Haiii ini fic Hunhan pertama yang aku buat.
fanfic ini terinspirasi dari MV Paradise-nya Infinite ^^
rencana awalnya, aku pengen ngebuat oneshoot dengan ide cerita ini tapi setelah dipikir-pikir, mungkin akan lebih baik kalo dibikin mini series. yaaa mungkin 2 atau 3 chapter hehehe
untuk chapter ini emang pendek, chapter ini lebih ngejelasin tentang background hubungan Hunhan tapi untuk chapter depan akan aku usahain lebih panjang ^^
tapi yaaa itu semua tergantung sama readers semuaaa, kalo readers semua setuju buat aku ngelanjutinnya yaa bakal aku lanjutin, kalo ngga yaaaaaaaaaa...
selamat membacaaaaa
ditunggu review-nya yaaaa hehehe
oooo
oo
Heaven & Paradise
© fumiyo92
A Hunhan Fanfiction
oo
CHAPTER 1
oooo
.
.
"Sehunnie… mengapa kau menutup mataku seperti ini?" ucap Luhan sambil mengerucutkan bibirnya. Tangannya memegang erat lengan kekasihnya yang membimbingnya untuk berjalan.
"Bukan kejutan namanya jika aku tidak menutup matamu, Lu" seru sang kekasih dengan lembut. "Hati-hati, ada 3 buah anak tangga di depanmu" bimbing Sehun sambil terus memperhatikan langkah kaki kekasih mungilnya. Senyum dapat terlihat di wajah tampannya saat ia melihat bibir Luhan yang cemberut. Ooohhh… ia sudah tidak sabar untuk melihat reaksi Luhan saat melihat kejutan yang sudah disiapkannya sejak beberapa bulan yang lalu.
"Sudah sampai?" Tanya Luhan saat Sehun menghentikan langkahnya. Ia meraba kain hitam yang menutupi matanya, hendak melepaskan kain itu ketika tangan Sehun menghentikannya, "Sehunnie~~ aku sudah tidak tahan lagi!" ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya lucu.
Sehun tertawa lepas saat melihat perilaku kekasihnya itu. Sungguh, siapa yang menyangka bahwa kekasih mungilnya itu ternyata lebih tua 4 tahun dari Sehun. Bahkan ia yakin jika setiap orang yang melihat mereka akan menyangka bahwa Luhan berusia jauh lebih muda darinya. Yaa… salahkan rusa kecil itu yang memiliki wajah seperti bayi dan perilakunya yang sangat manja jika mereka sedang berdua.
"Biarkan aku yang membukanya, Xiao Lu" senyum tipis dapat terlihat di wajah Luhan. Ia senang sekali jika Sehun memanggilnya dengan panggilan itu, nama panggilan pertama yang dibuat oleh Sehun saat ia mulai belajar bahasa Cina. "Buka matamu, baby" ucap Sehun setelah melepaskan kain penutup mata itu.
Luhan mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba untuk memperjelas penglihatannya. Setelah ia dapat melihat dengan jelas, ia memandang sekitarnya. Ia yakin bahwa ia bukan berada di Seoul sekarang, lingkungan sekitarnya masih terlihat sangat asri dengan beberapa pohon di sekitarnya. Udaranya juga masih bersih, tidak penuh dengan polusi seperti di kota. Matanya melebar saat melihat matanya tertuju pada sebuah rumah. Rumah dengan cat berwarna putih dan memiliki jendela yang sangat besar. Rumah itu tidak terlalu besar namun sangat indah. Teras yang cukup besar dan ayunan kayu yang terletak tidak jauh dari rumah itu. Oh ya, jangan lupakan taman kecil yang berada di sisi rumah itu. Taman yang dipenuhi dengan bunga yang bermekaran dengan indahnya.
Rumah ini adalah rumah yang diidamkan oleh Luhan sejak ia masih kanak-kanak. Ia pernah menceritakan impiannya itu kepada Sehun namun kekasihnya hanya tertawa dan mengatakan bahwa hal itu tidak mungkin diwujudkan. Namun sekarang… rumah idamannya itu ada dihadapannya. Dan orang yang menertawakannya lah yang mewujudkan impiannya itu.
Luhan beralih untuk menatap kekasihnya yang berdiri di sampingnya. Mulutnya terbuka dan menutup beberapa kali sehingga membuat Sehun tertawa kecil. "I-Ini…?" hanya kata itu yang mampu Luhan ucapkan. Tangannya menunjuk kepada rumah yang berada di hadapannya.
"Rumah kita" jawab Sehun dengan santai. Ia menggenggam kedua tangan Luhan dan mengelus punggung tangan kecil itu dengan jempolnya, "Our paradise" lanjutnya.
"Kau serius?" tanya Luhan lagi, ia masih sedikit terkejut dengan kejutan yang dibuat oleh kekasihnya itu. Namun, setelah ia melihat Sehun menganggukkan kepalanya, Luhan segera menerjang kekasihnya itu dan memeluknya dengan sangat erat.
"Xiao Lu…" ucap Sehun. Ia melonggarkan pelukan Luhan dan menatap mata kekasihnya itu, "Maukah kau tinggal bersamaku?" ciuman dari Luhan adalah satu-satunya jawaban yang diterima oleh Sehun saat itu.
.
ooo
.
Luhan dan Sehun pertama kali bertemu 6 tahun yang lalu. Tepatnya saat Sehun berusia 18 tahun dan Luhan berusia 22 tahun. Mereka pertama kali bertemu saat penerimaan mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi di Seoul. Saat itu, Sehun yang baru saja diterima di universitas itu tidak sengaja bertabrakan dengan Luhan yang ternyata adalah seniornya. Pertemuan kedua mereka terjadi sebulan setelah insiden tabrakan tersebut, Sehun yang saat itu diajak oleh temannya Kai untuk menemaninya menemui Kyungsoo – kekasih Kai – di sebuah café yang berujung pada blind date yang telah direncanakan oleh temannya tersebut dan kalian bisa membayangkan betapa kagetnya Sehun saat mengetahui bahwa orang itu adalah Luhan, senior yang tidak sengaja ditabraknya sebulan lalu.
Setelah pertemuan itu, hubungan keduanya mulai dekat. Sehun yang merasa nyaman dengan sosok Luhan saat pertama kali diperkenalkan oleh Kai dengan senang hati memanjakan Luhan yang ternyata memang sedikit kekanakkan. Luhan sendiri, ia merasa nyaman dengan sosok Sehun karena dengan Sehun lah ia bisa mengeluarkan seluruh sifat aslinya – sifat manja dan kekanakkannya. Ditambah lagi dengan Kai dan Kyungsoo yang sepertinya menginginkan mereka untuk segera meresmikan hubungan mereka membuat keduanya merasa cocok dengan satu sama lain.
Tepatnya 3 bulan setelah pertemuan mereka di café, Sehun memberanikan dirinya untuk mengungkapkan perasaanya kepada Luhan dan meresmikan hubungan mereka. Setelah 6 tahun berlalu, hubungan mereka semakin dekat dan tidak dapat dipisahkan. Selama 6 tahun perjalanan cinta mereka, tidak jarang mereka bertengkar karena beberapa hal namun pertengkaran itulah yang membuat mereka semakin dekat dan lebih mencintai satu sama lain. Mereka mulai memahami kelebihan dan kekurangan pasangan masing-masing dan mencoba untuk saling melengkapi satu sama lain.
.
ooo
.
"Sehunnieeeeee!" teriak Luhan saat Sehun lagi-lagi menyiram dirinya dengan air. Sang pelaku penyiraman hanya tertawa terbahak-bahak melihat kekasihnya itu. "Bajuku basah semua!"
Sehun tertawa lebih keras saat melihat wajah cemberut kekasihnya. Sungguh, kekasihnya itu terlihat sangat manis saat ia sedang kesal seperti itu. "Kau terlihat sangat lu––" ucapan Sehun terputus saat ia merasakan air menyemprot ke arahnya, "Ya! Luhan!" serunya saat Luhan terus saja menyemprotnya dengan air keran itu, "Luhan berhenti!"
"Tidak! Kau yang memulainya duluan!" seru Luhan sambil menjulurkan lidahnya. Aaahh… pembalasan memang selalu terasa sangat indah. Luhan terus saja menyemprotkan air keran itu. Ia tidak memperdulikan Sehun yang sudah basah kuyup dan berjalan mendekatinya.
GREP
Sehun memeluk tubuh Luhan dengan erat dan menghentikan Luhan dari kegiatannya, "Kau mulai nakal ya, little deer" Sehun menyeringai nakal kemudian mulai menggelitiki kekasihnya itu dan membuat mereka untuk berbaring di atas tanah.
"Hahahaha Sehunaaaah hahahaha hentikaaaaan" ucap Luhan di sela-sela tawanya, "Ampuuuuuun hahahaha Sehun-aaaahahahhaha hentikaaaan aku mau pipiiiiiiiis" ucap Luhan polos. Sehun yang tidak tega dengan kekasihnya itu segera menghentikan kegiatannya. "Kau kejam" seru Luhan sambil mengerucutkan bibirnya.
"Kau yang memulainya" jawab Sehun tidak mau kalah.
"Lihat, mobilmu masih penuh dengan busa" ucap Luhan sambil menunjuk mobil yang masih dipenuhi oleh busa. "Jangan menyalahkanku, kau yang menyemprotku duluan" lanjutnya masih dengan wajah cemberut.
Melihat bibir cemberut Luhan membuat Sehun bangkit dari posisinya dan mengecup bibir itu lembut, "Salahmu mengapa terlalu serius membersihkan mobil itu. Sudah kubilang, aku bisa membawanya ke car wash nanti. Kau yang mengajakku untuk mencuci mobil padahal aku ingin menghabiskan waktu berdua denganmu"
Luhan memiringkan kepalanya dan menatap Sehun bingung, "Tapi kan sekarang juga hanya ada kita berdua"
Sehun menggelengkan kepalanya dan kembali mengecup bibir Luhan, "Tidak. Ada mobil itu yang mencuri perhatianmu dariku. Dan aku tidak suka itu"
Ya, awalnya pasangan kekasih ini sedang mencuci mobil Sehun yang sudah terlihat sedikit kotor sebelum akhirnya berakhir menjadi perang air diantara mereka. Sudah setengah tahun mereka menempati rumah yang menjadi kejutan bagi Luhan. Rumah itu selalu dipenuhi dengan tawa dan kebahagiaan. Setiap pagi, Luhan akan membuat sarapan bagi mereka sebelum mereka berangkat bekerja. Setiap malam, selalu mereka habiskan berdua saja, baik itu makan malam, menonton televisi atau hanya berpelukan di atas sofa. Setiap akan tidur, mereka selalu membisikkan 'I love you' kemudian berpelukan dalam tidur mereka. Saat weekend, terkadang mereka pergi keluar rumah atau hanya menghabiskan waktu berdua di dalam rumah.
Mereka sangat bahagia.
Dan rumah itulah yang menjadi saksi bisu kebahagiaan mereka.
.
ooo
.
"Sehunnie cepat. Film-nya akan dimulai beberapa menit lagi" ujar Luhan dengan langkah terburu-buru. Tangannya menggenggam tangan Sehun dengan sangat erat.
"Sabar baby. Lagipula jika kita terlambat, aku bisa membeli tiketnya lagi" Luhan mengerucutkan bibirnya namun segera menahannya saat ia mengingat apa yang akan Sehun lakukan jika melihat dirinya seperti itu. Tidak… mereka sedang berjalan di jalan yang cukup ramai. Akan sangat merepotkan jika tiba-tiba Sehun menciumnya di depan banyak orang.
Luhan melirik jam tangannya, film-nya dimulai 5 menit lagi dan mereka masih harus berjalan sekitar 15 menit lagi sebelum tiba di bioskop. Mereka sudah terlambat untuk menonton film itu. Masih ada waktu sekitar 2 jam lagi sebelum jadwal penayangan selanjutnya. "Kita sudah terlambat, Sehunnie" ucap Luhan.
"Aku tahu" jawab Sehun, tangannya masih menggenggam tangan Luhan dengan erat. "Lebih baik kita makan malam dulu. Masih ada waktu 2 jam sebelum jadwal selanjutnya. Kau ingin makan apa?" Tanya Sehun sambil menatap wajah manis kekasihnya itu.
Luhan melepaskan genggamannya dan beralih untuk memeluk tubuh Sehun dengan erat, "Aku ingin makan sush––"
"AWAS!"
BRAK
.
ooo
.
Sehun membuka matanya perlahan, tubuhnya terasa sangat sakit. Ia sedikit mengerang saat mendengar suara yang sangat keras di sekitarnya. Ia mencoba untuk menggerakkan tubuhnya namun tubuhnya terasa sangat kaku dan sangat sakit. Ia tidak sanggup untuk menggerakkan seluruh anggota badannya. Sehun mencoba untuk mencari kekasihnya dan pandangannya terhenti pada satu sosok yang tergeletak tidak jauh darinya. Matanya terpejam namun Sehun dapat merasakan bahwa kekasihnya itu baik-baik saja. Mengabaikan rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya, Sehun mencoba untuk merayap ke arah kekasihnya.
"Uhuk" Sehun terbatuk dan banyak darah keluar dari mulutnya. Ia dapat merasakan tenaganya mulai habis dan membuatnya kembali tergeletak dengan lemah di jalanan itu. Ia merentangkan tangannya, berusaha menggapai tangan Luhan yang tergeletak tidak jauh darinya. Setelah berhasil menggapai lengan kekasihnya, Sehun menggenggam tangan itu sekuat yang ia mampu, "Syukurlah" bisiknya, "Ma-uhuk uhuk-afkan aku… aku mencintaimu, Xiao Lu" dan mata itu terpejam untuk terakhir kalinya.
.
END/TBC (?)
