Tittle : Uri Dongsaeng
Cast : Cho Kyuhyun And all member SJ
Genre : maybe Sad, Brothership, family
Sang mentari pagi kini sudah menampakkan kemilau cahayanya. Membuat seorang namja yang kini masih bergelung dengan selimut tebal nan hangat merasa terganggu dengan sinar yang menyinarinya. Perlahan kelopak mata itu mulai bergerak dan terbuka, menampilkan sepasang manik berwarna coklat gelap. Pandangannya masih kosong, dikerjapkannya beberapa kali agar fokus penglihatannya kembali. 'Malas.' batin sang namja yang diketahui bernama Choi Kyuhyun. Digerakannya sang tubuh berkulit pucat itu ke kamar mandi. Ia harus bersiap untuk berangkat sekolah.
Tak lebih dari 30 menit, namja berusia 17 tahun itu kini siap dengan seragamnya yg tidak terlalu rapi tapi juga tidak berantakan. Casual, mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan stylenya saat ini. Rambut coklat ikalnya ia sisir dengan menggunakan jari panjangnya.
Perlahan kaki jenjangnya ia bawa melangkah menuju ruang makan. Terlihat disana sudah duduk 4 hyung-nya. Sungguh keluarga besar Choi. Ia yang paling kecil diantara semuanya. Membuatnya begitu diperhatikan.
"Pagi hyungdeul." Sapa Kyuhyun. "Pagi, Kyunnie." jawab seorang namja berparas tampan. Dengan kedua lesung pipinya yang terlihat saat tersenyum. "Bagaimana pagimu hari ini?"
"Baik, Teuki-hyung." Kyuhyun mulai mengambil sarapan yang tersaji didepannya.
"Makan yang banyak, Kyu. Hari ini pertama masuk sekolah barumu kan." Sungmin menambah beberapa menu makanan kedalam piring dongsaengnya. Tatapan protes dilayangkan Kyuhyun untuk Hyungnya yang satu ini. Sungmin hanya tersenyum lembut sambil mengusap pelan kepala Kyuhyun. "Jangan merajuk seperti itu. Jelek tau."
"Aku ini tampan, hyungie."
"Ne ne, uri Kyunnie memang tampan. Sekarang habiskan sarapanmu." ujar Leeteuk. "Hae-ah, Siwon-ah, apa hari ini investor kita yang dari Jepang akan tiba di Seoul?"
Seorang namja berbadan tegap dan tak kalah tampannya itu menatap sang hyung, Choi Siwon. "Ne, hyung. Ia sudah tiba tadi malam. Mungkin nanti siang dia akan menemui kita di kantor."
"Bukannya hari ini juga kita ada rapat para pemegang saham kan?" Tanya Donghae, hyungnya yang ketiga.
"Ne, hari ini kita akan benar-benar sibuk. Persiapkan diri kalian, Sungminie, Hae-ah dan Siwonie." Ketiganya mengangguk saat mendengar penuturan turunan Choi yang paling tua. Choi Jungsoo atau biasa disebut Leeteuk.
"Errr..."
"Wae geudae, Kyunnie?" tanya Sungmin saat mendengar suara pelan Kyuhyun.
"Anni." jawab Kyuhyun singkat.
Keempat hyungnya mengernyit heran, namun mereka abaikan begitu saja. Pagi itu mereka sarapan dengan khidmat. Tak ada celoteh atau suara tawa sedikitpun. Tidak seperti dulu, saat tuan dan nyonya Choi masih ada, suasana setiap pagi selalu terlihat ceria tidak seperti sekarang.
Tuan dan nyonya Choi meninggal dalam sebuah kecelakaan lalulintas 9 tahun yang lalu. Kecelakaan yang melibatkan kedua orangtua mereka bersama Choi bungsu. Kedua orangtua mereka tewas karena luka yang didapat sangat parah. Sedangkan Kyuhyun walaupun sempat mengalami koma akibat kecelakaan tersebut ia sembuh dan bisa brkumpul seperti sekarang.
"Kyu, nanti malam kami akan pulang terlambat. Kamu jangan menunggu kami, makan dan tidurlah terlebih dahulu. Kami tidak mau kamu sakit, Kyu." ujar Leeteuk.
"Iyah, hyung. Aku berangkat sekarang, hyung. Takut telat mendapatkan bus." Kyuhyun mulai memakai ranselnya.
"Biar hyung antar kamu, Kyu." Siwon menawarkan diri untuk memgantarkan adiknya namun Kyuhyun menolak dengan halus niat baik hyungnya yang tampan itu. Setelah Kyuhyun tidak terllihat lagi, mereka bertiga menghela napas sesaat.
"Sudah beberapa tahun berlalu, tapi ia masih tetap saja seperti itu." Donghae memasang mimik sedih akan dongsaeng terkecilnya itu.
"Sudah beberapa orang kita kerahkan untuk mengembalikan ia seperti dulu." Siwon pun merasa sedih. Leeteuk dan Sungmin saling melempar tatapan sedih.
"Yang penting sekarang kita harus berusaha demi Kyuhyun kita. Uri dongsaeng kita." Leeteuk mencoba membangkitkan semangat ketiga dongsaengnya.
"Iyah, demi Kyuhyun kita harus mendapatkan proyek itu. Hwaiting." ujar Donghae dengan semangat menggebu.
"Baiklah kita berangkat sekarang. Aku ikut denganmu, Sungmin-ah." ucap Leeteuk kepada dongsaeng pertamanya itu. Sungmin mengangguk mendengar permintaan hyungnya itu.
Mereka pun mulai pergi meninggalkan ruangan makan yang terkesan mewah itu. Pemilik rumah nan megah itu tak harus bersusah payah membereskan piring-piring kot or yang mereka gunakan tadi. Ada para pelayan yang akan mengerjakan semuanya.
Pagi berganti menjadi senja. Terlihat seorang namja berseragam sekolah kini berjalan menuju gerbang. Wajahnya terlihat begitu lelah, mungkin di hari pertamanya sekolah banyak kegiatan yang ia lakukan. Kakinya hendak ia bawa melangkah menuju halte terdekat. "Kyuhyun!" terdengar seruan seseorang dari arah belakang. Kyuhyun menoleh, terlihat oleh manik coklatnya seorang namja yang berseragam sama dengannya berlari mendekatinya.
"Kita ke halte sama-sama yah."
"Bukannya tadi pagi kamu kesini memakai mobil, lalu dimana kendaraanmu?"
"Heeee? Kamu tau itu, Kyu?"
"Tentu saja pabo. Aku melihatmu seorang Shim Changmin yang keluar dari kendaraan pribadinya dengan wajah paling bodoh yang pernah aku lihat." ujar Kyuhyun dengan tidak memperlihatkan mimik bersalahnya.
"Aish, kurang ajar kau. Kita bermain dulu mau?" tanya Changmin.
"Kemana?"
"Mmh, gimana kalo kita pergi ke game center saja. Kamu mau?" Changmin terlihat begitu berharap agar sahabat barunya itu mau pergi bersamanya.
Kyuhyun terlihat memperhatikan jam hitam yang melingkar dipergelangan tangan pucatnya. 'Jam 4 sore.' ia ingat bahwa semua hyungnya pulang terlambat hari ini. 'Tidak ada salahnya aku ikut dengan Changmin.'
"Baiklah. Ayo kita berangkat." Changmin tersenyum lebar mendengar jawaban dari Kyuhyun. Dengan semangat ia berjalan bersama namja berambut coklat ikal itu.
Waktu pun bergulir begitu saja. Tak terasa 3 jam mereka habiskan untuk bermain game. Ternyata mereka sama-sama seorang gamer. Sehingga apa yang mereka bicarakan pasti seputar game. "Ternyata kamu hebat juga, Kyu. Tak kusangka aku bisa kalah olehmu."
"Hahaha, kamu tidak akan bisa mengalahkanku semudah itu Min. Tapi aku akui, kamu orang pertama yang sempat menyaingiku." tanpa sadar Kyuhyun tertawa lepas. Ia pun terdiam seketika menyadari perubahan dirinya.
"Ada apa Kyu?" tanya Changmin saat menyadari sahabatnya itu tiba-tiba diam. "Kamu baik-baik saja?"
"Ne, tentu saja. Terimakasih untuk hari ini, Min. Ayo kita pulang sekarang." Kyuhyun berjalan terkebih dulu meninggalkan Changmin.
Mereka terpisah di halte yang berbeda. Tentunya Changmin yang lebih dulu turun daripada Kyuhyun. Kini namja bermarga Choi itu terlihat menyenderkan kepalanya di sisi kaca bus. Matanya memperhatikan kerlap kerlip lampu jalanan yang bus-nya lewati. "Eomma, appa. Aku merindukan kalian." lirih Kyuhyun pelan.
Bus pun berhenti di halte yang ia langkah gontai dan tidak bersemangat, ia berjalan menuju rumahnya. Langkah Kyuhyun terhenti saat ia melihat dari kejauhan sebuah bangunan mewah yang ternyata tempat ia tinggal.
Hhh. Ia menghela napas sesaat untuk menghilangkan rasa sesak didadanya. Langkahnya ia lanjutkan kembali. Waktu sudah menujukkan pukul 8 malam. Ia tidak perlu khawatir akan hyung-hyungnya itu. Karena sudah pasti ia yang akan sampai duluan.
Setelah sampai di rumah, tanpa menghiraukan sapaan para pelayan ia berjalan menuju kamarnya yang brada dilantai atas. "Apa anda menginginkan makan malam sekarang, Tuan?"
"Bawakan saja ke kamarku. Hyungdeul belum pulang kan?" Sang kepala pelayan masih berdiri di belakang Kyuhyun, "Belum Tuan."
"Baiklah, bawa saja makanannya ke kamar. Aku tunggu." Kyuhyun pergi meninggalkan sang kepala pelayan yang masih tertunduk hormat.
Setelah sampai di kamarnya Kyuhyun langsung pergi ke kamar mandi untuk membrsihkan badannya yang terasa lengket itu. Tak butuh waktu lama, ia keluar dengan sebuah handuk putih melingkar dipinggangnya yang kecil. Saat berada didepan cermin, tangan kanannya menyenutuh permukaan dada dan perutnya. "Ukh. Eomma, Appa."
Tok! Tok! Tok!
"Makanannya sudah siap, Tuan."
"Baiklah, tunggu sebentar." dengan terburu-buru ia memakai baju. "Masuklah."
Seorang namja paruh baya terlihat mendorong kereta makanan. Menu 4 sehat 5 sempurna tersaji dengan apiknya. Sang pelayan menaruh kereta dorongnya dipinggir tempat tidur mewah Kyuhyun. "Apa ada yang Anda butuhkan lagi, Tuan?"
"Anni. Ahjussi boleh pergi sekarang. Terimakasih."
"Saya permisi, Tuan." pelayan itu pun pergi meninggalkan kamar mewah seorang Choi Kyuhyun. Namja berambut coklat ikal tersebut mulai menikmati makan malamnya. Sedkit demi sedikit makanan itu akan segera habis. Namun saat suapan terakhir, ia menjatuhkan sendoknya.
"Kyu, hyung pul-" seruan Siwon terhenti saat melihat kondisi dongsaengnya. "KYU!"
by. Zizi Kirahira Hibiki
wp : .com
