Seungyoon P.O.V
"Aku merindukanmu,teman"sapaku sembari tersenyum sinis pada Mino.
"Selamat datang kembali,"sahut Mino santai.
"Hmm... Bisa kau menyingkir dari hadapanku? Aku ingin lewat?"tanyaku datar.
"Tentu saja bisa baby"jawab Mino sambil berkedip genit padaku.
Kata-katanya pun membuatku memberi dia tatapan tajamku.
"Siapa yang kau panggil baby,sialan?"seruku kesal.
"Tentu saja kau my baby"sahut Mino padaku.
Jawabannya itu membuatku semakin kesal. Dengan menghentakan kakiku,aku pun pergi dari hadapan Mino.
Waktu makan siang pun tiba,aku segera ke kantin untuk mengisi perutku yang sudah berteriak minta di isi. Saat aku akan menikmati makananku,orang yang sedang tidak ingin kutemui muncul dihadapanku.
"Aku boleh duduk disinikan?"tanyanya dengan senyumannya yang menurutku menyebalkan itu.
Aku hanya bisa memutar bola mataku. Sungguh aku sangat kesal jika sudah bertemu dengan si hitam ini.
"Kau sudah duduk disitu,jadi untuk apa kau bertanya seperti itu?"kataku datar.
"Aih jangan jutek begitu Yoon"ujar Mino masih dengan senyuman bodohnya itu.
"Makan yang banyak,agar tubuhmu semakin berisi,dengan begitu kau akan semakin terlihat sexy,"tambahnya dengan tidak tahu malunya.
Aku yang kesal pun memilih beranjak untuk pindah ke meja yang lain. Saat aku akan berjalan,si hitam menyebalkan ini dengan sengaja menyandung kakiku hingga aku terjatuh. Makanan yang ku bawapun menjadi berhamburan kemana-mana.
Emosiku benar-benar sudah tak terbendung lagi,aku pun segara bangun dan menghampiri Mino. Aku menarik kerah seragamnya.
"Apa maumu sialan?"seruku marah.
"Tidak ada"sahutnya santai.
Aku hampir saja memukul wajah menyebalkannya itu,tapi ku batalkan keinginanku itu. Aku pun segera pergi dari kantin karena selera makanku sudah lenyap gara-gara musuhku itu.
Aku memilih untuk pergi ke atap sekolah,aku tidak ingin bertemu Mino lagi.
Puk..
Aku merasa ada yang menepuk bahuku.
"Ini,kubawakan kau roti,anggap sebagai pengganti makananmu yang sudah kujatuhkan tadi."katanya orang yang menepuk bahuku itu. Orang itu adalah Mino.
Ck dari mana dia tahu jika aku sedang berada disini. Aku menampik tangan Mino yang masih bertengger di bahuku.
"Tidak perlu,kau bawa saja lagi rotimu itu. Lagi pula aku sudah tidak ingin makan,ditambah dengan melihat wajahmu membuatku benar-benar tidak memiliki selera makan."ujarku pedas.
"Pergi sana,aku sedang tidak ingin bertemu denganmu"usirku pada Mino.
"Aku akan pergi dari sini jika kau mau menerima roti yang kubawakan untukmu ini"sahutnya.
"Jika kau tak mau pergi,biar aku saja yang pergi dari sini"aku mulai berjalan pergi dari atap. Namun tiba-tiba Mino menarik tanganku,dan...
CUP..
Aku membulatkan mataku. "apa yang dilakukan si hitam ini?"batinku shock. Aku segera mendorong dia dan mengusap bibirku.
BUKK...
"Apa yang kau lakukan brengsek?"
Aku memukul si hitam ini. Dia kira dia siapa dengan seenaknya menciumku seperti itu. Aku benar-benar merasa marah karena perbuatannya ini.
Bisa kulihat dia meringis sakit sambil memegang rahangnya yang terkena pukulanku tadi. Tapi aku tidak peduli,aku beranjak dan meninggalkan dia sendirian disana.
"Hei Yoon,kau dari mana saja? Dan kenapa kau menekuk wajahmu seperti itu?"tanya Jinwoo hyung padaku.
"Hyungggg,hari ini benar-benar menyebalkan"aduku pada Jinwoo hyung.
"Ada apa?"tanya Jinwoo hyung
"Kau tahu,si hitam kurang ajar itu selalu menggangguku,bahkan dia tadi melakukan hal yang tidak pernah aku prediksikan. Aku bahkan tidak jadi makan karena dia. Aku laparrr hyungg"ceritaku dengan mempoutkan bibirku.
"Aih kau ini,untung saja aku membawa bekal yang banyak. Ini makanlah" Jinwoo hyung memberikan aku bekalnya yang masih tersisa banyak itu.
"Terimakasih hyung"ucapku manja.
"Iya. Ah tadi kau mengatakan kalau Mino melakukan sesuatu yang tidak pernah kau prediksikan bukan?! Memang apa yang telah Mino lakukan?"tanya Jinwoo hyung dengan nada penasaran padaku.
"Sudahlah tidak usah dibahas hyung,mengingat itu membuatku kesal lagi."kataku dengan malas.
"Ayolah,ceritakan sedikit saja"bujuk Jinwoo hyung.
"Si brengsek itu menciumku dan itu benar-benar membuatku merasa marah padanya jadi aku memukulnya."jelasku.
"APAA... DIA MENCIUMMU?"teriak Jinwoo hyung yang mengundang banyak orang menatap ke arah kami.
"Jangan berteriak hyung,kau membuat kita menjadi pusat perhatian."kesalku pada Jinwoo hyung.
"Hehehe... Maaf,maaf,aku benar-benar terkejut mendengarnya"cengir Jinwoo hyung.
"Sudahlah jangan dibahas lagi"kataku.
Seungyoon P.O.V end
Mino P.O.V
"Yoo ada apa dengan wajahmu Min?"tanya Seunghoon hyung padaku.
"Habis mendapat ciuman dari si imut"jawabku.
"Habis mendapat ciuman dengkulmu, sudah jelas wajahmu lebam seperti itu."sewot Seunghoon hyung.
"Iya mendapat ciuman kepalan tangan dari si imut"kataku sambil menyengir.
"Ck kau ini,suka sekali mengganggu Seungyoon,sudah tahu Seungyoon galak seperti itu."Seunghoon hyung memutar bola matanya malas mendengar perkataanku.
"Hehehe kau tahukan hyung itu adalah hobiku,wajahnya benar-benar imut jika dia marah"tawaku mengingat wajah Seungyoon yang imut saat marah itu.
"Dasar gila,sudah jelas dia marah malah kau bilang imut. Cinta benar-benar buta"dengus Seunghoon hyung.
"Kau akan merasakan apa yang aku rasakan jika kau sudah jatuh cinta pada seseorang hyung"kataku.
"Tapi aku tidak akan segila dirimu,jika aku jatuh cinta pada seseorang,aku akan melakukan pendekatan dengan cara yang romantis. Tidak sepertimu yang malah membuat orang yang kau suka menganggapmu musuh dan selalu marah-marah jika melihat wajahmu."sahut Seunghoon hyung pedas.
Aku hanya bisa menyengir mendengar perkataannya. Aku tidak tersinggung sedikitpun dengan kata-katanya itu,karena aku sudah menganggap dia sebagai saudaraku sendiri.
Hari demi hari berlalu dan selalu kuisi dengan mengganggu Seungyoon. Seperti hari ini.
"YAAA... Menjauh dariku"serunya marah.
Ahh sungguh imut baby Yoonku ini,membuatku semakin ingin menggodanya
"Tapi aku tidak ingin baby"sahutku memberi dia senyuman terbaikku.
"Apa mau hah,kenapa kau selalu menggangguku?"tanyanya masih dengan emosi.
"Karena aku suka"santaiku.
"YAAA DASAR KAU HITAM MENYEBALKAN"teriaknya sambil beranjak meninggalkanku.
"YAA.. KAU MAU KEMANA CANTIK?"teriakku padanya yang hanya dibalasnya dengan mengacungkan jari tengahnya padaku.
Sungguh hari yang menyenangkan dapat menggoda Seungyoon.
Saat ini aku sedang jalan-jalan di taman belakang kampus. Aku melihat baby Yoonieku berada disana,aku berjalan untuk menghampiri dia tapi langkahku terhenti saat melihat seseorang yang duduk bersama Seungyoon. Aku segera bersembunyi agar mereka tidak menyadari kehadiranku.
Pemandangan yang saat ini kulihat benar-benar menaikan emosiku. Baby Yoon terlihat sedang bercanda ria dengan orang yang ternyata adalah si Taehyun itu,tapi bukan itu yang membuatku emosi.
Si Taehyun itu dengan seenak jidatnya mengelap saus yang ada disudut bibir baby Yoonieku dan yang semakin membuatku emosi adalah baby Yoonieku menerimanya dengan ikhlas.
Aku segera pergi dari sana,rasa ingin menggoda Seungyoon seketika lenyap karena melihat pemandangan tadi.
2 minggu kemudia*
Sudah 2 minggu ini aku tidak mengganggu Seungyoon,itu membuatku sangat merindukan dia.
Sejak aku melihat dia bersama si alis aneh Taehyun itu di taman belakang kampus aku mulai menjauhi Seungyoon. Bukannya aku benci pada Seungyoon,aku hanya ingin menenangkan diriku sejenak.
Hari ini aku akan memulai kebiasaanku yang sudah aku tinggalkan 2 minggu ini,yaitu mengganggu Seungyoon.
Saat ini aku sedang menunggu dia di gerbang kampus dan orang yang aku tunggu pun tiba.
"Hai cantik,apa kau merindukanku?"tanyaku dengan tersenyum pada Seungyoon.
"Cantik dengkulmu,dan apa tadi yang kau tanyakan?merindukanmu?tidak sama sekali"jawab Seungyoon jutek.
"Mengaku saja,kau pasti merindukan Song Minhomu yang tampan inikan"kataku dengan narsis.
"Tampan? Sepertinya kau harus berkaca tuan dan tadi kau bilang Song Minhoku? Setahuku aku tidak menandai orang yang bernama Song Minho menjadi miliku."sahut Seungyoon pedas.
"Oh kalau begitu kau saja yang jadi milikku,bagaimana?"tanyaku dengan menaik turunkan alisku.
"Dalam mimpimu"sinis Seungyoon sembari pergi dari hadapanku.
Aku hanya bisa tertawa melihat dia marah.
Kini aku sedang berjalan menuju kolam renang kampus,aku akan membolos. Oh aku melihat seseorang dia dekat kolam renang dan ternyata itu si alis aneh Taehyun.
Jangan bilang aku tidak punya dendam pada dia yang sudah seenak jidatnya menyentuh wajah Seungyoonku. Hari ini aku akan membalas dendamku itu. Aku berjalan mendekati Taehyun.
"Hei kau Nam Taehyun"panggilku. Taehyun segera membalikkan badannya kearahku.
"Ah iya,ada apa?"tanya Taehyun.
"Menjauhlah dari Seungyoon"perintahku dan berjalan semakin dekat ke arah Taehyun.
Melihatku mendekat kearahnya,Taehyun mulai melangkah mundur. Semakin aku mendekat semakin melangkah mundurlah Taehyun. Tanpa dia sadari dirinya sudah mulai mendekati kolam renang.
"Tapi kenapa?"tanya Taehyun padaku masih dengan memundurkan langkahnya.
"AAAAAA..."teriak Taehyun saat kakinya tergelincir dan hampir saja tercebur ke kolam jika aku tidak memegang tangan dan pinggangnya.
Aku mendekatkan bibirku ke telinga Taehyun dan berbisik,
"Karena Seungyoon adalah milikku,jadi kau tidak boleh dekat-dekat dengan milikku itu"lalu aku melepaskan peganganku padanya.
Taehyun pun tercebur ke kolam renang,pakaiannya pun basah.
"Maaf tanganku licin"kataku santai.
Tanpaku sadari ada seseorang yang melangkah di belakangku,dia menendangku hingga aku pun tercebur ke kolam renang.
"Maaf kakiku licin"kata orang itu sinis,dan ternyata orang itu adalah Seungyoon.
"Tidak apa-apa,apapun untukmu"sahutku bergetar karena kedinginan.
Seungyoon membantu Taehyun untuk keluar dari kolam renang. Aku melihat jika Seungyoon akan mengantar si Taehyun itu pergi dari kolam renang. Tapi sebelum itu terjadi,aku segera berseru untuk menghentikan Seungyoon.
"Apa kau tidak mau membantuku juga Yoon?"seruku dari dalam kolam.
"Kau bisa keluar sendiri"sahut Seungyoon.
"Aku tidak bisa,kau harus membantuku"kekehku.
Aku bisa melihat Seungyoon menghela nafas dan menyuruh si Taehyun itu untuk pergi sendiri.
Seungyoon melangkah kearahku dan mengulurkan tangannya padaku. Haha rencanaku berhasil.
Aku meraih uluran tangan Seungyoon,tapi sebelum Seungyoon menarikku,aku lebih dahulu menarik dia kearahku. Seungyoon pun tercebur dan aku segera membawa dia kedalam pelukanku.
BYUURR...
"YAAA...APA YANG KAU LAKUKAN? LEPASKAN AKU"teriak Seungyoon dan mulai memberontak.
Aku tidak berkata apa-apa dan hanya semakin mengeratkan pelukanku. Seungyoon yang sudah kelelahan pun mulai berhenti memberontak.
"Sudah puas memberontaknya?"tanyaku.
Seungyoon hanya diam dan tidak menjawab pertanyaanku.
"Apa sebegitu nyamannya pelukanku hingga kau tidak ingin menjawab pertanyaanku dan tidak ingin lepas dari pelukankku?"tanyaku lagi dengan nada menggoda.
Seakan tersadar Seungyoon pun mendorongku.
"Kau hitam menyebalkan,brengsek,AAARRGG aku benci kau."umpat Seungyoon padaku.
Aku kembali mendekat pada Seungyoon,mencoba untuk memeluknya kembali. Namun sebelum itu terjadi Seungyoon sudah lebih dulu berseru padaku.
"Jangan coba-coba untuk mendekat"
Aku mengabaikan seruannya padaku dan tetap mendekat padanya. Aku meraih tengkuk Seungyoon dan mendekatkan bibirku dengan bibirnya.
CUP
Seungyoon membulatkan matanya terkejut dan mulai memberontak. Dia memukul-mukul dadaku meminta untuk dilepaskan tapi tetap aku abaikan. Aku semakin menekan tengkuk Seungyoon untuk memperdalam ciuman kami.
Seungyoon mulai pasrah dan juga mulai menikmati ciuman kami. Dia mengalungkan kedua tangannya pada tengkukku seolah memintaku untuk semakin memperdalam dan tidak melepas ciuman kami.
Aku mulai melumat dan menjilat pelan bibirnya untuk meminta ijin memasuki gua hangatnya itu. Seungyoon menolak dengan terus merapatkan bibirnya,aku yang mulai gemas pun menggigit bibir bawah Seungyoon.
"Aahhh.."desah Seungyoon karena gigitanku. Hal itu membuat bibirnya sedikit terbuka dan aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Aku memasukan lidahku dan mengajak lidah Seungyoon untuk bermain. Seungyoon mencoba mengeluarkan lidahku dengan mendorongnya mengunakan lidahnya,namun hal itu malah membuatku semakin bersemangat untuk menciumnya.
Kami terus berperang lidah hingga Seungyoon menyerah mendorong lidahku keluar dari dalam mulutnya. Aku terus menciumnya dan Seungyoon pun kembali mengeluarkan desahannya.
"Engghh... Aahhh..."
"Min... Enghh..."
Seungyoon mulai memukul dadaku memintaku untuk melepaskan ciuman kami. Tapi aku tetap melanjutkan ciuman kami.
"Min...lep... Ahh..askan..."
Seungyoon mulai kehabisan nafas dan aku pun melepaskan ciuman kami.
Penampilan Seungyoon terlihat sangat sexy,rambut acak-acakan dan bibirnya yang merah semakin terlihat memerah dan membengkak karena lumatanku tadi. Jika aku tidak ingat tempat,mungkin aku sudah memperkosa Seungyoon saat ini juga.
Aku mengelap sisa saliva yang menetes di sudut bibir Seungyoon. Seungyoon masih mencoba meraih oksigen sebanyak-banyak untuk menstabilkan pernafasannya.
Aku meraih tangan Seungyoon untuk kubawa kedalam genggamanku.
"Aku tahu aku menyebalkan,selalu mengganggumu dan membuatmu marah. Tapi dibalik itu semua aku sebenarnya sangat mencintaimu. Apa kau mau menjadi kekasihku Yoon?"tanyaku pada Seungyoon.
Mino P.O.V end
Seungyoon P.O.V
Aku hanya bisa membulatkan mataku mendengar apa yang Mino katakan padaku.
Song Minho si menyebalkan itu menyatakan perasaannya padaku? Apakah ini mimpi? Atau dia sedang bercanda? Tapi dilihat dari raut wajahnya dia terlihat serius.
Aku hanya terdiam,bingung harus menjawab apa. Ku akui aku merindukan dia selama 2 minggu ini,hariku yang biasanya diisi oleh keusilannya terasa kosong ketika dia tidak ada di dekatku. Apakah itu bisa dibilang bahwa aku jatuh cinta pada musuhku ini?
Sejujurnya aku tidak benci pada dia,hanya saja keusilannya itu yang membuatku kesal padanya. Dari awal menjadi mahasiswa di kampus ini dia selalu menggangguku,mengusiliku,ada saja kelakuannya yang membuatku kesal hingga menganggap dia musuhku.
Aku sungguh tidak percaya jika saat ini dia sedang menyatakan perasaannya padaku,dia selalu menjahiliku dan saat ini dia juga pasti sedang menjahiliku dengan menyatakan perasaannya padaku.
"Apa kau sedang menjahiliku Min?"tanyaku pelan.
"Tidak,kali ini aku serius. Aku benar-benar mencintaimu Yoon,dari awal kau menjadi mahasiswa disini aku sudah jatuh cinta padamu."jelasnya.
"Tapi kau selalu menggangguku,menjahiliku."protesku padanya.
"Itu karena aku tidak ingin kau mengetahui perasaanku,aku tidak ingin kau menjauh setelah tahu jika aku memiliki perasaan terlarang seperti ini padamu. Tapi aku semakin tidak kuat menyembunyikannya darimu,melihatmu dekat dengan orang lain membuatku merasa marah,aku cemburu. Maka dari itu saat ini aku menyatakan perasaanku padamu Yoon."jelas Mino panjang lebar.
Aku terkejut mendengarnya,selama itukah dia memendam perasaanya padaku? Dan aku selama ini selalu saja mengumpati dia padahal dia sudah memberiku kode. Ohh sungguh jahat aku ini.
Aku hanya menundukan kepalaku setelah mendengar penjelasannya. Berpikir kira-kira apakah aku memiliki perasaan yang sama seperti Mino.
Aku merasa kosong tanpa kehadirannya didekatku 2 minggu ini, bahkan tadi aku menerima ciuman darinya dan aku juga menikmati ciuman itu. Mengingat ciuman itu membuatku merasa jika saat ini wajahku memerah. Tadi pun aku juga merasa jantungku berdetak dengan sangat cepat ketika Mino menciumku. Jadi bolehkah aku menyimpulkan bahwa aku juga jatuh cinta pada Mino?
Aku meyakinkan diriku untuk menjawab pernyataan Mino tentang perasaannya padaku.
"Aku..juga mencintaimu Min. Mari kita mencoba memulai sebuah hubungan"kataku pada Mino dan aku yakin wajahku sudah sangat memerah.
"Benarkah Yoon? Kau mau menjadi kekasihku?"tanya Mino padaku.
Aku hanya menganggukan kepalaku.
"Akhirnya penantianku selama ini selesai"seru Mino senang dan menariku kedalam pelukannya. Aku pun menenggelamkan kepalaku dalam dada bidang Mino dan menikamati kehangatannya.
Entah kenapa lama-kelamaan aku merasa semakin dingin pada tubuhku. Aku pun tersadar jika kami masih berada di tengah kolah dari sejam yang lalu.
"Ayo keluar dari sini,aku sudah kedinginan dan kakiku terasa mulai membeku"ajakku pada Mino.
"Ahh kau benar,maafkan aku. Apa kau bisa menggerakan kakimu? Jika tidak,mari aku gendong"sesal Mino
"Tidak apa-apa,aku bisa sendiri"tolakku halus.
"Baiklah, katakan jika kau merasa tidak sanggup oke"kata Mino sembari mengusap rambutku pelan.
Mino mulai mendekati tepi kolam. Aku hanya bisa berdiri di tempatku tanpa bisa bergerak karena kakiku yang sudah mulai mati rasa akibat kedinginan.
"Yoon? Kenapa kau masih diam disana? Ayo naik, bukankah kau bilang kau sudah kedinginan?!"tanya Mino karena melihatku masih tidak bergerak.
"Hmm... Aku...kakiku tidak bisa digerakkan"jawabku pelan.
"Astaga Yoon kenapa tidak bilang dari tadi dan kenapa harus bilang bahwa dirimu sanggup untuk keluar dari sini"omel Mino sambil kembali masuk kedalam kolam untuk menghampiriku.
"Maaf,aku tidak ingin merepotkanmu"jawabku pelan.
Mino hanya diam dan menggendongku dengan gaya bridal style menuju ke tepi kolam.
Mino menaikkan diriku terlebih dahulu untuk keluar dari kolam. Setelah itu barulah dia keluar dari dalan kolam.
Mino masih diam dan tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Aku tahu dia marah karena aku tidak berkata jujur padanya.
"Min..kenapa hanya diam?"aku mencoba untuk membuka pembicaraan.
"Tidak"Mino menjawab dengan singkat.
"Kau marah?"tanyaku padanya.
"Tidak"sahut Mino masih dengan singkat.
"Aku tahu kau marah padaku. Aku hanya tidak ingin merepotkanmu Min"aku mencoba menjelaskan.
"Aku kekasihmu Yoon,untuk apa kau memilikiku jika kau tidak ingin membagi kesusahanmu padaku"ujar Mino marah dan tanpa sadar sedikit menaikkan nada suaranya.
Aku hanya menundukan kepalaku.
"Maaf"lirihku.
Mendengar lirihanku Mino pun terlihat tersentak,dia sontak mendekatiku dan membawaku kedalam pelukannya.
"Maaf,bukan maksudku membentakmu seperti itu."sesal Mino.
"Tidak apa-apa,ini salahku."kataku dan membalas pelukan Mino.
"Sudahlah ayo kita pulang,tidak mungkin mengikuti pelajaran dengan keadaan seperti ini."ajakku mengalihkan pembicaraan.
"Ayo,aku akan menggendongmu dan tidak ada bantahan"ujar Mino sebelum aku membantah perkataannya.
Aku hanya bisa menurut,tidak ingin membuat Mino marah lagi.
Mino menggendongku dengan gaya seperti tadi,aku pun menyembunyikan wajahku yang memerah dalam dadanya dan berharap tidak ada orang yang melihat hal memalukan ini.
rumah Mino*
Mino membawaku ke rumahnya. Aku hanya bisa pasrah dengan kelakuan seenaknya itu. Aku sedang tidak ingin berdebat dengannya.
"Nah kita sampai,ayo masuk."kata Minho sambil menggendongku lagi.
"Min turunkan aku,aku bisa berjalan sendiri."pintaku padanya.
"Tidak,aku tidak ingin hal seperti tadi terjadi lagi"tegas Mino. Aku hanya bisa menerima saja.
"Selamat datang di rumahku."kata Mino dengan nada senang.
Mino membawaku kekamar miliknya.
"Kau mandi dan ganti bajulah disini,pilih baju yang kau suka di lemariku. Aku akan mandi di kamar mandi bawah.
"Baiklah"jawabku.
Aku beranjak untuk pergi mandi. Beberapa saat kemudian aku keluar dan berjalan kearah lemari milik Mino.
Aku mencari-cari pakaian yang pas untuk tubuhku tapi hanya kemeja berwarna putih bergaris hitam ini saja yang bisa kugunakan dan itupun masih melorot di bagian bahuku. Dan sepertinya aku tidak membutuhkan celana pendek karena baju ini sudah menutupi area bawahku,selain itu memang tidak ada celana Mino yang pas untukku.
Ceklek..
"Yoon apa kau sudah..."perkataan Mino seketika berhenti. Dia melihat kearahku tanpa berkedip.
"Ada apa dengan dia?"batinku.
Aku segera menghampiri Mino.
"Hei ada apa? Kenapa kau melihatku seperti itu?"tanyaku.
"Ah tidak apa-apa,ayo kita memasak makanan"ajaknya setelah tersadar dari lamunannya.
"Ayo,biar aku yang memasak untukmu"ujarku.Kami pun beranjak pergi ke dapur.
Kami menuruni tangga dan aku pun melihat-lihat rumah Mino. Rumah Mino sangat bagus,tapi yang menjadi pertanyaanku kenapa disini sangat sepi,kemana orang tua Mino?
"Min kenapa disini sangat sepi? Kemana orang tuamu?"tanyaku pada Mino.
"Aku tinggal sendiri,orang tuaku sudah meninggal."sahut Mino.
"Astaga maafkan aku Min,aku tidak bermaksud"kataku menyesal.
"Hei tidak apa-apa,santai saja"ujar Mino menenangkanku.
Kami pun tiba di dapur. Aku menyuruh Mino duduk di meja makan dan aku pun mulai menyibukan diri dengan bahan-bahan yang akan kumasak.
"Lalu siapa yang akan bersih-bersih disini Min?"aku bertanya lagi sambil tetap memasak.
"Aku sendiri dan dibantu oleh bibi Lee saja"jawab Mino. Aku hanya mengangguk mengerti.
Masakanku pun hampir jadi,aku mematikan kompor dan mengambil piring untuk tempat masakanku. Tiba-tiba aku merasa pelukan pada pinggangku,aku terkejut dan untung saja piring yang sudah berisi makanan yang sedang kupegang tidak terjatuh.
"Min kau membuatku terkejut,untung piring ini tidak jatuh."omelku pada Mino.
Aku berjalan ke meja makan dengan Mino yang memelukku dari belakang untuk meletakkan makanan yang sudah kubuat.
"Ada apa? Kenapa manja begini?"tanyaku lembut sambil mengusap tangannya yang melingkar di pinggangku.
Mino tidak menjawab dan hanya menciumi leherku. Perlakuaannya itu membuatku mengeluarkan desahanku.
"Ugh.. Min.."
Mino semakin menyusupkan wajahnya ke leherku. Tangan Mino pun mulai masuk kedalam kemeja yang kugunakan.
Mino mengusap perut dengan perlahan,usapannya pun semakin naik menuju putingku. Ia meremas dan menarik puting sebelah kananku,hal itu sontak membuatku semakin mendesah.
"Aahh...engghh...Minohhh..."
Mino masih mempermainkan putingku bahkan tangannya yang satu lagi pun ikut masuk kedalam kemejaku dan melakukan hal yang sama pada puting sebelah kiriku.
"Uuuhh...Minohhh...Aaahhh..."
Mino yang tadi masih menciumi leherku kini bahkan sudah mulai menandainya. Mino menggigit lalu menghisap leherku hingga tibul kissmark berwarna merah yang sangat kentara.
"Engghh...Ahhh..."
Mino segara membalik badanku kearahnya,belum sempat aku bicara Mino sudah lebih dulu menciumku.
"Min...mmmppp..."
Mino menciumku dengan sangat liar,membuatku hanya bisa mendesah dan mengalungkan tanganku pada tengkuk Mino.
Kami saling membelit lidah dan bertukar saliva. Lidah Mino membelai langit-langit mulutku,membuatku semakin mendesah.
"mmmppp...aahh...uuhh..."desahanku semakin menjadi.
Aku benar-benar horny dengan rangsangan yang diberikan Mino padaku. Aku masih berperang lidah dengan Mino.
"Ugh...Min..aahh...pas..lepas..enghh..."
Aku mulai kehabisan nafas. Aku memukul-mukul dada Mino agar dia melepaskan ciuman kami.
Mino mengakhiri ciuman kami. Dia menghapus lelehan saliva yang menetes di sudut bibirku.
Aku masih terengah-engah karena ciuman tadi. Aku berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyak untuk menstabilkan pernafasanku.
"Yoon,apakah aku boleh melakukannya?"tanya Mino pelan padaku.
Aku hanya bisa menganggukkan kepalaku untuk memberi ijin padanya,selain itu juga karena aku sudah merasa horny dari tadi akibat rangsangan yang diberikan Mino padaku.
Melihat persetujuanku,Mino segera menggendongku menuju kamarnya dan membaringkanku dengan pelan di kasur miliknya.
Kami kembali berciuman,hingga ciuman Mino turun kearah leherku dan kembali meninggalkan kissmark disana. Mino melepas satu persatu kancing kemejaku.
Ciuman Mino pun kembali turun kearah putingku. Mino mengecup lalu menghisap puting sebelah kananku,puting sebelah kiriku pun tak ia biarkan menganggur,ia meremas dan menarik puting sebelah kiriku itu.
"Aaahh...Minohh...uuuhh..."
Hisapan Mino berpindah pada puting sebelah kiriku,begitupun dengan permainan tangannya yang berpindah pada puting sebelah kananku.
"Nyaahh...enghh..aahh..."desahanku semakim mengalun.
Mino membuka celana dalamku dan menampilkan juniorku yang sudah sangat keras dan mengeluarkan precum.
"Ohh sudah sangat basah rupanya"kata Mino dengan nada menggoda.
Mino mulai mengocok juniorku.
"Aaahhh...faster...Min..."desahanku keras.
Mino memasukkan juniorku kedalam mulutnya dan mulai menghisapnya.
"Nyaaahhh...Min...good..."desahku sembari meraih rambut Mino untuk kuremas sebagai pelampiasan kenikmatanku.
"AAAAHHHH... CCCUUUMMM..."teriakku saat dunia putih menghampiriku.
Mino meminum spermaku yang keluar di dalam mulutnya.
"Manis seperti pemiliknya"ujar Mino yang membuat wajahku memerah.
Seakan sadar,aku pun mengeluarkan protesanku.
"Kenapa hanya aku yang sudah naked seperti ini? Kenapa pakaianmu masih melekat pada tubuhmu"protesku melihat Mino masih berpakaian lengkap.
"Hahaha... Kalau begitu bantulah aku membukanya"sahut Mino berkedip nakal padaku.
Aku hanya bisa mengangguk dengan wajahku yang memerah. Aku dengan gemetar membuka baju Mino. Melihat abs pada perutnya membuatku semakin memerah.
Terakhir aku harus membuka celana pendek sekaligus celana dalam Mino. Tanganku semakin gemetar saat harus membuka pakaian terakhir Mino itu. Wajahku yang entah sudah bagaimana warnanya karena saking malunya aku.
Saat celana dalam Mino sudah terlepas,terlihatlah junior Mino yang mengacung dengan begitu gagahnya. Aku pun segera menutup wajahku dengan tanganku karena malu.
"Hei kenapa malu begitu? Aku milikmu,jadi tidak perlu malu seperti itu. Aku bahkan sudah melihat seluruh tubuhmu."kata Mino sambil menjauhkan tanganku dari wajahku.
"Santai saja oke,kita lakukan dengan perlahan"ujar Mino dengan lembut dan mengecup keningku.
Aku hanya menurut dan berusaha menghilangkan rasa malu yang aku rasakan.
"Lakukan seperti yang aku lakukan padamu tadi oke"ujar Mino.
Aku mengangguk dan mencoba meraih junior Mino untuk kubawa kedalam genggaman tanganku. Aku mulai mengocok junior Mino perlahan.
"Sttt...lebih cepat Yoon...ssstt..."desis Mino menahan nikmat.
Aku pun mulai mempercepat kocokanku.
"Aahhh...Yoonn...enakkk...masukkan kedalam mulutmu sayangg..."suruh Mino disela-sela desahannya.
Aku memasukkan junior Mino kedalam mulutku dan menghisapnya.
"Aahh...iya...begitu Yoon...lebih cepatt..."desah Mino ikut memaju mundurkan kepalaku.
Aku tersedak karena tekanan Mino pada kepalaku sehingga juniornya masuk kedalam mulut dengan terlalu dalam.
"uhuk...uhukk..."aku tersedak hingga mengeluarkan air mata. Aku memukul paha Mino agar ia memelankan tekanannya pada kepalaku. Mino yang tersadarpun mulai memelankan tekanannya.
"Ahhh... Yoon...sedikit lagi...aahh...I'M CUM...YOONN..."teriak Mino saat mendapatkan dunia putihnya.
Sperma Mino yang masuk kedalam mulutku pun aku telan,saking banyaknya hingga membuatku tersedak.
"uhukk...uhukk..."
"Ya ampun maafkan aku sayang,seharusnya kau tidak menelannya"panik Mino.
"Tidak apa-apa,kau pun tadi melakukan hal yang sama bukan"kataku pada Mino setelah pulih dari acara tersedakku.
"Aku lanjutkan ya?!"ujar Mino. Aku hanya menganggukan kepalaku.
Mino membawaku kedalam sebuah ciuman,tapi tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang memasuki lubangku.
"Aahh...apa itu Min?"tanyaku setelah melepas paksa ciuman kami.
"Itu jariku sayang,aku harus mempersiapkanmu agar nanti kau tidak terlalu merasakan sakit."jelas Mino.
"Apakah terasa sakit?"tanya Mino.
"Tidak hanya terasa tidak nyaman saja."jawabku.
Kami kembali melanjutkan ciuman kami yang terputus tadi. Mino pun kembali memasukkan satu jarinya lagi. Kini sudah ada dua jari Mino didalam lubangku.
"Engghhh...ugh..Min..."desahku disela-sela ciuman kami.
Mino kembali menambahkan satu jarinya kedalam lubangku.
"AARG keluarkan Min...sakit"suruhku pada Mino karena aku mulai merasa kesakitan.
"Sstt tenanglah sebentar lagi rasa sakit itu akan hilang."Mino mencoba menenangkanku.
"aahh...disana Min...lebih cepat...aahhh... Engghh..."desahku merasakan nikmat ketika Mino sudah menemukan titik manisku.
"Disini?"tanya Mino sambil tetap menusuk titik yang sama dengan jarinya yang berada didalam lubangku.
"Iyaahh...nyaaahhh...faster...deeper...Min...
"Aaahhh...sedikit lagi...ak..aahhh...aku sampai...MIIINNNN"lenguhku saat aku kembali mencapai puncakku.
Mino mengeluarkan jari-jarinya dari dalam lubangku. Aku terengah-engah karena kelelahan.
Mino beranjak dari atas tubuhku. Hal itu membuatku merasa bingung.
"Kau mau kemana Min?"tanyaku pada Mino.
"Mengambil lotion,agar kau tidak kesakitan."sahut Mino setelah mendapat apa yang dia cari.
Mino kembali dan naik keatas tubuhku. Dia mulai mengusapkan lotion itu pada juniornya.
"Aku masukkan ya"Mino meminta ijin padaku.
Junior Mino yang besar itu membuatku ragu,akankah lubangku bisa menampungnya?
"Aku akan pelan-pelan,kau cukup rileks saja oke"ujar Mino berusaha meyakinkanku. Aku pun mengiyakan keinginan Mino.
Mino mulai memasukan juniornya kedalam lubangku dengan perlahan.
"AAARRGGHH...SAKIIITTT..."teriakku.
Baru kepalanya yang masuk aku sudah sangat kesakitan,apa lagi seluruhnya.
"Sstt rileks Yoon..jika kau tegang akan semakin sakit."ujar Mino sambil mengusap rambutku. Aku menarik nafasku berusaha menenangkan diriku.
Jleb..
"AAAARRGGG... KELUARKAN... SAKITTT...KELUARKAN MIN..."teriakku kesakitan,aku mengeluarkan air mataku karena rasa sakit yang kuterima.
"hiks...keluarkan Min...sakit...hiks..keluarkan"tangisku,masa bodo dengan image coolku,ini benar-benar terasa sakit seperti diriku terbelah menjadi dua.
"Tenang Yoon,maaf aku kasar,aku hanya tidak ingin kau terlalu lama merasa kesakitan."ujar Mino sembari membawaku kedalam pelukkannya.
"Sstt berhenti menangis Yoon"bujuk Mino padaku. Tangisanku mulai mereda.
"Bergeraklah Min"ijinku pada Mino.
Mendengar ijinku Mino mulai bergerak dengan perlahan.
"Sstt...sakit...engghh.."desisku kesakitan.
Lama-kelamaan hentakan Mino pun bertambah cepat,rasa sakitku pun mulai mereda. Kini desahan nikmatlah yang mengalun dari bibirku.
"Aahh...Min...disana..."lenguhku nikmat ketika Mino berhasil menemukan titik manisku.
"Aahh...so tight Yoon...uuhh..."Mino pun mendesah.
"engghh...nyaahhh...faster...deeper..
Min..."desahanku semakin menjadi.
Mino pun semakin menguatkan sodokannya pada lubangku.
"Uuuhh...aarrgghh..."aku terus mendesah dan meremas seprai yang sudah acak-acakan sebagai pelampiasan kenikmatanku.
"Aahh...lagi...Minohhh...lebih dalam lagi...aahhh..."
"oohh...Yoon...ini sungguh...aahhh...nikmat baby..."desah Mino sambil tetap menumbuk titik manisku.
Mino mengarahkan kedua tanganku untuk dikalungkan pada tengkuknya,aku pun melingkarkan kedua kakiku pada pinggang Mino.
"Aahh...terus...uuhhh...aahh...sedikit lagi Min"kataku disela-sela desahan yang kukeluarkan.
"Bersama baby...oohh.."ujar Mino semakin menambah kecepatan tusukannya.
Bisa aku rasakan junior Mino yang membesar didalam lubangku.
"Aahh...ak...aku...keluar...enghh"
"SONG MINHOOO.../BABY YOOOONN..."lenguh kami bersamaan saat kami menggapai dunia putih.
Aku memeluk dan mengelus pelan rambut Mino yang sedang berada diatas tubuhku.
Mino melepaskan tautan kami,bisa kubayangkan seberapa banyak sperma yang Mino keluarkan didalam lubangku,aku bahkan merasakan spermanya yang tidak bisa tertampung semua didalam lubangku mengalir turun ke pahaku.
Mino berbaring disampingku,dia membawaku kedalam pelukannya. Kami jatuh tertidur karena merasa kelelahan.
Aku terbangun pukul 23.27. Aku meringis pelan karena rasa sakit yang menyerang bagian bawahku. Aku menoleh kesamping dan dapat aku lihat Mino masih tidur disampingku. Jari-jariku menyusuri wajah Mino dari kening hingga terakhir pada bibirnya. Aku mengelus pelan bibir itu.
"Ternyata orang yang selalu aku katai hitam ini begitu tampan,aku baru menyadarinya. Maaf karena aku selalu mengumpat padamu selama ini. Aku mencintaimu Song Minho musuhku atau sekarang harusku sebut mantan musuhku"ujarku dengan terkikik pelan lalu mengecup bibir Mino beberapa saat.
Aku pun melepas kecupanku pada bibir Mino.
"Kenapa di lepas? Aku belum puas merasakan bibir sexymu itu"rajuk Mino yang kini sudah membuka matanya.
Aku terkejut karena dia membuka matanya dengan tiba-tiba dan langsung merajuk seperti itu.
"YAAA...ternyata kau sudah sadar dari tadi eoh dan berpura-pura tidur?! Sejak kapan kau bangun hah?"seruku dengan wajah yang memerah karena malu.
"Sejak aku merasakan sentuhan pada wajahku"jawab Mino dan semakin membuatku malu.
"Dan ngomong-ngomong terimakasih atas pengakuanmu tentang ketampananku."kata Mino dengan menaik turunkan alisnya menggodaku.
Aku hanya memukul pelan lengannya.
"Menyebalkan"rajukku sambil mempoutkan bibirku.
CUP
Mino mengecup bibirku,wajahku kembali memerah karena perbuatannya itu.
"Yaa...selalu saja mencuri kesempatan"aku memukul-mukul dada Mino. Mino hanya mengaduh pelan. Aku pun menghentikan pukulanku.
"Kenapa aku bisa jatuh cinta pada orang menyebalkan seperti dirimu sih"keluhku.
"Tentu saja karena aku baik dan yang paling penting adalah karena wajah tampanku ini"jawab Mino dengan narsisnya.
"Yayaya..kau benar dan aku mencintai orang menyebalkan ini"sahutku lalu mengecup bibir Mino.
CUP.
Aku segera menyembunyikan wajahku yang memerah kedalam dada Mino.
Mino memelukku dan mengecup keningku dengan sayang.
"Aku juga sangat mencintaimu Yoonieku"ujar Mino padaku.
Sungguh tidak bisa dipercaya,aku berakhir jatuh cinta pada seseorang yang aku anggap sebagai musuhku.
Walaupun begitu,aku merasa sangat bahagia karena dia dengan tulus mencintaiku,begitu pun aku yang juga mencintai dia.
Aku mencintaimu musuhku,ah tidak maksudku mantan musuhku Song Minho. Terimakasih karena sudah mencintaiku. I LOVE YOU SO MUCH SONG MINHO.
END
Astaga,apa yang aku buat ini
Pertama kali nyoba buat ff NC kyk begini,maaf jika mengecewakan
Tapi serius,ini pertama kali buat ff kyk begini,tapi kalo baca sering #dibakar
Oke abaikan saya yang gaje,yang baca jangan jadi sider ya
