Disclaimer : Fairy Tail bukan punya saya~ dan kalian semua pasti tau kan ya -_- ga mungkin kalo aku bilang FT itu punya aku, kalian bakal percaya :v
Cover by Zippi44
Original story by HawkofNavarre
Translate by Elisa-chaan
Rated T, T, baca noh T :'v ga lain-lain #digeplak
Genres : ROMANCE, humor, little drama and angst
Main pairing : Natsu x Lucy
Possession
Chapter 1 – Out of the Loop
Ia tak mengerti tentang pria, tak akan pernah selama hidupnya, dan mage itu telah membuat kesimpulan setelah beberapa minggu ia menggoda mereka tanpa henti (hayo mana nih cowok yang mau digodain Lucy, kocchi kocchi ). Lucy berharap ia mengetahui setidaknya gagasan kabur tentang cara berpikirnya pria. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pria berpikir dengan cara yang aneh (ngiahaha :v jangan ngambek ya wok (brewok #eh, cowok maksudnya :3). Ia tahu bahwa belahan dada bisa cukup banyak membuat para pria memberikan apa yang ia mau. Dan ia tahu bahwa saat sedang terpesona dengan kecantikan atau keseksian, mereka mudah ditipu.
Setidaknya, itu yang dulu ia pikir ia ketahui.
Akhir-akhir ini, tak satu pun dari hal itu bisa ia gunakan. Bukannya ia mau menjadi pelacur atau semacamnya. Hanya saja hal-hal goda menggoda itu menyebabkan ketertarikan pria, yang menyebabkan pacaran, yang ia mau. Lucy tidak mau menunggu dan meninggalkan tipuan femininnya untuk mendapatkan debu! Mereka di sana! Ia akan mencoba menggunakan mereka juga!
Ia akan mencoba dengan Gray – meskipun berisiko karena Juvia benar-benar jatuh cinta dengan mage es itu, tapi Lucy akan mencoba karena Juvia sudah diabaikan berkali-kali oleh Gray (sakit ya jadi kau Juv :v). Ia telah menggunakan teknik klasik, yaitu menggenggam kedua tangannya di bawah dadanya. Sehingga dadanya tertekan dan terlihat lebih besar. Selama ini hal itu belum pernah gagal.
…tapi kali ini berbeda. Gray melewati Lucy seolah tidak melihatnya. Sebagian dari diri Lucy tak kaget, karena ia tahu bahwa Gray benar-benar bodoh (Gray : sedih amat gue di bilang bodoh -_-). Sebagian lainnya, bagian yang mempercayai efek "menekan-dada", sangat heran ketika melihat Gray tidak terpengaruh sedikit pun. Dan setelah itu ia sangat kesal, karena Lucy telah memilih risiko yang besar ketika ia memutuskan untuk menjalankan rencananya, setelah itu Juvia akan mencoba membunuhnya sampai pria setengah telanjang itu memberinya perhatian.
Rencana selanjutnya adalah rok mini. Beberapa orang lebih menyukai bokong daripada dada. Yah, dia tahu apa yang orang-orang mesum inginkan! Kali ini, Elfmanlah yang akan menjadi korban – yah, bukan korban, hanya target – bukan juga sih – tidak ada kata-kata yang lebih baik! Bagaimanapun juga, saat sedang memakai rok mini terpendeknya yang acak-acakan, dia secara "tidak sengaja" menjatuhkan cambuknya dan "terpaksa" membungkuk dan mengambilnya. Suara yang aneh, seperti orang jatuh terdengar dan celestial mage itu menyeringai puas.
Namun, saat ia berbalik, Elfman benar-benar tenang dan dengan wajah datar, dia berkomentar, "betapa konyolnya, seorang pria tak pernah menjatuhkan senjatanya!" sebelum beranjak pergi. Ia sangat yakin ia tidak akan bisa membalas Elfman bahwa dia bukan pria!
Satu-satunya hiburan adalah ketika ia melihat Makarov telah pingsan di dekat meja yang ada di dekat Lucy dengan hidung yang mengeluarkan darah dan berkedut. Sayangnya itu tidak terlalu menyenangkan. Lucy membayangkan seorang pria setua master guild mereka mengerling kepadanya benar-benar membuatnya terganggu dan membuatnya merinding sampai ke lengan.
Beberapa hari setelah kejadian mengerikan itu, Lucy merasa kesepian dan memanggil Loke untuk mengajaknya berkencan, sebagai teman. Dia benar-benar tidak tertarik untuk memiliki hubungan dengan salah satu spiritnya, dan Loke selalu menjadi teman baiknya di situasi sulit.
Tapi dia malah mendapat, "Maaf Lucy, tapi aku tidak dapat melakukan hal romantis apapun denganmu."
Ia sangat-sangat tersinggung. Apa-apaan arti kata-kata itu? "Jadi, maksudmu bahkan jika kau masih tinggal di dunia manusia, kau tidak akan memberiku kesempatan?!" ia menuntut dengan kesal. Loke adalah seorang playboy, dan bahkan Loke menganggapnya sebagai calon pacarnya dulu!
"Tidak!" ia membantah, matanya memancarkan kepanikkan. "Bukan itu maksudku! Aku tidak bisa menyukaimu!"
"Kenapa? Apa aku master yang menyedihkan sehingga kau tidak bisa menyukaiku?"
"Bukannya begitu! Kau adalah master terbaik yang pernah aku miliki! Hanya saja, aku tidak akan pernah bisa menghianati teman!" Loke membalas dengan cepat.
Si pirang memasang wajah aneh. "Menghianati…teman?"
Matanya membulat dibalik kacamatanya, ia segera kembali ke dunia spirit sebelum Lucy bertanya lagi. Lucy tahu kalau ia memanggilnya lagi sekarang, iya akan mengabaikannya. Ada sesuatu yang Loke tidak ingin Lucy ketahui.
Lucy terduduk dan sangat kesal dengan para pria. Ia menyerah dengan mengapa mereka tidak meresponnya. Mungkin dia hanya tidak diinginkan…? Itu benar-benar masuk akal. Ia yakin kalau ia setidaknya sedikit cantik, tapi dia mage yang cukup lemah. Jika hanya dengan cambuknya, kemungkinan menang di pertarungan one-on-one sangatlah rendah. Dia lumayan jika tentang sisi kreatifnya dan dia juga sedikit egois…
"Mira-san, apakah aku gadis yang buruk?" Ia bertanya dengan khawatir di bar.
Teman guildnya meletakkan sikunya di meja bar, tersenyum lembut. "Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu tentang dirimu sendiri, Lucy? Kau adalah orang yang hebat dan pria yang bisa mendapatkanmu sangatlah beruntung," shape-shifter itu menjawabnya agar Lucy tenang.
"Jadi mengapa tidak ada yang tertarik denganku?" si pirang mengeluh sambil menyenderkan badannya di atas meja bar. "Bahkan aku telah mencoba menggoda dan mencari perhatian mereka! Padahal banyak orang di guild, dan tak ada yang tertarik denganku!"
"Benarkah? Tak ada? Sama sekali?" Mirajane bertanya dengan arti dibalik kata-katanya, matanya berbinar.
Lucy meluruskan badannya saat menyadari nada nakal yang digunakan temannya. "Mira-san, kau tahu sesuatu!" celestial mage itu menyimpulkan bahwa temannya itu tahu sesuatu.
"Oh, ada sesuatu yang perlu diketahui?" suara orang lain ikut berbicara. Lucy tahu itu adalah suara Levy, teman dekatnya, kutu buku yang menggunakan script magic untuk mengalahkan musuhnya.
"Tidak, Levy. Kau sudah tahu itu," si pelayan menjawabnya seolah tidak menyadari bahwa ada Lucy di sana.
"Tahu apa?" Lucy mendesak mereka. Ada sesuatu yang terjadi, dan dia harus mencari tahu! Loke adalah hint pertamanya, tapi ternyata Mirajane dan Levy juga ikut. Ia harus benar-benar mengetahuinya.
"Ah, itu!" Levy mengangguk-ngangguk mengerti. Senyum mencurigakan terlukis di wajah gadis bluenette tersebut. Ia duduk di sebelah celestial mage itu. "Aku tak percaya dia tidak tahu!"
"Tahu apa?" Lucy mengulang, hampir menjatuhkan kursinya, ia mulai tak sabar. "Bisakah kalian berhenti berpura-pura tidak menyadari keberadaanku dan beritahu aku apa maksud kalian?"
"Ara, ara, mungkin lebih baik jika kau mendengarnya dari sudut pandang pria," Mira mengusulkan.
"Ide bagus," Levy setuju dan tiba-tiba berbalik, mencari seseorang. "Gray! Sini!"
Dengan bingung – dan hebatnya – ia datang dengan pakaiannya. "Ya? Apa kalian membutuhkan sesuatu?"
"Kami hanya ingin tahu," Levy memberitahunya sementara Lucy memandangi seseorang yang menatapnya dengan iri di balik dinding, "apa yang kau pikirkan tentang Lucy, kau tahu, sebagai wanita?"
Celestial mage itu terdiam, tidak percaya dengan kata-kata sahabatnya. Apa-apan Levy itu, bertanya seperti itu dengan Gray?
"'Sebagai wanita'?" ia mengulang dan hampir membuka pakaiannya tiba-tiba. "Ini bukan candaan, kan?"
"Oh bukan, bukan. Kami hanya ingin tahu apa pendapatmu tentang Lucy," Mira menjawabnya.
Saat ini, Lucy ingin memanggil Horologium dan bersembunyi di dalamnya. "A-aku tidak bilang aku mau itu…" ia terdiam, sangat malu. Dia berharap Juvia tidak membunuhnya karena hal ini.
Gray menatapnya sebentar, muka Lucy memerah, begitu juga Gray, lalu ia kembali menatap kedua gadis itu. "Tentunya cantik," ia menjawab sambil sedikit mengangguk, "pintar, dan teman yang baik di pertarungan. Menurutku dia gadis yang baik."
Si pirang tidak tahu kalau ia memberitahu yang sebenarnya atau hanya ingin membuat Lucy merasa lebih baik.
"Maukah kau mengajaknya kencan?" tanya solid-script mage itu.
Gray mundur dengan cepat dan menyilangkan kedua tangannya seolah ia meminta mereka berhenti. "Oh tidak mungkin."
"Kenapa tidak mungkin?" Lucy menyentak, tersinggung dan merasa dihina.
"Kau gadisnya Natsu," Gray menjawab dengan santai, dua mage lainnya mengangguk setuju.
"'Gadis'nya? Apa maksudnya itu?" Ia tidak yakin dengan jawaban Gray atau ia hanya kurang puas dengan jawaban Gray.
"Kau adalah gadisnya Natsu. Semua orang di guild mengetahui itu kecuali kalian berdua, kalian terlalu bodoh untuk menyadarinya," icemaker mage itu menjelaskan dengan santai.
Hal itu tidak terpikirkan oleh Lucy, ia hanya bereaksi. "Aku bukan gadisnya siapa-siapa! Aku bukan milik siapapun!" Ia membalas dengan kesal, menyilangkan tangannya di depan dada. "Siapa orang yang memulai…ini?"
"Tak ada yang memulai ini," mage berambut gelap itu memberitahu Lucy dan mengangkat bahunya.
"Bagaimana bisa?" gadis itu menuntutnya. Bagaimana bisa ia satu-satunya yang tidak tahu tentang ini–apalagi ini bersangkutan dengannya? Bahkan benar-benar bersangkutan dengannya!
Mira menatap langit-langit dengan serius. "Yah…ini bukanlah gosip atau apapun. Ini lebih seperti sesuatu yang berkembang dari waktu ke waktu hingga semua orang di guild menyadarinya. Sekarang, hal ini menjadi biasa saja."
"Kurang lebih seperti ketika semua orang mengetahui bahwa Erza akan membunuhmu jika kau ketahuan bertengkar," tambah Gray, suaranya teredam di balik pakaian yang sedang ia lepas.
"Tidak mungkin, aku yakin kalian semua salah sangka," si pirang membantah dengan cepat, karena satu-satunya kemungkinan ia dan Natsu akan berpacaran yaitu jika ia sudah gila dan Natsu berubah menjadi…orang lain. Natsu bukanlah tipe orang yang peka. Bahkan jika ia akan berpacaran, orang yang akan berpacaran dengannya adalah… "Lisanna gadisnya Natsu. Kalian semua melihatnya bersama-sama!"
Mereka semua menatap Lucy dengan mulut terbuka dan langsung tertawa kencang, hal itu membuat Lucy blushing untuk mungkin ke-50 kalinya hari ini. "Apa?" ia protes. Ia merasa putus asa. Ia merasa seperti jatuh ke dunia paralel di mana semua orang berpikir Natsu tertarik dengannya.
"Apa tadi ada yang menyebut namaku?"
Lisanna bergabung dan menyapa mereka dengan riang.
"Kau, dan Natsu, bersama!" Levy tersedak antara tertawa dan cekikikkan yang membuatnya terbatuk-batuk.
Lucy melihat sahabat kutu bukunya dengan kesal sementara si take over mage itu terkejut. "Oh, bukannya aku sudah membicarakannya dengan kalian beberapa saat yang lalu?"
Celestial mage itu tidak mengerti dengan semua ini. Semua ini terlalu sulit untuk diterimanya dalam satu hari. Lisanna sudah menjelaskan kalau dia menyukai Natsu, dan sekarang tiga orang tertawa keras seolah hubungan mereka tidak mungkin terjadi. Tidakkah mereka jahat? Atau Lucy lah yang terlalu tertinggal jauh?
"Aku tahu apa yang kau pikirkan, tapi mereka bukannya tidak mengerti perasaanku," Lisanna meyakinkannya dengan gerakan tangan. "Setelah seminggu setelah kembali ke guild, aku mengerti kalau Natsu sudah memilihmu dan aku mulai berpindah hati. Lagipula itu hanya cinta masa kecil."
Rahang Lucy hampir mengenai lantai. Ia sudah berpindah hati lebih dari setahun yang lalu? Entah bagaimana caranya Lisanna sudah mengetahui hal yang menurut Lucy tidak mungkin, dan hanya butuh satu minggu untuk menyadarinya!
"Tidak, tidak! Ini benar-benar salah! Kau menyukai Natsu–"
"Aku pernah menyukai Natsu."
"–dan kalian harusnya bersama, walaupun aku tidak percaya kalau Natsu peka terhadap hal yang menyangkut cinta!"
"Jangan khawatir, Lucy! Aku sudah tidak menyukainya cukup lama. Tidak ada yang perlu kau takutkan kalau kau ingin bersamanya."
"Kenapa tak ada yang mendengarkanku? Natsu tidak mempunyai perasaan apapun terhadapku!" dia berteriak dan merosot dari tempat duduknya.
"Kau benar jika berpikir seperti itu," suara baritone seseorang mendukung Lucy.
"Gajeel!" tentunya, Levy lah yang memanggilnya.
Lucy bisa saja dengan mudah menjadi lebih geram karena seluruh orang di guild menyatakan bahwa ia adalah gadisnya Natsu, tapi ia sangat senang karena ada yang mendukungnya sekarang. Meskipun orang yang mendukungnya adalah Gajeel, tapi ia akan menerima siapa saja yang mendukungnya. Merasa sedikit lega, ia kembali duduk biasa. "Terima kasih, Gajeel."
"Perasaan itu hanya sementara. Dragon slayer tidak memiliki perasaan menyedihkan itu. Kami memberi sebagian jiwa kami ke pasangan kami, membuat kami menyatu selamanya. Perasaan itu terlalu dangkal untuk mendeskripsikan apa yang kami punya," ia mendengus pelan. "Kami tidak akan memilih yang lain. Kami menemukan satu, dan kami hanya menemukan satu yang akan kami cintai seumur hidup." Gajeel sedikit menatap Levy, gadis bluenette itu sedikit blushing.
Lucy merasa seolah ditembak tepat di jantung oleh sekutu satu-satunya. Ia membuka mulutnya, hendak berkata sesuatu, tapi menutupnya lagi, ia sudah terlalu bingung sampai kehilangan kata-kata. Pikirannya menyampur-nyampur sambil berusaha berpikir untuk mengeluarkan sesuatu dari mulutnya, tapi akhirnya otaknya tak sanggup, ia langsung berteriak frustasi dan menyembunyikan wajahnya di balik tangannya.
Gajeel menggenggam lengan Levy dan mulai membawanya keluar guild. "Ayo, udang! Misi!" ia mengabaikan dua orang – Jet dan Droy – yang memberikannya deathglare.
Lucy menutup matanya, ia cemburu. Tak ada yang mengejek Levy yang menjadi gadisnya Gajeel, gadis yang menjadi satu-satunya yang ia cintai. Lucy berdiri dengan tatapan kesal dan menatap tajam semua orang yang ada di sekitarnya.
"Dengar. Aku dan Natsu tidak akan pernah bersatu. Kami hanya teman, dan aku akan membuktikan kepada kalian semua, lihatlah!" ia berkata dengan tenang. Tak ada yang tertawa kali ini, tapi Mira memberikannya senyuman yang aneh, dan hal itu membuat Lucy sedikit merinding.
"Akan kami lihat," Mira menyetujuinya, ekspresinya tidak berubah sama sekali.
Dan untuk suatu alasan, Lucy tiba-tiba menyesali kata-katanya.
To be continued
Ne… minna, gimana menurut kalian? ._. aneh kah bahasaku? Aku bingung mau nulis kayak gimana biar enak dibaca, kadang terjemahin English ke Indonesia kata2nya ga pas, mau nyari yang pas tapi susah, gomen ya ._.
So, mind to review? :3
