A Good Bet

Kim Mingyu - Jeon Wonwoo

Prolog

Mingyu tidak bisa berhenti berjalan ke sana kemari di sepanjang kamarnya. Sebuah handphone terus ia genggami, terlukis rasa kantuk yang berat di wajahnya. Detakan jarum jam makin terdengar karena sunyinya malam. Satu jam, dua jam. Tidak. Tiga jam, bahkan lebih ia menunggu balasan pesan dari orang yang menerimanya. Jarum jam itu kembali mendesak pikirannya dengan mengarah pada angka satu.

To : Wonyeou

Hyung, kau sedang dimana? Beri aku alamatmu. Besok pagi aku akan mengunjungimu.

Send.

Mingyu menghembuskan nafas panjangnya. Kali ini ia meyakinkan pesan ini akan menjadi pesan yang terakhir setelah sekian banyak pesan yang tidakdibaca sejak pagi.

Bayangan tentang dirinya dan Wonwoo menghantui sekeliling pikirannya, bagaimana cara mereka berpisah setahun yang lalu. Tepatnya saat Wonwoo meninggalkannya demi menjadi seorang mahasiswa di sebuah universitas di Seoul.

Bayang-bayang itu menjalar sampai saat kapan mereka bertemu dan menjadi dekat.

Masih teringat jelas kala kepindahan keluarga Jeon menjadi tetangga keluarga Kim. Kepindahan bocah sepuluh tahun bernama Wonwoo awalnya sama sekali tidak menguntungkan bagi Mingyu. Mulai dari mengunci Mingyu di dalam lemari pakaiannya, dengan sengaja menumpahkan frozen yoghurt milik Mingyu, menjadikan Mingyu sebagai guling saat mengantuk, dan masih banyak kejahilan Wonwoo yang membuat Mingyu menangis. Namun Mingyu terlalu polos untuk tidak memaafkan semua kejahilan yang dibuat Wonwoo.

Entah sejak kapan Mingyu sudah terbiasa menerima kejahilan Wonwoo, ia anggap semua itu hanya candaan versi Wonwoo. Dan entah sejak kapan Wonwoo mulai mengurangi sifat jahil yang sudah keterlaluan. Kesabaran Mingyu benar-benar merubah jalan pikir Wonwoo. Awal ia seperti itu karena tidak ingin rumahnya terus kedatangan Mingyu, tapi makin lama ia mengerti bahwa Mingyu hanya ingin bermain dengannya.

Tiba-tiba bayangan itu dibuat buyar oleh benda bercahaya yang berdering. Wonyeou. Itu yang terpampang di layar handphone sebagai tanda masuknya sebuah panggilan. Dan Wonyeou sendiri adalah nama kontak yang tertulis untuk Wonwoo.

"Halo, Mingyu? Maaf aku baru menyalahkan handphoneku. Aku sedang.." suara dari seberang sana terhenti sejenak dan suara seorang wanita muncul secara tiba-tiba.

"Ayo kembali lagi.. tuangkan aku minum atau berikan aku nomormu."

"Ah, itu apa? Maksudku.. siapa? Kau sedang apa hyung?" Mingyu membalas dengan pertanyaan polos walau sebenarnya ia sedikit mengernyitkan alis. Was-was.

Hening sejenak, belum ada jawaban dari Wonwoo. Perasaan curiga becampur dengan pura-pura tidak peduli berkecamuk di dalam hati Mingyu. Dan kini perasaan curiga lebih mendominasi disana.

"A-Aku, aku sedang mengerjakan tugas kelompok di rumah teman. Iya, kerja kelompok." Jawaban terbata-bata oleh Wonwoo semakin membuatnya curiga. Dan lagi-lagi suara wanita itu muncul, "Kau pikir aku mabuk ya? Aku tau kau berbohong. Apa itu orangtuamu? Manager? Kau mau apa? koleksi versace atau hugo boss terbaru mau? Ah, aku mual.."

"Maaf aku matikan dulu, nanti alamat rumahku aku kirim lewat pesan," ucap Wonwoo lagi sebagai perpisahan interaksi mereka melalui suara yang mengudara.

Mingyu hanya bisa menghela nafas panjang dan mencoba untuk terlelap dengan hatinya yang cemas ini.

.

.

TBC / End ?

Lanjut tidak? judul sama cerita belum nyambung ya..

bukan sad ending kok^^

RnR anyone?