Circuit of Love
By cacingliaR
.
.
.
Bremm... Bremm… Bremm..
Suara gerungan motor begitu menusuk telinga. Saat ini ada tiga motor yang berbaris di jalan aspal dengan garis putih di depan ban yang menjadi pembatas. Jalan ini telah berubah menjadi arena sirkuit bagi mereka yang ingin melakukan balapan liar.
Suara sorak Sorai penonton riuh melihat para pembalap atau bisa disebut sebagai joki yang sebentar lagi akan beraksi.
Joki yang kini menunggu di garis start dengan tidak sabar menunggu aba-aba bendera yang terjatuh dari seseorang yang menjadi petugas di garis start. Dengan terus menggerungkan motornya pertanda bahwa motornya sedang melakukan pemanasan agar siap untuk 'bertempur'.
Seorang wanita cantik dengan tubuh seksi berjalan ke arena sirkuit dan berdiri di tengah-tengah mereka dengan membawa bendera motif kotak hitam-putih.
Dilihat dari posisi wanita tersebut, di sebelah kanannya terdapat seseorang dengan menggunakan motor Ninja 150rr. Sedangkan di sebelah kirinya terdapat seseorang dengan motor matic yang dimodifikasi. Dan persis di depannya seseorang yang menggunakan motor Satria F 150 dengan modifikasi yang sangat keren baginya. Mereka terlihat sangat serius menunggu aba-aba dari wanita tersebut.
"Are you ready?" Teriak wanita tersebut pada pembalap joki di depannya sembari mengangkat bendera yang ia pegang keatas.
"Ryuu, kalahkan mereka," terdengar sebuah teriakan yang ditunjukkan untuk salah satu joki yang sedang dalam arena sirkuit.
Sorakan penonton dan suara motor begitu memekik telinga. Mereka yang menjadi penonton begitu antusias dan senang melihat pertandingan yang jarang mereka lihat dengan seorang yang ikut andil dalam aksi tersebut. Siapa lagi kalau bukan seseorang yang menunggangi motor Satria F 150 itu? Ya dia adalah joki yang sering memenangkan segala pertandingan, dan sangat jarang ikut pertandingan jika moodnya sedang tidak baik, bgitulah pikirnya.
"One..., two...," wanita tersebut berteriak membuat aba-aba para joki tidak sabar segera menarik gas sekencang mungkin. Menunggu hingga beberapa detik, agar para joki tidak sabar.
"...go." begitu kata tersebut di ucapkan dengan bendera yang ia bawa di hempaskan ke aspal, menandakan bahwa pertandingan sudah di mulai.
Dengan segala kemampuan dan kekuatan yang joki miliki, mereka segera menekan rem belakang dengan sedikit dan segera menarik gas sekencang mungkin. Upaya dan tehnik mereka lakukan agar bisa memenangkan balapan ini.
Suara gerungan motor yang melaju di tambah dengan teriakan penonton, membuat malam semakin ramai dan seru. Mereka yang menonton hanya bisa menunggu setelah para joki melesat dan menunggu siapa yang akan melewati garis finish pertama kali.
Laju ketiga motor tersebut melebihi di atas rata-rata. Ditambah dengan spek motor yang telah diperbaharui, sesuai dengan kebutuhan untuk balapan. Ya namanya juga joki mana mungkin ia mengendarai motornya dengan kecepatan 40km/jam, kan?
Jangan tanya kenapa jalanan begitu sepi tanpa ada kendaraan lainnya. Karena, mereka tahu persis 'wilayah' yang di jadikan tempat berkumpul atau sekedar untuk melepaskan hobi mereka dengan balapan liar. Seperti sekarang ini, mereka telah berkumpul di jalanan yang sangat atau bahkan tidak pernah di lalui oleh kendaraan apapun.
Sesekali mereka sering mendapatkan 'tamu tak diundang' yang hanya sekedar membubarkan mereka atau melakukan penangkapan jika merasa itu terganggu. Siapa lagi kalau bukan polisi? Tapi, sampai saat ini belum ada dari mereka para joki atau orang-orang yang hanya sekedar nongkrong dengan teman-temannya yang tertangkap. Beruntungnya mereka.
Tiga motor dengan tipe berbeda terus melaju dengan kencang. Mereka terus melaju mengikuti jalan yang menjadi arena sirkuit itu. Dengan serius mereka menatap lurus jalan tanpa menoleh sedikit pun.
Saat ini posisi yang unggul dalam balapan adalah joki yang mengendarai motor Satria F150, di ikuti motor Ninja 150rr yang berjarak beberapa meter di belakangnya dan yang paling terakhir yaitu joki yang mengendarai motor matic, sepertinya ia tertinggal cukup jauh dengan mereka.
Motor Ninja tersebut dengan sangat keras menggaskan motornya untuk menyalip motor Satria yang berada di depannya. Namun sayang, bahkan untuk bersejajarpun tak bisa. Nasib yang di derita joki yang motor matic hanya bisa pasrah dengan kekalahan.
Joki yang berada di balik motor Satria itu dengan sangat ahli mengendarai motornya dengan lancar. Tanpa ragu ia terus menarik gas dengan tidak mengkhawatirkan nyawanya. Seakan-akan bahwa hidupnya terpusat pada motor dan balapan.
Terlihat ramai-ramai dari kejauhan, joki motor Satria tersebut dengan kekuatan penuh ia melaju agar sampai ke garis finish dan menjadi pemenangnya.
Sorakan penonton bergemuruh saat mereka melihat di kejauhan akan ada yang pertama melewati garis finish.
Tidak lama setelah itu, motor Satria melewati garis finish dan menjadi pemenang utama dalam pertandingan ini. Ia memelankan laju motornya dan berputar arah menuju teman-temannya.
Mereka yang menjadi penonton berlari ke arah joki motor Satria tersebut. Mereka berteriak senang mengetahui siapa yang menjadi pemenangnya.
"Ryuu, kau sangat keren," ucap seseorang kepada joki yang bernama Ryuu.
Membuka kaca helm agar memperlihatkan wajahnya, Ryuu hanya tertawa sembari mengangkat tangannya untuk bertos dengan teman-temannya.
Mereka begitu terlihat senang melihat kemenangan yang Ryuu raih. Bahkan ada yang melihat kearahnya dengan tatapan kagum, seolah ia ingin menjadi joki yang hebat sepertinya.
Suara motor lain mendekat, sehingga para penonton yang tadi berkumpul di dekat Ryuu memberi jalan untuk seseorang di balik motor Ninja tersebut.
"Sialan kau Ryuu. Akan ku kalahkan nanti," ucap seseorang dengan sembari melepas helm yang ia pakai. Ia merupakan lawan yang bermain dengan Ryuu.
"Tentu Naruto, aku tunggu waktunya," balas Ryuu dengan sedikit seringaian yang menempel di wajahnya.
Ryuu dan Naruto tertawa bersama, mereka melakukan tos seperti yang biasa mereka lakukan setelah pertandingan.
"Oi, tega-teganya kalian padaku," mereka semua menoleh pada asal suara tersebut. Ternyata motor matic yang ikut dalam pertandingan pun telah tiba. Ia terlihat memasang wajah muram dan kesal.
"Memangnya kenapa dengan motormu, huh?," timpal Naruto.
"Aku memperbaiki sedikit tadi sore, tapi kurasa aku belum menyelesaikan semuanya jadi begini," jawab Kiba dengan menampilkan muka tanpa dosanya.
"Itu salahmu sendiri ikut bermain,"
"Habisnya, aku melihat Ryuu mengajakmu balapan. Aku yang sangat ingin ditantangnya merasa sangat iri, jadi aku putuskan untuk ikut berpartisipasi,"
"Ya sudahlah, mungkin lain kali kau akan memenangkannya. Dan segeralah perbaiki motormu," Kiba hanya mendengus kesal mendengar jawaban dari Naruto.
"Ryuu, bantu aku menyelesaikan motorku," ucap Kiba pada Ryuu.
"Maaf Kiba aku tidak bisa, besok aku sibuk,"
"Kau selalu saja seperti itu, memperbaiki motor temanmu saja tidak mau. Apa kau takut keahlian memperbaiki motormu dicuri olehku?"
Naruto tertawa mendengar jawaban dari kiba dan melihat wajah Kiba yang terlihat muram karena mendapat penolakan dari Ryuu.
Ryuu hanya ikut tersenyum tidak enak melihat tingkah mereka, apalagi Kiba.
Ryuu mengangkat tangan kirinya, untuk memperlihatkan jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Jam sudah menunjukan pukul sepuluh lebih. Ia harus bergegas pulang, jangan sampai kakaknya terus mengomeli karena ia pulang terlalu larut.
Meskipun ia seorang pembalap liar, ia tetap saja seorang gadis yang masih mengikuti perintah kakaknya untuk tidak pulang terlambat. Ia begitu terlihat enggan dan masih ingin berkumpul dengan teman-temannya, tapi jika ia pulang terlambat ia tidak akan diijinkan lagi untuk bermain dengan motornya.
Ryuu menstaterkan motornya, membuat perhatian kini tertuju pada Ryuu.
"Ryuu, kau sudah ingin pulang?" Tanya Kiba.
Ryuu mengangguk. "Ya, kurasa aku tidak bisa berlama-lama,"
"Kau seperti seorang gadis saja, jika pulang terlambat akan dimarahi,"
Ryuu hanya tertawa canggung. Ada benarnya apa yang dikatakan Kiba, atau memang benar bahwa ia adalah seorang gadis dan bukan laki-laki. Begitu miris hidupnya, berpura-pura hanya untuk menyalurkan hobi dan kecintaannya pada balapan liar.
"Kau memang selalu seperti itu Ryuu, selalu pulang lebih awal tanpa ikut pulang bersama kami," timpal Naruto.
"Hehe, maaf ya. Mungkin lain kali saja,"
"Baiklah, kalau begitu hati-hati,"
Ryuu mengangguk, dan mulai melajukan motornya menjauh dari teman-temannya untuk kembali ke rumah.
Setelah sampai di halaman rumah, Ryuu memarkirkan motor kesayangannya di samping mobil milik kakaknya. Melihat jam di tangannya sebentar lagi menunjukkan pukul sebelas. Ia segera melepaskan helm dan pergi ke dalam rumah.
Menaiki undakan tangga, ia sudah sampai di depan pintu rumahnya. Menghela nafas sebentar, pasti kakaknya sedang menunggunya di ruang tamu dan akan mengomelinya karena datang terlambat.
Dengan segala rasa lelah, ia siap mendengarkan pidato yang keluar dari mulut kakaknya itu. Ryuu mulai mendorong pintu dengan perlahan. Memang pintu ini sengaja tidak di kunci sebelum ia pulang, agar memudahkan jika ia pulang terlambat tanpa harus menganggu istirahat kakaknya atau orang tuanya.
"Sakura,"
Ya dia adalah Haruno Sakura, gadis yang menyamar sebagai joki bernama Ryuu itu.
Sakura melonjak kaget saat kakaknya meneriaki namanya dengan kencang. Jika ia punya penyakit jantung, mungkin ia akan sekarat sekarang juga.
Seperti yang ia duga, kakaknya tersebut sedang duduk menunggunya di ruang tamu dengan tatapan marah sekaligus khawatir.
"Kakak,"
"Lihat, sudah jam berapa ini, huh?" Tanyanya dengan tatapan membunuh menurut Sakura.
"Maaf, tadi aku mengikuti balapan jadi aku lupa waktu,"
"Kau ini. Sudah kukatakan berulang kali Sakura, kau itu seorang gadi, tidak seharusnya mengikuti balapan liar seperti itu,"
"Kak, ini hobiku. Apa salahnya aku menyalurkan hobiku dan kecintaanku pada balapan liar," tegas Sakura.
"Tentu saja salah. Kau seorang gadis Sakura, seorang gadis,"
Sakura menghela nafas kesal, ia sudah terlalu lelah mendengar ocehan kakaknya dan sudah kebal dengan apa yang di dengarnya. Ia memang seorang gadis, tapi apa salahnya jika ia mencintai balapan dan menyalurkan hobinya?
Sakura mulai berjalan meninggalkan kakaknya di ruang tamu menuju kamarnya. "Ya, ya, ya terserahmu saja Sasori no baka,"
"Hei, Sakura mau kemana kau aku belum selesai," teriak Sasori yang terlihat kesal melihat tingkah Sakura.
"Ke kamar. Aku lelah ka besok saja pidatonya,"
"Tidak bisa. Cepat turun Sakura," setelah itu yang Sasori dengar hanya suara pintu yang tertutup dengan kencang. Ia menghela nafas lelah. Dasar adik keras kepala, pikirnya.
Sakura meletakkan helmnya di atas lemari pakaian mini. Ia mulai mendekat ke arah meja rias. Ia duduk, dan memperhatikan wajahnya dari depan cermin.
Ia mulai berhati-hati melepaskan kontak lensa untuk menutupi mata emeraldnya dan wig yang ia gunakan untuk menutupi warna rambutnya. Serta tak lupa membersihkan sedikit hiasan make up yang ia pakai agar wajahnya terlihat berbeda dengan Sakura yang asli.
Ia sengaja melakukan itu, memakai kontak lensa, wig dan hiasan make up seperti tahi lalat agar orang lain tidak mengenalnya. Seorang gadis baik-baik yang mempunyai hobi balapan liar dan berkumpul dengan anak geng motor. Ia hanya tidak ingin membuat nama orang tuanya tidak baik hanya karena hobinya yang tidak masuk akal itu.
Memang orang tua Sakura dan kakaknya menentang hal ini. Tapi karena Sakura memang orang yang keras kepala akhirnya mereka hanya bisa pasrah dan memperingatkan Sakura untuk berhati-hati dalam balapan. Dengan senyum merekah di wajahnya tentu saja Sakura senang mendengar jawaban dari mereka.
Sudah lama ia memalsukan identitasnya. Saat bersama dengan teman-teman balapannya ia hanya di panggil Ryuu dan merek hanya tahu nama Ryuu bukan nama Sakura. Dan mereka mengira bahwa Sakura adalah seorang laki-laki karena ia selalu berpenampilan layaknya laki-laki.
Sakura beranjak dan bersiap-siap untuk pakaiannya dengan piyama dan sedikit menyelesaikan kegiatan sebelum tidurnya di kamar mandi.
Ia harus beristirahat. Ia harus bekerja besok untuk membuat resep baru bagi tokonya.
TBC
Haiiii…
Maaf ya, untuk motor yang aku sebutkan diatas bukan bermaksud untuk promosi atau apapun. Hanya saja aku tidak tahu merek motor yang cocok untuk balapan selain di Indonesia.
Semoga suka ceritanya ^^
Love you..
