Little Cute Cat

Rate : T

Masashi Kishimoto Disclaimer

Pairing : NaruHina (Ntar ada Pairing lagi)

Genre: Family, Romance, Friendship, Comedy, Tragedy

Prologue

=Little Cat 'MIND'=

Author: Asa-Monogatari

OOC, OC, typo(s), dan AU

Note: Saya paling benci sama flamers, jadi jangan nge-flame di fic saya ini, kalo emang gak suka dengan fic saya yah jangan baca, saya melakukan Ini cuma sekedar hobi dan berbagi cerita sama para readers, bukan para flamers! Wakaru!

Sebentar lagi akan tiba musim yang paling tidak kusukai, yaitu musim dingin. Musim yang menurutku paling merepotkan dari pada musim-musim sebelumnya. Soalnya musim tersebut selalu membuat seluruh bulu-bulu ku jadi merinding tak karuan, apalagi ketika bola-bola putih kecil dari 'atas' turun ke 'bawah' dan mengenai kulitku yang dikelilingi bulu-bulu kuning. Awalnya aku berfikir kalau bola-bola tersebut hanyalah sekedar 'bola' bukan 'bola-bola kecil ber-air'. Bahkan aku sempat berfikir bahwa bola-bola kecil tersebut adalah kapas yang sengaja dibuang oleh manusia tak bertanggung jawab. Namun seiring aku melihatnya, aku jadi tersadar kalau bola-bola tersebut bukanlah berasal dari manusia yang bertanggung jawab, melainkan dari langit diatas sana.

Entah bagaimana caranya langit diatas sana bisa mengeluarkan cairan seperti air tersebut, aku juga penasaran. Soalnya setahuku langit itu terlihat kering dan kosong, diatas sana cuma ada matahari dan kapas-kapas besar yang bergumpalan di langit-langit yang kata temanku adalah awan. Sejenak aku berfikir bahwa mungkin bola-bola tersebut berasal dari awan, tetapi setelah itu aku bertanya-tanya lagi, apakah itu benar? Soalnya awan-awan disana besar-besar dan banyak sekali, masa iya awan yang besar seperti itu bisa menurunkan bola-bola kecil yang hampir seukuran dengan muntahan 'bola bulu' ku? Karena aku penasaran aku pun mulai bertanya kesana-kemari kepada teman-temanku, namun jawaban mereka sama seperti ku, mereka tidak tahu. Tetapi dari semua yang kutanya, ada beberapa yang menyebut bola-bola tersebut adalah salju, dan katanya bentuknya pun bukan seperti bola melainkan seperti bentuk bintang, hanya saja berbentuk agak rumit. Aku bingung dengan perkataan mereka, namun seiring aku mencari tahu akhirnya aku pun mengerti dan sadar bahwa bola atau bintang yang bernama salju itulah yang paling kubenci, soalnya salju tersebut terbuat dari air.

Seminggu telah berlalu, dan hari ini adalah hari pertama musim dingin. Ditambah lagi salju turun dari langit, membuatku harus mengurungkan niatku untuk berjalan ditengah-tengah jalan. Hari ini para manusia agak ramai, dan rasanya mereka semua seperti sedang disibukkan oleh sesuatu yang ada di rumah-rumah yang memiliki makanan-makanan enak disekitar sini.

Kruuu~

Ugh, gara-gara melihat mereka memakan daging segar di depanku, aku jadi lapar. Apalagi saat melihat makanan kesukaan ku yang terpampang indah diatas meja bundar dekat kaca yang tak jauh dari posisi ku berjongkok.

Wah, sudah lama aku tidak makan ikan tuna, sudah berapa bulan ya? Heemm, mungkin sudah hampir setengah tahun kali ya? Mataku membelalak dan bola mataku melebar ketika melihat begitu hikmatnya para manusia disana memakan makanan kesukaanku, dan rasanya air liurku mulai mengucur keluar dari mulutku, haaahh aku sudah tidak tahan lagi, aku ingin memakan ikan disana, ano...tapi bagaimana ya? Pintu rumah-rumah disini berbeda dengan pintu rumah-rumah yang lain, soalnya pintu di rumah-runah disekitar sini semuanya tidak memiliki kenop pintu, dan juga tidak ada sela-sela kecil yang bisa memasukkan tanganku. Dan lagi pintunya terbuat dari kaca bukan dari kertas atau kayu lunak, jadi aku tidak bisa mencakar atau menyobek-nyobeknya.

"Ayo kita makan disana?"

"Hah? Tapi kan disini mahal, sayang?"

"Tidak apa-apa aku punya uang banyak kok, kalo untukmu apapun akan kuberikan, hehe."

"Ah mou, kamu ini, ya udah kalo kamu maksa."

Aku menatap kedua manusia itu dengan tatapan kosong, tidak mengerti kenapa para manusia bisa melakukan sandar-sandaran dan manja-manjaan seperti kami bangsa kucing. Apakah mungkin hubungan asmara manusia dengan kucing sama? Atau mungkinkah manusia yang meniru kita? Memang sih aku masih belum cukup umur, soalnya umurku baru 1 tahun, dan badanku masih mungil. Tetapi meskipun begitu, aku sering melihat kucing-kucing yang lain bermesraan seperti itu, jadi jangan salahkan aku.

Mataku membelalak ketika melihat kedua pintu rumah ini terbuka ketika mereka berdua berdiri didepan pintu, dan kalau mataku tidak salah lihat, mereka sepertinya tidak menyentuh apapun, mereka hanya berdiri didepan pintu menunggu beberapa saat dan pintunya langsung terbuka. Wow ajaib sekali! Pikirku, hingga akhirnya aku berfikir untuk berjongkok didepan pintu tersebut bermaksud untuk meniru tindakan kedua manusia tadi.

Sudah 2 menit aku berdiri didepan pintu kaca ini, tetapi tidak ada respon dari si pintu. Apa mungkin aku salah gaya? Atau apakah aku harus berdiri? Tetapi aku tidak bisa berdiri, aku hanya bisa berjongkok, apa yang harus kulakukan?

"Heeeh! Shooo! Pergi kau kucing, menghalangi pelanggan saja! Shoo!" usir salah orang yang tanpa kusadari ada disebelahku. Dia memakai pakaian hitam putih yang sepertinya terbuat dari kain yang tebal.

"Sana! Pergi!" usirnya lagi seraya berjalan dua langkah didepan ku sambil menginjak-injak kakinya ke tanah seolah seperti menggertakku agar pergi dari posisinya sekarang, tetapi aku tidak mau pergi, aku harus masuk dan makan ikan disa...

Bugh!

Ugh! Kepalaku ditendang olehnya sehingga aku harus terlempar ke jalan raya dan terguling-guling disana. Dan sialnya, ada motor yang melaju kencang kearahku yang saat ini sedang mencoba untuk berdiri dari tanah. Mataku membelalak dan seluruh tubuhku membeku ketika melihat cahaya silau motor itu menyenter mataku serta suara klakson yang memecahkan telinga.

TIN...TIN...TIN!

-x-x-x-x-

Hosh...hosh...hosh

Aku terbaring di tanah yang paling nyaman disana, mencoba untuk mengistirahatkan seluruh badanku yang sakit serta kaki kiriku yang sudah tidak kuat berjalan lagi. Gara-gara kejadian tadi, kaki kiriku harus dijadikan korban lindas si motor, karena hal itu darah terus saja mengucur dari kakiku. Rasanya sakit! Sakit banget! Bahkan aku sudah tidak bisa merasakan respon dari si kaki kiri, soalnya dari tadi aku selalu memaksakan diri untuk berjalan. Ugh, saat aku terdiam seperti ini, rasanya rasa sakit di kaki ku ini semakin menjadi-jadi.

Dan lagi seluruh nafasku terasa berat karena menahan rasa nyeri ini. Lalu beberapa saat kemudian, mataku terasa lelah, dan rasanya seluruh pemandangan yang kulihat di mataku ini jadi blur semua, dan suara-suara orang berlalu lalang juga semakin lama semakin pelan seperti suara lonceng menara yang berposisi sangat jauh dari sini.

Entah kenapa diriku seolah seperti kelelahan, dan rasanya ingin cepat-cepat tidur. Tetapi kenapa harus dalam keadaan seperti ini? Kenapa tidak nanti saja, dirumah-rumah yang memiliki perabotan-perabotan nyaman yang bisa kujadikan sandaran, contoh seperti dibawah tatami indah yang hangat atau menyandar dan beristirahat didekat 'Tong yang mengeluarkan api'.

"Are?"

Dengan sisa tenaga yang masih kumiliki, aku mencoba mengangkat kepalaku untuk memandangi orang yang menatapku didepanku. Dia adalah seorang anak kecil, atau bisa dibilang manusia 'betina' kecil yang memiliki rambut indigo sebahu.

"Kau kedinginan ya?" tanyanya kepadaku.

"Nyaaann~"

"Tidak apa-apa, ayo menginap dirumah ku," katanya lagi seolah seperti mengerti bahasa ku. Sudah jelas-jelas aku cuma bilang 'Siapa kau?' bukannya 'Izinkan aku menginap'.

"Ya ampun, kakimu berdarah, lukamu harus disembuhkan, ayo ikut aku!" seru nya lagi sambil melesat menggendongku dan memelukku.

"Nyaan...nyaaann~!" yang artinya 'Aku tidak mau, lepaskan aku!"

Bodohnya aku, kan dia tidak mengerti bahasaku, kenapa aku harus repot-repot berteriak? Ha-ah~ sulit dipercaya dan memalukan, kenapa aku harus digendong oleh manusia 'betina'? Tapi...kenapa ya...rasanya... aku tidak mampu memberontak dan mencakarnya, dan yang lebih anehnya lagi, aku merasa nyaman dengan pelukan hangat ini.

Tsuzuku...

Selamat malam, perkenalkan namaku di sini asa-monogatari, kalian bisa panggil aku asamono atau asa saja boleh ;)

Aneh ya? Kan arti Asa-Monogatari (Cerita pada pagi hari) eh update nya malah tengah malem, :D

Yah, habis mau bagaimana lagi, udah kebelet nih, semenjak kemaren aku buat akun, aku harus nunggu 14 jam agar akun ku aktif dan bisa publish fic, jadi buat perayaan (Mungkin gak terlalu penting) aku update malem", hehe

!Warning!*SEDIKIT SPOILER*!Warning!

(Jangan dibaca kalo mau penasaran untuk chapter lanjutannya)

Di fic diatas aku menceritakan kalo Naruto adalah seekor kucing, dan Hinata adalah majikannya. Mereka bertemu ketika turun hujan salju, dan lagi itu hari pertama musim salju. Hinata berumur 8 tahun dan Naruto berumur 1 tahun ( kalian tahu lah umur hewan gimana? ;)). Awalnya Naruto sensi dengan Hinata, soalnya Naruto adalah tipe kucing yang sulit membiasakan diri dengan manusia, namun seiring berjalannya waktu, Naruto pun mulai semakin akrab dan menerima Hinata disisinya (cie elah). Semenjak itu mereka selalu bersama, bermain bersama dan bahkan tidur bersama (WHAT!), sampai akhirnya Hinata beranjak berumur 13 tahun. Kini Naruto sudah tumbuh menjadi kucing dewasa, namun hal itu tidak membuat Hinata menjauh dari Naruto (biasanya kan orang mah mau pelihara hewan kalo masih kecil doang disayang, ntar mah kalo udah gede dibuang). Bagi Hinata meskipun Naruto sudah besar dan berumur 6 tahun, keimutan dan kelucuan wajah Naruto gak pernah berubah, bahkan dia makin sayang sama Naruto (Cie cie). Tapi beberapa hari kemudian, gara-gara ibu dan ayah Hinata cerai karena ayah Hinata melakukan hubungan gelap sama perempuan lain, Hinata mau gak mau harus pindah sekolah serta rumah, soalnya mulai hari itu, dia akan tinggal bersama dengan ibunya. Dan yang paling buruk, hal itu tanpa sepengetahuan Naruto, yang memang pada saat itu sedang keluar karena ada masalah. Sepulang nya dia kerumah, tanpa ia sadari ternyata rumah Hinata telah kosong, dan tertulis papan nama 'Dijual cepat' didepan gerbang rumah. Naruto tentu saja shock dan berlari mencari Hinata. Tetapi naas, ketika Naruto berlari keluar gang, dirinya malah berakhir ditabrak oleh mobil sedan yang waktu itu memang sedang melaju cepat kearahnya hingga akhirnya Naruto pun mati di tempat karena kehabisan banyak darah (hiks...hiks), tetapi anehnya saat dirinya 'belum percaya' udah mati, dirinya berada disebuah tempat, entah tempat apa namanya. Dia bertemu seekor kucing misterius yang memiliki bulu putih bersih dengan mata merah menyala-nyala, si kucing misterius itu dan Naruto banyak sekali melakukan perdebatan karena Naruto yang selalu memaksa agar kembali ke 'dunianya' untuk menemui Hinata, padahal dia sudah mati. Karena si kucing misterius itu lelah dengan sikap keras kepala Naruto, si kucing putih pun menuruti permintaan Naruto, tetapi ketika dirinya ingin dilemparkan ke 'dunianya' lagi, dia malah minta satu permintaan lagi, dan bahkan menurut bangsa kucing, permintaannya itu adalah permintaan yang mustahil untuk dilakukan, permintaannya ialah 'Berubah menjadi manusia', katanya sih alasannya agar bisa lebih merespon kendaraan yang lewat, kan manusia besar (Kalo namanya maut gak kenal bentuk keless). Kucing misterius itu memang menuruti permintaannya lagi, tapi dengan beberapa syarat, yaitu...

!Warning!*SPOILER BERAKHIR*!Warning!

Mau tahu persyaratan dan lanjutannya apa? Baca aja ya sampe Chapter terakhir, haha :D#gubrak!