lambaikan kertas itu tepat didepan wajah kedua orang tuanya. "Yey pada kepo ya? Hayo apa.. Hayo?" minseok terkekeh geli melihat wajah bingung orang tuanya, terutama yixing.
Dengan tidak sabar junmyeon merampas kertas itu dari tangan mungil minseok. Junmyeon membaca huruf demi huruf yg tercetak jelas didalam kertas itu. Wajah junmyeon yg semula adem ayem berubah memucat dengan nafas tercekat ditenggorokan.
Yixing yg menyadari perubahan suaminya pun penasaran, ia mulai mencuri pandang kedalam kertas yg dibaca junmyeon. Tidak berlangsung satu menit, kedua pasang suami istri itu sontak menjerit histeris.
SELAMAT, KELUARGA ANDA AKAN BERTUKAR NASIB DENGAN KELUARGA MISKIN.
"EMOH!"
"BIG No?!, MOMMY GAK SUDI JADI RAKJEL?!, OH MY GOD! KIM MINSEOK MUTILASI AJA MOMMY DIRAWA-RAWA??" Teriak yixing histeris. "Kenapa you lakukan ini seokie babo.. You udah bosen hidup tajir?!" yixing melihat minseok dengan pandangan terluka. "You jahat. Mommy kutuk you jadi seonggok panci berlian." ucap yixing menggebu yg di balas ringisan oleh minseok.
"Wㅡwhat! Iㅡini gila. This neomu micheo. Ti.. Tidak mungkin. TIDAK!!!!" junmyeon merancau ia seperti bukan dirinya. Junmyeon merasa seolah ini adalah akhir dari hidupnya.
Minseok yg melihat keadaan kedua orang tuanya hanya mengedikan bahu acuh. Ia beranjak dari sofa lalu mendekati salah satu kamera tersembunyi yg terletak disudut kiri guci.
Minseok merapikan tampilan rambutnya kemudian tersenyum manis didepan kamera. "Annyeonghaseo?!, saya kim minseok." minseok melambai-lambaikan tanganya sembari tertawa kecil. "Okay baiklah.. Saya ingin menyampaikan bahwa keluarga kim junmyeon akan bertukar nasib dengan keluarga err.." minseok mengambil ponselnya kemudian kembali melihat kearah kamera. "Maafkan aku, haha.. Aku lupa. Sampai dimana tadi? Aha, keluarga kim junmyeon akan bertukar nasib dengan keluarga kim jongun.. Ah salah, kim jongin maksudnya."
"Emm.. Baiklah, aku tidak bisa berlama-lama karena harus bersiap-siap.. Sampai jumpa besok. Muah, annyeong.." minseok memberi flying kiss,
Minseok kembali beranjak mendekati kedua orangtuanya. Minseok menarik tangan junmyeon dan yixing yg terkulai lemas tak berdaya itu. "Mom dad, cha! We harus siap-siap you know!?.. Oh, kalian juga harus siap-siap." kata minseok.
Yixing melihat anaknya dengan mata sembab dan hidung yg berderai liquid bening kekuningan sedikit kental. "APALAGI!?, SIAP-SIAP WHAT!" kata yixing tidak selow.
Minseok tersenyum remeh. "Siap-siap jadi rak to the jel. Rakjel mom, dad" minseok terkekeh nista.
"Emoh!?"
"Oh tidakkkk!"
Bersambung.
Bonus:
Chen berlari dengan kaki-kaki dekilnya yg dipenuhi koreng sana-sini. Ditanganya ada secarik kertas putih. Bocah tujuh tahun itu berlari mencari ibunya yg pergi entah kemana.
"Emak!?.."
Akhirnya chen menemukan ibunya dengan sehun adiknya, mereka sedang duduk di tempat pembuangan sampah yg berada dibelakang rumah mereka.
Mak dyo menghentikan kegiatanya yg tadi sedang mengorek-orek sampah. Sedangkan sehun masih dengan kegiatanya menggigiti dan menjilati pinggiran kaleng susu bekas, sesekali bocah itu mengibaskan tangan dekilnya untuk mengusir lalat-lalat yg mengerubungi rambut gimbalnya.
"Emak?!.. Emak!, Chen dapet surat dari orang tidak dikenal mak!" teriaknya.
Mak dyo mengusap tangan kotornya kedaster kumuh yg ia kenakan sebelum mengambil kertas dari tangan chen. "Ini apa nak.." kata mak dyo.
Chen menggeleng tanda tidak tahu, kemudian bocah itu memilih menghampiri adiknya. "Sehunie, apa itu rasanya enak?" tanya chen yg dibalas pekikan senang dari sehun.
"Eee.. Enak.." balas sehun gembira.
"Tidak biasanya kita dapat surat seperti ini, apa jangan-jangan ini surat penggusuran?" Mak dyo mulai membuka lipatan kertas itu takut-takut. Danㅡ
SELAMAT, KELUARGA ANDA AKAN BERTUKAR NASIB DENGAN KELUARGA KAYA.
BRUGH.
"EMAAAAAAK!!!"
Mind to review? :)
