Chapter 1
Title
Come Back Home
Disclaimer
All Character here is belongs to Masashi Kishimoto
Warning
Canon, Typo bertebaran, dan kekurangan-kekurangan lainnya.
Happy Reading ^^
Gerbang konoha terlihat lengang seperti biasa. Hanya segelintir orang saja yang lewat. Para pedagang yang akan berangkat keluar desa atau shinobi-shinobi yang akan menjalankan misi. Sekelompok shinobi yang akan melaksanakan misi tersenyum menyapa pada duo penjaga gerbang konoha yang dibalas mereka dengan lambaian tangan. Yah memang tidak ada yang istimewa hari itu malah cenderung sangat biasa kecuali kedatangan seorang shinobi yang telah lama pergi.
Pemuda berambut seperti nanas itu tersenyum begitu melihat gerbang konoha didepannya. Sekelebat kenangan tentang konoha terlintas dipikirannya. Ahh.. sudah berapa lama ia tak kembali ketanah kelahirannya itu. Ia sangat merindukan Konoha. Begitu melangkah memasuki Konoha ia disambut oleh duo penjaga gerbangnya.
"Hoi Shikamaru, wah.. akhirnya kau kembali juga." Ucap Kotetsu sambal menghampirinya.
"Sudah berapa lama ya? Tiga tahun?" Sahut Izumo pula yang tengah menyalami Shikamaru.
Shikamaru hanya tersenyum sambil menyalami keduanya "Yah… kurang lebih. Apa kabar dengan kalian berdua? Sepertinya tak banyak yang berubah dari kalian? Hahaha" Ujarnya sambil tertawa.
"Hahaha begitulah" Sahut Izumo. Lalu ia menambahkan " Shikamaru, sepertinya lebih baik kau segera ke ruang hokage untuk melaporkan kepulanganmu".
"Iya Shikamaru. Kau lebih baik segera kesana" ujar Kotetsu.
Shikamaru terlihat berpikir sejenak kemudian mengangguk tanda setuju. Mungkin memang dia harus segera melapor. "Hmm… baiklah kalau begitu aku pergi dulu" ucapnya sambil melambaikan tangan pada kedua penjaga gerbang itu. Ia membalikkan badannya dan mulai berjalan menuju gedung Hokage. 'Sepertinya aku memang sudah lama tak kembali' batinnya.
Konoha telah banyak berubah dalam penglihatannya. Setelah perang dunia shinobi keempat Konoha begitu terpuruk. Bukan hanya karena infrastrukturnya yang rusak maupun hancur, tapi perekonomian Konoha pun mengalami masa sulit. Namun, Shikamaru kini melihat Konoha telah pulih seutuhnya dan dia bersyukur atas hal itu. Tak terasa dia telah berada didepan pintu ruang hokage.
Tok Tok Tok
"Masuk" Ucap orang yang ada didalamnya.
Cklek Krieeet
"Selamat pagi Hokage-sama" ucap Shikamaru sambil tersenyum yang dibalas senyuman pula oleh Hokage kelima itu.
"Hmm.. masuklah. Akhirnya kau kembali, Shikamaru" Ujar Tsunade.
Sementara itu….
Rumah sakit Konoha terlihat sibuk hari ini. Salah satu kunoichi konoha dengan rambut pirang sedang dibuat repot akibat ulah seorang ninja cilik yang rewel saat diobati. "HEII! JANGAN BANYAK BERGERAK" Teriak Ino. " Kau membuatku kesusahan mengobati lukamu tahu" omel Ino.
Ia mendengus, ninja cilik ini benar-benar membuatnya stress. Bagaimana tidak? dia harus berlarian kesana kemari hanya untuk menangkap ninja cilik itu agar ia bisa segera mengobati siku dan pelipisnya yang terluka. "Nah.. sudah selesai. Sekarang kau boleh pulang. Bukankah kalau kau diam akan lebih mudah? Hm?" ujar Ino.
"Maaf Ino-Neesan. Aku hanya takut kalau aku akan diamputasi. Hiks" Jawabnya setengah menangis.
Ino menaikkan sebelah alisnya tanda heran. Apa maksudnya dengan amputasi? Jelas-jelas lukanya hanya luka ringan. Dengan tersenyum Ino menjawab "Hei, kau tidak akan diamputasi hanya karena luka sekecil ini. Lagi pula kau seorang ninja kan? seharusnya luka seperti ini tidak akan membuatmu terlalu takut" ucap Ino lembut. Ino mengacak rambut ninja kecil dihadapannya sambil tertawa.
"Tapi temanku mengatakan kalau luka seperti ini maka aku harus…"
"Hei tenanglah. Kau akan baik-baik saja. Lagipula, banyak kunoichi hebat dikonoha" potong Ino.
Ninja kecil itu terlihat sedikit ragu, namun ia kemudian tersenyum "Baiklah Ino-Neesan hehe. Mmm.. kalau begitu aku pergi dulu yaa. Terimakasih untuk pengobatannya Nee-san. Jaa". Ninja itu berlari pergi sambil melambai padanya. Ino membalas dengan melambaikan tangan pula
"Sepertinya kau dibuat repot lagi oleh pasien ya, Pig?" Ucap sahabat pinknya. Melihat Ino mendesah panjang saat makan siang dengannya begini bukan yang kali pertama baginya. Biasanya Ino akan mendesah bila ada pasien yang membuatnya repot. "Jadi siapa lagi kali ini yang membuat seorang Yamanaka Ino kerepotan, Hm?" Tanya Sakura.
"Ini bukan masalah aku kerepotan, Forehead. Hanya saja aku sedang lelah. Kau pasti juga merasakannya kan? Rumah sakit sedang sibuk-sibuknya belakangan ini dan aku bahkan seperti tidak punya waktu untuk istirahat sebentar" Keluhnya.
"Hmm… jadi begitu ya" ujar Sakura memaklumi. Memang benar perkataan Ino, ia bukan tidak merasakan lelah seperti yang Ino rasakan. Hanya saja ia bahkan tak punya kesempatan untuk mengeluh saja. Sakura sendiri bahkan lebih sering menginap di rumah sakit sekarang. Belum lagi acara kencannya dengan Naruto yang juga lebih sering tertunda gara-gara ia sibuk.
"Hei Forehead kau sedang melamunkan apa?" Tanya Ino penasaran. Sakura gelagapan saat Ino tiba-tiba mengagetkannya dengan pertanyaan. "Aaaah.. aku sepertinya tahu apa yang sedang kau pikirkan saat ini, Sakuraa" ujarnya dengan menyeringai.
Sakura merona mendengar pernyataan sahabatnya satu ini. Memangnya pikirannya sebegitu mudahnya dibaca? Atau kemampuan Ino dalam membaca pikiran yang meningkat?
"Jadi si Berisik itu belum mengajakmu kencan lagi, Forehead?" tanyanya penuh selidik.
"A-apa… ap-pa maksudmu, Pig?" Sakura balik bertanya dengan gelagapan. Agaknya lamunannya ketahuan.
"Kau tidak usah berbohong padaku, Forehead. Kau pikir aku tidak bisa melihat kalau saat ini kau sedang merindukannya, eh?" jawab ino dengan nada meremehkan.
"Siapa bilang aku merindukannya? Dan lagi dia kan sedang sibuk latihan untuk menjadi hokage, Pig. Dan orang yang kau sebut 'Berisik' itu punya nama tahu" ucap Sakura kesal. Ia mengerucutkan bibirnya dan memalingkan wajah agar sahabat Pirangnya itu tak melihat semburat merah yang saat ini menghiasi wajahnya.
"Wah… wah… sepertinya aku harus sering-sering menraktir Naruto ramen sekarang. Melihat dia mampu membuatmu bicara gelagapan dan merona seperti ini. Kau malah makin mirip Hinata sekarang, Forehead. Hahaha" Ucapnya sambil tertawa puas melihat sahabatnya malu bukan kepalang.
Sakura berpikir sejenak untuk membalas Ino dan sebuah ide melintas dalam pikirannya. Dia membalikkan badan kearah Ino yang sedari tadi menertawainya dengan puas. "Jadi, Pig. Apa kau juga tengah merindukan seseorang? Mmm… berapa lama ya dia di Suna? tiga tahun? Jadi apa kau tidak merindukannya?" balas Sakura dengan senyum kemenangan. Dan benar juga sahabatnya itu seketika berhenti tertawa dan mengerutkan alis serta menampakkan wajah kesal.
"A-apa apaan kau, Forehead? Kau ingin membalasku karena menertawaimu?" sahut Ino kesal setengah gugup.
"Aku tidak bilang aku ingin membalasmu. Aku hanya bertanya apa kau merindukannya atau tidak, kau tinggal menjawab ya atau tidak, Pig. Jadi apa kau merindukannya?" Sakura kembali menanyakan pertanyaannya kali ini ia menatap Ino dengan penuh selidik , seolah-olah ia dapat membaca pikiran Ino melalui tatapan matanya.
Ino mendecih mana mungkin ia merindukan pemuda nanas itu. Lagipula, ia hanya sahabatnya jadi apa haknya? Dan belum tentu pula pemuda nanas itu juga merindukannya. "Aku sama sekali tidak merindukan Shikamaru, Forehead. Lagipula buat apa? Seperti tidak ada yang lebih penting saja" jawab Ino bersungut-sungut.
Kali ini Sakura benar-benar menyeringai penuh kemenangan, nampaknya sahabatnya satu ini masuk perangkapnya. "Pig, aku tidak menyebut 'seseorang' itu Shikamaru loh. Dan lagi ada apa dengan ekspresimu itu. Kau nampaknya benar-benar merindukannya." ujar Sakura senang.
Ino terbelalak dengan pernyataan Sakura. Dia benar-benar skakmat kali ini. Setengah berteriak Ino menjawab "Aku tidak merindukannya kok. Dan apa-apaan dengan perkataanmu tadi? Lagipula kalau bukan Shikamaru siapa lagi?" Ujar Ino. Sakura tidak menjawab dan hanya tersenyum sambil mengangguk.
Sial! Kalau dia berteriak seperti itu tentu saja Sakura dapat menangkap jelas bahwa Ino merindukan Shikamaru. Bodoh sekali mulutnya ini main asal bicara saja. "Sakura, aku benar-benar tidak merindukannyaa. Kau percaya aku kan?" ujar Ino setengah merengek sambil berusaha meyakinkan Sakura. Sakura hanya melihatnya heran kemudian melanjutkan makannya sambil mengangguk dan makin tersenyum lebar.
"Sakuraaaaa" panggil Ino frustasi. Aish bodohnya dia, kalau begini sahabatnya ini tak akan mempercayainya. Ino melipat kedua tangannya didada dan memalingkan mukanya dari sahabatnya itu.
"Iya… iyaa… Pig. Sekarang aku percaya.." Ucap Sakura sembari tersenyum. Ino lega mendengar Sakura memercayainya. Sepertinya ucapannya dapat meyakinkan seorang Haruno Sakura.
Tak lama Sakura membuka mulut kembali dan melanjutkan perkataan yang sempat ia potong tadi. "Aku percaya bahwa kau benar-benar merindukannya, Pig" lanjut Sakura sambil menahan tawa takut kalau Ino makin kesal. Ino kembali merengut dan memilih melanjutkan makannya dari pada menyahuti candaan sahabat pinknya itu.
Shikamaru tengah menikmati sore dengan jalan-jalan mengelilingi Konoha saat seseorang memanggil.
"Yooo Shikamaruu" panggil seseorang sambil melambai padanya.
Shikamaru memutar matanya saat dia melihat siapa yang memanggilnya. Dia melambai pada Naruto. Ya Naruto, dan ia tengah berlari kearah Shikamaru saat ini sambil memperlihatkan cengirannya.
"Yoo Shikamaru. Kapan kau datang?" tanya Naruto sambil terengah-engah akibat mengejar Shikamaru saat melihatnya tadi.
"Hai Naruto. Aku datang tadi pagi. Dan kenapa kau terengah-engah begitu?" tanya Shikamaru heran.
"Aku tadi sepintas melihatmu dari jauh. Karena kau tidak mendengar aku memanggilmu jadi aku mengejarmu saja hehe." jawab Naruto.
Shikamaru kembali memutar matanya. Ninja satu ini memang penuh kejutan. Lihat saja tingkah konyolnya saat mengejar Shikamaru sambil berteriak memanggil Shikamaru sampai seluruh orang dijalan memperhatikannya. Dan kali ini dia hanya nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan membungkuk minta maaf atas kelakuannya pada pengguna jalan yang melihatnya. Shikamaru memberikan sinyal dengan matanya pada Naruto untuk melanjutkan berjalan.
"Jadi kau datang dari tadi pagi, Shikamaru?" tanya Naruto.
Shikamaru hanya mengangguk malas.
"Apa kau sudah menemui Tsunade-baachan?".
"Tsk, tentu saja sudah Naruto. Menurutmu apa Godaime-sama akan membiarkan aku berjalan tenang jika aku belum melaporkan kedatanganku? Mendokusai.".
"Ahahaha… benar juga sih" ucap Naruto sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Ngomong-ngomong aku benar-benar lega kau kembali, ttebayo" Ucap Naruto sambil kembali memperlihatkan cengirannya.
"Hh, aku juga senang bertemu kau lagi Naruto" Kali ini Shikamaru tersenyum mendengar ucapan Naruto.
Terbersit ide dalam otak Naruto untuk mengajak Shikamaru ikut menjemput Sakura dirumah sakit. Karena Sakura pasti bersama Ino. Jadi, dia bisa minta Shikamaru untuk mengantar Ino pulang dan ia bisa jalan berdua saja dengan Sakura. Naruto tersenyum memikirkan ide itu.
Shikamaru yang heran melihat Naruto tersenyum sendiri bertanya pada Naruto "Ada apa Naruto? Kenapa kau tersenyum sendiri begitu, eh?".
"Hahaha… tidak ada apa-apa, Shikamaru. Oh iya aku mau pergi kerumah sakit untuk menjemput Sakura-chan. Apa kau mau ikut? Seingatku, disana juga ada Ino. Kau pasti belum menemuinya seharian ini kan?".
'Hmm Ino ya' batin Shikamaru. Memang benar ia sama sekali tak melihat gadis itu. Entah sudah berapa lama ia tak memberi kabar padanya. Lagipula gadis itu juga tak memberinya kabar. Kalau bukan karena Chouji yang sering memberitahunya, dia bisa mati penasaran. Tak terasa sudah tiga tahun lebih dia pergi dari Konoha dan dia begitu merindukan desa ini, juga gadis itu. Tapi, sepertinya dia belum siap bertemu dengan gadis itu lagi. Tidak dengan tanpa menyiapkan kata-kata yang akan dilemparkannya saat nanti mereka bertemu setelah tiga tahun. Mengingat dirinya juga tak sempat bepamitan waktu itu. Berbagai pikiran berkelebat diotak Shikamaru.
Tanpa sadar Naruto terus menggiringnya menuju rumah sakit. "Engg.. Naruto sepertinya aku tidak bisa ikut denganmu kerumah sakit. Aku-" belum sempat Shikamaru menyelesaikan kata-katanya. Dia sudah terperanjat saat menyadari dia sudah berada didepan pintu rumah sakit. Rupanya dia melamun dan tanpa sadar Naruto terus menggiringnya kemari. Dan Tadaaa dia sudah sampai di depan pintu rumah sakit Konoha.
Setengah bingung Naruto menyahuti Shikamaru "Tapi kita sudah sampai, ttebayo. Sudahlah Shikamaru kita masuk saja" ujar Naruto.
"Hei Naruto-" belum sempat Shikamaru menyelesaikan kata-katanya. Naruto telah lebih dulu menggeretnya ke dalam rumah sakit.
"Tsk, Mendokusai" decaknya. Naruto tiba-tiba berhenti dan melambaikan tangan. "Kenapa kau berhenti Naruto?" Tanya Shikamaru. Mau tak mau dia mengalihkan pandangannya pada direksi yang Naruto tunjukkan saat melambaikan tangannya. Mata membulat sempurna melihat orang yang berdiri disana. Ia membeku melihatnya.
"Sakura-chaaan.." panggil Naruto pada gadis pinknya. Ehm.. maksudnya gadis pink yang disayanginya. "Hei, Shikamaru. Itu dia Ino disebelah Sakura-chan. Kenapa kau tak menyapanya juga?" tanyanya pada Shikamaru. Dia tak menyadari bahwa orang disebelahnya tengah membatu. Tentu saja bagaimana tidak kalau sedari tadi Naruto tak mengalihkan pandangannya pada Sakura yang berada diujung lorong.
Glek, Shikamaru susah payah menelan ludahnya. Saat itu juga dia merasa tenggorokannya kering kerontang. Gadis yang selama ini memenuhi pikirannya telah berdiri di ujung lorong menatapnya. Ya menatapnya lekat…
"Hei Shikamaru ayo kita hampiri mereka."
Tanpa bertanya dahulu pada pemilik tubuh disebelahnya yang pikirannya tengah menjelajah entah kemana. Naruto menariknya menghampiri dua kunoichi konoha diujung lorong itu. Shikamaru tak dapat menghentikan detak jantungnya yang sedari tadi berpacu. Pikirannya kosong entah pergi kemana. Dia tak dapat berkata-kata saat memandang manik Aquamarine itu lekat. Ya.. Obsidiannya akhirnya menemukan Aquamarine yang dirindukannya…
.
.
.
Author's Note :
Ini adalah fic pertama yang saya buat. Saya ucapkan terimakasih kepada para reader yang mau membacanya. Sudah lama sebenarnya saya ingin mempublish sebuah fanfic difandom ini. Namun karena ada satu dan lain hal saya mengundurnya. Sebenarnya, saya sangat kecewa dengan ending Naruto yang berakhir Yaah… demikian. Jujur saja mengetahui berita itu membuat saya frustasi dan kecewa berat hingga saya merasa lebih enggan untuk mempublish fic ini. Tapi, demi meramaikan fandom yang semakin sepi ini saya putuskan untuk mempublishnya.
Saya akan merasa sangat berterimakasih pada para reader yang mau memberikan review baik berupa kritikan maupun saran yang membangun. Review itu akan membuat saya lebih semangat lagi dalam menelurkan fic-fic lainnya. And the last please RnR ^^
Salam Hangat
Glad
