Ex-Prisoner
By: Kei Tsukiyomi
.
.
.
Author's Note: Halo, saya kembali membawa fanfic terbaru. Tema kali ini Slice of life. Ini pertamakalinya saya membuat ff seperti ini. Jadi maaf jika dirasa banyak kekurangan.
Warning: AU, OOC, Typos, BL, dll DLDR! Don't copy without my permission!
Disclaimer: Eunhyuk milik saya!
Rate: T+ (untuk jaga-jaga)
Happy Reading~
.
.
.
"Tanda tangani berkas ini dan ini! Jangan lupa sehabis ini kau harus ke ruang kepala polisi sehabis ini." Donghae mengangguk begitu salah satu sipir membentangkan beberapa berkas di hadapannya untuk di tanda tangani. Jarinya meraih pulpen yang tersedia untuk menandatangani surat kebebasannya sebelum kembali diproses. Surat kebebasan? Ya. Lee Donghae seorang pria yang kini berusia 31 tahun bertubuh cukup tinggi, memiliki rambut hitam pendek, dan juga iris cokelat yang terlihat sendu adalah salah satu Narapidana yang mendekam di salah satu penjara pusat kota. Hari ini masa hukumannya sudah habis. Sebelum keluar tentu dia harus mengurus beberapa persoalan dan mengikuti prosedur yang berlaku. Tak Nampak kebahagiaan apapun dari wajahnya walau hari ini ia bebas dari penjara. Wajahnya cenderung datar terkesan kaku. Mungkin terlalu lama mendekap di jeruji besi menghilangkan gairah hidupnya. Ia bangkit setelah selesai menandatangani berkas-berkasnya menuju ruang kepala polisi. Barang-barangnya sudah dirapihkan. Tidak memakan banyak waktu karena ia hanya memiliki beberapa potong pakaian. 'Teman-temannya' sewaktu di penjara menyeringai padanya, ada juga beberapa yang tidak peduli begitu Donghae melewati mereka. Menyampirkan tasnya di bahu, ia melangkah tanpa menoleh. Begitu sampai di ruang kepala, sipir yang menemaninya mengetuk pintu dan membukanya. Ia masuk diikuti Donghae di belakangnya.
Tak banyak yang mereka bicarakan. Hanya beberapa himbauan dan nasehat untuk Donghae mengalun di telinganya. Kepala polisi itu menepuk pundaknya dan tersenyum simpul.
"Kau pasti bisa menjadi lebih baik lagi. Kau harus bekerja keras dan terus berusaha. Kau pasti bisa." Donghae tersenyum kecil kemudian mengangguk. Menunduk sebentar sebagai tanda penghormatan sebelum berlalu dari sana. Langkah kakinya lurus menuju pintu keluar. Dia bebas. Donghae bebas. Begitu pintu terbuka hanya kehampaan yang menyapanya. Tak ada keluarga yang menyambut. Tak ada saudara maupun teman-teman. Tidak ada siapapun di luar sana untuk menyambut kepulangan Donghae. Walau sudah tahu akan seperti ini tetap saja hati Donghae terasa berdenyut menyakitkan. Untuk seterusnya ia harus berjuang sendirian.
Menjalani kehidupan yang sesungguhnya.
.
To be Continued
Halo~ kembali lagi bersama saya. Hai, ada yang kangen? :D
Ditunggu responnya, kalau bagus saya lanjutkan.
Terimakasih~
