You are My Doll
Ichigo: Ya, kali ini saia bikin fic baru lagi…
Rin: Woi Author! Bagaimana dengan Be a Princess! Trus Love Magic sama Kuro Shinigami mi itu? Mau kau telantarkan?
Ichigo: Eh? Ya enggak lah! Aku bakalan terusin, tapi tergantung review juga, kalau gak bertambah bakal di discontinued.
Rin: Heeh! *terkaget-kaget dengan lebaynya*
Ichigo: Ya sudah, langsung disclaimer!
Disclaimer: Vocaloid bukan milik saia, tapi fic ini saia yang punya
Rate: T
Genre: Romance, Fantasy, Comedy/Humor
Caution: AU, typo, OOC, de el el
DONT LIKE DONT READ!
Chapter 1 : Our First Meeting
Len POV
Hari ini aku baru saja pindah ke apartemen baruku. Memang, kalau kuakui apartemen ini lumayan bagus dan luas, hanya saja pemililk sebelumnya menjualnya padaku dengan cuma-cuma. Ya tentu saja ku beli.
Hanya saja pemililk sebelumnya tidak mengambil barang-barangnya yang tertinggal di apartemen ini. Pemilik sebelumnya itu seorang pria dengan rambut merah. Kalau tidak salah namanya Akaito. Dia menjual apartemen ini karena harus tinggal ke luar negeri. Cuman itu sih yang kudengar darinya.
.
.
Jadi terpaksa perlu kubereskan dulu barang-barangnya. Mungkin saja ada barang yang masih berguna buatku. Hitung-hitung tak perlu mengeluarkan banyak biaya.
O ya, sampai lupa untuk perkenalan. Namaku Kagamine Len, umurku 15. Jadi aku baru kelas 2 dan bersekolah di sekolah baruku, Vocaloid High School. Di Amerika aku bersekolah di VocAdemy. Aku pindahan dari Amerika dan mulai hari ini tinggal di Jepang. Kedua orangtuaku sibuk bekerja dan tinggal di Amerika. Jadi aku tinggal sendiri disini.
.
.
Saat membereskan barang-barang milik Akaito, aku mendapat banyak perabotan. Contohnya lemari kayu besar yang masih bagus, ranjang ukuran king size dan lain-lain. Entah Akaito ini orang kaya atau apa, dia sampai meninggalkan perabotan mewahnya untukku. Tapi tak apa, itu malah bagus. Lucky~
.
.
Di dalam kamar milik Akaito, aku melihat sebuah pintu misterius. Ketika kucoba untuk membukanya, pintunya dikunci.
Ini aneh? Kenapa pintu ini dikunci?
Karena penasaran, kudobrak saja pintu itu. Setelah berusaha cukup lama untuk mendobrak, akhirnya pintu itu terbuka juga.
Rupanya ruangannya cukup luas, tapi karena gelap, aku jadi tidak terlalu jelas melihat isi dalam kamar itu. Lalu aku menemukan stop contact, kunyalakan saja. Seketika, ruangan itu menjadi terang.
Kini dapat terlihat jelas olehku bahwa kamar itu berisikan perabotan-perabotan yang cukup mewah. Warna kamarnya berwarna merah marun, dengan ukiran-ukiran ala Eropa. Kucoba untuk menjelajahi ruangan itu.
Kini aku melihat sebuah ranjang yang cukup besar berwarna merah marun dan kuning. Karena penasaran, kudekati ranjang itu. Dan di sana ada sesuatu yang membuatku tercengang.
Ada sesuatu, lebih tepatnya seseorang yang sedang tertidur di ranjang itu. Tubuhnya sangat mungil, mirip dengan boneka. Rambutnya panjang dan berwarna honeyblonde, sama sepertiku. Dan dia memakai pita putih besar di kepalanya. Wajahnya putih dan terlihat sangat manis.
Tapi yang anehnya, kenapa ada seorang gadis cantik yang tertidur di dalam ruangan yang dikunci? Apa dia anaknya Akaito? Tapi Akaito bilang bahwa dia masih lajang. Aneh.
Gadis itu masih saja tertidur, padahal sudah kucoba untuk membangunkannya. Sudah ku goncang-goncangkan tubuhnya, bahkan memanggil-manggil dia. Tapi gadis itu tetap saja tidak bagun.
Lalu di sebuah meja kecil di samping tempat tidur, ada sebuah surat. Sekali lagi, karena penasaran, kubaca saja surat itu.
Kepada, siapa saja yang menemukan surat ini.
Kau telah terpillih untuk membuat kontrak dengan boneka atau gadis ini. Jika kau bersedia, silahkan cium dia dibibir, maka dia akan terbangun dari tidur panjangnya. Tapi jika tidak, kau akan dihantui perasaan bersalah karena telah menelantarkan boneka atau gadis ini.
Dari, pencipta boneka atau gadis ini.
"Eh? Ini maksudnya apa sih? Kenapa malah seperti mengancam aku! Lagipula masa' aku harus membangunkan dia dengan… ci..ciuman…" jujur saja, saat mendengar ataupun melihat kata 'cium' aku jadi blush dan deg-degan.
Dan juga, masa' gadis ini sebuah boneka? Apa maksudnya dengan kontrak? Tapi… mungkin tidak ada salahnya untuk dicoba.
Lalu kupandangi gadis atau 'boneka' ini. Wajahnya kelihatan sangat cantik dan tenang. Melihat bibirnya yang merah itu saja sudah membuatku deg-degan, apalagi menciumnya!
DEG!
DEG!
Cium, tidak, cium, tidak, cium sajalah! Dia kan sedang tidur.
DEG!
Dengan jantung yang sudah dag dig dug akhirnya kupaksakan diriku untuk mencium gadis ini.
.
.
CHU~
Kucium dengan lembut bibir gadis ini, dapat kurasakan bibir gadis ini sangat lembut dan terasa seperti rasa Jeruk. Dan sekarang wajahku terasa sangat panas. Setelah beberapa saat setelah kucium, akhirnya gadis ini membuka kedua matanya. Dapat kulihat bahwa kedua matanya berwarna biru sapphire seperti diriku. Dan bulu matanya sangat lentik.
Setelah tersadar, gadis ini pun mengubah posisinya menjadi posisi duduk, dan memangdang ke arahku yang sedang berjongkok di samping tempat tidurnya.
Wajahnya sangatlah cantik dan manis. Aku pun dibuat terpana olehnya. Dia memandangku dengan tatapan kosong, walaupun bagiku matanya terlihat sangatlah indah.
Kami pun terdiam dengan saling tatap menatap.
PLAAKK!
What the? Gadis ini menamparku! Kini wajahnya yang cantik berubah menjadi marah. Tamparannya sakit pula.
"Apa yang kau lakukan! Dasar mesum!" bentaknya padaku. "Jangan seenaknya mencium orang!" tambahnya lagi.
Apa dia bilang? Mesum?
"Hei! Harusnya kau bersyukur karena telah kubangunkan! Sekarang kau malah memarahiku, gadis macam apa kau ini! Dan aku tidak mesum, namaku Len!" balasku pada gadis ini. Dia sepertinya sedang meraba-raba bibirnya. Dan wajahnya yang putih berubah warna menjadi kemerahan.
"Bo-Bodooohh! Aku tidak peduli namamu Len atau siapa, tapi kau benar-benar mesum!" bentaknya lagi. "Hah, lupakan itu! Sekarang, buat kontrak denganku!" sekarang dia mengulurkan tangannya yang pada jari menisnya terdapat sebuah cincin dengan motif bunga, mungkin bunga mawar.
Wha? Tadi dia membentakku! Sekarang dia malah mau membuat kontrak denganku! Siapa gadis ini sebenarnya sih!
"Woow woow, tunggu dulu! Kau tadi membentakku karena hal yang tidak jelas, sekarang malah mau membuat kontrak denganku. Siapa kau sebenarnya?" tanyaku dengan agak pada gadis itu.
"Aku, namaku Rin! Dan aku adalah boneka yang diberi tugas oleh ayah untuk mengerti perasaan milik manusia, agar aku dapat menjadi manusia seutuhnya. Dan tugas pertamaku adalah aku harus membuat kontrak denganmu!" ucapnya.
Baik, sekarang aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang dia bicarakan!
"Tunggu dulu! Maksudmu kau adalah sebuah boneka? Tapi kau sangat terlihat seperti gadis biasa dimataku, ya kecuali dengan tinggi badanmu yang mungil itu"
"Itu karena aku masih belum sempurna, sampai aku bisa merasakan perasaan-perasaan milik manusia, barulah aku bisa disebut sebagai manusia. Jangan banyak tanya, cepat buat kontrak denganku!" bentaknya lagi, kini dia menjulurkan cincinnya ke arah wajahku.
A-Apa-apaan dengan gadis ini!
"Memang apa gunanya bagiku untuk membuat kontrak denganmu? Lagipula kenapa kau dengan seenaknya menyuruh-nyuruh aku? Dasar aneh! Lebih baik aku pergi!" dan aku pun meninggalkan gadis, atau boneka itu sendirian.
Normal POV
"Tung-"
BRUKK
Gadis yang hendak mengejar lelaki yang meninggalkannya pun terjatuh, dia kini tak sadarkan diri. Wajahnya kelihatan sangat pucat dan menderita.
Lelaki yang bernama Len ini sangat kaget dengan apa yang dia lihat. Dengan segera, di hampirinya gadis ini, atau yang namanya Rin. Kini Len benar-benar dibuat khawatir oleh Rin.
"Rin! Kau tidak apa-apa! Bertahanlah!" dengan cekatan, diangkatnya Rin dengan bridal style, lalu dibawanya ke tempat tidurnya.
Setelah beberapa menit, Rin akhirnya tersadar dari pingsannya. Kini wajahnya kelihatan sangat pucat dan lemah. Sangat berbeda pada saat dia baru di bangunkan.
Len yang melihat Rin tersadar pun segera mendekat ke arah Rin, dan menanyainya mengenai keadaannya.
"Rin! Kau tidak apa-apa kan? Apa yang terjadi?" tanyanya pada Rin yang masih terbaring lemah.
"Aku… tidak kuat lagi… Len… buatlah kontrak denganku… tanpa kontrak aku…" belum sempat Rin menyelesaikan kata-katanya, dia sudah pingsan lagi. Kini keadaannya semakin lemah. Dan Len menjadi sangat sangat khawatir.
"Rin! Ukh, baiklah aku akan membuat kontrak denganmu!" ucapnya keras, namun Rin masih saja tidak sadarkan diri.
Tiba-tiba, ada sebuah cahaya kecil berwarna kuning yang melayang-layang dari arah tempat tidur Rin. Seperti hendak memberitahukan sesuatu, cahaya itu terus berputar di sekitar cincin milik Rin.
"Cincin? Ah iya! Saat Rin ingin membuat kontrak dia mengulurkan cincinnya." Seakan mengerti dengan maksud cahaya kecil itu, Len pun mencium lembut cincin milik Rin.
Setelah dilepaskannya ciumannya dari cincin Rin. Cincin itu pun mulai bercahaya dan mengelilingi tubuh Rin.
Kini wajah Rin tidak lagi pucat, dan dia tersadar dari pingsannya. Lalu dengan pelan dia menatap ke arah Len yang sedari tadi sudah sangat khawatir dengan keadaan Rin.
"Len? Kau…"
"Iya, aku sudah membuat kontrak denganmu" ucapnya, lalu memandang ke arah Rin dengan tatapan lembut. Rin yang melihat Len pun mengubah posisinya menjadi duduk. Lalu memandang ke arah Len.
PLAAKK!
Di tamparnya Len untuk yang kedua kalinya.
"Kenapa kau baru sadar sekarang! Dasar Len bodoh!" bentaknya pada Len yang sedang mengelus-elus pipinya yang tadi ditampar keras oleh Rin.
"Riiiinnn… kau… MENYEBALKAAAAANNN!" teriak Len sekencang-kencangnya pada Rin.
Dan inilah awal pertemuan dari sebuah kisah cinta yang romantis dan juga penuh akan pertengkaran.
~~To Be Continued~~
Ichigo: Ok, chap 1 selesai~
Rin: Author, kenapa aku malah jadi memukul Lenny ku sayang~~
Len: Eh? *blush*
Ichigo: Tenang tenang, kan masih ada chap berikutnya… Jadi tunggu aja, tapi tergantung juga sih, kalau reviewnya banyak bakal aku lanjutin… Tapi kalau sedikit akan kuhapus fic ini…
Rin: What? JANGAN! Readers! Mohon REVIEW nya! Kalau enggak aku bakalan enggak bisa jadian sama Lenny~~
Len: *masih blush* sebenarnya pipiku masih sakit karena udah ditampar kiri kanan.
All chara: REVIEW PLEASEEE!
.
.
KEEP OR DELETE?
.
REVIEW PLEASE!
.
.
