A/N : Yoroshiku Minna! Saia newbie disini tapi sudah lama saia melihat perkembangan berbagai fandom. OK! Dan selama dua tahun ini, saia hanya bisa buat polt yang tak menarik. Dan jadilah fic tak bermutu ini. Pengennya sih bikin Oneshot tapi entah kenapa jadi nya begini. ==" Salahkan otak saia yang kadang lemot kadang ngga *lah?* Em, bagi para senpai, mohon bantuan nya. m(_'_)m
Disclaimer:
I do not own Naruto, Naruto and all of the characters is belongs to Masashi Kishimoto-sensei. ^^
Pair : SasuNaru
Genre : Romance, Humor
Rated : T+
Warning : Sho-Ai, BL (Boys Love), BoyxBoy, AU, Alur kecepatan, gay, OCC, Typo(s), Author POV, MultyChap, deksripsi yang minim, dan segala kekurangan lainnya. Maklumlah newbie nyasar~ :3
Don't Like Don't Read! XP
Nekat baca? Saia tidak nanggung kalian muntah-muntah! XD #PLAK
Ket :
Naruto = 16 tahun, kelas XII-B IPA
Sasuke = 16 tahun, kelas XII-B IPA
"…" = dialog
Italic = bicara dalam hati
Happy Reading Minna-san! *bow*
.
.
.
Chappi 1 : Unlucky Day!
Hari ini langit begitu cerah tanpa adanya awan yang sering kita lihat menemani langit, angin yang berhembus semilir dan kicauan-kicauan burung yang tak mau kalah meramaikan suasana di pagi hari ini. Ah, damainya~ Tapi itu tidak berlangsung lama, sampai ada suara atau lebih tepatnya teriakan menghilangkan moment 'damai' itu.
"AARRGGHH!" teriakan Naruto sukses membuat orang di sekitarnya 'merasakan' tuli sesaat, dan hampir memecahkan seluruh jendela di semua ruangan KISS. Kita tinggalkan saja jendela itu, mari kita cari tau apa yang menyebabkan si blonde ini teriak di pagi hari yang 'damai' ini!
"SIAL! Kenapa harus ada test Fisika sih! Mendadak lagi! HUWAA~!" teriaknya lagi. Hah! Ternyata si pemeran utama kita sedang kena sial atau nasibnya memang selalu sial? Baru masuk seminggu eh, sudah ada ulangan harian? Dosa apa yang telah Naru lakukan Kami-Sama? Naruto berdoa layaknya seorang gadis yang ditinggalkan kekasihnya. Diikuti latar deburan ombak yang entah datang darimana dan angin badai yang menerpa tubuh ringkihnya. Ok! Ini lebay.
Sedikit keterangan, KISS (Konoha International Speciality School) adalah sekolah paling elit se-negara Hi. Seperti namanya, Konoha International Speciality School (KISS) hanya dihuni murid-murid jenius. Setiap murid memiliki kelebihan tersendiri. Jadi, kenapa Namikaze Naruto bisa masuk KISS, padahal otaknya biasa-biasa saja? Naruto beruntung, Kami-sama telah memberikan kelebihan padanya berupa kekuatan fisiknya yang diambang batas. Coba kalian piker, adakah orang waras yang terjun dari lantai 3 sekolah, hanya untuk mengambil 'sekeping' keripik kentang? Ada, siapa lagi kalau bukan pemeran utama kita dan jangan lupakan juga si tubuh tambun, Akamichi Chouji.
"Ugh, padahal aku belum belajar…" lirihnya. Lirihannya sampai pada telinga Uchiha Sasuke, rival abadi Naruto dalam bidang olahraga. Mana mungkin Naruto menang dalam pelajaran, itu sangat-amat mustahil. Mengapa saya berkata demikian? Ya, karena keahlian Sasuke hampir disegala bidang.
"Urusai, Dobe!" suara baritone milik Si Bungsu Uchiha tadi menyebabkan 'badmood' Naruto makin menjadi-jadi.
"Diam kau Teme! Jangan mentang-mentang kau pintar, kau bisa seenaknya mengejekku ya!" bentak Naruto yang sedang dimabuk -?- amarah. Dia mengakui kalau Sasuke pintar? WTH?
"Heh, sekarang kau berani membentakku?" ucap si pemilik mata onyx disertai deathglarenya. Kelihatannya Sasuke punya masalah pada telinganya. Dia tidak dengar Naruto memujinya? Sungguh sangat disayangkan.
"Iya, memangnya kenapa?" Naruto pun tak mau kalah. Sepertinya saya melihat kilatan petir tipis diantara tatapan maut mereka.
"Berisik! Kalian mengganggu tidurku," ucap seseorang disertai mulutnya yang terbuka lebar—dengan tidak sopannya—. Minna-san pasti sudah tau siapa dia kan? Yup, Nara Shikamaru! Siapa lagi yang kerjaannya hanya molor? Tapi meski molor, tetap saja dia mendapat gelar 'jenius'. Maklumlah, IQ 200-an.
"Ck, mendokusei." keluar deh 'trade mark' miliknya. Merasa pernah mendengar kalimat itu, Naruto langsung menoleh ke arah sang tukang tidur. Tiba-tiba sebuah lampu neon berwarna kuning redup menyembul dari kepala durian miliknya.
"SHIKA!" teriakan Naruto tadi telah membatalkan tiket pesawat menuju alam mimpi milik Shikamaru. Setelah berteriak tadi, Naruto segera menggunakan jurus 'Puppy Eyes no Jutsu' miliknya. Hm, saya sudah bisa menebak apa yang akan Naruto katakan. Apalagi Shikamaru!
"Berusahalah sendiri Naruto." entah telinga saya yang bermasalah atau apa, tadi Shikamaru mengucapkannya terlalu dingin. Shikamaru tidak melihat adanya gumpalan-gumpalan air mata yang menggenang di sudut mata Naruto saat dia berucap tadi. Yah, cuman pura-pura sih. Niru adegan sinetron.
"Aku takkan tertipu air mata buayamu, Namikaze Naruto." dan dengan satu kalimat tadi, Shikamaru memejamkan matanya. Naruto bersumpah tak akan meniru adegan sinetron lagi, tidak mempan sama sekali.
"Ugh, SHIKA JAHAT!" Shikamaru yang mendengar itu, hanya pura-pura tidur. Malas menanggapi. Hah! Mungkin memang harus berusaha ya? Batin Naruto. Perasaan saya atau apa, tapi daritadi Sasuke dikacanginkan? *dideathglare Sasuke*
"Heh, minta contekan Dobe? Dasar bodoh." ucapan Si PantatAyam telah meruntuhkan jurus andalan Naruto itu, dalam waktu kurang dari satu detik. Dari tadi hati Sang Prince Ice sedang dilanda rasa kesal. Kenapa? Daritadi dikacangin mulu.
"Apa kau bilang? Bodoh? Kurang Ajar! Mau berkelahi ya? Ayo, aku ladeni kau Teme!"
"Dengan senang hati, Dobe" seringaian ala Uchiha selalu mengawali perkelahian mereka yang terjadi hampir setiap hari. Dan selalu berujung pada kekalahan Naruto. Teman-teman di kelas? Sudah biasa melihat pemandangan ini dan juga tak mau berakhir seperti teman mereka yang pernah melerai mereka. Dulu waktu pertama kali berkelahi, ada salah satu siswa yang mencoba melerai mereka. Sungguh malang nasibnya, dia malah mendapat beberapa pukulan dari masing-masing kubu. Dan berakhir mengenaskan dengan dua mata membiru-?-, empat gigi patah, dan yang lebih parah lagi mengalami patah tulang.
Sebagai tambahan—lagi —, di KISS semua perbuatan siswa selalu dibenarkan. Semua siswa bebas melakukan sesuatu yang menurut sekolah biasa 'melanggar aturan'. Pengecualian terhadap pelaku tindakan pembunuhan atau percobaan (baca: eksperiment) terhadap sesama murid. Kerugian akan ditanggung pihak sekolah, tapi tak sepenuhnya sekolah membayar semua kerugiannya loh! Bagi siswa yang bersangkutan juga ikut 'membayar', akan tetapi bukan dengan uang, melainkan dengan melakukan 'tugas'. Tugasnya cukup mudah, hanya mendapatkan juara pertama pada lomba yang akan diajukan KISS, dan yang pasti sesuai dengan keahlian siswa tersebut. Dan semua ini berlaku hanya jika dipergoki guru ataupun terlihat dari CCTV yang terpasang disetiap sudut sekolah. Sekarang, ayo kita kembali ke jalan yang benar -?-.
BUAGH! DUAK! DAK! DUGH! CTAR! BOOM!
Dewi Fortuna kali ini—atau lagi-lagi?—tidak berpihak pada Naruto. Dia kalah.
"Cih, suatu saat aku bisa mengalahkanmu Teme!" ucapnya lantang.
"Aku selalu menanti, D-O-B-E." Kau sudah mengalahkanku Dobe. Kau telah mencairkan hatiku yang telah membeku untuk sekian lama, batin Sasuke hiperbolis. Terlalu hiperbola juga tidak bagus Sasuke. *sweatdrop*
"Huh, lebih baik aku mencari seseorang yang bisa diajak kerjasama." gumam Naruto sambil berlalu, meninggalkan Sasuke bersama Shikamaru yang daritadi menjadi penonton cuma-cuma. (baca: Shika tidak bisa tidur lagi karena SasuNaru daritadi berisik)
"Kenapa kau suka sekali mengulur-ulur waktu?" ucap Shikamaru setelah memastikan kalau Naruto tidak ada di sekitar mereka.
"Aku tidak sepertimu."
"Ck, mendokusei."
Balik ke tokoh utama. Dia sedang menjelajahi seisi kelas, mencari seseorang yang bisa diajak kerjasama. Dan selama penjelajahannya, mereka semua menolak mentah-mentah. Baru bilang "Hei", mereka langsung bilang "Berusahalah sendiri Naruto." Cih, mereka semua punya ability membaca pikiran apa? Menyebalkan! batin Naruto dongkol.
"Dasar manusia-manusia pelit! Terpaksa belajar deh! Mudahan aja sempat!" buru-buru Naruto pergi ke tempat duduknya. Belum menyentuh buku, guru pengawas pun datang. Memang benar-benar sial nasibnya.
"Oh, shit!" Ngga sempat ngerpe lagi. Kami-sama benar-benar membenciku ya? ucap Si Blonde dalam hati.
"Ohayou Minna! Sekarang simpan buku kalian, test akan dimulai." ucap Asuma-sensei. Hohoho… Ternyata yang menjadi guru pengawas adalah Sarutobi Asuma, Si Guru Killer. Mampus aku! teriak Naruto dalam hati.
"Ha'i, Asuma-sensei!"
Ayo kita lihat apa yang dilakukan Naruto. Ck, Si Blonde ini ternyata menyimpan buku—yang sudah dia siapkan—di kolong meja. Naruto berinisiatif untuk you-know-what. Anak muda zaman sekarang, tidak bisa sportif. *padahal yang nulis juga XP*
Selang beberapa menit test berlangsung, Naruto pun melancarkan aksinya. Tapi apa yang terjadi? Ke-kenapa tidak ada di buku ini? Padahal sama-sama ada angka, tapi kenapa rumusnya tak ada disini? Jangan-jangan… ternyata buku yang ada dipangkuannya adalah…
Buku Matematika.
Oh, God! Ini cobaan atau apa? Masa kena sial melulu sih? Ternyata Naruto salah mengambil buku. Karena terburu-buru, buku Fisikanya jadi tertukar dengan buku Matematika. Warna covernya sama dan ukuran bukunya sama, gimana ngga ketukar coba?
Gi-Gimana nih? Aku tidak mengerti sama sekali. Bisa gawat kalau dapat kelas tambahan! Naruto lalu celingak-celinguk tidak jelas, lihat keadaan. Terpaksa nyontek Teme nih! Naruto melirik Sasuke yang duduk di samping mejanya. Bagus! Teme sedang lengah nih! Naruto… Naruto… Kau bodoh ya? Dari awal test dan sampai sekarang, Sasuke melihatmu. Ck, aku setuju dengan Sasuke. Namikaze Naruto itu memang D-O-B-E. Ini tidak gratis Dobe, kau harus membayarnya! Harus! Tanpa disadari Sasuke, dia menyeringai layaknya iblis dan dalam sekejap semua mata menoleh ke arahnya, kecuali Naruto yang sibuk nyontek.
"Apa?" jawabnya ketus. Hening…
"…"
"…"
"…"
"Em, tak apa." Ujar Inuzuka Kiba yang duduk didepan Sasuke. Mereka yang ada dikelas membatin tapi tidak semuanya sih. Ta-tadi rasanya aura Sasuke beda. Dan test itu pun diwarnai dengan keheningan, lagi.
.
.
.
Setelah dua jam, akhirnya test itu pun selesai. Para murid segera keluar kelas, jengah juga lama-lama di kelas. Dan salah satu dari sekian banyaknya murid adalah Naruto, dia hendak keluar kelas tapi tangannya digenggam kuat oleh si raven.
"Aku sedang tidak mood untuk berkelahi Teme!"
"Berkelahi? Aku hanya ingin bicara denganmu. Penting!"
"Ap " belum sempat Naruto protes, tangannya sudah ditarik Sasuke. Entah dibawa kemana yang pasti di koridor, Naruto selalu teriak-teriak minta dilepaskan.
Di Taman Belakang Sekolah…
"TEME! LEPASIN!"
"Urusai." Ucap Sasuke dingin disertai deathglare miliknya. Dan dengan terpaksa harus melepaskan tangan hangat sang Dobe.
"ugh… A-Apa yang ingin kau bicarakan Teme?" ucap Naruto gugup. HIIE! Kalau diliat-liat, Sasu-Teme menyeramkan!
"Kau tadi menyontek testku kan?"
"Ha? Ng-ngga tuh!" Ke-Ketahuan! Aduh, mampus nih! Naruto membayangkan hukuman apa yang akan diberi si rambut pantat ayam.
"Jangan bohong Dobe!" ucap Sasuke sarkastik.
"I-iya, aku memang menyontekmu kok!" aku Naruto pelan sambil memalingkan muka, tak mau melihat Sasuke. Apalagi dengan semburat merah di kedua pipi bergarisnya. Malu dong! 'Kawai.' Kalian pasti tau siapa yang membatin hal mesum ini. *digampar*
"Dan sekarang aku minta imbalannya." ucap Sasuke sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Eh? Kau mau minta uang ya?" ucap Naruto heran. 'Masa Uchiha minta-minta?' pikirnya.
"Kau mau kubunuh Dobe?" kata Sasuke datar, tapi dalam hati bergetar-getar -?- pingin menjitak Si Blonde.
"G-gomen 'Suke! Jadi kau mau minta apa?" jawab Naruto sambil nyengir kuda.
"Kau harus jadi budakku selama tiga hari." setelah mengucapkan kalimat tadi, Sasuke segera memasang seriangaian mautnya.
"WTH? Tak sudi!"
"Mau-tak-mau-kau-harus-mau." jawab Sasuke cepat. Dan tanpa sepengetahuan Naruto, perlahan-lahan Sasuke maju mendekati dirinya.
"A-apa yang kau lakukan, Brengsek! Jangan dekat-dekat!" senyum Sasuke mengembang. Tapi ini bukan senyum, tapi seringaian sang raja iblis. Dan dalam sekejap Sasuke memegang kedua bahu Naruto erat.
"Teme! Apa yang ka—engh…" Si Raven mengarahkan kepalanya menuju perpotongan leher Si Blonde yang cukup jenjang. Mengecupnya pelan dan mulai menjilat, menghisap, bahkan tak segan-segan menggigit.
"Mmhhh… Hen—ngh… Ti—kan…" Naruto tetap meronta, tapi semakin dia meronta semakin erat pula pegangan di kedua bahunya. Setelah beberapa menit, barulah Sasuke melepaskan Naruto. Naruto yang syok pun akhirnya jatuh terduduk, sambil menatap nanar Sasuke.
"Ini sebagai tanda perjanjian kita." ujar Sasuke sambil menyentuh tanda 'perjanjian' mereka. "Kau tidak bisa lari, D-O-B-E."
"Kau milikku." Setelah mengucapkan beberapa kata yang menurut Sasuke melelahkan -?-, segera dia pergi meninggalkan halaman belakang sekolah. Meninggalkan Naruto, sendirian.
Naruto bangkit dari duduknya dan segera pergi ke toilet, melihat apa yang dikerjakan Sasuke tadi. Dan betapa kagetnya dia saat melihat ada tanda 'merah' di lehernya.
"TEMEEEEEEEEEEEE!"
TBC…
A/N : Terima kasih bagi yang sudah mau membaca fic saia yang tidak bisa dibilang fic. *pundung* Gajekah? Anehkah? Gomen kalau pendek dan jelek, saia nulis nih fic buru-buru. Dan soal KISS itu, maaf rada ngawur… Otak saia tak bisa berpikir lama. :P
SFX : JRENG… JENG… JENG…
Sekarang waktunya minta review, kritik, saran, dan flame juga boleh (tapi harus masuk akal n tidak menyangkut pair, sho-ai ataupun yaoi) Kalau ada yang mau request pair, lewat review ato PM aja yah! Habis saia bingung mau bikin pair yang apalagi. *pundung* Dan pantaskah fic ini dilanjutkan? Saia sangat mengharapkan partisipasi Minna sekalian. *bow* Ano~ Saia mau tanya lagi. *dihajar gara-gara banyak nanya*. Ini cerita mestinya jadi rate T ato M? Habis… Baru chappii pertama udah ada adegan yang wew. Terus gimana Minna?
Bila kalian berkenan, tolong tekan tombol dibawah ini. *double bow*
V
V
V
V
V
