Hajimemashite! Disini Blood~

Ini adalah fic pertama saya di Harvest Moon! *senyum lebar*.

Saya bikin fic HM ini karena lagi malas bikin chapter baru untuk Ragnarok saya! Wahahahaa! *ditebas*.

Umm... Cerita ini saya ambil dari lagunya kagamine Rin. Abisnya bagus sih! Kyaa~!

Enjoy this fic para reader! Yeahh!

Jangan lupa review ya, jadi aku bisa tau apa yang kurang~ Thank you2.

Claire and Trent.

KOKORO.

Prologue:

Seorang professor berumur sekitar 30 tahunan, masuk ke laboratoriumnya dan mengeluarkan seorang gadis android yang berusia sekitar 16 tahun dari ruangan tempat gadis android tersebut disimpan.

Gadis android tersebut berambut pirang, dan memakai baju overall. Professor tersebut menaruh gadis androit tersebut di bangku dan tersenyum.

"Sekarang, bukalah matamu." Kata Professor itu dan gadis android itu pun membuka matanya.

"Selamat pagi." Sapa Professor itu dengan senyum.

"Selamat pagi." Jawab gadis androit tersebut tanpa emosi.

"Apakah kamu tahu siapa aku?" Tanya professor sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Kamu adalah pembuatku, dan namamu adalah Trent."

"Apakah system bekerja dengan baik?" Tanya Professor yang bernama Trent lagi.

"Tidak masalah, Professor."

Trent yang menghela nafas lega, langsung tersenyum.

"Kalau begitu, namamu adalah…"

Dan kisah Trent dengan Gadis androit itupun dimulai.

"Kodoku na kagakusha ni tsukurareta robotto
dekibae o iu nara "kiseki"

"dakedo mada tarinai hitotsu dake dekinai
sore wa "kokoro" to iu puroguramu"

Trent's POV:

"Claire, Claire." Panggilku sambil mencari Claire, Gadis androit yang baru selesai kubuat 2 bulan yang lalu.

"Ada apa, Professor?" Tanya Gadis Androit yang bernama Claire tersebut tanpa mengeluarkan emosi.

"Ada yang ingin kukenalkan padamu ayo sini." Kataku lagi sambil menggenggam tangannya.

Di ruang tamu, seorang wanita berambut pendek berwarna coklat sedang duduk disana. Wanita tersebut adalah mantan asistenku sekaligus teman baikku,Elli, yang saat ini sudah menikah dengan Jack 9 tahun yang lalu.

"Hai, Elli. Maaf membuatmu menunggu." Kataku masih menggenggam tangannya Claire.

"Tidak apa-apa kok. Oh iya, itu siapa?" Tanya Elli sambil menunjuk ke arah Claire.

"Ah, ini adalah Claire. Ayo Claire kasih salam." Kata Trent sambil mendorong Claire sedikit agar Claire bisa terlihat jelas oleh Elli.

"Salam kenal, namaku Claire." Kata Claire sambil menganggukan kepalanya sedikit, tanpa emosi.

"Salam kenal juga Claire, namaku Elli." Kata Elli dengan senyum dan dia memajukan tangannya untuk bersalaman.

Aku melihat Claire, dia hanya terdiam tanpa emosi dan dia sepertinya bingung apa maksud dari tindakan Elli tersebut, dia hanya melihat tangan Elli dengan mata robotnya. Akupun langsung cepat-cepat mencari tindakan.

"Ano…Elli, Claire itu anak yang pemalu. Makanya dia tidak mau bersalaman dengan orang asing hahaha.." Kataku berbohong.

"Oh, begitu ya. Aku baru .." Kata Elli dan membetulkan posisi tangannya kembali seperti semula.

"Aku menyapu di laboratorium ya, professor.." Kata Claire datar, dan segera pergi tanpa menunggu jawaban dariku.

"Sejak kapan kamu membuatnya, Trent?" Tanya Elli membuatku kaget seperti diestrum listrik bertenaga 100 Volt.

"A..Apa maksudmu, Elli?" Tanyaku agak gugup.

"Anda tidak membohongiku, Professor Trent. Bukankah anda memang tidak bisa membohongiku selama 9 tahun ini." Kata Elli sampai membuatku teringat kalau dia memang tidak bisa dibohongi.

Aku hanya terdiam, dan duduk disofa, dan segera meminum kopi sampai habis dalam 10 detik.

"Jadi, sejak kapan kamu membuatnya, Professor?" Tanya Elli sekali lagi sambil duduk didepanku.

"Aku membuatnya 9 tahun yang lalu, 4 bulan setelah dia meninggal. Aku tidak bisa hidup tanpa dia Elli. Hanya dia satu-satunya orang yang aku sayangi.." Kataku sambil menahan tangis.

"Tapi, itu sama saja! Meskipun kamu berhasil membuat robot itu mirip dengannya, dia tetap mati. Dia tidak akan bisa kembali kesini, Professor!" Kata Elli agak memarahiku, sedangkan aku hanya diam saja sambil menutup muka dengan kedua tanganku.

"Lagipula, dia itu tidak mempunyai hati seperti dia dan kita semua. Dia itu hanyalah robot tanpa hati meskipun kamu membuatnya mirip dengannya." Kata Elli dan aku langsung menggebrak meja dan membuat Elli kaget.

"Tolong berhentilah berbicara seperti itu, Elli. Claire itu mempunyai hati seperti kita! Dia itu bukan robot yang selama 9 tahun tertidur di ruangannya!" Kataku marah dan langsung berdiri untuk memasuki laboratoriumku.

"Tapi! Dia tidak ingat kejadian di masa lalunya, emosinya, teman-temannya, dan juga kamu! Sebab kamu adalah….".

"ELLI, DIAM!", "PLAK!" Teriakku dan langsung menampar pipinya.

Aku pun langsung sadar bahwa aku sudah menamparnya dengan kencang.

"Maaf, Elli. Tolong tinggalkan aku sendiri untuk saat ini. Aku ingin menenangkan diri." Kataku dan segera masuk ke kamarku. Sedangkan Elli segera keluar dari rumahku sambil menangis.

Di dalam Laboratorium.

Claire's POV:

"tadi kenapa Professor teriak-teriak ya?Apa ada masalah?" Pikirku sambil menyapu ruangan laboratorium.

"Claire, kamu sudah selesai menyapu?" Tanya Professor, dan aku hanya mengangguk tanpa emosi seperti biasa.

Professor tersebut hanya tersenyum kecil dan dia mengusap kepalaku dengan lembut, dia seperti mengharapkan aku tersenyum, tetapi tidak bisa melihat aku tersenyum, karena aku tidak tahu cara tersenyum, marah, menangis, dan juga jatuh cinta.

"Oh iya, Claire, ini aku beli sesuatu untukmu lho~!" Kata Professor itu sambil tersenyum lebar, dan dia memperlihat terusan berwarna putih dengan renda biru muda.

"Bagaimana Claire? Bagus kan? Kamu senangkan bisa dapat baju seperti ini dariku~ Hehe…" Kata Professor lagi dengan kata-kata yang panjang lebar.

Tapi, aku tidak bisa merasakan apa- apa. Aku ingin senang karena mendapatkan baju tersebut tapi tidak bisa. Aku hanya menampilkan wajah tanpa emosiku adanya tanpa berbicara apa- apa.

"Uhh…Gak suka ya? Kupikir kamu suka. Nanti kubelikan yang lain deh, ini aku simpan di lemari saja ya." Kata Professor sweatdrop ria, dan tersenyum salting.

Saat Professorku itu ingin ke kamarnya aku menarik bajunya tersebut, dan membuat dia agak bingung.

"Ada apa Claire?"

"…" Aku terdiam beberapa saat sambil menatap dia.

"Claire? Kamu kenapa? Kamu ingin berbicara sesuatu?" Tanya Professor bingung dengan sikapku ini.

"Apa itu "Kokoro" Professor?" Tanya dan membuat Professor sedikit terkejut dengan pertanyaanku.

"Kok, kamu bisa tanya seperti itu?" Tanya Professor padaku.

Aku hanya terdiam, dan menunjuk komputer yang menyala dan disana tertulis folder bernama Kokoro. Professor tersebut hanya terdiam, dia seperti bingung bagaimana dia bisa menjawab pertanyaanku itu. Tapi aku melihatnya dengan diam dan aku pun segera pergi ke ruang tamu.

"Kamu mau kemana Claire?" Tanya Professor sambil memegang pundakku.

"Aku ingin membersihkan ruang tamu. Professor tidak perlu menjawab pertanyaanku kok. Professor santai saja ya." Kataku datar, dan berjalan kembali.

"Tunggulah Claire, aku akan mencari jawaban untuk pertanyaanmu! Percayalah padaku! Hehe…" Kata Professor sambil mengancungkan jempolnya dan tersenyum kearahku.

Aku hanya menoleh, terdiam, dan berbalik lagi berjalan kearah ruang tamu meninggalkan Professorku itu di laboratorium.

Saat diruang tamu, aku membersihkan ruangan tersebut sambil berpikir apa arti "Kokoro" tersebut.

"Apa itu "Kokoro"? Kenapa aku ingin tahu tentang hal itu? Padahal aku tidak rasa tertarik dengan pekerjaan Professor… Tapi kenapa hanya folder itu yang bikin aku ingin tahu apa artinya? Kenapa..?"

A lonely scientist developed a robot

The result was said to be a "miracle"

But it wasn't yet sufficient; there was just one thing he wasn't able to do

And that was the program known as a "heart"