Hwaa… Nggak nyangka, ini pertama kalinya karyaku di publikasikan… Walalu amatiran, aku berharap cerita buatanku berkesan buat kalian yang baca… Ehm… Sebaiknya, kita mulai dari cerita Naruto dulu aja… (Sebenernya sih tentang Gaara)
The Lily
"Oh, Kazami-sama Anda datang lagi?" tanya seorang penjaga gerbang Sunagakure *menciptakan clan baru, fufufu*
"Hahaha… Jangan panggil aku dengan -sama. Panggil saja aku Yuri." kataku
"Apa Kazekage-sama sedang sibuk?" tanyaku
"Tunggu sebentar, saya akan menghubungi Kazekage-sama." kata penjaga itu
"Terimakasih." kataku sambil tersenyum, penjaga itu terlihat malu
"Yuri-sama, kata Kazekage-sama, dia sedang senggang." kata penjaga itu
"Baiklah, aku akan ke kantor Kazekage-sama. Terimakasih sudah membantuku." kataku sambil tersenyum, lagi-lagi penjaga itu terlihat malu
"Aneh, kenapa setiap Yuri-sama datang, Kazekage-sama selalu punya waktu ya? Yah, Siapa yang tidak akan meluangkan waktunya untuk gadis secantik Yuri-sama." kata penjaga itu. *Fufufu*
Di Jalan menuju gedung Kazekage…
"Hai Yuri-sama. Apa kabar?" tanya seorang penduduk desa
"Hiyoko-chan, jangan panggil aku dengan sebutan itu. Panggil saja aku Yuri." kataku
"Habis..." kata-kata Hiyoko tidak selesai
"Ssst… Hiyoko. Jangan bilang. Nanti Yuri-sama nggak mau dateng ke sini lagi." kata Hiyono, kembaran Hiyoko
"Ayo katakan, apa yang kalian sembunyikan dariku." kataku
"Rahasia." kata Hiyono sambil mengedipkan matanya
Tuk, tuk… Ada seseorang yang menepuk pundakku…
"Se-Sejak kapan kau dibelakangku?" teriakku kaget
Maaf…
Itu yang tertulis di notebook cewek yang tadi mengagetkanku.
"I… Iya, tak apa." kataku
"Ehm… Maaf, dia memang anak yang pendiam. Jarang bicara." kata Hiyono
"Namae wa?" tanyaku
Dia lalu menuliskan namanya di notebook lalu memperlihatkan padaku…
"Ai? Nama yang bagus." kataku
Bukan…
"Eh? Bukan?"
"Namanya Ran, namanya ditulis dengan aksara kanji 'Ai (biru tua)' tapi dibacanya 'Ran'." jelas Hiyoko
"Ooh… Salam kenal Ran, namaku Yuri Kazami." kataku sambil tersenyum
Ya, aku tahu, kau sangat terkenal di sini.
"Terkenal?" kataku bingung
"Aaah! Hiyoko, Ran, ayo, pekerjaan kita belum selesai. Yuri-sama, silahkan jalan-jalan di Sunagakure ini. Kami pergi dulu ya." kata Hiyono
"Jelas-jelas mereka merahasiakan sesuatu dariku. Nalar Ninja tak bisa dibohongi." kataku berbicara sendiri
(~^.^)~ Yuri Oohara ~(^.^~)
Lalu, aku berjalan menyusuri jalan menuju kantor Kazekage… Sesampainya di depan ruang Kazekage.
Tok… Tok… Aku mengetuk pintu.
"Masuk…" terdengar suara yang sangat akrab
"Ohayou Gaara. Bagaimana kabarmu?" kataku
"Masih sehat-sehat aja." kata Gaara sambil tersenyum
"'Masih'?"
"Kali ini kau bawa apa lagi, Yuri?"
"Aku bawa buah-buahan yang baru aku panen. Dan aku juga buat makanan kesukaanmu."
"Sudah kubilang berapa kali, tak usah membawa makanan. Hanya akan merepotkanmu saja."
"Nggak ngerepotin kok. Hihihi. Kau sangat manis ketika bicara seperti itu."
"Kau jangan menghinaku."
"Baiklah Kazekage-sama."
BRAK! Terdengar suara pintu dibanting. Aku dan Gaara kaget.
"Gaara! Ada laporan dari kelompok 5!" teriak Temari
"Temari-san?" kataku
"YURI! Kapan dateng? Aku kagen." kata Temari sambil memelukku
"Baru aja sampe. Yuri juga kagen sama Temari-san."
"Ini laporannya. Oh iya, Gaara, jangan lupakan tamu walau kau sedang sibuk." kata Temari pada Gaara
"Eh? Kau sedang sibuk? Kenapa nggak bilang aja? Kan aku jadi ngeganggu." kataku
"Bodoh, kau tau'kan perjalanan Suna-Konoha memakan waktu 3 hari? Apa aku akan membiarkan kau langsung kembali?"
"Terima kasih." kataku
"Tak perlu berterima kasih."
"Baiklah, sebagai balasannya, aku akan membantumu."
"EH?"
(~^.^)~ Yuri Oohara ~(^.^~)
Aku menepati perkataanku, aku membantu Gaara menyeesaikan berkas-berkas Sunagakure. Hal ini membuatku cukup pusing, karena begitu banyak hal-hal politik yang kurang kumengerti. Tapi demi meringankan beban temanku, tak apalah, aku kan berusaha sebaik mungkin. Tak terasa matahari sudah terbenam, malam pun datang. Dan kami baru menyelesaikan tugas Gaara, Pintar sekali!
"Fuh… Akhirnya selesai juga." kata Gaara
"Iya. ternyata tugas Kazekage itu berat ya." kataku
"Nggak juga kalau kamu ngebantu." kata Gaara sambil tersenyum
Deg! Perasaan apa ini? Aku belum pernah merasakannya sebelum ini. Perasaan yang bergemuruh ini. Rasa senang, malu, rindu, sekaligus bahagia bercampur menjadi satu. Lalu, kutepis perasaan itu.
"Nah, ayo pulang." ajak Gaara
"Pulang? Ke mana?"
"Tentu saja ke rumahku. Baka."
Lalu, aku dan Gaara pun berjalan menuju rumah Gaara. Suasana malam hari yang gelap membuat aku merasa sedikit ketakutan. Hei, bagaimanapun aku seorang perempuan!
"Ya ampun Sunagakure kalau malam terlihat seram ya."
"Tenang saja. Ada aku ini."
Deg! Perasaan itu muncul lagi. Uuh. Aku mulai terganggu dengan perasaan ini. Aku merasakan wajahku sedikit panas. Aku harap Gaara tak menyadari hal ini.
"I. Iya. Kazekage-sama bisa diandalkan." kataku
"Hahaha. Kau ini."
Akhirnya kami sampai juga di rumah Gaara. Kami disambut oleh Temari yang sedang berada di dapur dan Kankuro yang sedang bersantai.
"Ini dia pasangan unik kita." kata Temari
"Hahaha. Temari, kau jangan menggoda mereka." kata Kankuro
"Pa… Pasangan?" kataku tak mengerti
"Temari! Suatu saat aku pasti akan membalas ini. Catat itu baik-baik." kata Gaara kesal
"Baiklah akan ku catat adikku yang manis. Sekarang, kita makan dulu." kata Temari
"Biar kubantu Temari-san." kataku menawarkan diri untuk membantu
"Terima kasih Yuri. Kau ternyata sudah terampil memasak ya." puji Temari
"Ini sih, sudah biasa. Temari-san terlalu memuji." kataku
"Aaah. Kau ini selalu merendah." kata Kankuro
(~^.^)~ Yuri Oohara ~(^.^~)
Keesokkan harinya…
"Yuri. Jangan lupakan aku ya." kata Temari sambil terisak
"Kau ini aneh. Kan dia bisa berkunjung ke sini lagi." kata Gaara santai
"Baiklah, aku pulang dulu ya." pamitku pada Gaara dan yang lainnya
"Hati-hati." kata Gaara
"Yuri-sama, kapan-kapan ke sini lagi ya." kata Hiyoko dkk
"Iya. Pasti." kataku sambil tersenyum
O – O – O – O – O
"Kau sudah pulang?" kata Sasuke menyambutku
"Iya… Aku pulang." kataku
"Selamat datang Yuri. Aku merindukanmu." kata Naruto
"Kau ini. Dia'kan perginya cuma seminggu." kata Sakura sambil menjitak Naruto
"Hahaha. Oh iya, ini, ada oleh-oleh dari Gaara. Dan Naruto, kau dapat salam dari Gaara. Katanya, kau harus berkunjung ke Sunagakure." kataku
"Iya. Nanti aku ke sana kok. Kalau kau mau ke Suna ajak aku ya. Aaah~ perjalanan ke Suna yang mendebarkan bersama Yuri~" kata Naruto yang alhasil mendapat jitakan dari Sakura dan Sasuke
Tak terasa waktu berlalu, sekarang sudah dua minggu sejak aku pulang dari Sunagakure. Tapi aku memutuskan untuk berkunjung kembali ke Sunagakure.
"Naruto hari ini aku mau ke Suna, kamu mau ikut nggak?" kataku pada Naruto
"Kayaknya nggak bisa deh. Hari ini aku ada misi dari nenek. Sampaikan salamku aja ke Gaara ya, bilang aku minta maaf belum bisa datang. Haah. Enak ya, kamu udah jadi Anbu. jadi nggak banyak misi." kata Naruto
"Kau ini. Justru lebih banyak misi Anbu dari pada yang lain. Hahaha. Dasar Naru." kataku, alhasil kata-kataku membuat Naruto 'kebakaran'
"Hee~he… Hehehe… Hahaha… Hehehe… Hahaha…" Naruto ketawa nggak jelas
"Naruto? Apa perlu kuantar ke RSJ lagi?" kataku
"Huahahaha. Kamu ada-ada aja Yuri. Huahahaha." Naruto ngakak, mulutnya jadi makin lebar
"Eh iya, kamu lagi nggak ada misi ya?" tanya Naruto
"I… Iya…" kataku
(~^.^)~ Yuri Oohara ~(^.^~)
"Yuri-sama? Anda datang lagi?" kata Penjaga gerbang
"Nggak boleh ya? Aku pulang deh." kataku pura-pura ngambek
"Bukan. bukan begitu."
"Hahaha. Aku bercanda."
"Uhm. Aku akan menghubungi Kazekage-sama."
"Tolong ya."
"Yuri-sama, kata Kazekage-sama, dia sedang senggang."
"Baiklah. Aku akan ke sana. Arigato."
"Ya. Itu sudah tugas saya, Nona."
Di jalan menuju kantor Kazakage, aku kembali bertemu si kembar Hiyono-Hiyoko dan Ran. Mereka tampak sangat senang ketika melihatku.
"Yuri-sama! Datang lagi rupanya. Hiyoko kangen." kata Hiyoko lalu memelukku
"Iya, aku juga kangen. Tapi Hiyoko-chan, jangan panggil aku –sama lagi." kataku
"Tak apalah Nona. Kami semua di Sunagakure ini sangat menghargai dan menghormati Nona. Karena, berkat Nona, Kazekage-sama jadi lebih terbuka dan lebih tegar." kata Hiyono
"Ah. Eh. I… Iya."
Selamat datang… Itu yang tertulis di notebook Ran
"Iya… Terima kasih Ran-chan…" kataku sambil tersenyum
"Nah, Kazekage-sama menunggu Yuri-sama. Ike, kita jangan jadi penghalang. Kasian Kazekage-sama." kata Hiyono
"Nona Yuri, kami pergi dulu ya. Ja ne~" Kata Hiyoko
Permisi…
"Iya. Hati-hati." kataku
Tok… Tok… Aku mengetuk pintu ruang kerja Gaara…
"Hai Gaara. Apa kabar? Kali ini aku bawa sayur-mayur loh."
"Kazami-san. Tolong ya. Jangan merepotkan dirimu sendiri."
"Kazekage-sama, aku juga sudah bilang berapa kali, kalau cuma begini sih, nggak ngerepotin aku"
"Pasti itu ngerepotin kamu."
"Nggak ngerepotin."
"Ngerepotin."
"Kenapa kamu yang riweuh sih?"
A/N : loh, kenapa ada bahasa sundanya nih?
Maklum… Authornya orang sunda… *BLETAK*
"Biarin dong."
A/N : Gawat! Aku merubah Gaara jadi sosok cerewet! XD
"GAARA! Kau ini kenapa sih? Ribut banget." Temari berteriak di ambang pintu
"Te… Temari-san." kataku berasamaan dengan Gaara
"YURIII! Kapan datang?"
"Barusan. Sebelum kami debat."
"Oh iya, kali ini ada kabar dari kelompok 3." Temari kini beralih pada Gaara
"Ya." Gaara kembali jadi kalem
"Ini laporannya. Oh iya, Gaara, aku culik dulu ya, Oujo-samamu ya." kata Temari pada Gaara
"O-Oujo-sama?" kataku yang langsung ditarik Temari tanpa diberi penjelasan terlebih dahuhu
Sementara itu…
"Cih… Dasar Temari. Dia itu." Gaara sedang menutup mukanya yang merah padam
(~^.^)~ Yuri Oohara ~(^.^~)
Temari mengajakku pergi berkeliling Sunagakure. Aku sangat senang, jarang-jarang aku bisa berjalan-jalan dengan santai seperti ini. Kami mencicipi berbagai makanan dan membeli sedikit perlengkapan. Tak terasa hari sudah sore, aku pun bergegas kembali ke kantor Gaara.
Tok… Tok… Aku mengetuk pintu. Tak ada jawaban.
"Gaara, aku masuk ya." Kataku. Lagi-lagi tak ada jawaban.
"Gaara, kamu menantangku ya? Kalau begitu, aku masuk." kataku sambil mendobrak pintu
Nggak ada orang di dalem ruangan itu. Aku gondok.
Huuh! Gaara, dia itu di mana sih? Kalau udah ketemu, aku hajar dia! Kataku dalam hati
Akupun mencari Gaara. Aku ingat! Dia'kan sering mejeng di atas gedung ini. Akhirnya, aku pun naik ke atas. Setelah kubuka pintu menuju atas gedung, terlihat Gaara sedang melamun, memikirkan sesuatu.
Tuh'kan bener. Bravo. kataku dalam hati
"Gaara. Kau sedang apa?" tanyaku khawatir, karena Gaara terlihat sedih
"Ah. Aku cuma melihat desa tempatku dibesarkan."
"Oooh. Tapi..."
"Yuri, aku mau bertanya, kenapa kau datang lagi? Padahal, biasanya kau datang sebulan sekali?"
"Ehm. Aku sedang libur. Karena nggak ada kerjaan, ya udah, aku datang ke sini."
"Bukan karena kau sedang terluka ya?"
"Cih. Kamu tau aja."
"Hahaha. Nggak ada yang bisa disembunyiin dari Gaara"
"Lagi pula…"
"Apa?"
"Ini'kan hari dimana ibumu..."
"Iya. Ternyata kamu tahu juga."
"Gaara. Aku…"
BRUK! Gaara menabrakkan dirinya. Lalu dia memelukku. Kurasakan pundakku basah. Gaara… Dia… Dia menangis.
A/N : Gyaaa apa yang aku tulis? *malu sendiri* He? Gaara nangis? Kayak gimana tuh? Pikirin aja sendiri ya :3
"Gaara…" kupanggil namanya dengan lembut.
"Yuri. Maaf. Tapi bisakah seperti ini untuk beberapa saat?"
"Baiklah jika bisa menenangkan hatimu."
Entah kenapa aku sendiri tidak menolak. Padahal. Biasanya ketika disentuh oleh laki-laki, aku selalu mengelak atau melawan. Bahkan dengan Sasuke sekalipun yang serumah denganku. *Author digebukin fans Sasuke* Memang, aku termasuk anak yang pemalu. Maka, nggak aneh kalau sahabat baikku itu Hinata. Tapi... Kali ini berbeda. Bahkan, aku sendiri tidak ingin lepas dari pelukan Gaara. *Author digebukin fans Gaara* Aku ingin waktu berhenti saat ini juga. Dan lagi-lagi perasaan itu muncul. Aku tak bisa berkata apa-apa. Hembusan angin sore menerpa aku dan Gaara. Dalam hening, aku merasakan kehangatan sekaligus kesedihan Gaara. Inilah yang disembunyikan Gaara dari semua orang. Padahal, hatinya merasa kesepian. Dia tidak mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu. Ya. Dia sama sepertiku. Entah kenapa aku juga ikut-ikutan menangis. *loh? Jadi nangis berjamaah…* Ketika suasanyanya sedang sedih-sedihnya…
BRAK!
"Gaara! Aku sudah… mencarimu… kemana…" terlihat Temari ada di ambang pintu dan melihat Gaara memelukku dan nada bicaranya semakin melambat
"Te… Temari?" Gaara kaget
"Temari-san!" Tentu saja aku lebih shock
Hening…
"Kalian…" Deg! Feelingku merasakan sesuatu yang gawat…
"Huahahahaha. Aku nggak nyangka. Kamu seberani itu. Adekku udah gede rupanya. Huahahahaha." Temari tertawa dengan bahagia, sedangkan aku dan Gaara menundukkan kepala dalam-dalam. Tentu saja kami malu. Sangat malu.
Dan pada akhirnya, malam itu aku dan Gaara diledeki habis-habisan oleh Temari dan Kankuro. Aku cuma bisa tabah menghadapi cobaan yang ada. Sedangkan Gaara berusaha membungkam mulut kedua saudaranya itu dengan ancaman yang hasilnya nggak ngaruh sama sekali.
~TBC~
Omake~
Huah! Akhirnya selesai juga… Kalau nulis itu suka nggak kerasa… Ternyata udah 9 halaman ! Hahaha… Mungkin kebanyakan dialognya ya… Ceritanya juga aneh… Berhubung saya orang baru, mohon kerjasamanya supaya saya bisa memperbaiki diri, maka, silahkan mengkritik saya… (muji juga boleh kok… fufufu… *BLETAK*) Ditunggu Reviewnya… XD
