"Kau sudah berubah, kau tahu itu, 'kan?"

Silver menoleh ke arah Lyra, satu tangan masih mengusap moncong Typhlosion. Dia melempar si gadis tatapan jengkel dan curiga, kedua alis ditautkan. "Maksudmu?"

"Yah, kau tidak lagi sekasar dulu, dan kau jadi sayang pada Pokemonmu," Lyra terkikih, tapi tidak ada nada mengejek di dalamnya. Hanya kebahagiaan. Meganium di sebelahnya menangguk setuju. "hal-hal kecil, tapi perubahannya besar, lho."

Silver baru ingin membentaknya, tapi kemudian menutup mulut dan menghela nafas. Ya, dia sendiri juga merasa begitu – makin lama makin lembek saja. Namun satu lirikan pada Typhlosion dan Crobat mengubah pikirannya, dan dia membungkam mulutnya sebelum sembat berkata 'aku hanya melakukan ini demi kekuatan'. Dirinya yang dulu tidak sama dengan sekarang.

Tidak mempunyai amunisi untuk menyerang balik, pemuda itu memutuskan untuk membalas pernyataan sebelumnya dengan kata favoritnya.

"...hmph."

Lyra tertawa. Silver cemberut dan memalingkan pandangannya. Si gadis menganggap itu sebagai 'ya, aku tahu' dalam bahasa Silver.

"Hei, tidak perlu masam begitu! Itu bukan hal buruk kok!" Lyra memainkan rambutnya yang dipintal, terlihat berpikir. "Hmmm... malah sebaliknya. Kau membuktikan kalau kamu tidak sama seperti ayahmu, kok."

Silver menoleh, kali ini reaksinya lebih cepat dari Ponyta yang disiram air. Wajahnya terlihat terkejut bukan main dan berwarna pucat pasi. "D-darimana –?!"

"Oh, lupakan apa yang kukatakan tadi." Senyuman itu menyembunyikan sesuatu. Lyra berdiri, kemudian mengiring Meganiumnya ke tepi air Dragon's Den. "Ayolah, Silv! Jadi latihan atau tidak? Nanti Lance dan Clair bakal kesini buat tanding ulang, lho. Nanti kalau Pokemonmu kalah semua, bisa malu, 'kan?"

"H-hei, sebentar! L-LYRA!"