INITIAL U.n10
Present by KeyKeiko
.
.
Hajimasite...
Heheh... saya baru di fandom ini. Berhubung Key lagi 'mendem roso' sama Naruto, Key bikin fic ini. Semoga gak ngecewain minna. Fic ini terinspirasi dari dorama Jepang, kalau tidak salah berjudul Otomen Asuka. Ada episode yang membuat saya tertarik untuk membuat fic ini. Semoga gak mengecewakan minna. Happy reading..
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Warning : Fic ini mungkin mengandung , AU, OOC, Typos, etc ...
Pairing : Naruto U, Ino Y, Sasuke U, Sakura H
Genre : Friendship and Angst
.
.
Disebuah toko buku ternama di Tokyo, berjejer antri keluarnya manga terbaru berjudul 'Magic Love in School.' Manga ini sangat populer di kalangan para remaja di Jepang. Manga ini sudah rilis seri terakhirnya. True Love in School ini berkisah tentang seorang remaja yang kuat namun memiliki jiwa feminim seperti perempuan, tapi dia bukan seorang gay. Bicara soal isi dari manga itu, sang pemuda berhati feminim ini menyukai gadis yang luar biasa tomboy yang selalu ada di dekatnya. Sungguh menarik bukan manga ini. Seri pertama dan kedua telah habis terjual lebih dari lima ratus ribu coppy di seluruh Jepang, tak heran jika manga ini banyak diburu karena isinya yang menarik dan terlihat real.
True Love in School, di karang oleh seorang berintial U.n10. Tidak jelas, siapa dia sebenarnya, yang pasti, dia adalah seorang mangaka pemula yang berbakat. Bicara soal mangaka berbakat ini, seorang dengan rambut pirang dengan iris blue shaphire yang terpancar bening sedang meneliti deretan manga yang terpajang di rak toko buku itu. Dirinya melihat 'True Love in School' dengan senyum mengembang terpatri di bibirnya. Dua hari lalu, ia berada di tempat ini untuk memantau manga ciptaannya yang masih berjejer dan terisi penuh, kini saat dia kembali ke tempat ini, manga ciptaannya mulai berkurang. Ia tersenyum lega karena manga ciptaannya laku terjual.
"Nii-chan, apa sudah menemukan bahan referensi untuk mangamu seri yang akan datang?" tanya gadis berambut pirang pada kakaknya.
"A-ah, Shion-chan. Aku sudah menemukan apa yang kucari tadi. Bagaimana denganmu?" tanya pemuda pirang itu lagi.
Sang adik tersenyumlembut, ia kemudian menggandeng kakak tersayangnya. "Aku juga sudah menemukan apa yang aku cari, nii-chan."
"Kau tahu, Shion-chan. Mereka 'menyukainya.' Ekspresi mereka saat membacanya sungguh membuatku tersanjung." Pemuda itu bercertita dengan hati berbunga-bunga. Tentu saja disertai dengan cengiran lima jarinya.
Shion nama adik pemuda pirang itu, juga ikut menyunggingkan senyum terbaiknya. "Tentu saja mereka menyukainya, cerita yang nii-san sajikan itu cerita yang membuat orang menunjukkan berbagai reaksi. Aku yakin, Naruto-nii pasti akan menjadi mangaka hebat," puji Shion. Pemuda yang bernama Naruto ini tersenyum mendengar pujian adiknya.
"Doakan aku, Shion. Aku akan menjadi magaka terkenal, agar kelak kita bisa hidup yang lebih baik. Ayah dan ibu pasti akan bahagia jika aku bisa menjaga dan menyokolahkanmu hingga jenjang yang lebih tinggi," ucap Naruto.
"Kalau begitu, ayo kita segera membayar ini, dan pulang, nii-chan."
"Ok."
"."
Key
"."
Esok harinya, Konoha High School
"Hei, Sakura-chan. Kau sudah baca True Love in School yang terbaru? Ceritanya sungguh menarik dan membuat orang penasaran. Aku sudah membacanya hingga seri terakhir. Sungguh memuaskan." Gadis berambut blonde ini sengaja datang menemui sahabatnya di atap sekolah begitu tahu, Magic Love in School telah rilis seri terakhir.
"Umm. Sudah kok. Ini seperti kisah nyata saja. Kau tahu Ino, aku bisa merasa karakter wanita ini seperti diriku. Haru seperti sosok yang aku perankan," ucap Sakura Haruno bersemangat.
"Aku penasaran dengan si U.n10. Dia misterius sekali." Ino memegang dagunya. Menerawang layaknya detective.
"Hei, aku rasa juga begitu. Kau tahu, aku juga merasa jika Chiha juga seperti Sasuke. Tidakkah kau merasa ini aneh, Ino?" Sakura kembali berceloteh.
"Benar sekali. Aku kira Cuma aku saja yang merasa ini mirip. Dilihat dari karakter Sasuke dan Chiha, dia kuat, dingin, kapten tim basket, namun dia juga bisa masak bahkan menjahit. Kau kau pasti ingat saat dia mengajarimu memasak di kelas boga, juga menjahit kostum pertunjukkan dulu,kan? Nah, di seri kedua dari 'True Love in School' ini bukankah sangat mirip?" Ino kembali menemukan kembali opini yang ada di otaknya.
"Ah, benar juga. Kita sering mengabaikan masalah seperti itu, Ino."
"Satu hal lagi, adegan dimana Chiha mengungungkapkan perasaannya pada Haru, itu seperti kita merasakan perasaan yang tidak biasa," Sakura bercerita dengan semangat membara.
Beberapa saat membahas shouju favorite mereka, baik Ino dan Sakura kehabisan obrolan. Keduanya diam. Merasa opini masing-masing kembali mereka simpan di dalam otak mereka. Saat sedang asyik termenung, pintu di terbuka. Ino dan Sakura yang duduk tepat di samping pintu, diam. Ino menempelkan jarinya ke bibir Sakura. Ia ingin tahu, siapa yang datang. Kebetulan, seseorang yang tadi masuk, tidak menyadari kehadiran Sakuran dan Ino.
"Hah... ini tempat yang tepat," ucap seseorang itu.
'Dia kan, Naruto? Tumben dia kesini sendirian?' batin Ino dan Sakura bersamaan.
Naruto kemudian berjalan ke tempat teduh yang berada di atap ini. Ia kemudian duduk bersandar membelakangi Sakura dan Ino yang masih memperhatikan Naruto. Kali ini, ia mengambil buku sketsanya, dan menggoreskan pensilnya di atas kertas di atasnya. Tidak lupa, headset bertengger manis di kedua daun telinganya, menemaninya menggambar. Naruto tampak asyik melukis.
"Sakura, dia tampak keren jika tidak berbuat konyol seperti biasanya," ucap Ino berbisik.
"Kau benar, Ino. Naruto yang ini bukan seperti Naruto yang kita kenal." Sakura membenarkan ucapan Ino. Mereka berdua kemudian memperhatikan Naruto kembali. Sesekali Naruto tertawa sendiri melihat hasil gambarnya. Ino dan Sakura hanya memandang heran.
"Aku penasaran dengan apa yang di gambar Naruto." Sakura berbisik di samping Ino.
"Kau pikir aku tidak."
Terrrrtttttt...terrrrrttttt...
"Ah, sial bel sudah berbunyi," umpat Naruto kesal. Ia kemudian buru-buru berjalan ke arah kelasnya tanpa menyadari Sakura dan Ino mengamatinya sejak tadi. Merasa Naruto sudah keluar, Sakura dan Ino memutuskan untuk kembali ke kelasnya.
.
.
'Mereka dua orang berbeda, namun saling mencintai. Hidup ini sungguh membingungkan. Padahal sama-sama saling mencintai, kenapa susah mengungkapkannya,' batin seorang pemuda berambut raven ketika membaca 'True Love in School'.
"Sasuke, kau sedang membaca apa?" tanya Lee.
Mendengar namanya di panggil, pemuda berambut raven yang bernama Uchiha Sasuke, segera menyembunyikan manga yang sejak tadi ia baca. 'Sial,' batin Sasuke menggerutu.
"Hnn. Bukan apa-apa. Aku mau duduk," ucap Sasuke menahan rasa gugupnya. Bagaimana mungkin ia tidak gugup, jika Lee tahu, dirinya yang berwajah dingin ini menyukai Shouju. Pasti ia akan ditertawakan oleh teman-temannya. Sibuk memikirkan gugupnya, Sasuke lupa jika teman sebangkunya, Naruto belum juga duduk di kursinya.
'Kemana si dobe itu?' batin Sasuke heran.
Ceklek.. handle pintu di buka dari luar, siswa di kelas itu buru-buru duduk di tempatnya. Mereka kemudian menghela nafas lega ketika yang datang adalah Naruto dengan buku sketsa gambar di tangannya, di susul Sakura dan Ino yang menyusul tak lama setelah Naruto masuk. Naruto kemudian duduk di tempatnya bersama Sasuke, begitu juga Sakura dan Ino.
"Kau dari mana saja, dob?" tanya Sasuke cemas.
"Aku? Dari atap. Sedang ingin menyindiri." Naruto kemudian memasukkan buku sketsa gambarnya ke dalam tas.
"Kau menggambar lagi?"
"Hehehe... hanya sekedar iseng saja, Sasuke."
Keduanya pun terdiam, entahlah. Sasuke merasa Naruto sedikit aneh karena tidak biasanya dia diam saja. Tanpa berisik. Sasuke menatap Naruto yang asyik dengan pensilnya. Ia kemudian melirik teman sebangkunya itu.
"Kenapa kau memperhatikanku seperti itu? Tidak biasanya kau menatapku seperti itu?" ucap Naruto tiba-tiba. Sasuke terkejut, dirinya bisa-bisanya melamun melihat wajah Naruto.
"Hei, aku masih normal dobe."
"Memang aku tanya itu ya, teme." Naruto terkekeh pelan.
"Tatapanmu itu yang menunjukkan jika kau berpikir aneh-aneh." Skak matt, Naruto membatu mendengar Sasuke yang bisa menebak isi pikirannya.
"Kau kan memang pemuda fem-
Ucapan Naruto terpotong ketika Sasuke membekap mulutnya dengan tangannya. Hal ini sukses membuat semua temannya menatap ke arahnya.
"Awas kau bilang macam-macam. Aku akan membongkar rahasiamu pada Ino." Seketika Naruto membulatkan matanya. Ia tak ingin perasaannya pada Ino terungkap begitu saja dari bibir Sasuke. Sasuke tersenyum penuh kemenangan. Ancamannya sukses membuat Naruto tak berkutik. Naruto yang masih dibekap mulutnya, ia lantas menurunkan tangan Sasuke.
"Huh, kau selalu saja membuatku mati kutu," gerutu Naruto.
"Hei, kalian homo ya?" ucap Shikamaru di tengah tatapan teman-temannya pada Naruto dan Sasuke.
"Enak saja. Kami masih normal," suara baritone Sasuke dan Naruto. Setelah insiden itu, mereka kembali tenang dan melanjutkan aktivitas masing-masing. Maklum saja, sensei yang mengajar pada jam ini sepertinya terlambat datang. Lima menit kemudian sang sensei datang dan memohon maaf atas keterlambatannya.
.
.
Naruto, Sasuke, Sakura dan Ino, kini duduk di bangku perpustakaan di sekolahnya. Mereka belajar bersama karena ada tugas kelompok. Beberapa jam setelah pelajaran usai, mereka buru, buru mendatangi perpustakaan untuk mendiskusikan tugas sastra yang diberikan senseinya.
"Kalian ada ide untuk tugas ini?" tanya Sakura pada ketiga temannya.
"Tidak ada," jawab Ino singkat.
"Tugas kita dari sensei adalah mendeskripsikan sebuah karya atau produk yang best seller. Kira-kira apa ya?" ucap Sakura.
"Karya atau produk yang best seller itu bebas bukan? Boleh dari film atau karya tulis maupun manga kan?" tanya Sasuke.
"Iruka-sensei membebaskan kita untuk mencari karya yang best seller di tahun 2014. Sepertinya sulit," kata Naruto pesimis.
"Jangan pesimis dulu, Naruto. Karya best seller itu banyak, tergantug kita mau mencoba mencarinya bukan?" Sakura menjelaskan pendapatnya.
"Nah, tadi Iruka-sensei mengatakan pertama-tama, kita harus mencari data dari toko atau pabrik mengenai produk atau karya yang best seller. Itu artinya, kita cari saja yang lebih mudah kita jangkau." Ino mulai mengingat kembali tugas Iruka-sensei.
"Maksudmu, cari produk atau karya disekitar kita?" Naruto bertanya dengan antusias.
Sakura kembali bersuara. "Ya. Misalkan saja novel, manga apa yang terlaris atau produk rumah tangga yang terlaris. Setelah kita menentukan temanya, barulah kita cari datanya."
"Bagaimana jika kita ke toko buku milik ayahku. Kita bisa tahu buku atau sejenisnya yang paling best seller di sana? Bagaimana menutut kalian?" tanya Ino.
"Boleh juga. Aku setuju."
"Aku juga, Ino."
Naruto, Sakura dan Sasuke sependapat dengan usul Ino. "Ah, kau pintar Ino. Kapan kita mulai meminta data pada toko bukunya?" tanya Naruto.
"Lebih cepat lebih baik. Bagaimana jika sekarang kita menuju toko buku terbesar di Tokyo. Jaraknya tidak jauh kan?" Sasuke kembali bersuara.
"Setuju!" teriak Naruto, Ino dan Sakura. Mereka kemudian bersiap pulang dan memilih mengerjakan tugas kelompok itu. Mereka semua akhirnya sepakat untuk menuju ketempat yang telah di sepakati.
"."
Key
"."
"Kita sudah sampai, minna," ucap Ino setelah memakirkan mobilnya. Mereka kemudian keluar dari mobil Ino.
BRAKK.. pintu mobil di tutup bersamaan.
"Apa managernya memperbolehkan kita meminta datanya?" ucap Sakura pesimis.
"Kau tenang saja. Bukankah ada aku disini?" ucap Ino enteng. Teman-temannya menatapnya heran.
Senyum terkembang di bibir Naruto ketika menyadari sesuatu. "Ah, iya. Kau itu kan putri pemilik toko ini," ucap Naruto mengingat hal sepele tentang Ino.
"Kau benar, Naruto. Ayo masuk. Aku sudah menelpon managernya. Mereka akan memberikan data yang kita butuhkan untuk tugas kelompok kita." Ino tampak senang. Teman-temannya lega memiliki sosok Ino yang bukan dari kalangan keluarga biasa.
Ino dan Naruto kemudian berjalan beriringan. Sasuke masih di tempatnya bersama Sakura. Mereka seperti orang yang kehilangan akal. "Sakura, aku tak menyangka Ino pewaris tunggal semua ini," ucap Sasuke kagum.
"Kau benar, Sasuke." Sakura dan Sasuke saling berpandangan.
"Ayo masuk. Kita bisa keduluan mereka berdua." Sasuke kemudian mengajak Sakura masuk ke dalam mengikuti Naruto dan Ino. Tanpa Sasuke sadari, ia menggandeng tangan Sakura. Sakura sempat kaget, namun akhirnya ia sadar jika Sasuke ternyata tangannya hangat meski wajahnya dingin bagaikan es.
.
.
"Nah minna. Kita sudah dapatkan data yang kita butuhkan. Dari data ini shouju True Love in School yang paling laris terjual, sedangkan untuk shounen Destination juga laris terjual meski selisih. Kita pilih mana?" tanya Sakura.
'Ha? Aku tidak menyangka mangaku sangat laris di pasaran,' batin Naruto schok.
"Lebih baik True Love in School saja yang jadi tema. Kita tinggal melihat faktor yang membuat karya itu menjadi best seller, memresensi, menilai kelemahan dan ke kurangan dari shouju itu. Untuk kelemahan dan kekurangan, kita terlebih dahulu harus membacanya dan memilih secara acak lima responden agar pendapat kita dengan reponden sama," Sasuke memberikan arahan pada temannya. Ini tugas tim, yang sangat menentukan bagaimana nilai mereka.
Sakura dan Ino mengangguk setuju, sedangkan Naruto memilih sependapat dengan usul Sasuke. Dalam hati, ia juga ingin mengetahui alasan pembaca untuk dijadikan referensi melanjutkan manga yang sedang digarapnya.
"Sebaiknya kita lanjutkan lagi besok. Ini sudah sore. Aku harus pulang," ucap Naruto tenang.
"Ini baru jam lima, santailah sebentar disini," bujuk Sakura.
"Maaf, tapi aku tidak bisa meninggalkan adikku Shion sendirian di rumah, Sakura-chan."
Ino memandang intens ke arah Naruto. "Perlu aku antar pulang? Kami juga ingin main ke rumahmu, Naruto."
"Aku bisa pulang naik bis Ino. Terima kasih, atas tumpangannya. Aku pulang duluan, minna. Bye."
Naruto kemudian pamit pulang. Ino, Sakura dan Sasuke memandang kepergian Naruto dengan tatapan aneh. Ya, Naruto seperti menyembunyikan sesuatu dari mereka. Ini terlihat ketika sejak tadi di sekolah sampai sekarang Naruto lebih diam, tidak menunjukkan ke konyolannya seperti biasa.
"Ah, sudahlah. Kita tidak bisa melarang Naruto untuk pulang cepat. Yang terpenting tugas ini harus selesai lebih cepat," kata Ino cuek.
"Itu benar," kata Sasuke singkat.
"."
Key
"."
Apartement Naruto
Naruto sampai di depan apartementnya jam enam malam. Ia kemudian mengetuk pintu apartementnya. Tidak berapa lama pintu terbuka dan disambut pelukan hangat adik tercintanya itu.
"Onii-chan. Kenapa baru pulang. Ayo masuk," perintah Shion.
Naruto yang melihat wajah cemas adikknya merasa bersalah karena membuatnya khawatir. "Maaf, Shion-chan. Aku baru saja membicarakan tugas dengan temanku. Mungkin beberapa hari ini aku akan pulang terlambat."
"Ah, tidak apa-apa kok nii-chan. Sekarang yang terpenting jika nii-chan pulang terlambat, segera kabari aku, ok."
"Siap bos. Nah, sekarang kau masak apa Shion. Aku lapar nih."
"Ramen super pedas kesukaan nii-chan." Shion tersenyum lembut.
Mata Naruto berbinar. Sudah lama sekali ia tidak makan ramen. Tapi tunggu dulu, tumben Shion memasak ramen. "Shion, kenapa tumben kau masak ramen? Ada yang membuatmu senang, ha?" tanya Naruto.
"Coba tebak," tantang Shion.
"Hemm.. kau jadian dengan Sai?" Ino menggeleng setelah Naruto mengatakan hal itu.
"Ayo tebak lagi," kata Shion menuntut.
"Ah, aku menyerah, Shion-chan." Naruto menggaruk kepalanya. Ia menyerah. Adikknya sungguh membuatnya bingung dengan teka-tekinya.
"Novel keduaku akan rilis besok, nii-chan."
"Wah, selamat adikku sayang. Kau benar-benar mewujudkan mimpimu." Naruto mengacak rambut adikknya. Ia sungguh bangga pada Shion. Shion memang sering membuat cerita pendek yang di sering di terbitkan di majalah. Namanya juga sering menghiasi di sudut majalah hingga ada seorang editor menawarinya sebuah job, menjadi seorang novelis. Shion tak melewatkan kesempatan itu. Novel pertama Shion rilis tahun lalu, dan langsung meledak di pasaran. Ia menjadi novelis sukses saat usianya terbilang masih lima belas tahun.
"Terima kasih, onii-chan. Dengan ini, keuangan kita akan sedikit terbantu." Shion kemudian memeluk tubuh kakaknya. Ia tahu, kakaknya telah bekerja keras untuk hidup mereka, untuk itu, Shion tidak ingin hanya berpangku tangan. Ia ingin meringankan beban kakaknya.
"Kau boleh saja menjadi novelis, tapi kau harus ingat untuk belajar dan sekolah, Shion," ucap Naruto bijak.
"Tentu saja. Onii-chan sebaiknya mandi dulu. Aku akan siapkan makan malamnya."
"Okay."
.
.
Setelah mandi dan makan malam, ia kemudian kembali ke kamarnya untuk belajar dan mengerjakan tugas sekolahnya. jam menunjukkan pukul tujuh malam, ia harus segera belajar. Tugas hari ini begitu banyak, Naruto harus segera menyelesaikan. Meskipun dia terlihat konyol, Naruto termasuk siswa yang memiliki otak cerdas, meski tidak secerdas otak Sasuke.
"Selesai!" kata Naruto senang. Ia kini menutup bukunya setelah selama dua jam ia mengerjakan tugasnya. Naruto kemudian menyiapkan buku yang sesuai jadwalnya besok. Setelah kegiatan menyiapkan buku selesai, ia kemudian beralih pada buku gambar sketsanya. Ia kemudian melanjutkan hobinya yang sempat tertunda tadi siang. Dunia Naruto kembali lagi, imajinasinya mulai bermain-main di kepalanya.
","
Key
"."
Dua hari kemudian, Konoha High School
Pagi ini, sengaja Naruto dan Sasuke datang lebih pagi kerena mereka sepakat untuk memeriksa kembali tugas yang beberapa hari lalu mereka buat. Baik Sasuke maupun Naruto nampak serius membaca tiap detail tugas dari Iruka-sensei. Sepuluh menit kemudian mereka telah menyelesaikan acara memeriksa tugasnya. Semua sudah beres, Naruto dan Sasuke sekarang tinggal mengirim tugas itu ke email sang sensei.
"Bagaimana, sudah kalian kirim tugasnya ke email Iruka-sensei?" tanya Sakura yang datang tiba-tiba.
Sasuke tersenyum tipis ketika Sakura datang. "Sudah, baru saja aku kirim," jawab Sasuke pada kekasihnya.
'Tidak salah aku membuat manga tentang kalian,' batin Naruto bahagia.
"Ino dimana?" Naruto bertanya pada Sakura perihal ke alfaan sang gadis pujaannya.
"Dia sedang menelpon ayahnya."
Naruto hanya berkata 'ough' pada Sakura, lantas ia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul tujuh lebih lima menit. "Sebaiknya kita segera ke kelas. Iruka-sensei pasti sudah masuk ke kelas."
.
.
"Nah, minna, semua tugas telah terkumpul semua. Saya senang, kalian mengerjakan tugas dengan baik," ucap Iruka-sensei. Jam pelajaran yang berlangsung satu setengah jam lalu, diisi dengan penjelasan satu per satu mengenai tugas kelompok itu oleh sang sensei.
"Sensei, apa hari ini kita akan presentasi?" tanya salah satu murid bernama Hyuga Neji.
"Sensei tidak akan memanggil kalian untuk presentasi. Sensei sudah mengatakan ada kalian, hari ini hanya membahas inti dari tugas ini saja. Sebagai tambahan, sensei akan memberikan bocoran siapa yang memperoleh nilai tertinggi pada tugas kali ini."
Semua murid di kelas itu tampak berharap-harap cemas. Sang sensei kemudian membuka suaranya di depan kelas. "Kelompok yang di pimpin Sasuke memperoleh nilai tertinggi, di susul dengan kelompok yang dipimpin Shikamaru. Selamat untuk kerja sama tim kalian."
"Minna, berhubung sensei ada acara, kelas di bubarkan."
.
.
Setelah Iruka-sensei keluar, para murid di kelas itu sedikit bisa rileks. Sakura dan Ino saling bercanda, begitu juga teman-temannya yang lain. Meski begitu, kelas tidak gaduh. Di bangku lain, Sasuke masih sibuk membaca buku pelajarannya. Sasuke nampak melirik teman sebangkunya. Diliriknya objek yang tengah di pandang sejak tadi oleh Naruto. Sasuke tersenyum mengejek.
"Dobe, kenapa tidak mengatakan saja padanya kalau kau suka Ino." Ucapan Sasuke membuyarkan lamunan Naruto yang sejak tadi menatap Ino.
Naruto menghela nafas pelan. Teman sebangkunya ini memang tidak bisa ia bohongi. "Teme, kau kira mudah. Ino itu tidak peka."
"Kau belum mencobanya, dobe." Sasuke mencoba menyarankan yang terbaik untuk Naruto. Meski Naruto itu merepotkan, Sasuke tidak pernah keberatan untuk dekat dengan pemuda pirang itu.
"Sudah kok," ucap Naruto tanpa ragu.
Sasuke terkejut. Pasalnya Naruto sangat takut mengakui perasaan yang sebenarnya pada Ino. Ia lantas bertanya pada teman sebangkunya itu. "Kapan, dob?"
Dengan malas, Naruto menjawab sekenanya. "Kemarin, teme."
"Lalu apa jawabannya?"
"Dia ingin fokus sekolah dulu, teme."
"Kasihan sekali kau dobe."
"Iya. Kau puas! Sudah, jangan bahas itu lagi, teme."
"."
Key
"."
To be countinued
A/n : True love in School. Manga yang dibuat Naruto berdasarkan kisah cinta Sakura dan Sasuke. Isinya hampir sama.
Naruto : Mangaka pemula yang sukses berkat karya pertamanya True love in school. ia, konyol tapi menyimpan sejuta rahasia dalam hidupnya. Tertutup untuk masalah pribadi. U.n10 adalah Uzumaki Naruto. 10 tanggal lahirnya
Sasuke : Pemuda berwajah dingin, jenius, tampan, namun hobinya sungguh bertolak belakang dari karakter luarnya. Sasuke suka memasak dan menjahit seperti gadis-gadis feminim. Hanya sebagian orang yang mengetahui itu selain Sakura, Ino dan Naruto.
Sakura : Gadis tomboi, ceroboh, cantik, pintar. Pacar Sasuke.
Ino : Gadis cantik, mempunyai impian sebagai dokter, friendly.
Thanks so much buat minna yang mau mampir baca n review,,, arigatougozaimaz
