Title : CALENDULA

Main Cast : Byun Baekhyun, Park Chanyeol.

Other Cast : EXO's Members and other

Main Pair : ChanBaek

Other Pair :

KaiSoo

HunHan

SuLay

ChenMin

Genre : School Life, Romance, Drama, Family, Brothership.

Rating : T

Length & Type : Chapter

.

.

.

WARNING! GS FOR UKE! TYPO!

.

.

.

DON'T BASH

DON'T PLAGIAT

.

.

.

SUMMARY

Kim Baekhyun adalah putri bungsu dari 6 bersaudara yang begitu menyayanginya. Ia tak terbiasa hidup berbaur dengan orang lain karena di hidupnya selama ini hanya ada keluarganya serta guru yang mengajarnya lewat home schooling. Lalu bagaimana kehidupannya selanjutnya saat ia pindah ke Seoul dan dipaksa masuk ke sekolah umum serta harus berbaur dengan orang lain? /"Baekhyun itu seperti bunga CALENDULA, mekar di setiap awal bulan dan mulai layu menjelang akhir bulan"\

.

.

.

CHAPTER 1

What?

.

.

.

"KIM SEHUN! DAMN YOU! WHERE ARE YOU BAD MAN? COME HERE OR I..."

"'Or I'?" Tanya seorang laki-laki berambut pirang yang menyembulkan kepalanya dari balik tangga rumahnya.

"Shit! Are you crazy, huh? Do you thing this is so funny?!" Bentak seorang perempuan dengan rambut dark brown nya sambil berkacak pinggang tak jauh dari lelaki pirang bernama Kim Sehun itu, di tangan kirinya terdapat selembar foto yang cukup besar. Entah foto apa itu tapi sepertinya itu yang membuat dirinya kesal.

"Please, babe. I'm just kidding, okay? Don't be seriously" bujuk si lelaki pirang itu sambil menghampiri gadis berambut bergelombang itu dengan tampang yang tanpa dosa plus aegyo nya.

"This is not funny, Sehun!" Gadis itu menyilangkan tangannya di dada dan memalingkan wajahnya dari Sehun.

"What happened with you?" Seorang pria yang berkulit agak tan datang dengan tas biola di punggungnya lalu menghampiri kedua saudaranya yang terlihat tengah bertengkar kecil.

"Look at," si gadis memperlihatkan selembar foto di tangannya ke depan wajah lelaki tan itu membuatnya menahan tawa karena geli "KAI! DON'T LAUGHING!" Amuknya ketika melihat saudaranya yang lain ikut menertawakannya.

"Haha.. I'm sorry Baekbi. You're face is so.. errrmm.. yeah you know it" lelaki tan yang dipanggil Kai itu tidak melanjutkan ucapannya dan malah menggedikan bahunya membuat si gadis berkaca-kaca.

"H-hei, don't cry. I'm just kidding, Bi. Please, I'm sorry, okay? Don't make me worries" Kai berubah panik dan menangkup kedua pipi adik bungsu nya itu kemudian tersenyum lembut seperti biasanya.

"You're evil Kai, and you same Sehun!" Rajuknya manja.

"I'm sorry, okay? Keep smile, baby. You'll good looking if you happy" bujuk Kai dan gadis bernama lengkap Kim Baekhyun itu pun tersenyum dengan sendirinya.

"You talk rubbish, hm!" Baekhyun mencubit kecil perut ber-ABS milik Kai sambil tertawa kecil.

"You forget me!" Kesal Sehun yang merasa terabaikan.

"Alright, know.. we should be pack the bag for flying to Korea. Understand?"

"Yeah" jawab Baekhyun dan Sehun malas.

Mereka sebenarnya tidak ingin pindah dan meninggalkan Paris namun kakak mereka memerintahkan mereka untuk kembali ke Korea dan mereka juga tidak dapat membantah karena ucapan kakak mereka itu absolut.

"Huhh.. Suho is bossy" gerutu Baekhyun ketika mengingat kakak mereka yang satu itu.

"Don't said like it, Bi. He's your brother" ceramah Kai sambil menepuk-nepuk kepala Baekhyun seperti anak kecil.

"Tck, alright. He's right my brother" decak Baekhyun sambil berlalu ke kamarnya untuk membereskan barang-barangnya dengan muka ditekuk "good bye Paris" gumamnya.

"Then, why are you still here, Sehun?" Tanya Kai ketika melihat Sehun masih berdiri di tempatnya semula dan Sehun malah mengangkat bahunya acuh kemudian naik ke lantai 2 dimana kamarnya berada untuk membereskan barang seperti Baekhyun.

"Okay, this is easy, Kai" gumam Kai sambil menyemangati dirinya sendiri kemudian ia pun melakukan hal yang sama seperti kedua saudaranya.

.

.

.

"Sehun! Please help me! Please take my bag" rengek Baekhyun saat tiba di bandara Incheon.

"In your dream" sahut Sehun datar membuat Baekhyun merengut lalu beralih pada Kai di samping kiri nya.

"Kai! Please.." mohon Baekhyun dengan puppy eyes nya membuat Kai tersenyum ringan kemudian mengambil alih koper besar Baekhyun "thank you" ujar Baekhyun sumringah.

"who is going to pick us ?" Tanya Sehun sambil melepas kacamata hitamnya.

"I don't know" jawab Kai seadanya.

Tak lama kemudian sebuah mobil limo mini berhenti di depan mereka lalu seorang pria berumur berkisar 50-an turun dari sana dan membungkuk pada mereka.

"Young master" sapa pria beruban itu ramah.

"Who are you?" Tanya Baekhyun menyahut padahal yang di panggil 'young master'.

"I'm , I come to pick you" jawab tuan Lee.

"Really?"

"Yeah, c'mon. I want to sleep in Suho's home" sahut Sehun dengan gaya malas-malasan dan langsung masuk kedalam mobil membiarkan kopernya di luar dan di masukkan ke bagasi oleh tuan Lee.

"Ihh!" Cibir Baekhyun yang juga ikut masuk kedalam mobil sedangkan Kai masih berada di tempat semula.

"Biar aku bantu, tuan Lee" ujar Kai dengan bahasa Korea nya. Setidaknya sekarang ia harus terbiasa berbahasa Korea.

"Tidak usah tuan muda" tolak tuan Lee sopan sambil memasukkan koper besar Sehun kedalam bagasi.

"Tidak apa-apa" keukeuh Kai yang kemudian ikut memasukkan koper Baekhyun lalu kopernya kedalam bagasi mobil.

"Silahkan masuk, tuan muda" tuan Lee membukakan pintu mobil untuk Kai dan Kai tersenyum sambil masuk kedalam mobil.

Ketika masuk, ia mendapati Sehun dan Baekhyun sudah tertidur dengan Baekhyun yang menyandarkan kepalanya pada bahu Sehun dan Sehun yang menyandarkan kepalanya pada kepala Baekhyun.

"Mereka pasti lelah"

.

.

.

"Sehun, Bi.. wake up, we was arrived in home" ujar Kai sambil mengguncang pelan bahu Sehun dan Baekhyun.

"5 minutes again, Kai" balas Baekhyun dengan mata yang masih tertutup.

"No, Baekhyun! Fast wake!" Paksa Kai sambil menarik narik tangan Baekhyun ke luar mobil.

"Kaiiiii!" Rengek Baekhyun yang akhirnya membuka matanya meski itu hanya setengah.

"Nanti tidurnya didalam" jawab Kai sambil mengelus kepala Baekhyun.

"Sehun!" Panggil Kai keras membuat Sehun langsung terbangun dan mendelik sebal pada Kai namun akhirnya ia pun turun.

"Look at, Suho's house is very big" ucap Kai agar Baekhyun bangun sepenuhnya.

Baekhyun pun dengan malas membuka matanya selebar mungkin dan menatap mansion yang akan mereka tinggali itu dan rahangnya hampir saja jatuh karena melihat betapa besar dan mewahnya mansion itu. Benar-benar terlihat angkuh dan itu benar-benar gaya Suho.

"Wow!" Gumam Sehun dengan ekspresi terkejut.

Seingatnya dulu mansion itu tidak terlihat semewah ini. Dulu hanya sebuah rumah besar seperti kastil jaman eropa abad pertengahan.

"Dia merombaknya" gumam Kai yang langsung mendapat tatapan aneh dari Sehun dan Baekhyun.

"You speak Korean?" Tanya Baekhyun tak percaya.

"Hey, kita harus membiasakan diri bicara bahasa negara kelahiran kita, Bi" jawab Kai lembut.

"I wasn't born in Korea! I'm born in Paris!" Sangkal Baekhyun sambil bersedekap dada. Yeah, dia benar. Kenyataannya dia memang lahir di Paris bukan di Seoul.

"Yes, you right. C'mon" Sehun datang dan merangkul bahu Baekhyun menuju kedalam mansion sedangkan Kai masih terdiam di tempatnya.

"Ahh, mereka sulit berubah"

.

.

.

"Baekhyun" panggil Suho semangat ketika melihat adik perempuannya itu memasuki ruang tengah dimana ia dan Yixing berada kemudian langsung memeluk adik kesayangannya itu dengan rindu.

"Long time noo see, Suho" ujar Baekhyun sambil tersenyum miring.

"Jangan gunakan bahasa inggris disini" peringat Suho membuat Baekhyun mencebikan bibirnya.

"But, I-"

"Bi.." panggil Suho dengan nada rendah yang membuat Baekhyun merinding karena itu tanda nya peringatan kedua dari Suho.

"Ya ya baiklah" jawab Baekhyun sebal "eonnie!" Baekhyun beralih pada Yixing dan memeluk yeoja kalem itu dengan penuh semangat sedangkan Sehun sedang bercakap ringan dengan Suho dan Kai.

"Lama tak melihatmu, Bi" ucap Yixing lembut sambil membelai anak rambut yang membingkai wajah cantik adik iparnya.

"Bagaimana dengan kandunganmu, eonnie?" Tanya Baekhyun berbinar. Ia ingat jika 2 bulan lalu Suho menelpon mereka di Paris dan mengatakan jika Yixing tengah mengandung.

"Baik-baik saja. Aku bersyukur dia tidak banyak maunya sehingga tidak menyusahkan Suho" jawab Yixing sumringah.

"Uhh.. syukurlah. Aku tidak sabar menunggu 6 bulan lagi. It's so fantastic!" Baekhyun tersenyum lebar sambil menyatukan kedua ruas jari lentik nya.

"Aku juga" balas Yixing tak kalah semangat.

"Bi.." panggil Suho dengan nada serius membuat Baekhyun menoleh pada kakaknya itu.

"Yes?" Sahut Baekhyun sedikit merasa aneh apalagi ketika melihat ekspresi muram Sehun dan ekspresi bingung Kai yang duduk di sebelah Suho.

"Kalian akan sekolah besok" ujar Suho setenang mungkin mencoba untuk tidak membuat yeoja sipit itu kaget.

"What? Are you sure, Suho?" Tanya Baekhyun tak percaya.

"Hey, dan mulai lah menggunakan bahasa Korea! Sudah kubilang kan. Dan lagi kau harus memanggilku oppa begitupun dengan Kai dan Sehun yang harus kau panggil oppa" ceramah Suho.

"Untuk memanggilmu 'oppa' aku tidak masalah, tapi jika mereka aku tidak bisa. Aku terbiasa memanggil mereka dengan nama" protes Baekhyun yang hanya mendapat senyum maklum dari Yixing.

"Ya sudahlah, terserah kau saja" pasrah Suho "istirahatlah, besok kalian sekolah dan tidak ada lagi yang namanya home schooling. Kalian harus berbaur dengan orang lain" lanjutnya tegas dan tak dapat di bantah.

"Huhh! You're so bossy!" Kesal Baekhyun sambil menyilangkan tangannya di dada.

"Ingat peraturannya kan, Baekbi?" Tanya Suho dengan nada rendah yang sarat akan ancaman namun terdengar santai.

"So-So!" Balas Baekhyun seperti orang yang putus asa "aku lelah" ujarnya kemudian berjalan gontai meninggalkan ruang tengah dan menyusuri sebuah lorong kaca yang membatasinya dengan ruangan-ruangan lain seperti perpustakaan mini, tempat gym, tempat main game, dan sebuah ruangan besar transparan yang berisi 3 lemari besar di setiap dinding kaca nya yang berisi berbagai miniatur favorit Suho, Kai, Sehun dan...

Ah sudahlah, mengingat itu membuat Baekhyun sakit hati.

Dengan langkah cepat ia melangkahkan kakinya menjauhi ruangan besar berisi banyak miniatur itu dan akhirnya menemukan tangga besar yang terlihat sangat mewah di ujung lorong.

Baekhyun tahu betul kamarnya terletak di lantai 2 di bagian paling depan yang berada di samping lorong pendek yang penuh lukisan mahal yang menuju ke balkon utama lantai 2 karena saat kecil dulu ia sempat tinggal di mansion ini beberapa tahun sebelum akhirnya pindah bersama Kai dan Sehun ke Paris, tepatnya setelah kejadian menyedihkan yang seolah menjadi trauma untuk dirinya.

Seperti fikir Sehun, dulu mansion ini memang tidak semegah ini jika dari tampilan luarnya sementara didalamnya dulu menyuguhkan pemandangan ala di kerajaan Romawi kuno sehingga kesannya terasa tinggal didalam kastil kerajaan di daerah Eropa.

Ruangannya memang tidak banyak yang berubah. Dulu pemisah ruangan satu dengan lainnya hanya dibatasi sebuah benda entah itu meja, lemari, ataupun sofa. Intinya dulu mansion megah ini tidak dibagi menjadi ruangan, jika tidak ada barang-barang di dalam mansion ini maka isi mansion ini akan terlihat seperti sebuah gedung dengan hanya beberapa ruangan private yang dibatasi tembok seperti kamar atau kamar mandi dan dapur.

Tapi sepertinya Suho ingin suasana baru pada rumah lama mereka yang bagaikan istana ini sehingga ia menambahkan sekat berupa dinding kaca anti peluru yang membatasi setiap ruangan kecuali daerah-daerah private seperti yang di sebutkan tadi. Baekhyun sekarang malah berfikir rumah ini seperti sebuah rumah kaca karena di dalam mansion jarang terdapat tembok yang menjadi pembatas.

Ah, sudalah. Menceritakan semua gaya Suho yang diterapkan pada mansion mewah ini akan menghabiskan banyak waktu.

Baekhyun membuka 2 daun pintu setinggi 2 setengah meter menuju kamarnya dan kembali menutup pintu dengan rapat.

Kamarnya juga ternyata berubah, cat kamarnya benar-benar indah dengan warna seperti campuran bias cahaya aurora yang sangat indah dan menyentuh sukma. Baekhyun yakin catnya akan berefek 3D jika lampu mati.

Dominasi warna dinding kamarnya adalah biru tua seperti langit malam. Uh, sekarang ia mengerti. Suho membuat dinding kamarnya seperti pemandangan malam di atas langit penuh bintang yang di hiasi aurora. Tapi anehnya ia juga mendapati taburan hiasan dinding berupa kupu-kupu kecil bersayap biru gelap sama seperti langit malam dengan campuran pink yang manis.

"Beautiful" gumamnya takjub.

Ia menyusuri kamarnya yang terasa lebih luas dari terakhir ia kesini -yang entah kapan itu- dengan design interior yang begitu indah dan memanjakan mata.

Di langit-langit kamarnya juga banyak ornamen bintang yang sengaja di gantung plus satu ornamen bulan sabit yang juga di gantung. Untuk yang satu ini Baekhyun masih ingat itu sudah ada sejak ia kecil hanya saja sekarang terlihat lebih baru. Sepertinya ornamen bintang-bintang serta bulan nya baru diganti.

Ranjang king size dengan bed cover strawberry milik Baekhyun berada di samping pintu menuju balkon dengan dua buah lampu tidur diatas nakas di sebelah kanan dan kiri ranjangnya.

"Oh my god! Ini benar-benar bagus" pekik Baekhyun tertahan sambil menampilkan senyum lebarnya.

Oh! Dan jangan lupakan lemari buku besar di dinding bagian kiri yang sudah dipenuhi buku serta sebuah walk in closet yang entah Baekhyun tak tahu bagaimana isinya.

Dengan penasaran, ia pun melangkahkan kaki jenjangnya menuju kedalam walk in closet yang berada di sebelah pintu kamar mandi.

Begitu ia membuka pintunya, ia langsung tertegun dan bergumam 'wow!' sambil masuk kedalamnya.

Didalamnya terdapat wardrobe yang menempel pada setiap dinding dan didalamnya sudah memuat banyak baju mewah, salah satunya adalah seragam sekolahnya dengan logo cahaya yang di tengahnya terdapat inisial LS. Entah apa itu. Baekhyun juga lupa menanyakan dimana nanti ia sekolah yang pasti Suho tak mungkin memasukkannya kedalam sekolah abal-abal.

Fokus Baekhyun teralih pada bagian wardrobe yang berisi puluhan jam tangan branded yang sangat mahal dan pastinya import.

Mulai dari Rolex, Casio, Bulove, Timex, Oakley, Patek Philippe, Roger Dubuis, Tag Heuer, Cartier dan masih banyak lagi merk terkenal lainnya.

"Suho benar-benar jjang!" Gumam Baekhyun dengan wajah berbinar dan menyentuh jam tangan mahal itu satu persatu.

Setelah puas melihat-lihat isi walk in closet-nya, ia pun keluar dari sana dan berbaring di ranjang tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

Ia berbaring secara asal dan ketika matanya mulai memberat, ia pun menyerah untuk terjaga karena ia memang lelah sehingga ia tertidur nyenyak tanpa bisa di ganggu.

Have a nice dream Byun Bi.

.

.

.

"Baekhyun, kau sudah menyisir rambutmu?" Tanya Sehun ragu, ia menatap Baekhyun yang tengah menyantap sarapannya dengan wajah mengantuk.

"Hn." Jawab Baekhyun dengan setengah mata yang terpejam.

Yixing terkikik geli melihat Baekhyun yang sepertinya masih mengantuk itu hingga ia lupa menyisir rambutnya.

Dengan inisiatif, Yixing pun bangkit dari kursinya untuk membawa sisir dan menyisiri rambut almond Baekhyun.

"Kau mau kemana?" Tanya Suho bingung.

"Sebentar" sahut Yixing lembut kemudian meninggalkan meja makan membuat semua yang disana mengerutkan keningnya bingung terkecuali Baekhyun yang masih setengah sadar.

Beberapa menit kemudian Yixing kembali dengan sebuah sisir di tangannya. Ia menghampiri Baekhyun dan mulai menyisir rambut lembut Baekhyun dengan hati-hati takut Baekhyun kesakitan.

"Eonnie.." gumam Baekhyun yang langsung mengucek matanya "tidak usah, biar aku saja" lanjutnya yang kini sudah sadar dan berusaha melarang Yixing menyisir rambutnya. Ini memalukan, okay? Lagipula ia tidak mau merepotkan kakak iparnya apalagi ia sedang hamil muda.

"Tidak apa, sayang." Yixing kembali menyisir rambut Baekhyun dengan lembut membuat empunya merona malu.

"Kkk, kau benar-benar keterlaluan, Bi. Hari pertama sekolah di sekolah baru dan kau tidak menyisir?" Ungkap Kai yang kemudian tertawa ringan diikuti tawa Sehun dan Suho.

"Diam!" Bentak Baekhyun dengan mata menyalang kesal pada ketiga kakak laki-lakinya yang usil itu.

.

.

.

"Hyung! Kenapa motor Jongin sudah disini sedangkan mobilku masih di Paris?!" Protes Sehun kesal karena motor Kai telah dikirim dari Paris ke Seoul sedangkan mobil kesayangannya belum.

"Mengirim mobil prosesnya agak lama, Sehun. Lagipula aku tahu Jongin lebih baik tak sekolah dari pada ia harus pergi tanpa motornya" gurau Suho sambil memperbaiki jas formal nya.

"Yang benar saja" gumam Sehun kesal.

"Ini" Suho memberikan sebuah kunci mobil pada Sehun.

"Kunci mobil apa ini?" Tanya Sehun sambil mengerutkan keningnya.

"Reventon," jawab Suho santai dan Sehun langsung berbinar mendengarnya "itu mobil kesayanganku. Jadi awas kalau lecet. Kau akan pakai mobil itu sampai mobilmu di kirim kesini." Lanjutnya kemudian mencium kening Yixing lama sebelum akhirnya memasuki mobilnya dan pergi dengan di supiri pak Lee yang kemarin menjemput mereka di bandara.

Jangan lupakan juga tangan Sehun yang langsung menghalangi mata Baekhyun supaya mata polos itu tidak menatap adegan mesra kakak mereka.

"YAK! Apa-apaan kau!" Protes Baekhyun sambil menepis tangan Sehun sebal. Ia merasa ia tak sekecil itu untuk tidak boleh melihat adegan barusan.

"Jaga kepolosanmu, Bi" kekeh Sehun dengan wajah tanpa dosa membuat Baekhyun ingin sekali menjedotkan jidat datar Kim Sehun ke pilar depan mansion.

"Kau berangkat bersama siapa, hm? Kai atau Sehun?" Tanya Yixing.

"Bersama Sehun saja. Aku tak suka naik motor" sahut Baekhyun sambil menggandeng tangan Sehun dan membawanya menuju mobil yang di pinjamkan oleh Suho setelah sebelumnya pamit pada Yixing.

"Sehun, I'm scare" gumam Baekhyun dengan nada khawatir.

"Kau takut apa?" Tanya Sehun tenang, ia masih fokus menyetir dengan motor Kai yang melaju di depan mobilnya.

"Aku takut tak dapat teman dan tak dapat bersosialisasi dengan baik" jawab Baekhyun lirih. Seumur hidupnya ia tak pernah berkenalan dengan orang luar kecuali Jongdae yang merupakan suami eonnie nya -Minseok- dan Yixing yang merupakan istri dari Suho. Ia takut jika nanti di sekolah ia tidak dapat teman.

"Jangan bicara begitu. Kau pasti dapat teman" balas Sehun mencoba menyemangati. Ia yakin adiknya yang cerewet ini pasti akan dapat teman. Baekhyun itu orangnya netral dan apa adanya juga gampang disukai menurutnya dan menurut Yixing.

"Bagaimana cara aku memperkenalkan diriku pada temanku?" Tanya Baekhyun lagi. Kali ini dia menatap Sehun dari samping dengan cemas.

"Tinggal sebutkan saja nama mu dan tempat asal mu. Beres kan?" Jawab Sehun sekena nya.

"Begitu ya" gumam Baekhyun sambil menjilat bibirnya dan meremas jari-jari tangannya gugup.

Mobil mereka pun akhirnya memasuki gerbang sekolah baru mereka yang baru tadi pagi Baekhyun tahu jika nama sekolah barunya adalah Light Side SHS. Pantas saja lambang sekolahnya cahaya.

Seluruh siswa-siswi yang berada di sekitar gerbang pun menatap kagum pada Kai yang naik motor dan pada mobil yang di tumpangi Sehun tapi mereka tidak tahu siapa pemilik motor dan mobil sport itu.

Kai memarkirkan motornya di samping mobil Sehun lalu melepas helm nya membuat wajah tampannya terlihat oleh siswa-siswi LS SHS.

Tak beberapa lama Sehun dan Baekhyun pun turun dari mobil dan mereka terlihat seperti artis yang akan menjalani pemotretan.

Decak kagum dan bisikan penasaran juga pujian terdengar dari siswa-siswi yang ada disana membuat Baekhyun gugup dan refleks memegang tangan Sehun.

"Dia sepertinya pacar namja itu. Woah beruntungnya ya, pantas sih, dia cantik sekali"

"Mereka pasti orang kaya"

"Lelaki itu tampan sekali ya"

Itulah bisikan-bisikan penuh kagum dari mereka apalagi ketika melihat rambut Kai yang agak berantakan efek dari memakai helm dan Kai membiarkannya seperti itu membuat kesan 'bad boy'.

"Kai, Sehun.. aku gugup" bisik Baekhyun sambil merapat pada Sehun dan Kai.

"Tidak apa-apa. Ayo kita cari ruang kepala sekolahnya" ajak Kai yang langsung merangkul pundak Baekhyun sedangkan tangannya di genggam erat oleh Sehun membuat bisikan-bisikan itu kembali terdengar heboh. Sepertinya hari pertama bersekolah disini Baekhyun akan langsung menjadi populer.

.

.

.

"Annyeonghaseyo, Kim Baekhyun imnida" sapa Baekhyun sambil membungkuk canggung di depan kelas X-1.

"Ng.. Baekhyun-sshi, kau berasal dari mana?" Tanya Kwon seonsaengnim.

"Aku dari Paris" jawab Baekhyun sambil tersenyum semanis mungkin dan jawaban Baekhyun sukses membuat kelas X-1 heboh. Mereka tidak tahu jika murid baru itu pindahan dari Perancis.

"Yasudah, silahkan duduk di tempat yang kosong" suruh Kwon seonsaengnim membuat Baekhyun mengangguk.

Sebenarnya ada beberapa bangku kosong di sebelah beberapa siswa-siswi yang mengharapkan ia duduk bersama mereka namun Baekhyun lebih memilih bangku paling belakang yang benar-benar kosong membuat desahan kecewa dari mereka yang duduk sendirian. Duduk sebangku dengan siswi cantik pindahan dari negeri pasti akan jadi Jackpot untuk mereka tapi sayang Baekhyun lebih suka duduk sendiri.

Pelajaran Ekonomi pun berlangsung setelah perkenalan singkat Baekhyun dan kebanyakan dari mereka merasa bosan akibat pelajaran yang diberikan oleh Kwon seonsaengnim. Selain cara mengajar guru itu garing, pelajaran ekonomi juga menjadi salah satu pelajaran yang tidak disukai oleh siswa-siswi LS SHS.

Lain hal nya dengan Baekhyun yang benar-benar serius menanggapi apa yang di jelaskan Kwon seonsaengnim, sedikit rasa senang juga tersemat di hatinya ketika mengingat jika saat ini ia belajar bersama orang lain, bukan lagi bersama kedua oppa nya di ruangan tertutup yang dibuat khusus untuk mereka.

Masalahnya sekarang, Baekhyun agak lupa dengan hangeul. Ia cukup kesulitan membaca tulisan Hangeul. Tidak, bukan ia tidak bisa, hanya saja dia tidak terlalu lancar membaca Hangeul. Astaga! Seharusnya saat ia di Paris dulu daddy nya atau Suho seharusnya menjejali ia dan dua saudaranya untuk membaca Hangeul setiap hari agar dia tidak terlalu lupa dengan Hangeul.

Pelajaran demi pelajaran berlangsung dan yang paling Baekhyun sukai adalah pelajaran terakhir sebelum istirahat yaitu bahasa Inggris. Tidak memperhatikan pun ia sudah sangat mengerti bahasa inggris karena itu adalah makanan sehari-harinya.

Saat jam istirahat, Baekhyun tak tahu ia harus pergi kemana. Jika ke kelas Kai atau Sehun, dia pasti malu karena Kai dan Sehun disini sunbae nya, Kai kelas XII dan Sehun kelas XI ditambah lagi ia takut mengganggu mereka.

Sebenarnya beberapa yeoja tadi mengajaknya untuk ke kafetaria sekolah tapi Baekhyun menolak dengan halus karena dalam sekali tatap pun ia tahu mereka tidak tulus berteman dengan Baekhyun, mereka hanya ingin numpang populer mengingat Baekhyun pindahan dari Paris dan silsilah keluarganya tak bisa di remehkan.

"Hai"

Baekhyun tersentak dari lamunannya ketika seorang yeoja cantik bermata owl menyapa nya dengan senyum lebar terpatri di bibir hati nya.

"Ah, ya. Hai" balas Baekhyun kaku.

"Aku Do Kyungsoo. Dari kelas X-3." Kyungsoo mengulurkan tangannya pada Baekhyun dan disambut baik oleh Baekhyun.

"Aku Kim Baekhyun"

"Ya, aku tahu" jawab Kyungsoo semangat "maaf mengganggu waktumu. Aku ingin numpang promosi" cengir Kyungsoo dengan polosnya.

"Promosi?" Tanya Baekhyun tak mengerti.

"Hmm, aku ingin menawarimu untuk bergabung dengan club musik atau club vokal" jawab Kyungsoo sambil memberikan 2 lembar brosur pada Baekhyun "aku sekretaris club musik sekaligus ketua club vokal" lanjut Kyungsoo memperjelas.

'Dia sepertinya baik' batin Baekhyun yang pura-pura melihat brosur itu padahal ia sedang memikirkan sesuatu.

"Jadi.. bagaimana?" Tanya Kyungsoo final.

"Eung.. entahlah Kyungsoo. Aku bingung" jawab Baekhyun sambil tersenyum hambar.

"Kalau kau bingung ikuti saja keduanya. Boleh kok! Kau bisa mencoba dulu, jika kau tak betah yeah kau bisa berhenti" ujar Kyungsoo memberi saran.

"Bolehkah aku memikirkannya dulu? Lagipula aku harus mendapat ijin kakak ku dulu" ucap Baekhyun sedikit ragu.

"Tentu saja boleh. Kau bisa memberitahu keputusanmu besok padaku. Untuk sekedar informasi, club musik latihan setiap hari selasa sementara club vokal latihan setiap hari kamis dan jumat"

"Ah ya, aku mengerti" jawab Baekhyun.

"Bisakah kita berteman?" Tanya Kyungsoo tanpa ragu.

"Tentu saja, Kyungsoo." Jawab Baekhyun sambil tersenyum lebar. Ini dia yang dia tunggu-tunggu. Seseorang yang tulus mengajaknya berteman bukan karena statusnya.

"Kalau begitu, ayo kita ke kafetaria! Kau juga harus mengetahui setiap ruangan di sekolah ini. Aku akan mengajakmu tour keliling sekolah 30 menit ke depan" tutur Kyungsoo tulus dan ramah.

'Jadi begini rasanya punya teman?' Fikirnya.

"Terimakasih, Kyungsoo. Ayo kita ke kafetaria" balas Baekhyun sambil berdiri dan diikuti Kyungsoo kemudian mereka pun berjalan berdampingan sambil bercakap ringan dan tak terasa mereka sampai di kafetaria yang berada di lantai 1 Light Side SHS.

Mereka mengambil tempat duduk di tengah-tengah kafetaria. Mereka juga tak pernah lepas dari tatapan kagum siswa-siswi lain tapi Baekhyun seolah melupakan hal itu karena terlalu asik dengan Kyungsoo yang ternyata sangat baik dan tidak membuatnya gugup.

"Aku ambilkan makananmu ya." Ujar Kyungsoo sambil berdiri dan bersiap pergi.

"Eh, tidak usah Kyungsoo. Aku bisa ambil sendiri" cegah Baekhyun tidak enak.

"Tidak apa-apa. Kau tunggu saja disini" Kyungsoo memang agak keras kepala dan akhirnya Baekhyun pun mengalah membiarkan Kyungsoo mengambilkan makanan mereka.

Saat tengah menunggu Kyungsoo, 5 orang namja memasuki kafetaria membuat suasana menjadi hening dan Baekhyun mengerutkan keningnya ketika melihat 2 orang di antara mereka adalah Kai dan Sehun.

Kai sepertinya tak melihatnya dan Sehun lah yang tak sengaja melihatnya. Ia tersenyum kecil ke arah Baekhyun dan dibalas senyuman pula oleh Baekhyun membuat seorang namja tinggi di sebelah Sehun berfikir itu adalah kekasih Sehun. Ada sedikit rasa kecewa di benaknya ketika tahu bahwa yeoja yang tak sengaja ia lihat ketika ia lewat di kelas X itu ternyata pacar teman barunya.

"Chan, mau pesan apa?" Tanya Haneul datar.

"Yang biasa" jawab Chanyeol sambil membuka dua kancing teratas kemeja tanpa blazer nya yang entah kemana itu. Bahkan baju nya pun dikeluarkan dan tak mengenakan dasi serta rambutnya yang acak-acakan yang membuat kesan 'berandal' tapi tetap saja wajah tampan nya itu selalu membuat seluruh siswi Light Side menjerit histeris karenanya.

Lalu entah bagaimana ceritanya Sehun dan Kai bisa berakhir berteman dengan Chanyeol CS yang terkenal berandal dan nakal tapi kelihatannya dua manusia itu tidak memperdulikan pendapat orang lain karena menurut mereka selama Chanyeol dan 2 temannya baik pada mereka itu artinya mereka pantas untuk dijadikan teman.

"Wajahmu kusut sekali hyung" komentar Taeyong yang memperhatikan raut wajah Chanyeol yang terlihat lebih suram dari biasanya.

Chanyeol terdiam tak menjawab dan sepertinya ia tak berniat membalas perkataan Taeyong.

"Oh ya, kalian sudah lama tinggal di Paris?" Tanya Taeyong.

"Begitulah. Sekitar 10 tahun lebih" jawab Kai dengan senyum tipis di bibirnya membuat Haneul dan Taeyong cengo.

"Kalau aku tinggal terlalu lama di luar negeri, mungkin aku akan lupa cara membaca Hangeul dan bicara bahasa Korea" tutur Haneul sambil menerawang membayangkan jika itu terjadi padanya.

"Sebenarnya kami juga sedikit lupa" sahut Sehun sambil tersenyum kikuk.

"Kalian bisa berkelahi?" Tanya Chanyeol tiba-tiba membuat Taeyong dan Haneul meneguk ludah mereka kasar.

'Ya ampun, jangan-jangan Chanyeol hyung mau mengeliminasi mereka' batin Taeyong resah.

Biasanya sih memang begitu, awalnya mereka punya teman baru kemudian Chanyeol akan bertanya seperti barusan dan jika teman baru mereka menjawab 'tidak bisa' maka Chanyeol akan menyuruh mereka pergi.

Ia hanya takut saja jika kedua namja pindahan itu tidak bisa berkelahi dan nanti akan disuruh pergi dari kelompok mereka. Taeyong jadi semakin ragu saja mengingat Kai dan Sehun dulu sekolah dengan cara home schooling dan pasti jarang bersosialisasi dengan orang lain dan otomatis mungkin mereka tidak bisa berkelahi.

"Tentu saja, Kai atlet Hapkido dan aku Judo" jawab Sehun dengan wajah biasa saja.

"Baguslah" sahut Chanyeol dengan seringai di wajahnya menandakan hal buruk akan terjadi.

"Emm.. kusarankan jangan melibatkan anak baru." Bisik Haneul tepat di telinga Chanyeol namun namja bertelinga lebar itu tak menghiraukannya.

"Urus saja urusanmu" desis Chanyeol dingin.

Chanyeol melirik pada Baekhyun dengan ekor matanya dan ia lihat Baekhyun juga tengah menatap ke arahnya. Ah maksudnya ke arah Sehun dan Kai membuat Chanyeol semakin yakin jika Baekhyun pacar Sehun.

"Baekhyun, kau mengenal namja putih itu?" Tanya Kyungsoo ketika tadi ia melihat Baekhyun saling melempar senyum dengan seorang namja tampan berkulit putih yang sepertinya anak baru.

"Tentu saja" jawab Baekhyun semangat.

"Jinjja?" Tanya Kyungsoo tak percaya.

"Dia dan cowok berkulit agak tan itu kakak kandungku"

Kyungsoo langsung menjatuhkan rahangnya ketika mendengar penuturan Baekhyun barusan.

"Serius?"

"Iya"

"Berarti mereka juga pindahan dari Paris?"

"Hng" jawab Baekhyun disela-sela kegiatan minumnya "kenapa? Mau ku kenalkan? Sepertinya Kai cocok denganmu yang suka musik" lanjut Baekhyun dengan senyum jahil membuat Kyungsoo gugup dan gelagapan.

"Siapa itu Kai?" Tanyanya setelah menetralkan sikapnya.

"Namja yang agak tan itu. Dia jago main biola lho" jawab Baekhyun dengan nada semenarik mungkin seperti tengah promosi produk panci terbaru pada Kyungsoo.

"Benarkah?" Mata Kyungsoo tiba-tiba saja berubah berbinar.

"Iya, serius! Dia oppa ku yang paling kalem dan paling baik karena benar-benar mengerti aku. Kai oppa itu seperti pengganti Daddy, soalnya Suho oppa terkadang menyebalkan dan bossy. Selain itu Kai oppa juga jago menari. Jazz, hip hop, dance modern atau ballet pun ia bisa"

"Eh? Ballet?" Tanya Kyungsoo dengan ekspresi mengerikan.

"Hmm, tapi aku jamin dia manly 100% karena aku sudah hidup dengannya selama 16 tahun dan tak pernah terpisahkan. Lagipula kan ballet memang tidak hanya untuk yeoja" sangkal Baekhyun dengan wajah merengut lucu.

"Oh begitu ya" cengir Kyungsoo kikuk.

Tiba-tiba saja keadaan kafetaria menjadi ribut ketika seorang yeoja memasuki kafetaria.

"Siapa dia?" Tanya Baekhyun ketika melihat seorang yeoja berambut pirang sepinggang terurai yang terlihat cantik seperti barbie.

"Oh dia Xi Luhan. Primadona sekolah" jawab Kyungsoo biasa saja.

"Primadona sekolah ya.." gumam Baekhyun pelan.

"Kata gosip dia menyukai-"

"Bel masuk. Ayo kita kembali. Setelah ini aku ada pelajaran Astronomi" Baekhyun memotong ucapan Kyungsoo dan segera menarik tangan Kyungsoo untuk pergi ke kelas mereka masing-masing setelah membayar makanan yang mereka pesan tadi.

.

.

.

"Mana sih Suho hyung" gerutu Sehun dengan wajah ditekuk tidak suka. Ia menopang dagu menggunakan sebelah tangannya di atas meja.

"Tidak bisakah kau berhenti mengeluh" protes Kai datar. Ia hanya jengah mendengar keluhan Sehun yang tak berguna itu. Meski ia mengeluh sampai segitiga bermuda menjadi segi empat bermuda pun tetap tak ada artinya karena mereka tak akan memulai makan malam sebelum Suho datang plus noona tertua mereka yang katanya akan berkunjung kesini setelah mendengar kepindahan ketiga adik kesayangannya.

"Maaf ya Sehun, kau jadi menunggu. Suho menitip pesan padaku harus seperti ini ditambah sekarang Minseok eonnie akan datang." Sesal Yixing dengan senyum tipisnya.

"Tidak apa-apa noona. Aku baik-baik saja" dusta Sehun.

Ia paling tak mau membuat noona ipar nya sedih begitu karena noona nya itu tengah mengandung calon keponakannya jadi dia tak boleh stres atau merasa tertekan untuk itu Sehun akan mengalah bagaimanapun kejadiannya.

"Cih. Menyebalkan" gumam Baekhyun sambil mencebikan bibirnya lalu mendelik ke arah Sehun yang berubah dengan cepat. Dasar tidak konsisten.

Sudah 10 menit sejak gumaman Baekhyun yang hanya terdengar olehnya itu terjadi dan Suho maupun Minseok belum menampakan batang hidung mereka membuat Sehun mendumel dalam hati.

"Aku pulang" seru Suho yang baru memasuki ruang makan dan langsung memberikan kecupan sayang pada Yixing.

Kali ini Baekhyun melihatnya secara live dan Sehun kecolongan tidak menutupi mata polos Baekhyun dari kegiatan nista kakaknya.

Sehun mendengus kecil dan menatap Suho tajam. "YAK! Hyung! Kalau melakukan itu lihat-lihat dong! Disini kan ada Baekhyun yang masih polos"

Suho mengernyit lalu sesaat kemudian ia tersenyum miring yang lebih terlihat seperti seringai. "Jadi kau mengakui dirimu sudah bukan bocah polos, hm?"

Sehun gelagapan dan ia menatap Suho nyalang "YAK! Bukan begitu! Hanya saja Baekhyun kan masih kecil"

"Kyaaa! Kim Sehun! Kita hanya beda satu tahun! Aku sudah tidak masuk kategori 'kecil'" protes Baekhyun seraya memelototi Sehun sok galak, padahal nyatanya malah terlihat kyeopta~

"Tapi tubuhmu kecil, Baekbi" kekeh Kai tanpa dosa membuat Baekhyun kesal dan merengut tidak terima lalu ia meminta bantuan pada Yixing lewat tatapan memohon nya.

"Kalian ini selalu saja memojokkan adik kalian. Baekhyun itu tidak kecil menurut noona. Tubuh Baekhyun itu ideal untuk ukuran seorang yeoja" ceramah Yixing bijak.

"Tetap saja dia terlihat kecil dimataku" bela Sehun yang membuat Baekhyun kesal dan menggeplak kepala kakak laki-laki nya itu dengan penuh rasa dendam.

"Auhh! Sakit Baek! Kenapa memukulku?"

"Kenapa memukulmu, huh? Kau tanyakan saja pada bibirmu yang tanpa filter itu!" Ketus Baekhyun sambil bersedekap dada.

Suho yang melihat perkelahian kecil di antara adik nya hanya menggeleng pelan dan tersenyum maklum.

Meski terpisah jauh 10 tahun lebih, Suho tetap tahu kebiasaan adik-adiknya. Baekhyun dan Sehun itu memang sering ribut tapi sebenarnya mereka saling menyayangi. Justru lewat adu mulut itu mereka menyampaikan kasih sayang mereka jadi Suho sudah tak heran lagi jika mereka ribut.

"Selalu saja ribut" komentar seseorang yang membuat semuanya terdiam di tempat dan entah darimana munculnya suara nyanyian jangkrik yang terdengar begitu indah di antara keheningan itu.

"Itu suara..."

"MINSEOK EONNIE/NOONA!" Pekik Baekhyun, Kai dan Sehun bersamaan lalu kemudian langsung memeluk kakak perempuan mereka yang mereka rindukan.

"Nah, berhubung semuanya sudah datang. Ayo makan malam" ajak Yixing penuh pengertian membuat Sehun terharu. Noona nya itu tahu saja jika perutnya sudah konser sejak tadi.

"Kalian menungguku ya? Ah manisnya. Maaf membuat menunggu"

"Tidak apa-apa" sahut Sehun cepat dan langsung duduk dengan manis di kursi meja makan.

"Dimana Chen hyung?" Tanya Suho heran. Biasanya pasangan itu tak pernah lepas dan selalu lengket satu sama lain.

"Dia akan menyusul nanti, dia sedang mengurus surat kepindahan kerja nya" jawab Minseok tenang.

Baekhyun mengerutkan keningnya mendengar penuturan sang kakak barusan "Lho kok? Chen oppa mau pindah kerja ke Seoul?"

"Iya, dia di pindah tugaskan. Dan untungnya ke Seoul"

"Jadi?"

Ya ampun, Baekhyun itu seperti anak kecil saja. "Jadi kami akan tinggal di Seoul" jawab Minseok memperjelas.

"Benarkah?"

Minseok menatap Suho jengah sebelum menjawab "kau fikir aku bercanda?"

"Tidak begitu sih maksudku. Kalian akan tinggal dimana?" Tanya nya.

"Kami akan membeli sebuah apartemen yang dekat dengan rumah sakit tempat dia bekerja"

"Kenapa tidak tinggal disini saja sih? Aku jadi merasa tidak berguna punya rumah besar tapi saudaraku masih harus menyewa apartemen" keluh Suho dengan wajah merengut.

"Hm, eonnie tinggal saja disini. Kan seru kalau ada eonnie dan Chen oppa" Baekhyun berbinar membayangkan hal itu.

"Baekhyun benar, lagi pula kan sejak awal Suho hyung mengganti nama pemilik sah mansion ini yang asalnya Daddy menjadi dirinya kan sengaja supaya kita bisa tinggal bersama. Benar kan hyung?" Tanya Kai yang langsung di angguki oleh Suho.

"Ya benar, tinggallah disini bersama kami" bujuknya lagi.

Minseok memasang pose berfikir kemudian ia menatap satu-persatu adik-adiknya yang juga tengah menatapnya penuh harap "bukan begitu, Joonmyeon-ah. Aku dan Chen sudah berkeluarga. Masa numpang di rumah adikku sendiri sih. Tidak lucu tau"

Suho menghela nafas frustasi, "Kenapa mesti berfikir 'menumpang'? Sudah kubilang aku memindahkan hak penuh mansion ini agar kalian bebas tinggal disini bersamaku dan Yixing. Lagipula Yixing juga kesepian jika kalian tidak ada sementara aku bekerja"

"Kau itu tak mengerti ya, ini bukan masalah hak atas mansion ini tapi masalah keluarga, Suho! Apa kata orang nanti jika melihat keluargaku tinggal bersama dirumah milikmu? Baekhyun, Kai dan Sehun itu beda lagi masalahnya, mereka kan belum memiliki keluarga dan mereka masih menjadi tanggungan kakak-kakaknya termasuk aku dan kau jadi wajar jika mereka tinggal disini." Jelas Minseok dengan wajah lelah.

"Kenapa memikirkan kata orang? Biarkan saja! Ini mansionku dan mereka tak berhak bicara!"

"Itu kau tahu" balas Minseok cepat.

"CUKUP!" Teriak Baekhyun kesal "bicaranya nanti saja. Kita kan sedang makan" omelnya sebal membuat Suho maupun Minseok bungkam.

"Ehm" Sehun berdehem pelan "hyung, aku ingin minta ijin" lanjutnya membuat semua kegiatan makan berhenti "Kai juga"

"Ijin kemana? Lalu mau apa?" Tanya Suho penasaran. Ini moment pertama Sehun minta ijin keluar. Kira-kira ada apa ya?

"Kita diajak keluar bersama teman kami" jawab Kai mewakili.

Suho, Yixing maupun Baekhyun melongok mendengarnya. "Sejak kapan kalian punya teman?" Itu suara Minseok dan Sehun langsung mendelik pada noona nya itu.

"Noona itu apa-apaan sih! Seharusnya bersyukur kami bisa punya teman di sekolah baru kami. Menyebalkan sekali"

"Kau itu yang apa-apaan? Kekanakkan! Noona kan hanya bertanya" ketus Minseok sambil memalingkan wajahnya marah.

"Tapi kan noona bicaranya seperti menyudutkan kami!" Bela Sehun lagi.

"Dasar keras kepala" sahut Minseok.

"Noona juga!"

Semua yang ada disana langsung memutar bola mata malas melihat perdebatan antara Minseok dan Sehun barusan. Tadi Minseok dengan Suho, sekarang Minseok lagi dengan Sehun.

Sebenarnya memang Minseok yang sedang sensi atau apa ya?

"Eum, oppa.." panggil Baekhyun memecah keheningan setelah perdebatan sengit dua manusia keras kepala barusan "aku ingin meminta ijin oppa untuk masuk ke club musik dan club vokal di sekolah" lanjutnya ragu.

"Jinjja? Wah itu bagus, Bi. Tentu saja oppa ijinkan" jawab Suho gembira membuat mereka langsung menatap Suho aneh dan Suho langsung berfikir 'apa aku berlebihan?'

"Lalu aku bagaimana?" Rajuk Sehun sok imut.

"Ya terserah. Aku tidak keberatan asal kalian jaga pergaulan" sahut Suho santai.

"Hai semuanya" sosok kakak ipar berjidat lebar pun muncul dari arah lorong menuju ruang makan kemudian tersenyum lebar ke arah mereka.

"Hai oppa" Baekhyun melambai singkat, membalas senyuman kakak iparnya.

"Aku ketinggalan ya?" Tanya Chen kemudian duduk di sebelah Minseok.

"Kau ketinggalan 2 ronde" jawab Suho asal membuat Chen terkekeh.

Ia sudah mengerti kemana arah pembicaraan Suho itu karena hal ini sudah biasa terjadi dimana terjadi perdebatan antara istrinya dan siapa saja lawannya. Ia sudah tahu betul bagaimana sifat istri tercintanya.

"Dasar dongsaeng kurang ajar" geruru Minseok sambil mendelik pada Suho.

"Apa?" Tanyanya tanpa dosa.

Sehun dan Kai kembali memutar bola mata mereka malas melihat perdebatan yang mungkin sebentar lagi akan terjadi antara Minseok dan Suho.

Tapi, omong-omong. Tumben Suho tidak menanyakan kemana mereka akan pergi besok. Nyatanya mereka sendiri tidak tahu karena Chanyeol kemarin hanya mengajak mereka saja tanpa menyebutkan kemana mereka akan pergi.

Keesokan harinya mereka benar-benar pergi setelah pulang sekolah. Soal Baekhyun pulang dengan siapa, itu Minseok yang berbaik hati menjemputnya karena tahu Sehun dan Kai tak akan langsung pulang karena akan pergi dengan teman baru mereka.

Awalnya Kai dan Sehun tak merasa curiga. Namun setelah lama mereka berjalan dari tempat mereka memarkirkan mobil dan motor mereka -di dekat sebuah proyek pembangunan gedung yang baru setengah jadi- akhirnya mereka merasa ada sesuatu yang salah hingga Chanyeol yang berjalan paling depan menyuruh mereka berempat berhenti dengan isyarat tangannya.

Sehun dapat melihat sekitar 10 meter di depan mereka terdapat kira-kira 10 orang yang berjalan ke arah mereka dengan gaya ala preman plus tongkat baseball serta pecahan botol di tangan mereka membuat Sehun maupun Kai bergidik ngeri.

"Ada apa ini, hyung? Kenapa kita disini?" Ayo kita pergi" ajak Sehun resah pasalnya gerombolan namja di seberang sana sudah semakin mendekat ke arah mereka.

Taeyong memberikan 2 buah tongkat besi yang kuat pada Kai dan Sehun, mereka menerimanya dengan tanda tanya di kepala mereka lalu sebuah lampu kuning langsung menyembul di atas kepala mereka.

Kini mereka mengerti kenapa tadi Haneul serta Taeyong membawa beberapa tongkat besi dari dekat proyek pembangunan dimana mereka memarkirkan kendaraan mereka. Ternyata untuk berkelahi toh.

"Apa yang akan kita lakukan, Chan?" Tanya Kai yang sudah siap sedia jika harus berkelahi.

Sekarang tidak ada pilihan lain selain melawan jika ia masih sayang nyawanya lagipula situasi sekarang tak memungkinkan untuk kabur karena sepertinya Chanyeol sendiri sudah merencanakan perkelahian ini.

"Habisi saja mereka, Kai" desis Haneul. Padahal ia bertanya pada Chanyeol tadi bukan pada Haneul. Tapi yasudah lah.

"Lama tak jumpa, Park fucking Chanyeol" desis salah satu namja di komplotan musuh sambil tersenyum mengejek ke arah Chanyeol kemudian setelahnya mereka langsung menyerang dan terjadilah adu kekuatan disana.

Jumlah kelompok Chanyeol memang 2x lebih sedikit dari jumlah musuh namun mereka tetap dapat mengalahkannya karena mereka sudah terlatih. Kai dan Sehun yang merupakan atlet beladiri Hapkido dan Judo pun tak mudah di kalahkan.

Mereka bahkan membuang tongkat besi itu tak jauh dari mereka -jaga jaga bila nanti butuh kembali- dan lebih memilih menggunakan tangan kosong untuk berkelahi.

Jika Kai lebih mengandalkan gerakan kakinya yang kuat dan panjang maka Sehun lebih memgandalkan gerakan tangannya yang lincah untuk menangkis dan membalas serangan lawan.

Chanyeol yang sekilas melihat kecakapan Kai dan Sehun dalam berkelahi pun hanya menyeringai tipis, ia sendiri juga tengah berhadapan dengan ketua geng musuh yang lumayan kuat namun bukan Chanyeol namanya jika ia kalah begitu saja.

Setelah setengah jam bergulat tanpa ampun, mereka pun akhirnya selesai dan berakhir dengan kemenangan kelompok Chanyeol.

Penampilan mereka pun sudah tidak rapi lagi seperti tadi. Kemeja yang keluar, blazer yang entah kemana, dasi tidak ada serta dua kancing kemeja teratas terbuka plus rambut yang acak-acakan.

"Kau gila membawa kami ketempat seperti ini?" Tanya Kai sambil mengatur deru nafasnya yang masih menggila akibat perkelahian barusan.

"Selamat, kalian telah diterima di kelompok kami" ujar Chanyeol datar tanpa ekspresi.

"Apa? Kelompok apa?" Tanya Sehun tak mengerti.

"Kalian resmi menjadi bagian dari kami. Suka tak suka kalian tak akan bisa pergi" seringai Haneul namun tetap terlihat tampan.

"Dasar! Kau gila Park Chanyeol" Kai memukul ringan lengan Chanyeol dengan sisa tenaganya lalu tersenyum tipis ke arahnya.

"Lelaki aneh" gumam Chanyeol balas tersenyum tipis.

"Sekarang apa? Kami tak mungkin pulang dengan keadaan seperti ini" ucap Sehun ditengah keheningan yang melanda mereka.

"Ayo kerumahku. Kau akan dapatkan jawabannya"

Chanyeol melangkah pergi dari area perkelahian itu kemudian diikuti oleh keempat temannya termasuk Sehun dan Kai.

Mereka berdua tak tahu jalan mereka yang pilih benar atau salah. Yang pasti Suho akan marah besar jika tahu mereka bergaul dengan anak berandalan tapi entah kenapa mereka lebih memilih tetap diam dan bergabung.

Kai pun merasa Chanyeol tak sepenuhnya brengsek. Ia merasa nyaman berada ditengah ketiga anak berandalan itu jadi ia memilih tetap diam dengan mereka apapun yang terjadi. Sehun pun juga sama. Tapi mereka berdua bertekad dalam hati mereka tak akan ikut bersikap berandal. Mereka hanya akan berteman dan jika dibutuhkan atau keadaan mendesak mungkin mereka juga akan melakulan hal yang seperti barusan, berkelahi.

.

.

.

"Kalian dari mana saja sih?" Tanya Baekhyun kesal.

Tentu ia kesal, ia sejak tadi merasa bosan berada di mansion besar ini tanpa Kai dan Sehun.

Di mansion memang ada Yixing dan Minseok tadinya tapi tiba-tiba saja tadi Suho menjemput Yixing, katanya akan melakukan pemeriksaan soal kehamilannya lalu tak lama Minseok juga pergi karena mendapat panggilan dari atasan.

Untuk sekedar informasi, Minseok berkeja sebagai arkeolog. Terkadang dia suka meninggalkan Chen karena pekerjaan arkeolog itu tak menetap di satu tempat. Terkadang juga ia pergi ke tempat-tempat terpencil untuk meneliti peninggalan kuno dan ketika Chen dan Minseok pindah ke Korea kemarin bersamaan itu artinya suatu keajaiban karena jarang sekali mereka bersama mengingat profesi mereka sangat berbeda.

"Kami dari rumah teman" jawab Kai sambil melepas blazer sekolahnya dan Baekhyun merasa ada yang aneh dengan kemeja yang Kai pakai. Itu terasa... berbeda.

"Itu kemeja siapa?"

'Shit!' Batin Kai otomatis.

"Tentu saja kemejaku. Kau fikir aku memakai kemeja orang lain?" Tanya Kai meyakinkan.

"Hmm, mungkin saja kan?" Jawab Baekhyun asal.

"Sudah ah, aku lelah" sahut Sehun kemudian merangkul Baekhyun menuju ruang santai di pekarangan belakang, tepatnya sih sebuah rumah kaca yang penuh tanaman. Disana biasanya dulu adalah tempat favorit Suho untuk melukis atau minum teh bersama seseorang. Yeah, seseorang. Seseorang yang berusaha Baekhyun lupakan karena tak seharusnya ia masih mengingat nya dan bersedih karenanya.

Sebenarnya rumah tanaman itu terpisah cukup jauh dari mansion utama karena sengaja agar suasananya tenang dan tetap asri. Rumah itu seperti rumah kaca dan didalamnya banyak tanaman hijau yang kebanyakan menggunakan sistem hidroponik.

Ketika keluar dari mansion utama, mereka harus menyusuri koridor panjang yang di pinggirnya adalah taman serta kebun bunga yang sangat indah.

Disana juga terdapat satu blok penuh tanaman Calendula. Calendula adalah bunga yang Suho suka entah apa alasannya. Padahal menurut Baekhyun bunga itu biasa saja dan umum. Hanya sebuah bunga yang mekar di setiap awal bulan. Apa istimewanya? Tapi setiap Baekhyun bertanya kenapa Suho menyukai bunga itu, ia hanya menjawabnya dengan senyum tanpa kata apapun. Makanya Baekhyun tak pernah bertanya lagi. Mungkin Suho mempunyai selera sendiri.

Yang Baekhyun ingat, Suho jadi suka menanam dan merawat bunga Calendula itu saat setelah seseorang di hidup Baekhyun pergi, pergi untuk selama-lamanya.

"Memikirkan apa?" Tanya Sehun saat melihat Baekhyun berjalan sambil melamun di koridor menuju rumah kaca di pekarangan belakangan mansion dan kalau Sehun tak salah lihat sejak tadi tatapan Baekhyun tak lepas dari satu blok bunga kesukaan Suho yang berada cukup jauh dari koridor namun masih dapat terlihat dengan jelas.

"Tidak ada" jawabnya cepat kemudian menarik tangan Sehun dan Kai agar berjalan lebih cepat.

Tak lama kemudian mereka sampai di rumah kaca yang besar dan Baekhyun terlihat begitu senang berada didalamnya. Sangat sejuk dan menenangkan.

Di tengah ruangan itu terdapat satu set meja dan kursi santai. Mereka pun langsung duduk disana menikmati udara sejuk yang dihasilkan berbagai tanaman yang ditanam disana.

"Kai oppa, sepertinya temanku ingin berkenalan denganmu" ucap Baekhyun tiba-tiba.

Kai menoleh padanya kemudian menatap heran "apa?"

"Ku bilang temanku ingin berkenalan denganmu" jawab Baekhyun jengah.

"Iya kenapa?"

"Mungkin dia tertarik padamu" Baekhyun mengangkat bahunya sementara Sehun cengo dan Kai merasa aneh "dia tertarik sepertinya karena aku menyebutkan kau jago bermain biola. Dia salah satu pengurus club musik dan ketua club vokal di sekolah. Dia juga yang mengajakku masuk club itu" lanjutnya ketika melihat ekspresi berbeda dari kedua oppa nya.

"Kau mempromosikan dia?" Tanya Sehun menahan tawa dan Baekhyun sukses mengangguk polos lalu tawa Sehun pun pecah menggema didalam rumah kaca "Ya Ampun! Kau membuat Kai seperti barang bekas tak laku. Pffffft.."

Kai menatap tajam sang adik kemudian Baekhyun yang menatap tak mengerti pun akhirnya sedikit-sedikit mengerti tentang maksud ucapan Sehun barusan.

"Bukan begitu, eh! Aku tidak menganggap Kai oppa begitu kok!" Sangkal Baekhyun kesal. Sehun ini memang terkadang tak bisa menjaga mulutnya yang menyebalkan itu.

"Yasudahlah" balas Kai sedikit marah membuat Baekhyun merasa tidak enak dan terus membujuk Kai supaya tak marah padanya. Dan begitulah terus menerus selama sore ini, dipenuhi dengan suara melengking Baekhyun yang menggema didalam rumah kaca.

.

.

.

"Jadi?"

Baekhyun menatap aneh pada Kyungsoo yang berbinar-binar "jadi apanya?"

Kyungsoo mendengus "club itu! Kau akan bergabung atau tidak?"

Baekhyun menepuk jidatnya, ia bahkan lupa untuk membicarakannya pada Kyungsoo "tentu saja aku bergabung. Dengan keduanya"

Jawaban Baekhyun tentu membuat Kyungsoo berbinar dan menatap Baekhyun senang. Ia akan kedatangan anggota baru!

"Baiklah, hari ini jadwal club vokal. Nanti sepulang sekolah kita berkumpul di ruang musik. Okay?"

"Ah, ya. Tentu" jawab Baekhyun sambil mengangguk paham.

"Kalau begitu, aku kembali ke kelas ya. Bye~" Kyungsoo melambai sambil berjalan menjauh dari bangku Baekhyun menuju ke kelasnya.

Tak lama setelah kepergian Kyungsoo, Sehun datang ke kelasnya sendirian membuat semua yeoja memekik heboh ketika melihat namja tampan itu yang kini sedang ramai di perbincangan karena ketampanan nya.

Sehun menghampiri bangku Baekhyun dan mengacak surai Baekhyun gemas seperti biasanya, kontan saja semua yeoja di kelas itu langsung berteriak heboh karena mereka tak tahu sebenarnya apa hubungan Sehun dan Baekhyun.

"Ada apa?" Tanya Baekhyun sebal karena Sehun mengacak rambutnya.

Sehun terkekeh pelan kemudian berdehem "sepulang sekolah nanti aku ada latihan club basket" ujarnya.

"Apa? Sejak kapan kau ikut club basket?" Tanya Baekhyun heran.

"Entahlah, kapten nya sendiri yang mengajakku"

Baekhyun mengernyit, "siapa?"

"Park Chanyeol" jawab Sehun dan Baekhyun berhenti bertanya lebih lanjut tanpa ingin tahu yang mana yang namanya Park Chanyeol itu.

"Jadi?"

"Jadi, kau mau menunggu ku latihan atau pulang dengan jemputan?" Tanyanya.

"Memangnya Kai juga ikut?"

"Iya, Chanyeol hyung kan teman Kai juga"

"Yasudah, lagipula aku juga ikut club vokal dan nanti latihan perdana bagiku. Jadi sama kan?" Baekhyun menaik turunkan alisnya.

"Yasudah kalau begitu. Jadi kita tetap akan pulang bersama"

Sehun tersenyum tipis kemudian menjawil hidung mancung Baekhyun membuat empunya merengut lalu tanpa dosa Sehun pun pergi dari kelas Baekhyun menyisakan tanda tanya besar di benak para siswa-siswi yang melihat kejadian barusan.

"Baekhyun, kau mengenalnya?" Tanya salah seorang siswi dengan agak sinis, mungkin iri karena Baekhyun bisa mengobrol langsung dengan namja tampan tadi. Dari name tag nya Baekhyun bisa tahu bahwa yeoja di hadapannya bernama Bae Soojin.

"Siapa? Sehun?" Tanya Baekhyun balik. Padahal ia jelas tahu siapa yang Soojin bicarakan sejak awal. Itu hanya sekedar formalitas.

"Hei! Dia itu sunbae kita. Mentang-mentang kau dekat dengannya jangan panggil begitu!" Tegur teman Soojin yang bernama Yunra.

"Kenapa memangnya? Dia kakak ku" jawab Baekhyun cuek membuat seisi kelas yang mendengarnya langsung menjatuhkan rahang mereka.

"Tidak mungkin!" Sangkal Yunra tak percaya, ia fikir Baekhyun membual.

"Kenapa tidak mungkin? Dia Kim Sehun, kakak ke-5 ku. Ada masalah?", dan semuanya langsung bungkam bahkan Soojin dan Yunra pun langsung kembali ke tempat mereka masing-masing. Mungkin mereka merasa malu.

.

.

.

"Chanyeol.."

"Hn." Jawab Chanyeol malas. Ia masih tetap sibuk melempar bola-bola kertas pada papan tulis di depan tanpa peduli pada petugas piket dikelasnya yang mendumel padanya DIBELAKANG.

Tentu saja dibelakang. Siapa juga yang mau mencari masalah dengan tuan muda Park itu? Meski wajahnya tampan tapi tak pernah ada yang berani mendekati nya karena terkenal berandal dan sadis juga seorang pembully.

"Kau terlihat mumet belakangan ini" ujar Haneul mengutarakan pendapatnya.

Chanyeol yang merasa bola kertas di mejanya sudah habis pun menggeram kesal dan melihat sekitarnya dimana siswa-siswi dikelasnya tengah menunduk bahkan menjauh darinya kecuali Kai yang duduk di bangku sebelah sambil membaca buku dengan serius.

Chanyeol pun tidak menghiraukan Kai karena sekarang Kai adalah temannya dan sepertinya Kai tengah sibuk belajar untuk evaluasi materi bab 4 pelajaran Sastra jam terakhir nanti. Bahkan Chanyeol tak yakin dia akan masuk saat jam terakhir nanti. Sudah suatu keajaiban Chanyeol berada di kelas ketika guru yang mengajar tidak ada.

"Hey kau! Kemari kau!" Chanyeol menunjuk seorang namja berkacamata yang duduk di bangku pojok sambil menunduk dalam dan ketika Chanyeol menunjuknya ia semakin menunduk dalam.

"Kemari atau kubuat kau tak bisa duduk disana lagi!" Ancam Chanyeol yang langsung membuat namja berkacamata itu berdiri dengan tergesa dan menghampiri Chanyeol dengan tetap menunduk.

"Bawakan aku buku catatan." Titah Chanyeol datar yang tidak hanya menbuat namja nerd itu saja yang heran namun juga Haneul.

"Untuk apa, Yeol?" Tanya Haneul penasaran.

Chanyeol tak menjawab dan malah memperhatikan namja berkacamata itu yang langsung membawa catatannya kehadapan Chanyeol.

Dan tanpa belas kasihan Chanyeol langsung menyobek buku itu mulai dari halaman tengah dan meremasnya menjadi bola kertas lalu melakukan aktivitas nya yang tadi.

Haneul menghela nafas lelah kemudian menatap Chanyeol jengah, "kau kenapa sih? Tidak biasanya kau begini"

Chanyeol terdiam dengan tatapannya yang lurus kedepan, sejujurnya ia juga bingung dengan apa yang tengah ia pikirkan. Ia tengah memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak ia fikirkan. Dan jika ia terus memikirkan itu bisa-bisa ia benar-benar merebut kekasih temannya sendiri. Ya ampun! Itu gila!

Haneul mendengus geli melihat sifat kekanakkan Chanyeol ketika ia sedang dalam keadaan hati yang buruk. Pasalnya Chanyeol tak akan segan-segan mengacuhkan siapa saja orang yang mengajaknya bicara tak terkecuali dirinya.

Tak lama Jeon seonsaengnim masuk ke kelas mereka. Haneul dan siswa yang lainnya juga sempat terkejut dengan kedatangan tuan Jeon karena katanya guru Biologi itu tidak akan masuk hari ini.

Semua siswa -kecuali Chanyeol dan Kai- menghela nafas kecewa kemudian duduk di bangku mereka masing-masing sedangkan Jeon seonsaengnim masih terdiam di ambang pintu sambil menatap banyaknya bola kertas di lantai serta bola kertas yang terus dilempar ke arah papan tulis.

Ia akan marah besar jika saja yang melakukannya orang lain. Namun sudah menjadi rutinitas jika yang melakukan itu adalah Park Chanyeol. Tak ada yang bisa menegur namja berandal dengan rambut dark brown itu karena dia tak akan mendengarkannya.

"Regu piket tolong bersihkan sampah ini dan untuk tuan Park Chanyeol tolong hentikan kelakuan anda" tegur tuan Jeon dengan nada lelah dan memilih duduk di bangkunya ketika Chanyeol melempar bola kertas terakhir dan setelah itu Chanyeol hanya terdiam di bangkunya yang berada di barisan paling depan tanpa mengeluarkan bukunya atau peralatan sekolahnya demi mengikuti pelajaran tuan Jeon.

Tuan Jeon pun sudah tak aneh lagi dengan kelakuan Chanyeol itu. Ia sudah lelah mengingatkan anak itu untuk mengeluarkan bukunya -yang entah dibawa atau tidak- ketika pelajarannya. Tapi memang ia akui Chanyeol itu memang jenius karena buktinya ketika ada tes atau apapun, Chanyeol tak pernah mendapat nilai dibawah rata-rata. Chanyeol itu memang brengsek dan berandal tapi tuan Jeon tahu Chanyeol itu jujur dan tak pernah menyontek saat evaluasi jadi ia tak masalah jika Chanyeol berbuat seperti sekarang ini. Lagipula apa yang bisa ia lakukan pada cucu dari pemilik sekolah ini?

"Chan, kau ada masalah?" Tanya Haneul ditengah pelajaran Jeon seonsaengnim yang tengah membahas tentang ekosistem.

"Tidak." Jawabnya dengan pandangan lurus ke papan tulis namun bukan untuk memperhatikan tuan Jeon melainkan untuk melamun.

Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celana sedangkan kaki kanannya menumpang pada kaki kiri dengan gaya bossy.

"Kau yakin?"

"Ya."

"Baiklah" ujar Haneul menyerah.

Ia pun kembali fokus memperhatikan Jeon seonsaengnim di depan sana. Meski ia juga termasuk golongan anak paling berandal selain Chanyeol di sekolah ini, tapi ia setidaknya masih memiliki kemauan untuk menyimak pelajaran ketika ia berada didalam kelas. Lain halnya lagi ketika ia berada di luar kelas alias membolos.

.

.

.

Jam istirahat ini Baekhyun tidak menghabiskan waktu istirahatnya di kafetaria dengan Kyungsoo karena katanya Kyungsoo ada urusan lain dengan direktur atau kepala sekolah. Entah apa itu. Baekhyun tidak mau mencampuri urusan orang lain makanya ia tidak bertanya lebih lanjut. Kata rumor sih direktur jarang ada di sekolah makanya mungkin sekarang saat kebetulan direktur sedang ada di sekolah maka Kyungsoo langsung menemui direktur untuk suatu urusan. Mungkin.

Meski tanpa Kyungsoo, Baekhyun tetap saja pergi ke kafetaria sendirian karena perutnya butuh diisi.

Baekhyun memasuki kafetaria dengan langkah ringan dan ternyata di kafetaria sedang penuh sekali bahkan antrian pesanan pun sangat panjang membuat Baekhyun jadi tak bersemangat untuk memesan karena harus mengantri sekian panjangnya.

Samar-samar Baekhyun mendengar suara bisikan-bisikan aneh dari orang-orang yang tengah mengantri yang kebanyakan adalah yeoja sambil mencuri-curi pandang ke arahnya membuat Baekhyun merasa risih.

'Apa aku membuat suatu kesalahan ya?' Batin nya resah.

Kemudian tiba-tiba saja antrian itu sedikit mundur menyisakan sebuah lenggang di bagian paling depan membuat Baekhyun bingung lalu seseorang melambai pada Baekhyun dengan senyum lebarnya.

'Siapa dia? Sok kenal sok dekat sekali sih' fikir Baekhyun ketika orang itu memanggilnya sok akrab.

"Baekhyun-ah! Ayo kemarilah" ajaknya sambil menunjuk bagian kosong di depannya.

Baekhyun yang merasa tak enak pada yang lain pun menggeleng "tidak usah" sahutnya kaku.

"Tidak apa-apa. Kemarilah" ajaknya lagi dengan nada memaksa lalu Baekhyun menatap antrian itu sampai ke ujung dan semua yang disana langsung tersenyum aneh padanya seperti telah mengenal Baekhyun sejak dalam kandungan.

'Ini kesempatan bagus sih' batinnya yang kemudian memutuskan menerima ajakan di barisan depan dan tersenyum canggung padahal dalam hatinya ia menggerutu tidak jelas.

Setelah selesai memesan, Baekhyun pun keluar dari barisan antrian. Banyak kelompok yeoja yang mengajaknya makan bersama tadi namun Baekhyun menolaknya dengan halus dan bilang ingin makan sendiri makanya sekarang ia tengah sibuk mencari tempat kosong di kafetaria.

Baekhyun berbalik dan begitu terkejut ketika tubuhnya menabrak tubuh seseorang yang entah sejak kapan berdiri tepat di belakangnya.

Baekhyun memekik kecil kemudian menatap namja yang tingginya tidak jauh dengan Kai dan Sehun itu "kenapa kau berdiri disana, eo? Bagaimana kalau makanan dan minumanku jatuh!" Omel Baekhyun kesal tanpa menyadari kini seisi kafetaria langsung menatap mereka seakan mereka adalah tontonan seru.

"Salahmu sendiri berbalik tanpa melihat situasi" balas namja tinggi yang ternyata mempunyai suara husky yang sexy.

"Kenapa kau jadi menyalahkanku? Seharusnya kau tak berdiri sedekat itu dibelakangku" sahut Baekhyun tak mau kalah.

Ia tahu namja di didepannya ini adalah sunbae nya karena dasi bermotif biru yang ia pakai meski tak terpasang rapi menandakan dia sunbae nya yang duduk di kelas 3 tapi Baekhyun tak peduli itu. Selama ia merasa benar maka ia akan mempertahankan itu siapapun lawannya. Meski ia baru memakai dasi bermotif putih tapi sedikitpun Baekhyun tak pernah merasa takut.

"Kau berani menentangku?" Desis namja tinggi bertelinga lebar itu tajam.

Bukannya takut, Baekhyun malah membalas tatapan namja itu tak kalah tajamnya.

"Memangnya kau siapa, huh? Karena kau sunbae? Kau tidak bisa seenaknya!", Baekhyun berucap sinis tanpa rasa takut sedikitpun dan namja didepannya yang ternyata Park Chanyeol itu merasa semakin tertantang ketika melihat bagaimana sikap Baekhyun. Selama ia bersekolah disini, baru ada siswa yang berani melawannya apalagi ini seorang yeoja.

'Benar-benar menarik'

"Kenapa kau menatapku begitu, huh?" Tanya Baekhyun ketus ketika melihat tatapan Chanyeol yang seakan menilai dirinya.

"Ada masalah, hm?" Balas Chanyeol dengan nada rendah yang benar-benar membuat bulu kuduk Baekhyun meremang apalagi dengan suara beratnya.

"Minggir!", Baekhyun memberi gesture tangan mengusir pada Chanyeol namun Chanyeol malah tersenyum miring.

"Kau tak seharusnya bicara begitu padaku" ujar Chanyeol remeh.

"Memangnya kau siapa? Anak presiden? Anak raja? Atau anak mafia? Aku tak pernah takut!"

Chanyeol rasanya akan semakin tertarik pada yeoja dihadapannya jika terus menatapnya namun kemudian ia menggeleng kuat ketika mengingat siapa yeoja di hadapannya yang masih ia kira pacar dari temannya.

"Hyung, kau kurang kerjaan sekali sih. Cepat! Kami menunggu!" Seorang namja langsung menarik tangan Chanyeol menjauh namun Chanyeol masih enggan menyingkir dari hadapan Baekhyun.

'Lho? Bukannya dia teman sekelasku?' Tanya Baekhyun dalam benaknya ketika melihat seorang namja tampan berparas seperti tokoh anime Jepang berdiri di sebelah Chanyeol tanpa menghiraukan dirinya.

"Urusan kita belum selesai" ucap Chanyeol datar kemudian ia pun berbalik dan mengikuti langkah Taeyong menuju ke arah bangku kafetaria yang berada di paling pojok.

Di meja pojok itu jyga terdapat Sehun dan Kai yang hanya menonton perdebatan kecil mereka barusan tanpa ada niatan membela Baekhyun.

Baekhyun pernah bilang jika dia tidak mau kedua oppa nya itu melindunginya di sekolah sehingga sekarang pun Sehun dan Kai hanya diam menonton tanpa mau membela Baekhyun.

Seisi kafetaria juga agaknya cukup tercengang dengan kejadian barusan. Biasanya siapun siswa yang bermasalah dengan Chanyeol baik itu namja atau yeoja pasti akan mendapat perlakuan tak sedap dari namja tampan itu namun kali ini tidak membuat mereka berfikir mungkin karena Baekhyun adalah adik dari teman baru Chanyeol sehingga Chanyeol tidak membully Baekhyun seperti apa yang ia lakukan pada yang lain selama ini.

Dengan perasaan kesal pada namja tinggi itu Baekhyun pun melangkahkan kakinya menuju keluar kafetaria dengan satu cup milkshake strawberry serta makanan ringan di tangannya. Ia berniat menghabiskan cemilan makan siangnya di kelas saja daripada harus melihat wajah namja tampan namun menyebalkan itu kembali.

"Ada masalah apa dengannya?" Tanya Sehun agak khawatir dengan wajah cemas ketika Chanyeol dan Taeyong duduk di hadapan mereka.

"Aku tidak ada maksud apa-apa. Hanya masalah kecil. Maaf mengganggu gadismu" jawab Chanyeol datar tanpa ekspresi.

Setelah mendengar perkataan Chanyeol, mereka termasuk Haneul yang tadinya tengah memainkan ponselnya langsung menatap Chanyeol aneh dan agak melongok juga.

"Apa?" Tanya namja yang berpredikat sebagai namja paling ditakuti namun dikagumi di Light Side itu.

"Siapa yang kau maksud 'gadismu'?" Tanya Kai diantara keheningan yang tiba-tiba melanda mereka.

"Tentu saja yeoja tadi" jawab Chanyeol seadanya dan mereka langsung menahan tawa mendengar jawaban Chanyeol barusan termasuk Taeyong juga.

"Ya ampun hyung! Kau ada-ada saja" tawa Taeyong sambil memukul-mukul meja "bahkan aku saja tahu dia adik Sehun hyung dan Kai hyung! Ya memang tidak secara langsung sih. Tadi Sehun hyung katanya datang ke kelasku untuk menemui Baekhyun dan kata teman-teman sekelasku Baekhyun adalah yeodongsaengnya" jelas Taeyong setelah menyeka air mata di sudut matanya.

Chanyeol yang masih cengo pun kembali membuat Taeyong terbahak sambil menepuk bahu Chanyeol dengan cukup keras.

"Apa yang membuatmu berfikir dia pacarku, hyung?" Tanya Sehun tak habis fikir.

Haneul juga tak habis fikir dengan teman dekatnya sejak dalam kandungan ibu mereka itu, kenapa Chanyeol bisa berfikir begitu? Entahlah.

"Aku hanya mengiranya karena kalian terlihat seperti sepasang kekasih" jawab Chanyeol sekenanya.

"Kau ada-ada saja. Kau tak pernah menanyakan nya juga pada kami jadi pantas saja kau berfikir seperti itu" balas Kai sambil terkekeh geli.

Mereka tidak tahu saja jika gengsi seorang Park Chanyeol itu setinggi Namsan Tower bahkan mungkin lebih. Ditambah lagi perasaan aneh yang hinggap di hatinya sehingga ia tak sanggup dan semakin tak mau menanyakan apa hubungan Sehun dan Baekhyun sejak awal. Dasar Chanyeol kekanakkan.

'Betapa bodohnya aku'

.

.

.

To Be Continue

.

.

.

Maaf ChanBaek moment nya baru sedikit ya terus couple lain belum muncul. Di next chapter author bakal banyakin ChanBaek nya terus mungkin udah mulai bakalan ada couple lain.

Ditunggu reviewnya ya chingu..

Annyeong..