"Appa berhenti mengirim bodyguard-bodyguard itu! Aku benar-benar muak melihat mereka appa~" rajuk seorang namja cantik pada appanya yang berada di depannya sambil menggerucutkan bibirnya. Imut.

"Appa hanya tak ingin kau terluka princess, kau tahu bukan musuh appa bisa saja melukai putra cantik appa ini?" tanya Hankyung lembut sambil terus melanjutkan makannya.

"Ish! Sudah berkali-kali Joongie bilang, Joongie prince appa bukan princess dan satu lagi Joongie tampan bukan cantik!" rajuk Jaejoong kesal kepada appanya.

"Ne ne beautiful prince." Ucap Hankyung sambil terkekeh.

"Appaa~" pekik Jaejoong kesal, sedangkan Hankyung hanya bisa tertawa melihat tingkah manis anaknya.

.

.

.

Disclaimer : God & Themself

Genre : Romance

Rate : T

Pair : YunJae

Warning : OOC, Gaje, Abal, alur kecepatan, Twoshoot, Yaoi, typo, de el el...

Dont like dont read!

No Siders!

No Plagiat!

.

.

.

You and I

Hai, namaku Kim Jaejoong. Kalian pasti mengenalku bukan? Ya, aku anak dari Kim Hankyung seorang Kepala Polisi yang sangat terkenal.

Ibuku adalah Kim Heechul seorang dokter namun ia sudah meninggal sejak aku lahir, dan appa sangat menyayangiku. Tentu akupun menyayangi appaku karena sejak aku kecil hanya appaku yang menemaniku meski appa sering sibuk di kepolisian namun appa tak pernah mengabaikanku, ia selalu mencuri waktu luang untuk makan malam bersamaku atau berbincang denganku sambil memancing di hari minggu. Itulah appaku meski ia arogan dan tegas saat bertugas namun jika bersamaku ia akan menjadi lembut dan perhatian terhadapku. Saranghae appa!

aku adalah siswa di Dong Bang High School. Kalian pasti tahu sekolah itu, DBHS adalah milik appaku dan tentunya akan jadi milikku nanti hehe. Aku adalah siswa yang cukup nakal di sekolah. Aku sering membolos pelajaran, sering di keluarkan dari kelas karena tertidur dan masih banyak yang lain.

Sesungguhnya, aku hanya bosan dengan kehidupanku ini. aku sama sekali tak memiliki teman di sekolah. Berterima kasihlah kepada appaku yang selalu mengirim namja-namja kekar dan menyeramkan yang selalu ada setiap aku pergi kemanapun, tak jarang aku akan kabur dari mereka dan membuat mereka kebingungan mencariku haha.

Aku tahu jika appa hanya ingin aku baik-baik saja, namun ini semua sudah keterlaluan menurutku. Aku tahu kekhawatiran berlebihan appaku muncul sejak aku di culik saat umurku 6 tahun dan pelakunya adalah musuh appaku, tentunya sejak itu appa menyewa bodyguard untuk selalu menjagaku. Karena itulah, aku susah mendapat teman karena mereka enggan mendekatiku yang selalu di dampingi oleh bodyguard- bodyguard menyeramkan itu.

...

Jaejoong berjalan dengan malas menuju rumahnya, kemarin ia berhasil menyingkirkan bodyguard- bodyguard yang di sewa appanya dengan kenakalannya yang tiada batas namun ia yakin kini appanya pasti sudah menyiapkan bodyguard- bodyguard menyebalkan itu lagi.

"Aku pulang." Ucapnya lesu sambil berjalan menuju ruang tengah. Dengan seenaknya, namja cantik itu melempar tasnya ke sofa serta melepas dasi lalu melemparnya ke meja, lalu ia duduk dengan kaki yang ia naikkan ke atas meja.

"Aigoo Joongie, apa yang kau lakukan sampai pulang selarut ini eoh? Dan bereskan tas serta dasimu, princess!" oceh Hankyung seperti ahjumma-ahjumma –menurut Jaejoong-

"Joongie ada les tambahan appa, jangan cerewet Joongie lelah." Dengus Jaejoong masih memejamkan matanya.

Hankyung berjalan mendekati Jaejoong dan duduk di sebelahnya.

"Joongie, ada seseorang yang akan appa kenalkan padamu." Ujar Hankyung.

Jaejoong membuka matanya dan menatap Hankyung. "Nugu?" tanya Jaejoong polos.

Jaejoong melihat appanya tersenyum lalu melihat ke belakang appanya.

Deg

Ia terpaku menatap namja tampan dengan mata musang yang tajam, hidung mancung, bibir hati dengan tahi lalat di atasnya serta berkulit tan. Namja itu menatap Jaejoong datar sedangkan Jaejoong terkejut dan kagum melihat ketampanan namja di belakang appanya itu, apalagi namja itu sangat gagah dengan baju dinasnya. Sepertinya namja itu bawahan appanya.

"Ini Jung Yunho, ia akan menjadi pengawalmu mulai hari ini Joongie dan appa pastikan kau tidak akan bisa menyingkirkan Yunho karena ia bawahan appa di kepolisian." Tegas Hankyung. Sedangkan Jaejoong masih menatap Yunho tak berkedip.

Hankyung tersenyum geli menatap anaknya yang sepertinya terpesona dengan Yunho. Ia sendiri pun tak menyangkal pesona bawahan itu, karena meski Yunho baru berumur 25 namun namja itu beribawa, tegas, arogan dan bertanggung jawab. Jadi ia percaya bahwa Yunho lah orang yang tepat untuk menjaga Jaejoong.

"Berhenti menatap Yunho seperti itu, Joongie. Appa tahu ia sangat tampan." Goda Hankyung membuat Jaejoong merona malu, namja cantik itu langsung memalingkan wajahnya.

"M-mwo? Aku lebih tampan appa!" seru Jaejoong masih memalingkan wajahnya.

"Kau cantik, princess."

"APPA!" teriak Jaejoong kesal. Sedangkan Hankyung hanya tertawa melihat Jaejoong yang kini sudah menggerucutkan bibirnya kesal.

"Appa yakin menyuruhnya menjadi pengawalku, ia bahkan seperti patung yang tak bergerak." Sindir Jaejoong , entah kemana sikap gugupnya tadi namun inilah Jaejoong ; manja, angkuh, dan sensitif.

"Jung Yunho imnida." Ucap Yunho singkat. Dahinya sedikit berkedut kesal melihat namja cantik di depannya yang menyindirnya tadi. Awalnya ia pikir Jaejoong adalah namja yang manis namun melihat tingkah angkuh namja itu ia tahu dari mana sifat itu berasal, tentunya dari Kim Heechul, mendiang umma namja cantik itu memang angkuh namun baik hati itu. Kenapa Yunho bisa mengenal Heechul? Tentunya karena Heechul lah yang menolongnya saat ia kecelakan ketika ia masih kecil dan memberinya tempat tinggal karena kedua orang tuanya telah tiada. Ia berhutang budi banyak kepada Heechul dan Hankyung. Kini dengan menjaga Jaejoong, ia ingin membalas semua kebaikan kedua orang itu.

"Kim Jaejoong imnida." Ucap Jaejoong sambil memasang wajah angkuhnya. Namja cantik itu mengambil tas serta dasinya lalu pergi dari hadapan appanya serta Yunho menuju kamarnya.

"Mian, Yun. Kau harus terbiasa dengan sifatnya itu ne. Ia memang seperti itu terhadap orang baru." Jelas Hankyung.

"Gwencaha, ahjussi. Kau tahu kan aku sudah terbiasa dengan sifat seperti itu." Balas Yunho sambil tersenyum.

"Ya, tentunya karena Heechul pun bersikap seperti itu dulu." Ucap Hankyung sambil tersenyum mengingat istrinya.

.

.

.

"Yun, tolong bangunkan Joongie ne." Pinta Hankyung saat Yunho baru keluar dari kamarnya dengan kaos hitam serta celana jeans, simple namun tetap tampan, itulah Jung Yunho.

"Ne, ahjussi." Ucap Yunho sambil berjalan menuju kamar Jaejoong.

Ia tersenyum geli melihat tulisan di pintu kamar Jaejoong

'Jaejoongie's room' dengan banyak stiker gajah serta hello kitty di sekitar tulisan itu.

'Kekanakan' batin Yunho.

Tok tok tok.

"Jaejoong, bagunlah." Seru Yunho.

Hening.

Yunho menghela nafas, ia memutar kenop pintu lalu membukanya.

Saat memasuki kamar itu, ia cukup tercengang melihat kamar itu di dominasi oleh pink dan biru seperti kamar seorang yeoja pikir Yunho.

Ternyata di kamar Jaejoongpun banyak sekali boneka gajah dan helllo kitty, bahkan cermin besar setinggi Yunho berukiran gambar gajah berdiri kokoh disamping lemari Jaejoong.

Tap Tap Tap

Yunho berjalan menuju tempat tidur yang diatasnya terdapat gundukkan yang tertutupi bed cover hello kitty.

"Jaejoong, irreona." Ucap Yunho sambil menepuk bahu Jaejoong, namun namja cantik itu hanya diam saja.

"Jae, bagunlah. Kau akan terlambat!" seru Yunho kesal saat Jaejoong tak bergeming sedikitpun.

"Aissh kenapa tidurnya seperti kerbau!" dengus Yunho kesal.

"Ya! Irreona!" seru Yunho yang kali ini menarik tangan Jaejoong.

"Arraseo! Aku bangun!" seru Jaejoong kesal sambil mengucek-ngucek matanya imut.

"Cepatlah bangun lalu mandi, aku dan appamu menunggu di bawah." Ucap Yunho yang tadi sempat terpaku menatap Jaejoong yang poninya di kuncir dengan kunciran buah cherry. Membuat namja cantik itu sangat imut.

"Kau cerewet sekali ahjussi. Seperti ahjumma-ahjumma saja." Dengus Jaejoong sambil berjalan menuju kamar mandi meninggalkan Yunho yang kini berwajah kesal.

"Cih, bocah manja itu benar-benar." Decih Yunho kesal.

.

.

.

Keheningan terjadi di dalam mobil yang dikendarai oleh Yunho sedangkan Jaejoong yang duduk di kursi penumpang pun enggan membuka suaranya, namun bukan Jaejoong namanya jika tak bisa menyingkirkan bawahan appanya ini.

"Ahjussi."

"Panggil aku hyung, bocah." Ucap Yunho datar.

"Ani, kau saja memanggilku 'bocah', huh." Dengus Jaejoong kesal sambil menggerucutkan bibirnya.

"Apa maumu?" tanya Yunho jengah dengan sifat Jaejoong.

"Kau berhenti jadi pengawalku."

"Apa masalahmu sebenarnya?" tanya Yunho yang kini sudah menatap Jaejoong yang duduk di sebelahnya dengan tajam.

"Aku hanya ingin bebas." Ucap Jaejoong tak acuh.

"Dan membiarkan appamu mengkhawatirkanmu terus?"

Jaejoong memalingkan wajahnya saat Yunho menatapnya tajam. Ia merasa di intimidasi.

"Berhenti menatapku seperti itu, aku seperti seorang penjahat saja." Dengus Jaejoong tanpa melihat Yunho yang kini menatapnya datar.

"Berhentilah bersikap manja, kau akan menjadi penerus appamu. Kau namja, ingat?"

Jaejoong menoleh kearah Yunho dan menatap namja itu dengan tajam meski malah terlihat semakin imut.

"Kau menyebalkan." Ucap Jaejoong pelan lalu keluar dari mobil karena memang sejak tadi mereka sudah berada di depan gerbang sekolah Jaejoong.

"Hah mengurus bocah itu lebih susah dibanding menangkap seorang mafia." Ucap Yunho sambil menghela nafas lelah.

.

.

.

Yunho menyipitkan matanya saat melihat Jaejoong sedang melihat kesana-kemari dengan menggendap-ngendap. Dengan malas namja tampan itu mendekati Jaejoong, untungnya sekolah Jaejoong sedang sepi sehingga ia tak akan bertemu dengan yeoja-yeoja yang selalu berisik setiap ia menjemput Jaejoong.

Ya, ini sudah 2 minggu sejak ia menjadi pengawal Jaejoong, meski harus bersabar dengan kelakuan namja cantik itu namun ia cukup menikmati waktu-waktunya bersama Jaejoong.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Yunho kini berdiri di belakang Jaejoong.

Jaejoong berbalik dan terkejut melihat Yunho yang kini memakai jaket kulit hitam dengan kaos putih di dalamnya serta celana jeans hitam berada tepat di belakangnya.

"A-ani. Aku tak melakukan apapun." Jawab Jaejoong tanpa menatap Yunho yang menurutnya semakin hari semakin tampan.

'Aish apa yang kupikirkan?' rutuk Jaejoong dalam hati.

"Jangan berpikir kau bisa kabur, bocah. Kajja." Ajak Yunho sambil menarik tangan Jaejoong sedangkan Jaejoong terpaku menatap tangannya yang di genggam erat oleh Yunho.

'Hangat.' Batin Jaejoong sambil mendongkak menatap Yunho yang berjalan di depannya. Rambut coklat namja tampan itu berterbangan karena angin, punggungnya yang lebar dan kokoh itu membuat Jaejoong ingin memeluk Yunho dari belakang serta bersandar di bahu kokoh itu.

"Ada apa?" Yunho berhenti dan berbalik menatap Jaejoong yang masih terpaku menatap namja tampan itu.

Jaejoong menatap mata musang Yunho yang tajam, ia merasa tersedot ke dalam mata berwarna coklat itu.

Deg

"Apa ini?" bisik Jaejoong sambil menyentuh dadanya yang berdegup kencang.

Yunho hanya terdiam menatap Jaejoong yang kini menunduk dan menyentuh dadanya.

Sret

Ia menarik tangan Jaejoong agar namja cantik itu mendekat kearahnya. Dengan pelan ia menarik dagu Jaejoong agar menatapnya.

"Kau sakit?" tanya Yunho datar.

"A-aku um i-itu a-ani gwenchana." Jawab Jaejoong gugup sambil berlalu dari hadapan Yunho yang kini menatap punggung namja cantik itu dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

.

.

.

Jaejoong merebahkan dirinya di kasurnya dan menatap langit-langit kamarnya sambil menyentuh dada kirinya.

"Aish ada apa denganku?" tanya Jaejoong sambil mendudukan dirinya dan mengacak-acak rambut hitamnya.

'Apa aku menyukainya?' batin Jaejoong sambil menatap jendela di hadapannya yang kini terbuka membiarkan angin malam masuk ke kamarnya.

"Hah sepertinya aku butuh susu, aku tak bisa tidur dan ini karena ahjussi menyebalka itu." Ucap Jaejoong kesal sambil berjalan keluar kamarnya menuju dapur.

"Susu~ susu~ dimana susu vanilaku?" tanya Jaejoong entah pada siapa sambil menjinjit membuka lemari yang berada di dapur itu satu persatu.

"Aish mengapa susah sekali!" Jaejoong mengerucutkan bibirnya kesal sambil menggapai kotak susu yang berada di atasnya namun tiba-tiba ada sebuah lengan kekar yang mengambil kotak susu itu membuat Jaejoong berbalik dan ia tersentak melihat dada bidang berbalut kaos oblong putih tanpa lengan.

"Kau ingin membuat susu kan? Akan kubuatkan, duduklah disana." Ujar Yunho sambil menunjuk meja makan yang tak jauh dari dapur dengan dagunya.

"Go-gomawo." Ucap Jaejoong sambil berjalan kearah meja makan.

Yunho sedikit terkejut saat mendengar Jaejoong mengatakan terima kasih padanya, pasalnya ia tak pernah mendengar kata terima kasih dari namja cantik nan angkuh itu. Namun ia tersenyum tipis setelahnya dan membuat segelas susu untuk Jaejoong.

.

.

.

"Ini sudah malam, kenapa kau malah ingin membuat susu malam-malam begini? Kau akan bangun terlambat besok." Oceh Yunho sambil menatap Jaejoong yang sibuk memainkan sendok yang berada di dalam mug hello kitty berisi susu vanilla itu.

"Cerewet." Gumam Jaejoong tanpa menatap Yunho. Ia masih asik bermain dengan sendok itu.

"Aku cerewet karena kau tak mau mematuhiku." Dengus Yunho kesal.

Jaejoong tak menghiraukan ucapan Yunho, ia meneguk susu dalam mugnya dalam sekali teguk menyisahkan lelehan susu di sekitar bibirnya.

"Hm, aku akan tidur." Ucap Jaejoong pelan sambil beranjak dari tempat duduknya namun tangannya di cekal oleh Yunho.

"Kau ingin bibirmu di semuti saat tidur eoh?" Yunho mengambil tissu di atas meja dan dengan pelan menggelap sekitar bibir Jaejoong yang belepotan susu.

Jaejoong menatap Yunho yang kini hanya berjarak 10cm darinya. Mulai dari mata musang yang seolah menghinoptisnya, hidung mancung yang ia ingin sekali kecup hingga bibir hati yang berhiaskan tahi lalat di atasnya itu.

Ia tak bisa menahannya lagi, ia yakin jika ia mencintai namja tampan di hadapannya ini. Mata musang yang kini menatapnya itu membuat persendiannya lemas, dan jika ia sudah tak waras mungkin dia akan mengecup bibir hati itu sambil menggalungkan lengannya di leher tan namja tampan di depannya.

Sungguh, Yunho sangat menawan saat ini membuat Jaejoong ingin menghambur ke dalam pelukan hangat namja itu.

'Saranghae, saranghae, saranghae.' racau Jaejoong.

"Saranghae." Gumam Jaejoong tanpa sadar masih dengan menatap namja di hadapannya itu.

Sedangkan Yunho tersentak mendengar gumaman Jaejoong meski pelan namun ia dapat mendengarnya karena ia berada di dekat namja itu.

Jaejoong tersadar dengan apa yang barusan ia gumamkan, ia terbelalak sambil menutup bibirnya dengan kedua tangannya.

'Pabo, pabo, pabo apa yang ku katakan tadi.' Rutuk Jajeoong dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tidurlah." Ucap Yunho singkat dan datar sambil berlalu ke kamarnya.

Deg

"Ia bahkan tak mempedulikan ucapanku." Bisik Jaejoong sambil tersenyum miris menatap punggung Yunho yang telah menghilang dari pandangannya.

"Jung Yunho, kau benar-benar menyebalkan!" seru Jaejoong kesal.

Ia merasa harga dirinya jatuh karena ialah yang berucap cinta kepada Yunho yang hanya cuek dengan gumamannya itu.

"Cih, awas saja ahjussi menyebalkan itu." Dengus Jaejoong sambil menghentak-hentakkan kakinya menuju kamarnya.

Other Side

"Dasar bodoh." Dengus Yunho geli mendengar seruan Jaejoong. Jangan dikira ia tak mendengarnya, tentu Yunho mendengar karena ia memiliki pendengaran yang sangat tajam.

Ia tersenyum mengingat gumaman Jaejoong namun ia harus mengabaikan itu untuk sementara. Ada hal yang lebih penting dari itu.

Ya, keselamatan Jaejoong.

=TBC =

A/n : aduh maaf banget ya, bukannya update gangsta boy malah buat yang baru hehe.

Buat gangsta boy bakal tetep dilanjut tapi updatenya ga sekarang. Aku lagi sibuk buat masuk kuliah, so mianhae kalau telat updatenya nanti.

Akhir kata,

Review please?