Yo! Ren bolak-balik lagi… cerita gaje ini sequel dari What a big mistake so, please enjoy…

Disclaimer: Masashi Kishimoto Sensei

Pair: SasuNaru

Warning: abal, gaje, typo merajalela, OOC, BL, cerita pasaran, alur kecepatan, de el el

'Forgive me'

"Naru-chan apa kau sudah siap?" tanya seorang pria tua yang rambutnya sudah memutih semua tak lupa dengan kutil yang setia berada di hidungnya, Jiraiya, kakek Naruto.

Sudah dua tahun ini Naruto tinggal bersama sang kakek di desa. Entah apa yang dilakukan orang tua itu hingga Naruto dapat kembali berjalan dengan normal, padahal dokter sudah memvonis bahwa kelumpuhannya tidak dapat di sembuhkan, yah tidak seratus persen sih, tapi peluang sembuh Naruto saat itu hanya 5% saja tapi sekarang, keajaiban itu datang dan membuat Naruto mampu berlari seperti dulu lagi, tentu saja dengan perjuangan yang tidak sedikit.

Saat ini Naruto tengah berkemas untuk kembali ke Konoha, kota kelahirannya, kota tempat kedua orang tuanya berada, dan kota tempat orang 'itu' berada. Kerinduan yang teramat sangat akan kedua orang tuanya-lah yang membuatnya mau kembali ke kota tersebut.

"Wish not met you there, Teme" lirih Naruto

#^#

Konoha

Seorang pemuda raven dengan mata onyx dan kulit seputih porselen tengah duduk menikmati secangkir kopi pahit di sebuah café di dekat apartment-nya. Tak banyak yang berubah dari sang pemuda raven, wajahnya tetap tampan seperti biasa begitu pula dengan rambutnya yang masih setia dengan style chicken butt-nya, apalagi sikap dingin dan datar kebanggaannya itu.

Setiap ada kesempatan Sasuke selalu mampir ke café tersebut hanya untuk duduk dan bermenung selama berjam-jam di sana. Kebiasaan baru yang dimiliki si bungsu Uchiha semenjak kepergian seseorang yang sangat penting baginya.

Kejadian di waktu dulu ketika sebuah kesalahan fatal yang disebabkan gengsi Uchiha-nya yang sangat tidak penting itu. Gengsi yang menghancurkan segalanya. Sasuke benar-benar merindukan sosok pemuda yang telah berhasil mengisi hatinya tersebut. Waktu berjam-jam yang dibuangnya di café tersebut hanyalah untuk memikirkan sang pemuda yang akankah memaafkan segala kesalahannya atau tidak. Ia benar-benar ingin bertemu dengan sosok tersebut.

"Dimana kau Dobe, sudahkah kau memaafkanku?" gumamnya pelan

Naruto yang baru saja sampai di Konoha lebih memilih mengelilingi Konoha sebelum kembali ke kediaman orang tuanya, katanya sih karena sudah sangat rindu akan kota kelahirannya tersebut. apalagi pada satu tempat yang memang menjadi favoritnya dari dulu. Apalagi kalau bukan Ichiraku Ramen. Naruto benar-benar rindu dengan ramen yang rasanya sudah pasti paling enak di antara semua restoran ataupun kedai ramen yang pernah didatanginya.

"Ini dia!" pekik Naruto kegirangan begitu sampai di tempat tujuannya.

"Tidak berubah sedikit pun" lanjutnya dan mulai melangkah memasuki kedai tersebut.

"Paman ramen jumbonya satu ya!" pesan Naruto dengan wajah berbinar-binar

"Hai' eh, kau… Naruto kan?" tanya paman Teuchi pemilik kedai tersebut pada Naruto.

"Hehe… paman massih ingat denganku padahal sudah dua tahun lho" kata Naruto merasa senang.

"Paman memang sudah tua, tapi paman tidak akan pernah melupakan langganan paman yang paling setia sepertimu Naruto" jelas pria tua tersebut dan Naruto hanya menanggapinya dengan senyum lima jari andalannya.

'Kau adalah aset terbesarku Naruto-kun, syukurlah kau kembali' batin Teuchi disertai tangis bahagia

"Ini ramennya Naruto-kun selamat menikmati" kata Teuchi sambil menghidangkan pesannan yang dipesan Naruto tadi

"SELAMAT MAKAN!" kata Naruto yang memang sudah tidak sabar lagi menyantap ramen yang ada di depannya.

^^;

Sasuke berjalan-jalan mengitari jalan yang dulu sering dilaluinya bersama Naruto. kenangan-kenangan bersama mengalir begitu saja di ingatannya. Ia tidak peduli dengan teriakan gadis-gadis di sepanjang jalan yang mencoba merayu dan menggodanya. Tapi ia tidak tertarik.

"SELAMAT MAKAN!"

Terdengar sebuah teriakan cempreng yang rasanya tidak asing di telinga Sasuke begitu ia melewati sebuah kedai ramen yang notabenya adalah tempat favorit Naruto, dan Sasuke juga sering kesana menghabiskan waktu semenjak Naruto pergi hanya untuk membayangkan Naruto melahap ramen dengan wajah yang gembira.

"Na-Naruto" gumamnya. Ia yakin suara itu pasti suara Naruto, ia tidak mungkin salah. Dengan langkah pasti Sasuke melangkah masuk kedalam kedai tersebut, ia ingin memastikan bahwa perkiraannya benar.

"Selamat datang" sambut paman Teuchi

"Ara Sasuke-kun, tumben kau datang siang-siang begini?" tanya paman Teuchi pada ssosok yang baru saja memasuki kedainya.

DEG

Jantung Naruto berdetak tak karuan begitu mendengar nama Sasuke yang keluar dari mulut paman Teuchi.

'A-apa yang kupikirkan… tidak mungkin kan si Teme itu ada disini?! ia tidak suka ramen, pasti orang lain yang namanya sama" batin Naruto

"Hn" ucap Sasuke yang langsung membantah semua pengalihan yang ada di otak Naruto

"Silahkan duduk, kau mau pesan apa?" kata paman Teuchi pada Sasuke

"Yang biasa saja paman" jawab Sasuke sambil mengitari seluruh kedai dengan matanya dan onyxnya terhenti pada seorang pemuda pirang yang tengah memunggunginya.

'Apa benar pemuda ini Naruto? Naruto kan pakai kursi roda tapi pemuda ini tidak terlihat ada masalah dengan kakinya' pikir Sasuke

"K-kau… Naruto…?" tanya Sasuke memastikan

"Pa-paman aku sudah selesai, a-aku pergi dulu ya!" kata pemuda pirang a.k.a Naruto tersebut terburu-buru dengan wajah yang ditundukkan hingga wajahnya tidak begitu terlihat.

"E-eh… hati-hati Naruto-kun" balas paman Teuchi

"Naruto!" teriak Sasuke begitu melihat Naruto berlari meninggalkannya dan dengan segera menyusul sang pemuda pirang

"Sasuke-kun, ramennya?" tanya Teuchi yang melihat Sasuke tiba-tiba berlari meninggalkan kedainya

"Lain kali saja paman aku sibuk!" katanya

"Hah~ dasar anak muda" lanjut pria tua tersebut dan kembali melanjutkan aktivitasnya.

'Naruto POV'

Sial kenapa aku harus bertemu dengannya di hari pertama aku menginjakkan Kaki di Konoha sih?! Tahu begini sebaiknya tadi aku langsung pulang saja.

Saat ini aku tengah berlari, ya berlari untuk menghindari seseorang yang jujur saja sampai saat ini ingin kuhindari, aku masih belum bisa melupakannya walau sudah dua tahun semenjak kejadian yang benar-benar menghancurkan hatiku.

"Naruto!"

Shit! Kenapa sih dia keras kepala sekali, kemana otak jeniusnya yang selalu dia banggakan? Tidakkah dia mengerti kalau aku sangat sangat tidak ingin bertemu dengannya saat ini?!

GREB!

Yap selalu begini, seperti apapun aku berlari ia pasti dapat mengejarku dengan mudah.

"Naruto tunggu…" katanya begitu ia berhasil menggapai tangganku

"Ah, apa kabarmu Uchiha-san" kataku membuka suara tapi tidak sedikitpun aku membalikkan badanku untuk berhadap-hadapan dengannya. Aku tidak ingin melihat wajahnya sekarang

"Naruto… kau masih belum bisa memaafkanku?" tanyanya padaku

'Tentu saja Teme brengsek! Kau kira semudah itu hah?!' teriakku dalam hati

"Apa maksudmu Uchiha-san aku tidak mengeri" lanjutku lagi sambil berusaha menetralkan suaraku agar terdengar biasa-biasa saja.

"Begitu ya, kau masih belum memaafkanku" lirihnya. Dari suaranya saja aku tahu ada nada sedih dan menyesal yang mendalam.

"Kau sudah sembuh ya… aku senang bisa melihatmu berlari lagi seperti tadi" kata Sasuke disertai seulas senyuman tipis di bibirnya.

"Begitulah" tanggapku singkat. Hei-hei orang ini benar-benar Sasuke yang itu kan? Kenapa ia jadi banyak ngomong dan melo seperti ini? Dan apa pula itu?! tersenyum seperti itu, atau jangan-jangan yang di depanku ini adalah makhluk jadi-jadian yang menyerupai si Teme itu?!.

"Apa yang harus kulakukan supaya kau memaafkanku Naru?" tanya Sasuke membuyarkan pikiran ngawurku. Dari suaranya ia seakan berharap masih ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya dimasa lalu, apakah benar begitu?

"Menjauh dariku!" kataku dingin

"Jangan pernah muncul lagi dihadapanku!" lanjutku dan berjalan meninggalkannya yang tertunduk diam tak bergerak.

'Maaf Teme aku tak ingin tersakiti lagi untuk yang kedua kalinya' batinku

'Naruto POV end

TBC

Selesai juga… pendeng sih… tapi mudah-mudahan suka….^^

Don't forget to review minna~