My Little Family © Choi RinRi
Main Cast : [Kim Jongwoon & Kim Ryeowook]
YeWook couple, always.
Rated : T
Disclaimer : Super Junior is belongs to God.
Genre : Romance, Family, Hurt/Comfort.
Warning : YAOI, Out Of Character, Some Typo(s), M-Preg.
.
.
[Chapter 1]
.
.
"Ya, jagoan! Sekarang waktu bermain sudah habis."
Di turunkannya tubuh kecil bocah lelaki yang sedari tadi asyik bermain di punggungnya, menjadikannya sebagai kuda. Dan demi apapun, ia merasa pinggangnya benar-benar terasa hampir patah.
Bocah berusia 4 tahun itu terus saja memaksanya bergerak merangkak, mengelilingi ruang tamu. Dan jika dia berhenti, bokongnya akan dipukul oleh kepalan kecil namja kecil itu. Ia tak pernah mengira bahwa putranya akan seaktif ini.
"Ya! Appa menyebalkan! Aku masih ingin-"
"Kim Jongie! Ayo tidur siang!"
Ucapannya terpotong, saat sebuah suara yang begitu dihafalnya memanggilnya. Ia mengerucutkan bibirnya, kesal karena kesenangannya terhenti. Ia masih ingin main lagi, main lagi dan main lagi, terus saja seperti itu. Tak peduli jika ayahnya akan terserang sakit pinggang.
"Umma… sebentar lagi, ne?" Ryeowook, namja yang baru saja dipanggilnya umma hanya menggeleng pelan. Menolak permintaan anaknya itu, tak peduli walau putra kecilnya itu menatapnya dengan mata yang dibuat terlihat menyedihkan. Ia heran, darimana anak sekecil Jongie bisa belajar acting seperti itu?
"Tidur atau rencana kita untuk pergi ke namsan tower malam ini batal, sayang?"
Mendengar ancaman ibunya, kedua mata berukuran kecil seperti ayahnya langsung saja membulat. Sudah lama ia merengek untuk pergi kesana, ia bosan jika malam hari hanya menemani ibunya menonton acara televisi.
"Andwae!" Jongie memekik, tidak terima jika acara jalan-jalannya malam ini dibatalkan begitu saja.
"Nah, sekarang cepat kau tidur siang dulu, acara main kita bisa dilanjutkan nanti." Yesung menepuk pelan bokong anaknya, sama seperti yang dilakukan Jongie terhadapnya saat mereka bermain kuda-kudaan.
"Huh!"
Dengan langkah yang dihentak, ia masuk ke dalam kamarnya, tak peduli pada Ryeowook yang berada di ambang pintu kamar. Masih dengan wajah yang ditekuk sebal, tubuh kecilnya dengan sedikit kesusahan menaiki ranjang. Berbaring disana sambil memeluk boneka Winnie the pooh pemberian Ryeowook, dan menunggu ibunya yang kini pergi ke dapur untuk membuat susu vanilla kesukaannya.
.
.
"Sudah mau pulang?" tanya Ryeowook, tanpa memperhatikan Yesung yang sekarang menghampirinya dan memakai jaketnya. Ia masih sibuk membuat susu untuk Jongie, putranya itu mana bisa tidur jika tidak meminum susu terlebih dahulu.
"Tentu saja, mana mungkin aku membiarkan istriku sendirian di rumah." Jawab Yesung, kemudian meneguk segelas air yang baru saja di ambilnya.
Ryeowook tersenyum, lebih terlihat mengejek sebenarnya.
"Perhatian sekali." Kata Ryeowook, sebelah tangannya mengocok botol susu Jongie. "Anakmu saja tak pernah kau perlakukan seperti itu. Jika aku yang tak meminta, atau Jongie yang meneleponmu langsung sambil merengek, kau pasti tak akan datang kesini untuk menemuinya." Jelas Ryeowook, masih dengan senyum mengejeknya.
Yesung cukup tersinggung dengan apa yang di ucapkan mantan istrinya itu, membuatnya kesal dan jika ia tak ingat ada Jongie di rumah ini, mungkin ia akan membalas perkatannya dengan keras.
"Kau pikir aku ini ayah macam apa? Aku juga masih sadar jika aku masih punya tanggung jawab!"
Mendengar itu, kali ini Ryeowook justru tertawa, seolah kata-kata yang baru saja di ucapkan Yesung adalah lelucon paling lucu yang pernah didengarnya.
"Tahu apa kau tentang tanggung jawab? Dulu saja saat kau menghamiliku, jika ayahku tak datang mencarimu, kau pasti akan lari dari tanggung jawab, Jongwoon ssi!"
Ryeowook berbicara dengan suara yang meninggi, seolah lupa jika di rumah ini masih ada makhluk lain yang sekarang masih menunggunya di kamarnya, rumahnya, hanya miliknya dan tak ada campur tangan dengan pria di hadapannya kini. Pria yang berstatus sebagai mantan suaminya.
"Dan saat itu, kau dengan mudahnya berkata bahwa kau akan bertanggung jawab, tapi hanya sampai aku melahirkan Jongie, setelahnya kau meminta untuk bercerai. Apa itu yang disebut tanggung jawab?!"
Dan kali ini Ryeowook benar-benar berteriak, menatap tajam Yesung dengan kedua matanya yang memerah menahan tangis. Rasanya hanya sia-sia jika ia menangisi pria dihadapannya itu, dan menangisinya hanyalah sebuah kebodohan paling lucu di hidupnya.
Yesung diam, bukan dalam arti ia tak bisa membalas semua kata-kata yang Ryeowook ucapkan. Ia hanya meredam amarahnya yang sedari tadi ingin meledak, ia sedang tidak ingin beradu mulut dengan pria di hadapannya itu. Baginya hanya membuang-buang tenaga dan emosi saja.
"Tapi, jika dipikir ulang keputusanmu itu memang ada untungnya juga untukku. Aku tak mau lama-lama tinggal bersamamu, mana mungkin aku mau hidup lama bersama orang yang tak kucintai? Hahaha."
"Dan kau pikir, apa aku mau? Aku juga sama, aku juga tidak mencintaimu, Ryeowook!"
"Lalu kenapa kau menghamiliku?!"
"Cukup, Ryeowook! Aku tak-"
"A-appa… umma…"
Baik Yesung maupun Ryeowook, keduanya sama-sama terkejut. Jongie, dengan tubuhnya yang bergetar takut, kini besembunyi dibalik daun pintu dapur. Kepalanya menyembul dan memperhatikan kedua orang tuanya yang kini menatapnya dengan tatapan terkejut.
Ryeowook menghela nafas, salahnya juga terlalu terbawa emosi. Dan akibatnya sekarang, putranya melihatnya sedang beradu mulut dengan Yesung. Ryeowook menatap lembut sosok putranya, laki-laki yang jika dilihat darimanapun, kemiripannya lebih mengarah ke Yesung. Hanya saja, Jongie memiliki bibir sepertinya, bibir merah berukuran kecil.
"Jongie kenapa disini, hm? Tadi 'kan umma menyuruh Jongie untuk menunggu di kamar." Ryeowook tersenyum, mencoba menunjukan pada anaknya bahwa semuanya baik-baik saja, tidak terjadi apapun. Kemudian menghampiri anaknya dan berjongkok di hadapannya.
Ryeowook menaruh kedua tangan kecil Jongie di pundaknya, kemudian mengusap lengan anaknya yang terasa begitu lembut di kulitnya. Mencoba menenangkannya, ia tahu bahwa Jongie sekarang ketakutan, dan ia benar-benar menyesal dengan apa yang baru saja di lakukannya.
"Umma... kenapa tadi umma berteriak? Jongie takut…" Jongie berkata dengan bibir yang bergetar, Ryeowook tahu bahwa anaknya ini sedang mencoba menahan tangis. Karena Jongie selalu berkata bahwa ia adalah seorang jagoan, tak pernah menangis, dan akan selalu melindungi Ryeowook.
"Sssttt… umma tidak apa-apa, sayang," diusapnya pipi berisi anaknya tersebut, membuatnya sadar bahwa pipi yang sekarang dipegangnya benar-benar sama seperti pipi Yesung. "Sekarang kita kembali ke kamar, ne?"
Ryeowook bangkit, kemudian menggendong Jongie saat melihat anaknya itu menganggukan kepalanya pelan. Jongie memeluk erat leher ibunya, kedua mata sipitnya menatap Yesung dari balik lengan kirinya yang menutupi wajahnya sampai hidung.
"Appa…"
Yesung menoleh, "Ne, jagoan?" sama seperti Ryeowook, ia pun kembali seperti biasa. Menjadi appa yang baik, selalu terlihat gembira, dan menuruti apapun kemauan anaknya. Seorang appa yang hebat di mata Jongie.
"Gendong aku…"
Yesung tersenyum saat melihat Jongie merentangkan kedua tangannya. Ryeowook yang mengerti pun berjalan mendekati Yesung, mendekatkan tubuhnya dan memberikan Jongie padanya untuk di gendong.
"Dasar jagoan manja." Ejek Yesung, kemudian berjalan membawa Jongie kembali ke kamarnya, dengan diikuti Ryeowook di belakangnya.
.
.
Tanpa Jongie sadari, kini kedua orang tuanya diam-diam saling bertukar pandang. Dalam keadaan seperti ini, rasanya benar-benar canggung.
Jongie perlahan mulai terlelap, kedua tangannya memegang masing-masing sebelah tangan kedua orang tuanya yang melingkar di pinggangnya. Jongie meminta Yesung dan Ryeowook untuk menemaninya saat tidur. Berbaring di sampingnya, memeluknya, hingga akhirnya Jongie benar-benar tertidur siang ini.
Jongie hanya tidak mau saat terbangun, ia sudah tidak menemukan Yesung di rumah. Selalu saja seperti itu, dan terkadang membuat Jongie yang memang saat ini tidak mengerti apa-apa hanya menanyakan keberadaan ayahnya dan diam saja saat Ryeowook mulai beralasan ini itu tentang keberadaan ayahnya yang sering menghilang secara tiba-tiba itu.
Dan saat ini, ia ingin benar-benar memastikan kedua orang tuanya masih ada bersamanya. Jika dilihat, mereka benar-benar seperti keluarga bahagia, walau kenyataannya sangat jauh berbeda.
Yesung melepaskan pelukannya saat tahu kini Jongie sudah benar-benar tertidur, kemudian melirik Ryeowook yang berada di samping kiri Jongie, sebelah tangannya mengusap rambut Jongie sambil menutup matanya. Jika dalam keadaan seperti ini, Ryeowook benar-benar terlihat damai, dan ia selalu berharap suatu saat nanti ia dapat menemukan keadaan seperti ini di rumahnya.
"Jongie sudah tertidur," Suara pelan Ryeowook sedikit menyadarkan Yesung dari lamunannya, kemudian kembali melirik Ryeowook yang masih tetap memejamkan matanya seperti tadi. "Kenapa belum juga mau pulang? Bukankah kau tidak mau istrimu sendirian di rumahmu?" tanya Ryeowook.
Sebenarnya, melihat wajah Ryeowook dan Jongie yang begitu tenang sekarang, membuat Yesung sedikit enggan untuk pulang ke rumah. Rasanya pasti sangat menyenangkan jika setiap hari, saat ia pulang malam sehabis dari kantor dan menemukan dua manusia yang tertidur di kamarnya seperti ini. Ditambah keduanya adalah istri dan anaknya, pasti menyenangkan. Dan Yesung kembali tersadar saat Ryeowook memanggilnya lagi. Hah, pikiran macam apa itu, batinnya.
"Aku memang sudah ingin pulang." Yesung dengan pelan turun dari ranjang, takut membangunkan Jongie. Kemudian sedikit berkaca dan merapikan rambutnya. Ryeowook yang masih berbaring di ranjang rupanya sedikit-sedikit mengintip apa yang sedang di lakukan mantan suaminya tersebut. Dan kembali pura-pura menutup mata saat melihat Yesung yang berbalik melihat ke arahnya, lebih tepatnya ke buah hati mereka.
Yesung menghampiri Jongie, kemudian memberinya kecupan lembut di bibir dan berkata bahwa ia sangat menyayanginya. Tanpa sedikitpun mempedulikan sosok namja lainnya yang berada di ranjang tersebut.
Kemudian berjalan ke arah pintu dan berpamitan untuk pulang, masih tanpa menatap Ryeowook sedikit pun.
.
.
TBC
.
.
[Author's Note]
Halo halooo. Bawa Fanfic baru lagi nih hahaha. Tapi jangan khawatir, saya gak akan melupakan semua Fanfic lama saya kok. Semua itu hutang saya pada kalian dan saya selalu mengusahakan untuk membayarnya tidak terlalu lama seperti dulu-dulu kkkkk.
Tapi saya suka sedih setiap baca ripyu kalian yang isinya cuman minta lanjutin Fanfic saya yang dulu-dulu, tanpa sedikit pun menyinggung tentang cerita yang baru saja saya publish, saya kan pengennya kalian komentarin Fanfic yang saya publish huhuhu. Kalau kalian mau nagih, ayo ke PM aja, pasti saya baca dan balas kok;)
Saya tahu cerita berkonsep ini pasaran, jadi bagi yang tidak suka ya jangan baca kkkk. Tapi jalan ceritanya pure dari otak konslet saya;) Saya pengen buat cerita yewook yang udah berkeluarga, punya anak, tapi ga seru kan kalau cuman hidup bahagia. Makannya saya buat aja mereka pisah tapi tetep punya anak hahaha. Penjelasan lebih rinci chap depan.
Biar seru, yu kita folowan. Di kotak ripyu nanti jangan lupa sisipin (?) uname twitter kalian, biar saya bisa follow terus kasih kabar ke kalian kalo cerita-cerita saya publish kkkk.
Yasudah segitu saja,reviewnya ditunggu ya:)
"Ayo lestarikan Fanfic YEWOOK yang mulai langka! Hwaiting~!"
Dan tebak siapa istri Yesung disini kkk.
